Share

Kehangatan Yang Datang Terlambat
Kehangatan Yang Datang Terlambat
Author: Robert Martin

Bab 1

Author: Robert Martin
“Pak, aku memutuskan untuk menyerahkan paten ini kepada negara dan bergabung dengan akademi ilmu kedokteran.”

Kepala sekolah berdiri dengan penuh semangat dan berkata,

“Bagus sekali, Cheryl! Ini pasti bisa menyelamatkan ratusan bahkan ribuan pasien. Hanya saja, ini adalah laboratorium rahasia tingkat nasional. Setidaknya kamu harus menghilang dari publik selama tiga tahun dan sepuluh hari lagi kamu harus berangkat. Apa kamu nggak ingin membicarakannya dulu dengan pacar dan keluargamu?”

“Nggak perlu.”

Cheryl tersenyum getir.

Lagipula, rumah itu sudah bukan tempat dirinya bisa berpijak.

Tahun lalu, Sofiana, si murid kurang mampu yang selama ini dibiayai keluarganya, dibawa ayahnya ke rumah setelah orang tua Sofiana mengalami kecelakaan mobil.

Berbeda dengan Cheryl yang hanya diam-diam bekerja keras, Sofiana pandai sekali mengambil hati orang.

Belum genap setahun tinggal di rumah, dia sudah menjadi kesayangan semua orang.

Bukan hanya ayahnya yang memandangnya seperti harta berharga, bahkan tunangan yang merupakan sahabat masa kecil Cheryl dan adiknya pun menyukainya.

Foto mendiang ibunya dipecahkan oleh Sofiana, tapi ayahnya hanya berkata bahwa masa lalu sebaiknya dilupakan, lalu membongkar seluruh altar ibunya.

Bahkan paten stent jantung yang dibuat Cheryl untuk mengenang ibunya pun ingin direbut.

Demi memaksa Cheryl menyetujui, sahabat masa kecilnya itu bahkan mengancam akan putus.

Pertalian darah, cinta masa kecil, semuanya kalah oleh kata-kata manis yang penuh tipu daya.

Cheryl sudah lelah berdebat dan berebut dengan orang.

Dia memilih untuk melepaskan dirinya sendiri…

Saat pulang ke rumah, suasana yang menyambutnya sangat berbeda dari kesendiriannya.

Ruang makan riuh oleh suara tawa, keluarganya sedang merayakan satu tahun Sofiana memulai hidup barunya di rumah ini.

Tak ada yang ingat bahwa hari ini juga adalah ulang tahun Cheryl.

Sejak ibunya meninggal, tak ada lagi yang memberinya hadiah atau merayakan ulang tahunnya.

Dari kejauhan, dia melihat Rikardo dan Yuseli, pacar dan adiknya duduk di sisi kiri dan kanan Sofiana. Senyuman lembut terukir di wajah mereka, menyodorkan hadiah untuknya.

Wajah dingin Cheryl tak menunjukkan sedikit pun emosi.

Begitu melewati ruang makan, ayahnya, Hendra memanggilnya,

“Aku menyuruhmu bicara dengan kepala sekolah dan serahkan paten itu untuk Sofiana. Kamu sudah bilang?”

Cheryl menggeleng dan menjawab, “Paten itu sudah bukan milikku lagi.”

Mendengar itu, semua orang mengira Cheryl sudah menyerah.

Rikardo langsung memeluk Sofiana dengan semangat, “Bagus sekali! Ini paten berskala nasional, dengan ini masa depanmu untuk sekolah maupun kerja pasti lancar. Selamat!”

Cheryl menatap dingin, lalu hendak berbalik pergi.

Namun, Sofiana memotong sepotong kue mangga, membawanya ke hadapan Cheryl, “Kak Cheryl, terima kasih atas semua yang kamu lakukan untukku. Ini untukmu.”

Saat berbalik menghadap orang lain, Sofiana melepas topeng manisnya. Tatapannya penuh tantangan.

Terlihat seperti seorang pemenang.

Cheryl berkata dengan dingin, “Ambil pergi.”

Dua hari lalu, mereka berdua bersama-sama mengambil hasil pemeriksaan kesehatan.

Tak ada yang tahu bahwa Cheryl alergi mangga, kecuali Sofiana.

“Cheryl, apain kamu marah sama dia? Aku yang menyuruhmu menyerahkan paten itu padanya. Kalau mau marah, marah saja padaku,” ujar Rikardo sambil berdiri dan menatap Cheryl dengan dingin.

Sofiana mengusap air mata, suaranya terdengar gemetar,

“Kak, jangan salahkan Kak Cheryl. Salahkan aku saja.”

“Di rumah ini memang nggak ada satu pun yang benar-benar milikku.”

“Aku tahu Kak Cheryl selalu menganggap barang-barangku kotor. Maafkan aku, Kak Cheryl. Kalau kamu nggak suka, aku bisa pindah hari ini juga.”

“Aku sungguh tak ingin menjadi benalu. Aku hanya ingin membalas budi Om Hendra. Maafkan aku….”

“Sofiana, ini rumahmu. Siapapun yang ingin mengusirku, aku yang pertama menentangnya,” ujar Yuseli yang langsung menahannya.

Hendra pun membanting sendoknya dengan kesal.

“Semua orang lagi bersenang-senang, kamu datang malah buat suasana jadi kacau.”

“Kapan kamu bisa belajar jadi anak yang lebih baik?”

“Bisa-bisanya aku melahirkan anak yang berhati sempit dan nggak tahu tata krama sepertimu?”

“Cepat habiskan kuemu, lalu minta maaf pada Sofiana.”

Melihat tatapan jijik dari ayah kandungnya sendiri, meski sudah memutuskan untuk meninggalkan rumah yang kejam ini, tangan Cheryl tetap tak sadar bergetar. Dadanya seolah diremas kuat-kuat oleh tangan yang besar.

Cheryl menggertakkan gigi dan menjawab,

“Bagaimana kalau aku nggak mau?”

Tak disangka, begitu kata-kata itu terucap, sebuah tamparan keras langsung mendarat di pipinya.

Kemudian, dengan amarah yang memuncak, Hendra meraih potongan kue itu dan memaksa menyuapkannya ke mulutnya.

Semuanya terjadi begitu cepat.

Belum sempat Cheryl bereaksi, dia sudah merasakan bibirnya mati rasa, napasnya terasa tersengal, kakinya lemas dan tubuhnya terjatuh ke lantai.

Sofiana berpura-pura panik sambil berkata, “Kak Cheryl, kamu kenapa? Perlu aku panggilkan ambulans?”

“Nggak perlu pedulikan dia, dia hanya pura-pura. Ayo, kita lanjut saja.”

….

Suara-suara di telinga terdengar riuh tak beraturan.

Cheryl merangkak untuk kembali ke kamarnya.

Dia membuka laci, mengambil obat dan menelannya. Lalu dengan sisa tenaga menekan nomor ambulans.

Raut wajahnya datar dan menatap langit-langit dengan tatapan kosong.

Sebentar lagi, sepuluh hari lagi saja.

Dia akan meninggalkan rumah dingin ini.

Meninggalkan semua orang busuk ini.

Pergi ke tempat yang tidak diketahui siapapun.

Ikatan darah yang terasa asing dan cinta yang penuh kepalsuan. Dia sudah tak menginginkannya lagi.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kehangatan Yang Datang Terlambat   Bab 18

    “Kita benar-benar sudah nggak mungkin?”Rikardo masih belum ingin menyerah begitu saja.Cheryl tidak menjawab, tetapi diamnya sudah merupakan jawaban.Bukan berarti dia tak bisa menolak Rikardo.Melainkan dia tidak tahu bagaimana cara mengucapkan perpisahan tanpa melukainya.Kesunyian itu adalah kelembutan terakhir Cheryl untuknya.“Baiklah, aku mengerti.”Rikardo menundukkan kepala dan akhirnya menyerah.Cheryl membantunya berdiri, lalu mengambil sebuah kaset dari saku jas laboratorium.Sekilas, Rikardo langsung mengenalinya. Ini adalah hadiah pertama yang pernah diberikan Cheryl padanya, berisi lagu kesukaannya.Namun dulu, karena jatuh cinta pada Sofiana dan ingin benar-benar memutuskan hubungan dengan Cheryl, dia pernah mengembalikan kaset itu beserta tape recordernya.Itu adalah salah satu hal yang paling dia sesali.Setelah itu, dia tak pernah menemukan kaset itu lagi di tape recorder. Awalnya dia mengira kaset itu sudah dibakar bersama barang-barang Cheryl, tapi ternyata Cheryl

  • Kehangatan Yang Datang Terlambat   Bab 17

    Suhu udara hampir membeku, membentuk embun es.Hingga rasa pahit terasa di bibirnya, barulah Rikardo tersadar bahwa bibir bagian bawahnya berdarah karena tergigit.Demi pertemuan yang sudah lama ditunggu-tunggu ini, dia menembus waktu selama dua belas bulan, melewati pagi dan malam, hampir menelusuri setiap sudut kota, sampai pendidikannya terbengkalai. Kepala sekolah yang tak tega melihat Rikardo yang dulunya murid teladan begitu terpuruk, akhirnya memberitahu keberadaan Cheryl padanya.Begitu mendapat informasi itu, Rikardo langsung memesan tiket pesawat ke tempat ini.Perjalanan yang melelahkan membuatnya tak sempat minum seteguk air pun. Satu-satunya yang terbayang hanyalah bertemu dengan orang yang selalu menghantui pikirannya.Namun, ketika akhirnya bertemu lagi dengan Cheryl, dia menyadari kenyataan yang menyakitkan.Cheryl sudah bukan lagi sahabat kecilnya yang lembut dan sabar seperti yang dia ingat.Meski berusaha sekuat tenaga, Rikardo tak mampu menemukan sedikit pun rasa ci

  • Kehangatan Yang Datang Terlambat   Bab 16

    Rangkaian bintang berkelip di langit, James duduk meringkuk dengan tenang di bangku batu yang diselimuti cahaya bulan.Dia meletakkan lengan bawahnya di atas lutut Cheryl, tapi pandangannya tak lepas dari wajah gadis itu.Sinar bulan membentuk lapisan tipis seperti embun di kulit Cheryl yang sehalus giok putih, membuatnya tetap memukau bahkan di tengah gelapnya malam.Baru ketika salep menyentuh luka bakarnya, James menarik napas dingin dan tersadar kembali.“Lukanya lumayan parah. Kalau nggak diobati, nanti bisa meninggalkan bekas. Kamu juga mahasiswa kedokteran, kenapa sampai nggak diperhatikan begini?”“Nggak apa-apa. Aku laki-laki, sedikit bekas luka di lengan itu nggak masalah. Nggak ada yang bakal peduli….”“Aku peduli.”Cheryl menghela napas, membuat pria itu terbengong.Setelah mengoleskan obat, Cheryl menatapnya dengan serius dan berkata, “James, besok kamu pulang ke kampus saja. Aku mengerti perasaanmu, tapi aku nggak punya waktu untuk memikirkan soal cinta sekarang dan aku j

  • Kehangatan Yang Datang Terlambat   Bab 15

    Di bagian barat lapangan akademi kedokteran, di dekat sebuah sebuah pohon ginkgo, Cheryl memilih tempat yang hangat untuk duduk.Aroma disinfektan dari laboratorium masih tercium samar di hidungnya. Dia membuka kancing kerahnya, menghirup udara segar luar ruangan, lalu menaburkan remah-remah roti gandum ke kumpulan merpati abu-abu dan putih.Sudah tiga bulan dia berada di akademi kedokteran.Begitu masuk ke laboratorium, dia sering bekerja seharian penuh.Kartu akses di sakunya seakan sudah membekas di jas lab putihnya.Kesibukan seperti ini bagi orang biasa mungkin sulit ditanggung, tapi bagi Cheryl yang sudah melewati banyak rintangan, ini belum seberapa.Di tim penelitian obat baru laboratoriumnya, rekan-rekan yang bekerja bersamanya adalah para maestro terkemuka di dunia medis saat ini atau bahkan senior yang menjadi panutan di bidang kedokteran.Meski saat ini dia hanya berperan sebagai asisten laboratorium, dalam waktu tiga bulan saja, ilmu yang dia dapat sudah jauh lebih banyak

  • Kehangatan Yang Datang Terlambat   Bab 14

    Suara bantingan tinju di tubuh terdengar begitu berat dan bergema di ruang tamu.Rintihan Sofiana semakin lama semakin terputus-putus. Tubuhnya bergetar seperti ikan yang terkapar kehabisan air, wajahnya berlumuran air mata dan ingus, “Ma… maaf Om Hendra. Aku hanya anak yatim piatu dan terlalu menginginkan sebuah rumah, makanya aku bilang semua kebohongan itu.”Tiba-tiba, dia meraih ujung celana Hendra, lalu membenturkan dahinya ke lantai hingga muncul memar biru keunguan, “Tolong ampuni aku, aku nggak akan bohong lagi. Kumohon, maafkan aku.”Hendra menatapnya dengan mata memerah.Jawaban yang diberikan hanyalah hantaman tinju yang lebih keras.Saat akhirnya Hendra berhenti memukul, Sofiana sudah tergeletak di lantai seperti anjing mati dengan napas yang tersengal.“Ayah,” terdengar suara Yuseli yang seperti keluar dari dasar jurang beku, “Siapa sebenarnya… yang mendonorkan darah untukku di kecelakaan itu?”Tubuh Hendra bergetar hebat. Tiba-tiba, dia menampar dirinya berkali-kali.“Che

  • Kehangatan Yang Datang Terlambat   Bab 13

    Melihat Hendra hendak membuang tape recorder itu ke tempat sampah, Rikardo segera melangkah maju.“Tunggu, aku mau dengar dulu apa yang direkam di dalamnya.”Ucapan mereka malah membuatnya teringat sesuatu.Cheryl sengaja menaruh tape recorder itu di dalam kotak kado dan menempatkannya di posisi yang begitu mencolok, pasti ada alasannya.“Untuk apa didengar? Bisa jadinya isinya hanya kata-kata yang mengutuk kita. Nggak bagus, mending dibuang saja.”Anehnya, Sofiana berdiri dan bergegas membuka kaset di dalam tape recorder itu.Sikapnya terlihat sangat tegang, benar-benar tak seperti dirinya yang biasanya tenang dan anggun.“Berhenti.”Rikardo jelas tak akan membiarkannya berhasil, dia langsung maju untuk menghentikannya.Saat keduanya berebut, Rikardo lebih dulu menekan tombol putar.Disertai suara statis, terdengar suara sombong yang begitu jelas.“Cheryl, berlututlah memohon padaku.”“Aku bisa menyuruh ayah memaafkanmu.”….Di dalam rekaman, nada suara Sofiana sama sekali tidak terde

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status