Share

Bab. 02

Penulis: Maheera
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-13 02:38:20

Namaku Anna dan lelaki yang kini membukakan pintu mobil untukku bernama Arya, suamiku. Siapa sih yang tidak bahagia dilamar cinta pertamanya? Aku langsung menobatkan Arya menjadi pemilik hati sejak melihatnya. Arya yang tampan dan supel tentu mudah menarik hati lawan jenis, berbeda denganku seorang kutu buku. Namun, jika Tuhan sudah menakdirkan bersatu siapa yang bisa mencegah. Sayangnya, Mama mertua tak pernah mau menerimaku. Banyak cara dia lakukan agar rumah tanggaku berantakan. Puncaknya, suatu sore yang bergerimis, Arya membawa pulang seorang wanita yang mengaku hamil anaknya. Apa aku marah? Ya, dadaku remuk mengetahui pengkhianatan Mas Arya. Aku tidak mengira di balik sikapnya yang perhatian tersimpan bangk4i menjij1kkan.

"Sayang, maafin Mama, ya, beliau tidak bermaksud meny4kiti hatimu."

Suara Arya membuatku menoleh padanya. Aku tersenyum tipis lalu melabuhkan pandangan ke jalan raya. "Mama memang tidak bermaksud, tapi niat banget bikin aku s4kit hati."

"Maaf, Mama hanya ingin yang terbaik." Suara Arya terdengar berat seperti bergumam, tetapi masih bisa kudengar.

"Terbaik buat siapa, Mas? Kamu? Mungkin iya, tapi buatku tidak."

Nada suaraku terdengar ketus. Arya harus tahu aku tidak suka dengan perlakuan Mamanya. Sejak menikah beliau tak pernah ramah padaku. Entah apa yang membuatnya selalu mencari gara-gara. Pernikahanku dengan Arya karena perjodohan orang tua. Meski begitu aku tak keberatan sama sekali, sebab aku sudah mengenalnya sejak kecil. Dulu sekali kami pernah menjadi tetangga, hingga ketika menginjak sekolah menengah atas almarhum Bunda mengajakku pindah ke kota lain. Kami dipertemukan saat sama-sama menimba ilmu di satu almamater.

Arya yang tampan, humoris, dan sangat perhatian menarik hatiku. Tentu saja saat mendiang Bunda mengutarakan perjodohan dengannya aku langsung mengiyakan. Sayangnya, satu tahun setelah kami menikah, Bunda meninggal dunia. Selang lim bulan kemudian Ayah mertuaku yang berpulang. Aku seperti kehilangan sandaran, sedangkan Mamanya melihatku seperti musuh. Entah apa salahku? Tidak mungkin seseorang membenci tanpa ada sebab bukan?

"Aku tahu kamu berat menerima pernikahanku dengan Lisa. Andai bisa menolak ...."

"Tapi kamu tidak menolak kan? Kamu dengan sadar berselingkuh dengannya. Berbulan-bulan aku bertanya-tanya apa salahku, sikapmu dingin dan selalu sibuk, ternyata sibuk meniduri rekan kerjamu." Suaraku bergetar, sakit itu masih terasa menik4m dada.

Aku sengaja mengingatkan perbuatan bu-suk Arya. Dia pikir aku akan memaafkan begitu saja setelah dia menggores luk4 begitu dalam? Sampai kiamat akan kuungkit terus.  Setiap mengingat semua dustanya, luk4 hatiku kembali basah.

Terdengar embusan napas berat. Aku melihat Arya menyisir rambutnya dengan kasar sementara tangan yang lain mengendalikan setir mobil, dia terlihat murung.

"Saat itu aku panik. Lisa menganc4m bu-nuh dir1 kalau aku tidak menikahinya. Dia juga mengadu ke Mama sedang ham1l. Kamu tahu kan Mama sudah nggak sabar menggendong cucu."

"Karena itu kamu memilih menyakiti hatiku, kan, Mas?!" selaku dengan nada suara meninggi. Susah payah meredam emosi akhirnya meledak juga.

"Ana ...." Arya membuang napas kuat-kuat, dia terlihat frustrasi. "Ini hanya masalah waktu. Aku yakin nanti kamu akan terbiasa. Lagipula cintaku padamu tidak berubah, kau masih yang utama di hatiku."

"Kalau aku yang utama di hatimu nggak mungkin kamu selingkuh sampai gund1kmu ham1l!"

"Ana, udah aku bilang semua diluar kuasaku. Aku sama Lisa hanya tidur--"

"Tapi sering ketemu kan?" Aku menyela kata-kata Mas Arya. "Nggak perlu kamu jelaskan apa pun. Aku nggak akan percaya lagi."

"Anna, kumohon mengertilah. Lagipula dengan adanya Lisa, Mama nggak akan merepotkanmu. Kamu bisa lebih tenang."

Aku tersenyum getir, mataku mulai berembun. Aku benci situasi yang pada akhirnya menyudutkanku. Aku tidak mau terlihat lemah di depan Arya, tetapi dia telah meny4kiti hatiku. Rasanya untuk memafkan sangat sulit. Harusnya aku pergi atau memilih berpisah bukan? Entah apa yang membuat langkahku berat, apakah cinta untuk Arya masih terlalu besar?

"Turunkan saja di sini. Tidak usah masuk ke gerbang." Aku menunjuk ke depan. Berdebat sepanjang jalan membuat perjalanan kami terasa singkat.

"Aku antar sampai depan lobi."

"Tidak usah. Kamu ingat kan Mama bilang apa? Aku tidak mau dituduh monopoli kamu."

"Anna, please ...."

Aku senang melihat Arya merasa serba salah seperti sekarang. Dikira enak punya dua istri? Anna yang lembut dan penurut sudah hilang ditelan rasa kecewa. Kamu yang menjadikannya seperti itu, Mas. Sejak kamu memutuskan membagi tubvh, hati, juga cintamu aku belajar mematikan hati. Akan kunikmati sakit ini sampai cintaku habis tak bersisa.

"Sudahlah, Mas. Aku tidak mau membahas apa pun tentang kamu, Mama, dan Lisa. Apa yang terjadi tidak bisa diubah kan? Sekarang pulang sana urusin istri mudamu."

"Tapi ...."

"Tanganku yang hendak membuka pintu mobil urung bergerak. "Apa lagi?" Aku menatap Mas Arya dengan sorot malas.

"Aku pinjam u4ng, ya, untuk bayar dokter nanti. Aku tidak punya pegang sama sekali."

Ingin tertawa dalam hati. Lagakmu punya istri dua, tapi financial cekak. Status Arya sebagai karyawan di salah satu perusahaan BUMN lumayan besar. Meski begitu aku tak pernah merecoki gajinya ke mana saja, sebab untuk menutupi kebutuhan sendiri aku masih sanggup, tetapi sejak menikah lagi Lisalah yang menguasai gajinya.

"Nanti aku transfer. Udah, ya, aku telat." Tanpa menunggu lagi aku keluar dari mobil. Semua tak akan sama lagi mulai sekarang. Mungkin di mata Arya, Lisa, dan Mama mertua aku menerima begitu saja di duakan. Mereka salah karena aku tidak sebod0h dan sepolos yang mereka kira. Tunggu saja sampai kukeluarkan kartu 'As'

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Yati Syahira
mau di utangin masih kere aja gaya laki
goodnovel comment avatar
Retno w
jgn mau trf
goodnovel comment avatar
Natasha Han
ah 1 lagi perempuan Guo*""k, nanti aja drama.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Kau Selingkuhi Aku, Kuhancurkan Hidupmu   Bab. 59

    Anna menatap Syam dalam perjalanan pulang."Menurutmu dia akan berubah?"Syam diam beberapa saat. "Mungkin tidak, tapi kita sudah melakukan yang terbaik, dan keadilan akan bicara."Anna mengangguk. Dia memejamkan mata, berharap bahwa setelah badai ini, mereka bisa benar-benar melanjutkan hidup. Ditambah rasa mual membuat pandangannya seakan berputar."Kau baik-baik saja?" Syam memelankan laju kendaraannnya. Melihat wajah pucat Anna dia menepikan kendaraannya ke bahu jalan. "Kau pucat, kita ke rumah sakit, ya."Anna menggeleng lemah. "Nggak usah. Aku cuma mual, padahal udah masuk tri semester ke-dua."Pandangan Syam menurun ke perut Anna. Dia mengus4p lembut di mana calon anaknya bersemayam. "Jangan nakal, ya, sayang. Kasian Mama."Anna tersenyum, dia memegang tangan Syam di perutnya. "Syam, apa kamu bahagia?"Syam mendekatkan wajah lalu mengecup dahi Anna lama dan lembut. "Harusnya aku yang nanya, apa kamu bahagia?""Tentu aku bahagia.""Makasih, sayang. Makasih udah bertahan sama aku

  • Kau Selingkuhi Aku, Kuhancurkan Hidupmu   Bab. 58

    Sudah tiga hari sejak kejadian penculikan itu. Rumah menjadi tempat paling aman untuk Anna dan Kairo. Meski fisik mereka tidak terluka parah, Syam tahu luka batin lebih sulit disembuhkan.Pagi itu, matahari menyelinap lembut melalui tirai jendela kamar perawatan. Anna duduk di pinggir pembaringan Kairo, menyuapi bubur perlahan. Anak itu masih terlihat murung. Ia menunduk, hanya sesekali mencuri pandang pada wajah Anna.“Sayang, habiskan buburnya, ya,” ucap Anna dengan suara seramah mungkin.Kairo menggeleng pelan. “Nggak enak”“Kalau Kairo makan, Mama janji kita liburan ke tempat yang Kai mau."Kairo tetap diam.Anna menoleh pada Syam, yang berdiri memandangi mereka dari dekat pintu. Dia menarik napas dalam-dalam dan melangkah masuk, berjongkok di sisi tempat tidur anaknya.“Kairo, boleh Papa cerita sesuatu?” tanyanya pelan.Kairo mengangkat kepala perlahan.“Papa juga pernah takut. Waktu dulu, waktu Kakek dan Nenek meninggal. Papa takut banget, tapi ternyata Papa bisa jadi kuat kare

  • Kau Selingkuhi Aku, Kuhancurkan Hidupmu   Bab. 57

    Suara tawa kecil Nadin di ujung telepon membuat d4rah Syam mendidih."Kau gil4, Nadin. Itu an-akmu, dar4h dagingmu. Apa kau tega menyakit1nya?!"“Ralat, an4k kita, bukan milikku sendiri, tapi apa? Kau lebih memilih bersama jal4ng itu daripada aku." Nadin terkekeh sinis. “Kau sudah tak menganggapku siapa-siapa, lalu sekarang kau masih berani bilang itu anakku? Dia an4kmu setelah kau buang aku seperti sampah, Syam. Sekarang kau tahu rasanya kehilangan. Aku tak akan segan meny1ks4nya. Kau lihat saja nanti!"Syam mencengkeram ponselnya dengan erat. Napasnya berat, tapi dia berusaha tenang. Dia tahu tak bisa meladeni orang nekat dengan perkataan provokasi.“Aku akan menemukanmu. Kau akan menyesal telah meny3ntuh an4kku.”"Coba saja, jangan banyak bicara. Kalau kau tidak memenuhi permintaanku dalam 2 × 24 jam, jangan salahkan kau akan menemukan may4tnya saja."Klik. Telepon terputus.Anna memperhatikan Alex yang berdiri di teras, wajahnya tampak gelisah. Pria itu mondar-mandir tak segera ma

  • Kau Selingkuhi Aku, Kuhancurkan Hidupmu   Bab. 56

    Suasana ruang VIP rumah sakit masih sunyi saat ponsel Syam terus berdering. Para rekan bisnis dan teman ramai menanyakan tayangan gosip tentang dirinya dan Anna yang terus bergulir liar di media sosial. Wajahnya dingin, sorot matanya mengeras. Dia tahu siapa dalangnya, Nadin dan pengacaranya yang licik.'Aku akan selesaikan ini,' gumamnya pelan sambil meng-ecup kening Anna yang masih terbaring lemah.Keesokan paginya, Syam muncul di sebuah kantor hukum ternama di pusat kota. Dia datang bersamanya ada dua orang dari tim huku. legal pribadinya, dan seorang pria paruh baya yang menjadi penasihat bisnisnya selama bertahun-tahun.Pengacara Nadin, Herman Sudrajat adalah pria dengan jas mahal dan senyum licik. Dia menyambut Syam dengan ekspresi penuh percaya diri."Pak Syam, saya tidak menduga Anda akan datang sendiri. Ada yang bisa saya bantu?"Syam menatap tajam."Anda terlalu percaya diri membela seseorang yang secara hukum terbukti menyerang wanita h4mil dan membantunya menyebar kebohon

  • Kau Selingkuhi Aku, Kuhancurkan Hidupmu   Bab. 55

    Pagi di rumah sakit seharusnya berjalan tenang, tapi tidak untuk Syam. Dia menelusuri koridor dengan langkah cepat. Keringat dingin masih menempel di pelipisnya meski hujan belum berhenti sejak semalam. Wajahnya pucat, tangannya gemetar.“Pak Syam, istri Anda sudah sadar, tapi kami sarankan observasi lebih lanjut.”Itu kata dokter pagi tadi yang membuatnya gegas mendatangi rumah sakit. Syam melimpahkan semua pekerjaan ke asistenya. Keselamatan Anna priotitasnya sekarang.“Pak, istrinya sudah dibawa ke ruang observasi. Tekanan d4rahnya turun drastis, kemungkinan ada trauma,” kata perawat waktu itu, berusaha menenangkan.Mendengar itu Syam tak bisa tenang. Dia merasa bersalah, harusnya malam itu dia tidak sekadar mengus1r, tapi segera mengkasuskan Nadin. Kini, di dalam ruang perawatan VIP rumah sakit itu, Anna sudah terbaring lemah dengan infus di tangan. Wajahnya pucat, nafasnya pelan dan teratur, tapi tubuhnya tak sehangat biasanya.Syam duduk di sisi r4njang. Dia menggenggam tangan

  • Kau Selingkuhi Aku, Kuhancurkan Hidupmu   Bab. 54

    "Bagaimana, kamu lelah?" tanya Anna melirik Syam yang sedang mengusap keringatnya.Syam menggeleng, meski sebenarnya letih dia tak boleh mengatakan. Anna hanya memintanya menjadi pelayan di restorannya. Hukuman yang diberikan Anna terlalu mudah dibanding luka yang dia berikan. Syam terus dibebani rasa bersalah setiap melihat Anna. Sampai kapan pun dia tak mungkin lupa sikap buruknya pada sang istri."Tante Anna, Papa bohong. Lihat, napas Papa saja udah ngos-ngosan. Muka Papa juga udah pucat, takutnya tiba-tiba pingsan." Kai bercelutuk sembari tertawa.Anna tersenyum mendengar kata-kata Kai. Dia tahu Syam kelelahan. Dia sengaja meminta lelaki itu bekerja di restorannya selama sepuluh hari nonstop dari pagi sampai malam sebagai syarat kepulangannya. Anna tak punya cara lain untuk menghukum Syam, bagaimana pun dia masih suaminya. Anna tak ingin melangkahi harga diri Syam meski lelaki itu sudah menyakitinya. Bucin? Entahlah, Anna merasa Syam layak diberi kesempatan menilik kesabaran lelak

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status