Share

7 - Tertangkap Basah

Author: Poepoe
last update Last Updated: 2025-02-19 17:58:07

Dengan sangat hati-hati Hanna memutar langkahnya dan masuk melalui pintu dapur.

Sambil mengendap-endap, perempuan itu melesat bersembunyi di balik tembok pembatas antara dapur dengan ruang tengah rumahnya.

Jantungnya seolah berhenti begitu dia menangkap dengan jelas perselingkuhan suaminya dengan wanita yang bernama Marcella itu.

Rasanya dia ingin menangis kencang melihat tubuh telanjang kedua orang itu saling bertindih satu sama lain.

Pinggul Putra menghentak-hentak sambil mendesis penuh kenikmatan. Sesekali bibir pria itu mengucapkan kata-kata nakal yang membuat Marcella nampak semakin bergairah.

Tanpa ada rasa bersalah sedikit pun, wanita sialan itu terus melenguh. Lehernya yang jenjang menggantung di lengan sofa sehingga ujung-ujung rambutnya menyentuh lantai.

“Tega kamu, Mas…” gumam Hanna lirih. Tak kuasa air matanya berderai jatuh.

Sesak memenuhi relung dadanya. Terasa begitu menyakitkan.

Selama ini Hanna berpikir Putra adalah segalanya. Perempuan itu bahkan rela melepas karirnya yang gemilang demi menjadi istri Putra.

Tapi inikah balasan dari segala pengorbanannya?

‘Sialan!’ pekik Hanna.

Tangan Hanna bergetar hebat saat mengarahkan kamera ponselnya ke arah sofa itu.

Kini giliran Marcella yang mengambil alih. Rambut wanita itu tergerai-gerai indah saat berada di atas tubuh Putra.

Kepala Putra menengadah. Kedua tangan kekar pria itu merangkul pinggul ramping Marcella. Jelas, tatapan Putra begitu kagum dengan keindahan tubuh Marcella yang polos itu.

Hati Hanna semakin tertusuk-tusuk, apalagi saat melihat suaminya mulai mendesah, menikmati setiap gerakan sensual wanita itu.

Momen demi momen di atas sofa itu berhasil direkam dengan sempurna oleh Hanna.

Hati Hanna yang sakit kini berubah jadi amarah.

Rekaman ini akan jadi senjatanya untuk menghancurkan hidup suaminya juga wanita selingkuhannya itu.

Lenguhan mereka semakin menjadi-jadi.

Hanna tahu ini saat yang tepat untuk menyeruak dan menampakkan diri. Dia tidak rela membiarkan dua sejoli sialan itu mencapai kenikmatan di depan matanya, di atas sofa miliknya dan di rumahnya!

“Ah… baby, aku mau keluar…” Putra mendesis.

“A-aku juga, Sayang…” 

“MAS PUTRA?!”

Suara Hanna menggelegar seperti petir yang menyambar di tengah hujan lebat.

Sontak Marcella menjerit kaget begitu melihat sosok Hanna yang bak hantu muncul dari arah dapur.

Tubuh Marcella sedikit oleng dan hampir jatuh kalau saja Putra tak menahannya dengan siaga.

Kedua bola mata Putra seakan hampir keluar dari rongga saat pria itu menoleh dan mendapati istrinya yang berdiri tak jauh darinya.

‘Ini bukan mimpi kan?’ batin Putra sambil mengerjap-ngerjapkan matanya.

“Brengsek kalian!” Jerit Hanna lagi. Wajahnya nampak merah padam. Pipinya basah sementara dada wanita itu naik-turun penuh emosi.

Tanpa disadari, Putra malah mendorong tubuh Marcella begitu saja sehingga wanita itu tersentak ke ujung sofa sambil meringis pelan.

“Ha-Hanna?” Putra tergagap.

Sorot mata istrinya memancarkan amarah yang tak terbendung.

“Brengsek kamu, Mas! Kenapa kamu tega bercinta dengan orang lain di rumah kita! Di sofa kita! Kenapa?! Kenapa kamu tega selingkuh dariku?!”

Hanna terisak kencang.

“Mana janji setiamu saat kita menikah, Mas? Mana?!” teriak Hanna lagi.

“Ha-Hanna… dengarkan aku dulu…” Dada Putra kini berdegup dua kali lebih cepat. Diambilnya celananya yang ada di bawah meja. “A-Aku…”

“Apa?!” Bentak Hanna lagi. “Jangan pikir kalian bisa menipuku!”

Telunjuk Hanna menuding bergantian ke arah Putra dan Marcella yang berlindung di balik punggung Putra.

“Aku bisa saja memanggil para tetangga agar menyaksikan perbuatan menjijikkan kalian ini!” ancam Hanna.

“Hanna, dengarkan penjelasanku dulu…” pinta Putra dengan wajah memelas.

Hanna berdecak, mundur menjauh saat Putra berusaha mendekatinya.

“Penjelasan apa? Penjelasan kalau wanita murahan itu bernama Marcella, yang juga rekan satu kantormu, hah? Aku tahu, Mas!”

“Plis, Hanna. Jangan gegabah,” lanjut Putra.

Kedua alis Hanna menyatu heran. “Gegabah? Kamu yang gegabah, Mas! Kamu sudah mengkhianatiku! Kalian harus membayar semua ini!”

“Aku dan Mas Putra saling mencintai!” Tiba-tiba Marcella angkat bicara.

Sejenak suasana jadi hening sesaat.

Putra nampak kaget dengan ucapan Marcella, begitu pula Hanna. Dia tidak menyangka, wanita sialan itu punya keberanian untuk menyela omongannya.

Kedua mata Hanna memicing tajam, mengarah pada Marcella yang menutupi tubuhnya dengan bantal sofa.

Marcella menelan ludahnya dalam-dalam.

Tatapan tajam istri sahnya Putra benar-benar membuat nyalinya ciut.

Sialan, seharusnya dia tidak harus takut seperti ini. Dirinya dan Putra memang saling mencintai dan Hanna harus tahu itu.

Tidak ada yang bisa mengalahkan yang namanya cinta walaupun caranya salah. Cinta akan selalu menang, pikir Marcella.

“Berani-beraninya kamu bicara seperti itu,” desis Hanna. “Kamu sudah merusak rumah tangga kami!”

“Itu salahmu,” suara Marcella sedikit tercekat. “Kamu enggak bisa memberi kepuasan pada suamimu sehingga dia memilihku.”

“Apa?” kening Hanna sontak mengernyit. Bisa-bisanya wanita sialan ini menyalahkan dirinya?!

Tanpa berpikir panjang, Hanna menghambur ke arah Marcella.

PLAK!

Satu tamparan keras mendarat di pipi wanita selingkuhan suaminya itu.

Mata Marcella membelalak lebar. Belum sempat mempertahankan diri, Hanna keburu mendorong tubuh setengah telanjang Marcella sehingga wanita itu terkapar di atas lantai yang dingin.

Marcella menjerit begitu Hanna hendak menerjang dirinya lagi.

Tetapi, Putra keburu menahan pergerakan istrinya.

“Hanna, hentikan.”

“Lepaskan aku, Mas! Aku jijik bersentuhan denganmu!” Hanna menepis kedua tangan suaminya.

“Ini semua salahku. Salahku, Hanna. Aku minta maaf…” lanjut Putra.

Hanna berdecak. “Ha, sekarang kamu baru sadar, setelah aku menampar selingkuhanmu itu? Ceraikan aku, Mas! Aku enggak sudi hidup bersamamu lagi!”

Putra mengusap wajahnya yang panik. “Hanna, dengarkan aku dulu…”

“Tidak,” Hanna menggeleng tegas. “Aku enggak butuh penjelasan apapun dari mulutmu yang penuh kebohongan itu. Aku minta cerai.”

Dari bawah sana, Marcella menyeringai penuh kemenangan. Dengan begitu, Putra akan jadi miliknya sepenuhnya.

“Hanna–”

“Tapi, jangan harap aku akan melepas kalian begitu saja,” satu alis Hanna naik ke atas. “Ini,” Hanna mengeluarkan ponsel miliknya. “Aku merekam semua adegan perselingkuhan kalian. Dan aku akan menyerahkan ini sebagai bukti di persidangan cerai kita nanti. Oh, atau haruskah aku menyebarkan ini ke publik?”

Napas Putra dan Marcella mendadak tertahan.

Ha, tidak seharusnya mereka meremehkan seorang Hanna.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   65 - Alasan Marcella

    Marcella melangkah ke dalam rumahnya dengan sedikit gugup. Dia berharap suaminya belum pulang dari kantor.Satu tangan wanita itu menenteng kantong plastik berisi barang belanjaan yang sengaja dia siapkan sebagai alibi.“Cella, dari mana saja?” Suara Putra di ruang tengah sontak menghentikan langkahnya. Pria itu duduk di sofa sambil menatap tajam ke arah istrinya.“Kamu sudah pulang, Mas? Kupikir masih lembur,” Marcella memaksakan senyumnya walaupun jantungnya kini berdetak keras.“Aku bisa menyelesaikan pekerjaanku dengan cepat,” tandas Putra, masih memperhatikan Marcella yang kini menaruh belanjaannya di atas meja.“Oh, baguslah…”“Kamu belum menjawab pertanyaanku,” sela Putra. Marcella menarik napasnya pelan. Sebisa mungkin dia memasang ekspresi wajar dan tenang. “Kamu tahu kan, ini hari terakhirku di bekerja. Jadi… yah, aku menghibur diriku sendirian, makan di restoran sekalian cuci mata. Aku juga mampir ke supermarket sebentar.”“Sampai pukul sepuluh malam?” Satu alis Putra naik

  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   64 - Taktik Licik

    Mobil Marcella masih terparkir di pinggir jalan yang sepi.Lampu jalan yang remang mulai menyala, menerangi malam yang merayap datang.Sementara itu, Jordan memamerkan deretan giginya saat dia tertawa lepas setelah mendengar ucapan Marcella yang akan membunuhnya.“Ck, ck, ck… Marcella, sebelum kamu membunuhku, aku pastikan suamimu sudah mengetahui kebenarannya bahwa dia mandul dan Jordan ternyata anakku!”Jordan kembali tertawa, tawa melengking yang semakin membuat amarah Marcella mendidih.“Akui saja, sekarang akulah yang memegang kendali,” lanjut Jordan dengan jumawa.Marcella tertunduk dalam dengan kedua tangan yang mengepal erat. Ingin rasanya dia mencekik leher Jordan, tapi tubuh pria itu jauh lebih besar darinya.Tiba-tiba pundak Marcella berguncang sambil menutupi wajahnya dengan tangan. Terdengar isakan pelan dari mulutnya.“Jordan, tolong…” suara Marcella bergetar, nyaris tak terdengar. “Jangan ganggu kehidupan anak itu. Biarkan dia tumbuh tanpa tahu siapa ayah kandungnya. It

  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   63 - Rahasia Marcella

    Mulut Marcella menganga lebar. Tangannya yang sedari tadi menggenggam setir kini gemetar saat menangkap jelas sosok di balik kaca mobilnya.“Jo-Jordan?!” Dada Marcella menggebu dalam kepanikan.Pria itu menatap tajam kedua bola mata Marcella yang membelalak. Wajahnya mengeras dengan jenggot yang menghiasi sekitar dagunya.“Buka,” titahnya.Marcella menelan ludah dalam-dalam. Dia bisa saja langsung tancap gas, tapi tidak. Bisa-bisa Jordan melakukan hal bodoh, misalnya menampakkan diri di depan Putra.Tok, tok! Kali ini Jordan mengetuk kaca mobil dengan keras dan mendesak.Mau tak mau, Marcella menurunkan kaca mobilnya. “Mau apa kamu ke sini?!” Bisik Marcella sambil celingukkan. Jordan menunduk sambil mengusap-usap dagunya. “Ada hal penting yang harus kubicarakan.”“Apa lagi?! Seharusnya kamu sudah keluar dari negara ini! Ingat, aku sudah memberimu uang, brengsek!” Mata Marcella melotot sambil berbisik. “Sekarang, cepat pergi!”Namun Jordan bergeming. Pria itu terus menatap Marcella de

  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   62 - Ancaman Putra

    Putra melemparkan pandangan penuh tantangan ke arah Hanna. Senyum licik membingkai wajah pria itu sambil hendak merobek lembaran demi lembaran gugatan cerai.“Apa yang akan kamu lakukan, kalau aku nggak mau bercerai?” Mata Putra menyipit tajam. “Kurasa sah-sah saja kan punya dua istri?”Putra tak sabar ingin melihat Hanna yang akhirnya terjebak dalam permainan kotor yang dia buat sendiri.Tetapi, bukannya terpojok, tawa Hanna malah berderai panjang. Wanita itu bersandar di kursinya sambil menatap Putra tak percaya.“Dua istri?” Hanna masih tertawa kecil. “Kamu bahkan masih berharap aku jadi istrimu, setelah apa yang sudah kamu lakukan padaku? Ingat, Putra, aku masih menyimpan video mesum kalian dengan sangat baik.”Senyum di wajah Putra mendadak hilang. Rahangnya mengeras, mengingat ancaman itu. Ya, video perselingkuhannya dengan Marcella. Dia hampir saja melupakannya.Putra lantas menghentakkan dengan kasar dokumen itu ke atas meja. Bibirnya nyaris menggertak kesal.“Aku nggak menyan

  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   61 - Konfrontasi

    Tamparan itu sontak mengagetkan beberapa orang yang melintas di lobi.Putra yang sedang menggendong Jordan nampak tersentak tak percaya, begitu pula Nena yang kedua bola matanya kini melebar.Hanna masih berdiri tegap dengan tatapan nyalang, sementara Marcella memegang pipinya yang memanas dengan bibir yang bergetar.Butuh waktu beberapa detik bagi wanita itu untuk menyadari bahwa Hanna telah menamparnya.Lantas, bola mata Marcella membelalak. “Berani sekali kamu menamparku, dasar wanita sialan…” satu tangan Marcella hendak melayang membalas tamparan tadi.Namun, gerakan itu langsung ditepis Hanna tanpa ragu.Hanna mengcengkram pergelangan Marcella begitu erat sehingga wanita itu kini nampak sedikit meringis.“Kamu nggak ingat, Marcella? Aku sekarang atasanmu. Aku bisa memecatmu kapan saja,” Hanna berujar dengan nada rendah namun dingin.Sambil mendengus keras, Marcella menghempaskan tangannya. Kini mereka saling bertukar pandang penuh kebencian.“Kamulah wanita rendahan itu, Marcella

  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   60 - Rencana yang Berantakan

    Lampu-lampu di hall padam, menyisakan cahaya LED yang mulai memutarkan video.Napas Hanna tertahan. Kehadiran bocah kecil itu tak ada dalam rencananya. Astaga, apa yang harus dia lakukan?! Semuanya sudah terlambat. Tak mungkin dia berlari ke belakang panggung lalu menyuruh teknisi membatalkan semuanya!Dada Hanna berdebar semakin kencang, menunggu dengan pasrah video mesum itu muncul di layar.Namun yang terjadi adalah kemunculan wajah Abraham Julianto yang tersenyum lebar saat meresmikan pabrik pertamanya, dilanjutkan dengan potongan-potongan foto dan video perjalanan Beauty Inc. dari masa ke masa.Kening Hanna mengernyit heran. Cengkraman tangannya di lengan kursi kini berangsur terkulai. Terselip rasa lega yang begitu besar di hatinya. Sebenci-bencinya dia dengan Putra dan Marcella, dia tak mungkin menyakiti bocah itu.Video lantas diakhiri dengan tatapan Abraham Julianto ke arah kamera sambil berujar, “Untuk tahun-tahun ke depan, Beauty Inc. akan terus memancarkan cahayanya!”Hall

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status