Share

Bab 4. Damar Cedera

Author: Nuri522
last update Huling Na-update: 2023-06-21 11:55:45

Gendis mematung di tempatnya duduk sekarang. Setelah mendapatkan kabar buruk tentang suaminya, wanita itu gegas untuk ke Rumah Sakit di mana Damar di rawat sekarang. Matanya berembun, ia merasa khawatir terjadi apa-apa terhadap sang suami.

Sepanjang perjalanan, ia gelisah tidak menentu. Apalagi, ponsel Damar sama sekali tidak bisa dibubungi. Pantas saja, sejak semalam ia tidak enak hati ketika melepaskan Damar saat pamit keluar dengan alasan bisnis. Katanya, pria itu akan menghadiri sebuah pertemuan antar perusahaan.

Karena sudah malam, makanya Damar melarang istrinya itu ikut. Menurutnya, tidak baik untuk kesehatan bayi kita yang masih dalam kandungan. Gendis menuruti larangan sang suami, dan membiarkan sepupunya untuk menemani Damar ke sana.

Ya, sebelumnya, Damar mengatakan kalau ia akan pergi ke sebuah pertemuan perusahaan saat makan malam tiba. Sebagai anak buah serta direktur perencanaan perusahaan, Vivian, sepupu Gendis, juga mengikuti acara tersebut. Apalagi, katanya ia di undang secara khusus oleh kolega bisnis Damar.

Dengan alasan itu pula, Gendis membiarkan suaminya pergi bersama Vivian berdua.

“Kamu jadi ikut, Vi?” tanya Gendis ketika melihat Vivian sudah siap menunggu di depan rumah.

“Iya, Mbak. Memangnya Mas Damar enggak bilang?”

“Dia bilang kok. Oh iya, karena Mbak enggak bisa datang ke sana. Mbak nitip Mas Damar, ya. Takut ada cewek ganjen yang deketin. Kamu tahu, kan. Biasanya kalau sudah ada pertemuan kek gitu para gadis suka kaya cacing kepanasan kalau lihat CEO. Apalagi Mas Damar masih muda dan tampan,” bisik Gendis. Niatnya hanya bercanda, tetapi berhasil membuat tubuh Vivian mematung. Kulitnya memucat seolah telah mendengar sesuatu yang menakutkan.

“I-iya Mbak.” Melihat reaksi gugup sepupunya yang tidak biasa itu, Gendis menautkan alisnya. Dia mengernyit mencoba menyelidiki apa yang terjadi.

“Kamu kenapa terlihat berbeda? Kok wajahmu berubah pias begitu? Kamu juga terlihat gugup? Kamu sedang sakit, Vi?” tanya Gendis mencoba memastikan. Namun, Vivian membantah dan menjawab dia baik-baik saja. Hanya mungkin kecapaian dan kurang istirahat.

Damar keluar dengan setelah jas yang rapi dengan wajah yang lebih segar karena baru saja mandi. Apalagi, minyak rambut yang dipoles ke rambut hitamnya yang legam membuat Damar terlihat lebih maskulin. Gendis semakin dimabuk cinta dibuatnya ketika melihat penampilan sang suami.

Setelah itu, Vivian dan Damar pamit dan masuk ke mobil yang sama. Gendis tidak tahu, setelah mobil melaju, tangan Damar dan Vivian saling menggenggam erat. Lalu, pria itu mengecup mesra punggung tangan mulus Vivian.

**

Gendis segera berlari menuju ruang rawat sang suami ketika ia sudah datang ke Rumah Sakit. Sebelumnya, ia bertemu dengan Dokter yang baru saja keluar dari ruang rawat suaminya.

“Bagaimana keadaan suami saya, Dok?” tanya Gendis dengan nada khawatir.

“Biar saya yang jelaskan, Dok,” ujar Dokter Alena sahabat Gendis yang baru saja datang menghampirinya. Dokter yang sempat merawat Damar mengangguk dan berlalu dari hadapan mereka.

“Ada apa, Na?” tanya Gendis dengan penasaran. Kenapa Alena menghentikan obrolan dengan dokter tadi, sedangkan kali ini temannya itu seperti berat untuk bercerita. Alena menarik lengan sahabatnya dan menyuruh duduk bersama di bangku tunggu.

“Kamu bikin aku tegang aja. Ada apa sih, Na? Jangan buat aku penasaran. Apa keadaan Mas Damar buruk?” Mendengar pertanyaan Gendis Alena menggeleng. Ia menghela napas berat mencoba mengumpulkan keberanian serta kekuatan untuk menceritakan segalanya kepada Gendis.

“Dis, kamu tahu ambulans membawa suamimu dari mana? Dan karena apa suamimu cedera?”

“Maksud kamu apa, Na?” Alis Gendis semakin menaut belum mengerti ke arah mana apa yang akan Alena bicarakan. Ia semakin curiga ketika sahabatnya itu mulai terlihat gelisah.

“Otot Damar yang cedera adalah sisi samping paha. Cedera seperti ini biasanya terjadi karena tegang saat olahraga berat. Suamimu tidak memberitahu apa alasan dia sampai terluka, saat tadi sempat kami periksa. Maaf, aku penasaran dan bertanya kepada petugas ambulans. Mereka menjemput suamimu dari sebuah kamar hotel. Dan kamu tahu ... siapa yang menghubungi rumah sakit untuk meminta ambulans menjemput suamimu? Itu seorang wanita, Dis?”

Ucapan Alena membuat hati Gendis mencelus. Ada yang nyeri di sudut hati ketika mendengar perkataan sahabatnya. Apa mungkin benar kalau Damar berselingkuh? Lalu dengan siapa?

Pertanyaan itu terus berputar-putar di benaknya. Namun, ia coba menahan emosi yang mulai menggebu di hatinya.

“Dis, maaf aku enggak ada maksud jelek sama kamu. Lebih baik kamu tanyakan masalah ini kepada Damar biar jelas. Lagi pula, bisa saja itu hanya kecurigaanku saja. Mungkin, yang tadi kudengar salah. Makanya kamu tanyakan langsung kepada suamimu,” ujar Alena tak enak hati kepada Gendis saat melihat reaksi sahabatnya yang terlihat syok. Ia sungguh menyesal harus mengatakan itu kepada Gendis.

“Are you okay, Dis?” tanya Alena saat melihat Gendis masih bergeming. Sahutan darinya seperti tidak didengar.

Gendis tersadar seketika saat Alena menepuk pundaknya pelan. Wanita itu bertanya kembali apa yang Alena tanyakan.

“Are you okay,” tanya Alena sekali lagi.

“Sure. I’m fine. Kamu enggak perlu khawatir, Na,” jawab Gendis dengan senyum terpaksanya.

Mulut boleh berdusta dengan mengatakan baik-baik saja. Akan tetapi, yang sebenarnya terjadi, hatinya sungguh terluka. Namun, Gendis mencoba berpikir positif. Siapa tahu apa yang Alena katakan benar. Bahwa itu salah. Ia harus menanyakan kepastiannya kepada Damar, suaminya.

Alena pamit karena seorang suster datang memanggilnya sebab ada pasien dadakan. Sebelum berlalu wanita itu menepuk pundak Gendis mencoba untuk menyalurkan kekuatan kepada sahabatnya itu.

“Kamu jangan banyak pikiran, ya, Dis. Kamu harus kuat,” bisik Alena.

“Iya,” jawab Gendis sambil mengangguk dan tersenyum.

Gendis masuk ke dalam ruangan suaminya di rawat. Ia melihat Damar sedang berbaring sambil memainkan ponsel di tangan. Wanita itu berjalan dengan tergesa, meski ingin rasanya ia meluapkan emosinya kali ini. Namun, Gendis tidak ingin gegabah dan berakibat penyesalan.

Kira-kira apa ya, yang akan Gendis tanyakan kepada Damar? Apa suaminya akan mengaku apa yang telah terjadi sebenarnya?

Bersambung

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Kebohongan Busuk Suamiku   Bab 30.

    Sidang pengadilan akhirnya memutuskan Damar sepenuhnya bersalah akibat melanggar Pasal 340 KUHP dihukum 20 tahun penjara dikurangi masa tahanan. Sesuai dengan tuntutan yang ditegaskan dalam pasal tersebut bahwa barang siapa dengan siapa dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain, diancam dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama 20 tahun. Bu Retno pasrah menerima putra pertamanya dihukum akibat kesalahan yang diperbuat. Bagaimana pun, ia tak bisa menampik bahwa sang putra memang pantas untuk mendapatkan hukuman seperti ini. Meski begitu, wanita paruh baya itu tak kuasa menutupi kesedihannya. Ia sempat hampir pingsan di ruangan pengadilan ketika putusan vonis dibacakan oleh hakim ketua.Bayu sontak mendekap tubuh ibunya dan menuntunnya keluar agar lebih tenang. Mereka duduk di kursi tunggu yang tersedia di luar ruangan sidang. Sambil menunggu Damar keluar dan bersiap dibawa ke rutan tempat di mana pria itu dihukum.Se

  • Kebohongan Busuk Suamiku   Bab 29. Pasca Kebakaran

    “Syukurlah kamu tidak apa-apa, Dek.”Winda, istri dari Edo mengelus puncak kepala Gendis yang sudah pulang ke rumah kakak pertamanya tersebut bersama Dion juga. Meski hanya kakak ipar, tetapi wanita itu sudah menganggap adik-adik Edo ini seperti saudara kandung sendiri. Kini mereka berdua tengah berada di dalam kamar yang sering dipakai Gendis saat menginap ketika di rumah Edo.Gendis tersenyum dan mengangguk. Benar, ia pun kini merasa bersyukur masih diberikan keselamatan oleh Yang Maha Kuasa. Dua kali nyawanya hampir saja melayang, membuat wanita itu merasa ini semua hanyalah mimpi. Akan tetapi, tak seperti itu, dirinya melalui hal yang nyata.Dua kali dirinya hampir saja mati gara-gara orang yang sama membuat hati Gendis sakit luar biasa. Ia sungguh tak mengenali Damar lagi. Pria itu telah betul-betul berubah menjadi pria yang kejam dan ambisius. Hanya demi harta dan kekuasaan, mantan suaminya ini bisa melakukan segala cara, bahkan menghabisi orang-orang yang pernah menjadi bagian

  • Kebohongan Busuk Suamiku   Bab 28. Buron

    “Aku tahu siapa orang dibalik kebakaran ini.”Bayu datang menyibak kerumunan warga yang memenuhi tempat kejadian perkara tersebut. Sebelumnya, ia tak sengaja mendengar rencana kriminal Damar dan Vivian. Pemuda tersebut bergegas pergi ke rumah Dion dan hendak menghentikan segala rencana busuk sang kakak. Akan tetapi, ternyata semuanya telah terlambat. Hunian di mana Gendis, Dion dan Edo berada telah ludes dilahap jago merah.Awalnya pria muda tersebut panik, tetapi ketika mendengar semuanya selamat meski harus mendapatkan pertolongan dengan dibawanya Gendis dan Dion ke rumah sakit bersama salah satu tetangga yang ada, Bayu merasa lega luar biasa.Sampai, dia mendengar percakapan antara Pak RT dan Edo, dirinya yang menjadi saksi kunci kejahatan sang Kakak langsung mendekat.“Bayu? Sedang apa kamu di sini?”“Itulah yang akan Kujelaskan. Setengah jam yang lalu, aku baru mengetahui rencana pembakaran rumah ini. Maafkan aku, Mas. Aku tak bisa menghentikan segalanya. Saat datang, semuanya te

  • Kebohongan Busuk Suamiku   Bab 27. Kembali Berulah

    “Sial*n. Bisa-bisanya mereka menekanku di ruang rapat dan mengatakan kalau aku tak becus memimpin perusahaan ini. Padahal, siapa yang sudah membesarkan perusahaan sampai seperti sekarang?” gerutu Damar di hadapan Vivian. Tangannya yang mengepal meninju udara dan menggebrak meja di ruangannya.“Sudahlah, Mas. Tenangkan dirimu sekarang. Kamu jangan marah-marah lagi. Salah Mas sendiri kenapa tender sebesar itu bisa lolos. Apalagi, akhir-akhir ini Mas Damar seperti orang yang linglung dan banyak melamun.” Mendengar perkataan sang kekasih, Damar mendengus kasar. Pikirannya kini sedang kacau di tambah ucapan Vivian yang sama memojokkan dan menyalahkannya semakin dibuat pusing.Namun, yang Vivian katakan itu benar. Setelah menandatangani surat cerai beberapa Minggu yang lalu, Damar seolah kehilangan fokus. Dalam hati kecilnya bergejolak perasaan marah, dendam dan juga kehampaan. Kenapa setelah kehilangan Gendis, pria itu merasakan kembali rindu yang menyiksa. Namun, mantan istrinya sama se

  • Kebohongan Busuk Suamiku   Bab 26. Ketegasan Gendis

    Alunan musik lembut menggema ke seluruh ruangan di restoran di mana Gendis berada. Suara lantunan merdu dari penyanyi pria di atas podium membuat suasana hati wanita itu menjadi tenang.Ia melirik ke arah meja yang paling ujung di sini. Melihat dua orang pria yang berpenampilan seperti penguntit.Gendis menggelengkan kepalanya mengetahui kedua orang itu tidak lain kakak-kakaknya. Edo dan Dion sengaja mengikuti Gendis hanya untuk memastikan adiknya itu baik-baik saja.Wanita itu merasa, apa yang dilakukan kedua kakaknya sungguh konyol. Namun, hatinya seketika menghangat. Ia sungguh terharu dan merasa beruntung memiliki saudara yang menyayanginya.Dibandingkan harta, Gendis merasa ikatan persaudaraan lebih berharga dari apa pun. Sedangkan di tempat parkir, Damar keluar dari mobilnya setelah kendaraan itu terparkir. Pria itu tak henti-hentinya melengkungkan senyuman. Ia sungguh tidak sabar untuk bertemu dengan Gendis.Ada perasaan rindu yang tiba-tiba saja muncul di hatinya setelah men

  • Kebohongan Busuk Suamiku   Bab 25. Rencana Berpisah

    Dengan bantuan Edo, kakaknya Gendis. Kali ini Bayu dapat menempati posisi wakil Direktur di bawah jabatan Damar sang kakak. Apalagi posisinya yang cukup kuat karena memiliki saham perusahaan hampir enam puluh persen bila di satukan dengan saham milik Edo dan Gendis. Siang itu, saat rapat redaksi dadakan diadakan. Damar terkejut ketika Bayu masuk ke perusahaan. Pada hari itu pula, para pemegang saham di perusahaan tersebut memilih Bayu sebagai wakil direktur menggantikan posisi wakil direktur yang baru resign dari perusahaan.Sebenarnya, itu semua telah Edo atur sebelumnya. Kakak Gendis tersebut telah menyuruh wakil direktur sebelumnya untuk resign dari perusahaan dan sebagai gantinya akan diangkat mendapatkan posisi direktur utama di perusahaan cabang milik Edo. Tentu saja membuat orang tersebut tidak bisa menolak tawarannya.Mana mungkin, ia akan menyia-nyiakan kesempatan sebagus ini. Seminggu sebelum Bayu masuk ke perusahaan, wakil direktur tersebut resign dari kantor. Untungnya, s

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status