Share

Bab. 03

Author: Maheera
last update Last Updated: 2025-07-13 02:38:49

"Sudah aku pergi dulu," ucap Anna lalu menutup pintu mobil.

Aku masih memperhatikan Anna yang berjalan masuk ke gerbang perusahaan tempat dia bekerja. Aku mengembuskan napas keras. Tak pernah terlintas sedikit pun menduakannya. Namun, desakan Mama dan pertanyaan dari saudara tentang an4k membuatku risih. Ditambah taruhan dari rekan kerjaku. Mereka mengatakan akulah yang bermasalah. Tentu saja aku tak terima dengan tudingan tersebut. Memang, Anna pernah mengajak kami memeriksakan diri dan dia mengatakan kami sehat. Tentu saja, hubungan suami-istri kami juga normal, jadi aku berpikir ini tentang waktu saja.

Akan tetapi, semakin hari tudingan itu makin gencar diarahkan padaku. Aku ingat percakapan di kantin beberapa bulan lalu dengan beberapa orang rekan kerjaku.

"Arya, kalau lo memang nggak ada masalah, berani nggak buktiin ke cewek lain?"

Aku tersedak minuman, menatap  lawan bicaraku. "Maksud lo nyuruh gue selingkuh?"

"Halah, nggak usah kaget gitu. Punya selingkuhan zaman sekarang lumrah. Laki-laki sesekali nggak apa-apa nakal, yang penting prioritas yang di rumah."

Pendapat itu sambut gelak tawa teman-temanku. Bukan rahasia lagi kalau mereka bermain api dengan sesama karyawan wanita, baik satu perusahan atau lainnya. Letak perusahaan yang berada di satu gedung di pusat kota dan disewa beberapa perusahaan membuat kami sering bertemu karyawati lain.  Bahkan, mereka saling bantu untuk menutupi perselingkuhan tersebut.

"Mikir apalagi. Tuh, lihat."  Ardi salah seorang temanku menunjuk ke arah seorang anak magang yang mengantri di kantin. Aku ikut memperhatikan wanita itu. "Namanya Lisa, bening banget kan? Bodynya oke, gue aja ngiler liatnya."

"Ck, apaan sih lo. Otak lo perlu dicuci pake sabun kayaknya." Aku memilih menekuni makan siangku. Jujur saja melihat Lisa jantungku berdetak cepat. Wanita itu anak magang di kantor dan kebetulan aku adalah mentornya. Mau tidak mau kami sering berinteraksi. Sebagai lelaki normal harus kuakui Lisa sangat menarik. Wajahnya cantik, tingkahnya manja menggemaskan. Dia sering menunjukkan sinyal suka padaku, tapi tak pernah kuladeni.

"Eh, Lisa ke sini. Kayaknya dia lihat lo." Ardi kembali berkata.

"Mas Arya, maaf ganggu Mas. Nanti bisa antar aku pulang? Soalnya aku nggak bawa motor, trus aku dapat shift malam. Takutnya pulang sendiri kenapa-napa."

"Tenang aja, Lis, Arya pasti ngantar kamu pulang. Itu tanggung jawabnya sebagai mentor."

Aku melirik Ardi dengan tatapan tajam, tetapi dia malah cengengesan.

"Wah, makasih ya, Mas." Lisa memegang lenganku, mengucapkan terima kasih dengan suara lembut dan bahasa tubuh manja, imut sekali.

"Lo apa-apaan sih? Gue udah punya Anna!" Aku menegur Ardi setelah Lisa kembali berkumpul bersama teman-temannya, tapi yang ditegur malah tertawa.

"Lo cupu banget sih. Ana nggak bakal tahu, kita-kita bakal jaga rahasia lo. Kapan lagi main-main, apalagi Lisa kayaknya juga suka sama lo. Udah, embat aja. Jangan jadi suami takut istri."

Memang teman-teman ses4t, bukannya mengarahkan ke jalan yang benar malah menyuruh selingkuh. Aku mengiyakan perkataan mereka. Jujur, bersama Lisa aku merasa lebih tertantang. Lisa yang manja, seksi, dan sangat menggoda. Malam pertama mengantarnya dia sudah berani mengajakku menginap di rumahnya. Namun, aku masih bertahan, tetapi lama-kelamaan aku kebablasan. Hubungan itu terjalin, aku menikmati setiap pertemuan kami yang selalu diakhiri pergulat4n di tempat tid-ur. Aku seakan lupa pada dosa, lupa pada Anna yang setia menunggu di rumah.

Dering ponsel membuyarkan lamunanku. Lisa memanggil, aku menghela napas lelah. Baru satu bulan menikah perasaanku padanya mulai hambar. Lisa mulai banyak menuntut, kalau bukan dia sedang meng4ndung an4kku tak mungkin kuturuti kemauannya. Ditambah lagi Mama selalu mendukungnya membuatku merasa tertekan.

"Ya?"

"Mas, kamu di mana sih? Jangan bilang Anna nahan kamu biar gak nganterin aku spesi?"

Aku memejamkan kelopak mata, tuduhan Lisa membuatku lelah. Harusnya dia sadar Ana juga istriku.

"Lis, kamu pergi sama Mama, ya. Aku harus ke kantor. Keseringan telat gajiku bisa dipotong."

"Nggak mau, pokoknya aku maunya sama kamu. Lagian aku udah nggak punya u4ng lagi, gimana bayar dokternya nanti."

"U4ng yang aku kasih udah habis?" Aku memijit pangkal hidung. Saat Ana yang mengurus keuangan rumah tangga dia tak pernah mengeluh, semua tercukupi, makananku tak pernah terlantar termasuk membuatkan bekal makan siang. Padahal u4ng bulanan yang kuberi tidak sebanyak Lisa.

"Habislah, kamu ngasih u4ng cuma 8 juta sebulan. Buat masak, laundry, bayar mbak rewang, sama perawatan aku. Itu aja nggak cukup. Bulan besok kamu kasih 10 juta. Ingat, aku lagi ham1l an4k kamu, jadi harus aku prioritas kamu."

Aku tidak menjawab, membiarkan Lisa bicara semaunya. Suaranya yang dulu manja dan mampu membuatku hanyut kini terdengar seperti kaleng rombeng.

"Mas, kamu dengar tidak, pokoknya kamu langsung balik, anterin aku spesi!"

Aku menatap nanar layar ponsel yang menghitam. Lisa memutuskan sambungan telepon sepihak. Kepalaku semakin nyeri, dari mana u4ng untuk biaya spesinya? Sementara di dompet hanya tersisa dua ratus ribu? Kalau kupakai lalu bagaimana u4ng bensinku untuk dua minggu ke depan?

Aku memeriksa M-banking siapa tahu Anna sudah mentrasfer u4ng yang kuminta. Aku semakin bingung melihat saldo tidak berubah. Apa dia lupa dengan permintaanku tadi? Aku menghubungi Anna, tapi tidak dijawab. Aku mencoba sekali lagi dan kali ini tidak tersambung. Apa dia sengaja mematikan ponselnya? Aduh, bagaimana ini?!

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kau Selingkuhi Aku, Kuhancurkan Hidupmu   Bab. 07

    Aku berbalik dan melihat dua wanita beda usia sedang menatap sinis ke arahku. Aku menghela napas, kenapa dunia sempit sekali? Apa tidak cukup bertemu Lisa dan Mama mertua di rumah saja?"Pantas aja berani ngelawan Mas Arya, ternyata udah punya selingkuhan di luar." Lagi suara cempreng Lisa membuat kupingku panas. "Sok suci padahal aslinya busuk."Aku gemas melihat raut songong Lisa. Dia pikir aku akan tinggal diam dipermalukan di depan publik. "Kamu lagi ngomongin diri sendiri?" Kumainkan alisku turun-naik seolah-olah mengejek Lisa."Aduh Mbak jangan bohong, udah keciduk tadi aku lihat Mbak sama laki-laki lain masih aja ngeles. Emang muka tembok." Lisa melirik ke arah Mama mertua yang ikut menatapku tajam. Pasti dia percaya ucapan menantu barunya."Benar-benar nggak tahu diri kamu. Sudah untung Arya tidak menceraikan kamu. Sudahlah mandul, selingkuh lagi."Perkataan Mama mertua seakan melubangi dadaku. Tega sekali melontarkan perkataan keji seperti itu. Meski bukan sekali ini dia meng

  • Kau Selingkuhi Aku, Kuhancurkan Hidupmu   Bab. 06

    Aku membuka pintu mobil dengan geram. "Mas, kamu bisa urusin istri baru kamu?" tatapanku menajam ke Mas Arya."An, ngalah sedikit, ya, sama Lisa. Nggak mungkin aku bawa dia ke dokter pake sepeda motor."Heleh! Aku tertawa sinis mendengar permintaan Mas Arya. Bisa-bisanya dia minta aku mengalah. No way!"Aku ngalah demi dia? Nggak salah?!" Aku menuding Lisa yang merasa di atas angin."Mbak, kamu itu masih untung dibolehin bawa mobil. Mulai sekarang kamu naik sepeda motor aja. Aku nggak bisa kalau kena panas atau hujan. Kalau ada apa-apa sama kandunganku kamu mau tanggung jawab?"Melihat Lisa bergelayut di lengan Mas Arya membuatku semakin muak. Bukan karena cemburu, tapi sikapnya yang seolah seperti ratu. Aku menatap lagi Mas Arya yang terlihat bingung."Mas, sekali lagi aku ngomong, kamu bisa urus gundikmu ini? Kalau nggak--""Eh, iya, jangan marah, ya." Mas Arya mengusap lenganku, tapi cepat kutepis. Tak sudi disentuh dia lagi. "Mas, kamu kenapa sih, kayak takut banget sama dia."

  • Kau Selingkuhi Aku, Kuhancurkan Hidupmu   Bab. 05

    Pagi-pagi sekali aku sudah bangun. Biasanya setelah salat subuh aku gegas berjibaku di dapur menyiapkan sarapan dan menu makan siang Arya, tapi sejak dia menikah lagi, aku hanya keluar setelah rapi. Tidak kupedulikan dapur yang kotor, rumah berantakan. Aku benar-benar super masa bod0h. Mau rumah bau kandang kambing, piring jamuran di wastafel, tidak peduli. Setelah merapikan kamar, aku bersiap-siap ke kantor. Pagi ini celana palazo putih dan kemeja slimfit berwarna hitam menjadi pilihanku. Pekerjaan sebagai desain interior membuatku lebih memperhatikan penampilan agar bisa membuat kesan baik saat bertemu klien."Nah, ini dia ratu baru bangun. Sana siapin sarapan!"Baru saja keluar kamar sindiran Mama mertua menyambutku. Alih-alih peduli, aku mengunci pintu kamar lalu berjalan ke pintu keluar."Heh, kamu dengar gak Mama ngomong apa?" Aku menoleh dengan raut polos. "Oh, Mama ngomong sama aku? Bilang dong, di sini kan ada aku sama Lisa juga."Wajah Mama mertua memerah. "Kamu lama-lama

  • Kau Selingkuhi Aku, Kuhancurkan Hidupmu   Bab. 04

    "Hei, ngelamun aja. Kemarin ayam tetanggaku ngelamun pagi-pagi besoknya langsung ngidam Topoki."Aku melengos melihat Syam berdiri di depan meja kerjaku sambil nyengir. "Sejak kapan ayam doyan makanan korea, garing!""Ish, ish, ish! Galaknya Kak Ros kita ni. Aku tebak, pasti lo bad mood gara-gara suamimu yang sok kecakepan itu?"Aku tersenyum, lelucon Syam mampu menghalau mendung di wajahku. Sejak dulu dia selalu ada untukku. Bahkan kami sempat dinobatkan sebagai pasangan serasi di kampus. Saat aku menikah dengan Arya banyak teman-temanku yang heran, menurut mereka aku dan Syam lebih cocok."Aku nggak mau ngomongin Arya, bikin rusak mood aja," balasku sembari menghidupkan komputer.Syam berdecak, dia menarik kursi lalu duduk di depanku. "Kenapa kamu nggak cerai aja sih? Udah jelas-jelas musang itu selingkuh sampai bikin anak orang tekdung. Kamu masih mau bekasnya?"Aku tertawa mendengar Syam menyebut Arya, musang, Sejak dulu dia memang tidak suka kedekatan aku dan Arya. Bahkan, saat t

  • Kau Selingkuhi Aku, Kuhancurkan Hidupmu   Bab. 03

    "Sudah aku pergi dulu," ucap Anna lalu menutup pintu mobil.Aku masih memperhatikan Anna yang berjalan masuk ke gerbang perusahaan tempat dia bekerja. Aku mengembuskan napas keras. Tak pernah terlintas sedikit pun menduakannya. Namun, desakan Mama dan pertanyaan dari saudara tentang an4k membuatku risih. Ditambah taruhan dari rekan kerjaku. Mereka mengatakan akulah yang bermasalah. Tentu saja aku tak terima dengan tudingan tersebut. Memang, Anna pernah mengajak kami memeriksakan diri dan dia mengatakan kami sehat. Tentu saja, hubungan suami-istri kami juga normal, jadi aku berpikir ini tentang waktu saja.Akan tetapi, semakin hari tudingan itu makin gencar diarahkan padaku. Aku ingat percakapan di kantin beberapa bulan lalu dengan beberapa orang rekan kerjaku."Arya, kalau lo memang nggak ada masalah, berani nggak buktiin ke cewek lain?"Aku tersedak minuman, menatap lawan bicaraku. "Maksud lo nyuruh gue selingkuh?""Halah, nggak usah kaget gitu. Punya selingkuhan zaman sekarang lumr

  • Kau Selingkuhi Aku, Kuhancurkan Hidupmu   Bab. 02

    Namaku Anna dan lelaki yang kini membukakan pintu mobil untukku bernama Arya, suamiku. Siapa sih yang tidak bahagia dilamar cinta pertamanya? Aku langsung menobatkan Arya menjadi pemilik hati sejak melihatnya. Arya yang tampan dan supel tentu mudah menarik hati lawan jenis, berbeda denganku seorang kutu buku. Namun, jika Tuhan sudah menakdirkan bersatu siapa yang bisa mencegah. Sayangnya, Mama mertua tak pernah mau menerimaku. Banyak cara dia lakukan agar rumah tanggaku berantakan. Puncaknya, suatu sore yang bergerimis, Arya membawa pulang seorang wanita yang mengaku hamil anaknya. Apa aku marah? Ya, dadaku remuk mengetahui pengkhianatan Mas Arya. Aku tidak mengira di balik sikapnya yang perhatian tersimpan bangk4i menjij1kkan."Sayang, maafin Mama, ya, beliau tidak bermaksud meny4kiti hatimu."Suara Arya membuatku menoleh padanya. Aku tersenyum tipis lalu melabuhkan pandangan ke jalan raya. "Mama memang tidak bermaksud, tapi niat banget bikin aku s4kit hati.""Maaf, Mama hanya ingin

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status