Share

Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu
Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu
Penulis: Irana

Bab 1. Masih Sempit

Penulis: Irana
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-19 13:28:39

"Aahh... Lebih cepat, sayang. Terus ... aarggh."

Jantung Alea berdegup kencang saat mendengar erangan dan desahan dari dalam apartemen kekasihnya. Suara itu membuat kakinya gemetar, tetapi ia tetap melangkah, mengikuti sumbernya.

Semakin dekat ke kamar, suara itu semakin jelas—menusuk telinganya seperti belati tajam. Jemarinya mencengkeram erat kotak merah yang dibawanya, hadiah kecil berisi kue yang dibuat dengan penuh cinta untuk kekasihnya, Martin.

Namun, saat berdiri di ambang pintu, dunianya runtuh dalam sekejap. Napasnya tertahan. Kedua matanya membelalak, memaku pandangannya pada pemandangan yang menghancurkan hatinya. Di atas ranjang, Martin terbaring tanpa sehelai benang pun di tubuhnya—bersama seorang wanita yang sangat dikenalnya.

 Dadanya sesak, seolah udara menghilang dari ruangan. Kotak merah dalam genggamannya bergetar, hampir terlepas dari tangannya. Semua rasa cinta dan harapan yang dia bawa kini luruh, berganti dengan nyeri yang mengoyak hatinya tanpa ampun.

"Aaarghh… baby… I feel so good," ucap Martin dengan suara parau. Dia baru saja mendapatkan euforianya.

 "Jalang dan bajingan."

Suara dingin dan menusuk itu sontak membuat sepasang manusia yang tengah memadu kasih langsung menghentikan kegiatan mereka. Napas mereka tertahan, jantung berdegup kencang. Saat menoleh ke arah pintu, mereka melihat Alea berdiri di sana. Wanita itu menatap keduanya dengan sorot mata tajam dan penuh jijik, seolah pemandangan di depannya benar-benar menjijikkan.

"Sa—sayang? Ka-kamu ada di sini?" Martin tergagap, buru-buru menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang telanjang. Wajahnya pucat pasi, kepanikan tergambar jelas di matanya.

Alea tidak menjawab. Bibirnya tertarik membentuk seringai dingin. Tatapannya berpindah ke wanita di samping Martin—seorang perempuan berambut panjang dengan wajah penuh ketakutan.

“Jadi ini yang selama ini kamu lakukan di belakangku, Martin?” suara Alea terdengar tenang, tapi sarat dengan kemarahan yang ditahan.

Martin menelan ludah, kebingungan mencari alasan. Sementara itu, wanita di sebelahnya hanya bisa menggigit bibir, tak berani menatap Alea. Suasana kamar yang tadi dipenuhi desahan kini terasa menyesakkan, mencekam.

"Kamu ada main dengan wanita jalang ini? Ah... pantas saja kamu betah banget LDR sama aku. Ternyata selama aku jauh dari kamu, ada wanita jalang ini yang memuaskan kamu ya?" ucap Alea seraya menatap wanita yang berada di samping kekasihnya dengan tatapan yang merendahkan.

"Alea, aku bisa jelasin... a-aku…"

"Maaf, Alea. Selama ini aku dan Martin sudah saling mencintai," ujar Linda tanpa ragu.

Linda, yang selama ini dianggap sahabat, ternyata adalah pengkhianat. Alea terdiam, berusaha mencerna pengakuan itu.

"Linda, diamlah!" Martin mencoba menghentikan Linda, tapi semuanya sudah terlambat.

"Aku mencintai Martin, dan kami sudah memiliki hubungan selama satu tahun." Nada suara Linda terdengar melas, tetapi berbanding terbalik dengan sorot matanya yang tidak ada rasa bersalah sedikit pun.

Dada Alea terasa semakin sesak. Pengkhianatan ini menyakitkan, tapi dia tidak ingin terlihat lemah di depan dua orang yang telah menghancurkan kepercayaannya.

"Oke, kalau kalian memang saling mencintai…" Alea berusaha tersenyum, meski hatinya hancur berantakan.

"Kalian memang cocok. Jalang dan bajingan."

Dia berjalan mendekati mereka, lalu membuka kotak yang sejak tadi dibawanya. Di dalamnya, ada kue ulang tahun yang dibuatnya dengan penuh cinta. Untuk Martin. Tapi kini, maknanya telah berubah.

"Selamat ulang tahun… dan hubungan kalian berakhir denganku."

Tanpa ragu, Alea melemparkan kue itu tepat ke wajah Martin dan Linda. Kue yang dibuatnya dengan susah payah, kini hancur, sama seperti hatinya. Martin dan Linda terlihat kacau, wajah mereka dipenuhi oleh krim kue.

Tanpa menoleh ke belakang lagi, Alea melangkah pergi. Marah, kecewa, dan terluka karena dua orang yang paling dia percaya telah mengkhianatinya.

  "Sialan!" umpat Alea sembari mengusap basah di bawah matanya. "Jangan menangis Alea. Jangan menangis untuk orang-orang seperti mereka."

  Dalam keadaan hancur, Alea melangkah pergi keluar dari gedung apartemen Martin. Bukan pulang, dia malah pergi ke sebuah tempat hiburan malam yang menarik perhatiannya. "Mungkin aku bisa bersenang-senang di sini."

  Wanita itu keluar dari mobil taksi yang membawanya ke tempat ini. Sebuah club malam bernama Gold Night yang katanya sangat terkenal di kota ini.

  Wajah dan bentuk tubuh Alea yang indah, menjadi sorotan beberapa pria yang ada di sana. Mereka mencoba untuk menggoda Alea, tapi Alea mengabaikan mereka semua dan lebih memilih ditemani oleh minuman yang baru saja dia pesan.

  "Oh ... ya ampun. Kenapa rasanya aneh sekali? Lidahku seperti terbakar, tapi ada manis-manisnya juga." Alea berkomentar, setelah mencoba minuman yang baru pertama kali dicobanya.

  "Kamu baru pertama kali nyoba alkohol ya?" tanya seorang pria yang tiba-tiba saja duduk di sampingnya.

    Namun, sendirian juga rasanya tak nyaman. Akhirnya Alea memutuskan untuk menyewa seorang pria bayaran, demi mengusir rasa kesepiannya. Usai menyebutkan pesanannya pada sang penyedia layanan, kemudian dia melangkah pergi ke kamar yang akan ditempatinya.

Wanita itu berjalan sempoyongan, siapapun yang melihatnya, sudah pasti tahu kalau dia mabuk berat. Sebuah pintu kamar yang dituju Alea terbuka, dengan seorang pria di dalamnya. Alea yang mabuk tidak menyadari jika dia salah memasuki kamar.

  "Eh? Kok sudah ada di sini sih? Padahal aku baru pesan loh." Alea yang wajahnya sudah memerah itu tampak bingung, karena ada seorang pria yang sudah ada di dalam kamar. Padahal dia baru saja menelpon pemilik tempat yang menyewakan jasa gigolo tersebut.

  Juno, pria itu menatap Alea dengan tajam dan dia hendak berjalan keluar dari sana. Namun, Alea menghentikan langkahnya dengan memegang tangan Juno.

  "Jangan sentuh sa—"   Lelaki itu tiba-tiba saja berhenti bicara ketika bibir Alea dengan berani menyentuh bibirnya. Kedua mata Juno terbelalak kala merasakannya.  "Dasar gadis kurang ajar, kamu—"

  "Kamu ganteng juga ya, Om. Ayo temani aku Om.” Tanpa ragu, ia menarik Juno ke atas ranjang. Dalam sekejap, tubuhnya sudah berada di atas tubuh pria yang jelas lebih dewasa darinya. "Ayo tidur denganku, Om. Aku ini sudah berpengalaman loh."

"Dasar anak zaman sekarang. Benar-benar keterlaluan," desis Juno yang berusaha bangkit dari tubuh Alea. Akan tetapi, Alea terus berusaha untuk menahan Juno di sisinya.

"Hen-hentikan, atau saya tidak akan bisa menahan diri." Juno yang saat ini sudah bertelanjang dada, tidak mengira kalau dirinya akan tergoda oleh Alea yang saat ini sedang meninggalkan jejak-jejak di dadanya. Dia berusaha menahan diri akan sesuatu yang bisa meledak di dalam dirinya. Hal yang tak pernah dia rasakan sebelumnya, dan wanita ini yang sudah membangkitkannya.

Bak kucing yang diberi ikan asin, akhirnya Juno menerima apa yang Alea berikan padanya. Dia juga mulai membalasnya dengan hal serupa, hingga keadaan semakin memanas. Juno melahap bibir wanita mabuk itu dan menjamah tubuhnya. Keduanya kini sudah sama-sama menanggalkan pakaian yang mereka kenakan, karena terbawa suasana.

Tubuh mereka sama-sama memanas, kala jari-jari Juno mulai merayap masuk ke paha dalam wanita itu. Dia pun berhasil masuk ke dalam sesuatu yang ada di dalam segitiga pengaman milik Alea. Namun, suatu hal yang janggal terjadi... kedua jari yang mencoba menerobos milik Alea itu terasa begitu kesusahan.

"Aaahh! Sakit, Om." Pekik Alea, membuat kerutan di dahi Juno semakin jelas.

Tidak lantas mempercayai asumsinya, Juno pun mengeceknya sekali lagi. Namun, mata pria itu membelalak tajam, menatap ke arah gadis yang sudah tidak berdaya di bawah kendalinya,

"Ka-kamu masih virgin?"

Irana

TBC

| 22
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Tiah Sutiah
keren cerita nya kakak,, semangat terus berkarya
goodnovel comment avatar
NACL
pelan pelan om junooo
goodnovel comment avatar
Mutaharotin Rotin
bagus banget ceritanya ......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 88. Main Wanita

    Ghea menunduk. Ucapan Raisa, ibu mertuanya, menusuk lebih tajam dari sembilu. Entah sudah berapa kali wanita itu menyalahkannya atas sikap Martin yang berubah drastis. Padahal, Ghea sendiri tak tahu salahnya di mana. Ia hanya mencoba menjadi istri yang baik, bahkan setelah menikah karena kehamilan yang tak direncanakan. Tapi Raisa? Sejak awal tak pernah menerimanya."Kamu tuh perempuan lemah. Manja. Gak becus ngurus suami. Lihat akibatnya? Martin jadi nyari pelarian!" Raisa terus menyerang, suaranya makin meninggi.Ghea menghela napas dalam-dalam. Ia tak ingin menjawab. Percuma. Setiap kata yang keluar dari mulutnya akan dipatahkan oleh Raisa. Ia hanya duduk di sofa, memeluk perutnya, mencoba menenangkan dirinya sambil mengusap perutnya yang masih datar."Apa kamu kira saya buta? Tadi sore saya lihat Martin keluar rumah bawa mobil, rapi, wangi. Tapi bukan buat kamu. Kalau dia mau ketemu kamu, dia pasti sering pulang." "Ma..." Ghea akhirnya buka suara. "Aku juga gak tahu kak Martin ke

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 87. Diterima

    Sebelum masalah berlanjut semakin lebar, James muncul dari persembunyiannya setelah melihat Alea ada di sana yang kedatangannya tidak diprediksi. Dia hanya mengetes Juno, kalau Juno dan Alea bertengkar karena ini. James akan merasa bersalah. "Alea, Om akan jelasin semuanya. Calon suami kamu ada di sini karena—" "Om gak usah jelasin apa-apa. Semuanya udah cukup jelas," Alea memotong ucapan James yang belum selesai. Tanpa mengalihkan tatapannya dari Juno.James merasa suasana disekitarnya tegang, apalagi saat ia melihat tatapan Alea pada kekasihnya itu."Alea ...""Kalau uncle mau bersenang-senang di sini, silahkan." "Sweetie Girl, dengar dulu penjelasanku. Aku tidak bermaksud membohongimu soal itu," ucap Juno yang berusaha membujuk Alea. Tidak disangka, Alea marah padanya karena menyembunyikan fakta kalau wanita itu masih perawan."Sudahlah aku bad mood. Aku nggak mau bicara sama uncle selama seminggu, aku marah dan—"Hmphh Tanpa diduga, Juno setelah melakukan tindakan yang membuat

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 86. Ujian Juno

    Juno mengatakan rencananya kepada James bahwa ia akan melamar Alea pada akhir pekan ini, yang artinya adalah dua hari lagi. Dalam dua hari, Juno akan menciptakan lamaran manis dan tak terlupakan untuk Alea. Namun, sebelum itu, Juno juga akan mengatakan kebenaran yang selama ini ia simpan dari pertama ia bertemu dengan Alea sampai sekarang.Tentang Alea yang masih utuh, alias masih perawan. Juno sama sekali tidak menyentuhnya sampai melakukan hubungan itu. Tentu saja ia akan mengatakan kebenarannya, karena Juno tak mau kalau hal ini akan menjadi masalah di kemudian hari."Baik. Selama dua hari itu, apa bapak bisa meluangkan waktu? Sekitar satu atau dua jam sehari?" James bertanya sambil mengedipkan sebelah matanya. Berharap Juno setuju akan ajakannya ini."Untuk apa?""Apa bapak mau menolak? Kalau tidak mau , ya sudah. Padahal aku akan menceritakan tentang masa kecil keponakanku yang menggemaskan itu," tutur James yang seketika membuat Juno tertarik.Juno menganggukkan kepalanya, ia se

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 85. Lamaranmu, aku tolak!

    Giska membuka seatbelt-nya dan memutar tubuh menghadap Adrian. Wajahnya serius, tidak seperti biasanya yang selalu ceria. Bahkan ekspresi matanya seperti sedang menahan sesuatu.“Aku belum makan malam, Pak Kulkas. Kamu juga belum kan?” katanya tiba-tiba.Adrian menatap gadis itu dengan heran, tidak menyangka permintaannya sesimpel itu. Dia mengira ada hal gawat atau bahaya yang mendesak. “Itu alasan kamu teriak kayak orang kesurupan?”“Ini darurat perut!” seru Giska dramatis. “Ayolah, kita makan. Aku yang traktir.”Adrian menghela napas. Sebenarnya dia juga belum sempat makan sejak siang. Pekerjaan terus berdatangan dan kejadian Alea tadi juga membuatnya tak punya waktu untuk berhenti.“Baik. Tapi jangan ribut,” jawabnya akhirnya.Giska tersenyum lebar, wajahnya kembali cerah. “Yay! Oke! Aku tahu tempat enak dekat sini!”Mereka berhenti di sebuah restoran kecil yang hangat dan tidak terlalu ramai. Giska memilih duduk di dekat jendela, sedangkan Adrian duduk di depannya. Menu yang mere

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 84. Mode Normal dan mode mabuk

    "Hey pak Kulkas."Begitu mendengar suara wanita yang ada disebrang sana. Adrian jadi tahu kalau bukan Alea yang sedang berbicara padanya, melainkan Giska."Oh kamu. Kenapa kamu memakai telponnya bu Alea?" tanya Adrian."Loud speaker," bisik Juno pada Adrian. Lelaki itu pun menurut dan menyalakan loud speaker ponselnya agar Juno bisa mendengarnya juga.Sedangkan Juno sedang mendengarkan dari samping Adrian. Keningnya berkerut seolah bertanya-tanya apa yang dibicarakan Giska pada Adrian. Kenapa juga Giska memakai telpon Alea?"Pak kulkas. Alea mabuk. Apa bapak bisa membantuku?""Alea mabuk?!" sentak Juno kaget mendengar ucapan Giska. Juno langsung mengambil ponsel Adrian. "Apa yang terjadi? Kenapa bisa Alea mabuk?""E-eh? Pak Juno.""Jawab saya Giska. Kenapa bisa Alea mabuk?" tanya Juno dengan khawatir."I-itu dia ..." Giska gelagapan sambil menggaruk-garuk rambutnya yang tak gatal. Ia bingung harus memulai ceritanya dari mana."Jawab saya, sebelum kesabaran saya habis." Ancam Juno yang

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 83. Curhatan Dua Wanita

    "Kak ...""Diam. Kamu cerewet sekali hah!" Martin mencengkram erat dagu Ghea dan menatap istrinya itu dengan tajam."Jangan berlagak seperti istriku. Ingat, kamu itu wanita murahan. Wanita beruntung yang mengandung anakku. Jangan pernah bersikap sombong hah!" teriak Martin penuh kebencian."Tugasmu, cukup lahirkan anakku. Lalu pergi! Paham?"Martin membanting pintu kamar mereka, meninggalkan Ghea yang terpaku dalam ketakutan. Mata perempuan itu memerah, namun ia menahan tangisnya. Sudah cukup air mata yang ia keluarkan sejak menikah dengan Martin. Ia pikir setelah menikah, Martin akan sedikit berubah, atau setidaknya mencoba bertanggung jawab sebagai suami. Nyatanya, tidak.Ghea berjalan pelan ke kamar mandi, mencuci wajahnya yang penuh peluh dan debu air mata. Dari balik cermin, ia melihat bayangannya sendiri—seorang istri muda, tengah mengandung, tetapi diperlakukan seolah dirinya sampah.Tak lama, terdengar suara langkah kaki dari arah tangga. Raisa."Dasar perempuan murahan," ujar

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 82. Pernikahan Tak Terduga

    Alea akhirnya tertawa kecil mendengar ucapan konyol Juno yang mengucapkan kata “kamu boleh membunuhku kalau aku selingkuh.” Meski tawanya singkat, itu sudah cukup melegakan hati Juno yang sejak tadi terasa ditikam-tikam ucapan dingin dari gadisnya itu."Akhirnya kamu ketawa juga," ucap Juno sambil tersenyum lega."Aku ketawa bukan karena lucu. Tapi karena kamu terlalu drama." Alea menatap Juno dengan tatapan yang lebih lunak."Drama? Ini perjuangan, Sweetie Girl. Perjuangan seorang lelaki untuk menjaga wanitanya tetap berada di sisinya," ucap Juno sambil memainkan tangan Alea.Alea menghela napas panjang. Ia akhirnya mengangguk pelan. "Baiklah, aku percaya untuk sekarang. Tapi jangan pernah buat aku kehilangan kepercayaan itu, Uncle.""Aku akan menjaga kepercayaanmu seperti aku menjaga jantungku sendiri," bisik Juno sebelum mengecup punggung tangan Alea dengan lembut. "Sekarang, ayo kita kembali ke kantor. Bos besar tidak boleh telat."Mereka pun melanjutkan perjalanan ke kantor. Sepa

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 81. Salah Paham Selesai

    Juno langsung menghentikan aksinya memukuli James, setelah mendengar kata-kata Alea tentang siapa James sebenarnya. Sedangkan James, lelaki itu malah tersenyum santai sambil mengusap bibirnya yang berdarah dengan tangannya."Kamu serius? Dia pamanmu?" tanya Juno seraya melirik ke arah Alea.Alea menganggukkan kepalanya. "Iya Uncle. Dia omku. Om James."Namun, Juno tidak langsung percaya. Ia menatap Alea dengan lekat dan dalam, berusaha mencari kebohongan itu di mata wanitanya. "Om kandung?""Iya. Dia adik satu-satunya mendiang mamaku."Juno langsung membantu James berdiri, ia terlihat malu dan merasa bersalah sudah memukuli James. Juno menepuk bahunya dan memegang wajah James. "Maafkan saya.""Tidak akan dimaafkan. Ini sakit sekali.""Saya traktir makan ya?" bujuk Juno dengan lembut. Sikapnya berubah drastis pada James."Kamu mau membujukku ya, Om? Haha. Aku punya uang banyak, jadi jangan coba-coba untuk membujuk saya dengan traktir makanan!" seru James dengan bibir mencebik. Kemudian

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 80. Pamanku

    Adrian dibuat menghela napas berkali-kali oleh kecerewetan Giska dan kekepoannya. Gadis ini terus saja memandanginya dengan tatapan mata aneh yang membuat Adrian takut."Saya tidak akan menjawab pertanyaan pribadi, Bu Giska.""Oh ... jadi begitu ya? Ya sudah, kalau pak Kulkas nggak mau jawab, aku juga gak bisa kasih tahu info penting tentang lamaran impian Alea," ucap Giska sambil mengedipkan sebelah matanya. Dimata Adrian, Giska seperti anak kecil.'Tunggu, lamaran impian? Aku bisa dapat bonus kalau aku menyampaikan ini pada pak presdir' kata Adrian dalam hatinya. Ia tiba-tiba jadi mata duitan. Informasi bisa jadi cuan."Baiklah. Kamu mau tanya apa sama saya?" tanya Adrian sambil memijat kepalanya yang mulai pening."Bapak udah punya pacar belum? Pernah pacaran?" tanya Giska."Pernah.""Berapa kali? Mantan bapak ada berapa?" tanya Giska lagi."Hanya satu pertanyaan. Tidak lebih," kata Adrian dingin. Seketika membuat Giska mencebikkan bibir dan melipat tangannya di dada. Ia menatap se

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status