LOGINMing Yue seketika terdiam, sambil menelan ludah, matanya melotot kaget begitu pun dengan pelayannya ikut terkejut, dia sama sekali tak menyangka bahwa Ibu Suri akan terbangun. Padahal, sebelum masuk ke kamar itu, ia sudah memastikan wanita tua itu tertidur lelap.
“Aku kenal suara itu, kau Putri kedua kan?” tanya Shi Linhua.
Tapi Ming Yue masih berdiri memunggunginya, berusaha meredam kegelisahan yang ia rasakan.
“Cepat kema-“ Ibu suri hendak berbicara lagi, namun tiba-tiba Xiao Lin menarik lengan Ming Yue dengan kuat dan membawanya keluar kamar dengan langkah tergesa.
Shi Linhua, hanya mengerutkan alis, tak bisa mengejar, tapi tatapan matanya yang menyipit penuh curiga.
‘Bagaimana dia bisa kemari?’ batinnya penasaran.
Di kediaman Pangeran Kedua, Xiao Lin membuka pintu kamar majikannya dengan napas sedikit terengah.
“Apa dia sudah menemukannya?” gumam Ming Yue.Bibirnya tersenyum senang, penuh harap.Namun, seiring dengan setiap kata yang terbaca, senyumannya berangsur luntur. Wajahnya berubah kecewa.Laporan itu tak sesuai harapan. Tabib Long masih belum berhasil membuat penawarnya. Eksperimen-eksperimennya selalu gagal di titik yang sama.Ming Yue memijat kepalanya pening. ‘Apa yang harus kulakukan?’ pikirnya gelisah.Kekhawatiran ini semakin menjadi. Apalagi Qiang Jun juga masih belum berhasil melacak sumber kemunculan wabah mematikan itu. Bahkan sampai membuatnya terluka.Di tengah kegundahannya, tidak ada satu pun keluarga kekaisaran yang lain akan kekhawatirannya.Bahkan, ada yang justru sibuk dengan ambisi pribadinya. Tidak peduli meski dirinya masih menjadi perbincangan orang-orang atas kejadian baru-baru ini.Qiang Yuze yang kesal ditolak oleh Song She, kini menemui Kaisar.“Yang Mulia. Maaf mengganggu Anda, tapi ada yang ingin saya tanyakan,” katanya sambil membungkuk.Qiang Kingze, dud
“Apa begini caramu meminta bantuan?”Ming Yue menyilangkan kedua tangannya.Qiang Yuze mendengus kesal. Sambil memijat pangkal hidungnya.“Hei! Aku lelah dengan semua yang terjadi kali ini. Jangan membuatku kesal. Lakukan saja apa yang kuperintahkan.”Ming Yue tentu tak terima dengan sikapnya itu. “Tidak. Aku tidak mau melakukannya.”Qiang Yuze menatap tajam “Apa?!” desisnya mulai emosi.“Kau mendengarnya dengan jelas. Aku. Tidak. Mau!” Ming Yue menekankan dengan sengaja. “Dan kudengar kau ingin menggunakan elixirku untuk berperang dengan kerajaan Bailong. Kau pikir elixirku itu apa? Tenaga medismu?!” bentaknya.Qiang Yuze terbelalak. Wajah angkuhnya berubah syok.‘Dia bisa tahu?! Dari mana dia mendapatkan informasi itu?’ pikirnya kalut.Namun, Rasa malu karena ditolak mentah-mentah. Serta usahanya yang sia-sia, berubah menjadi amarah yang meledak."Dasar jalang!" hardiknya sambil berdiri kasar.Qiang Yuze mengangkat tangannya dengan emosi.Ming Yue tetap diam dan tenang. Dan belum se
"T-tidak, Jun. Ini terlalu dalam." Ming Yue terisak. Tangannya mencengkeram bahu Qiang Jun "Aku tidak bisa-""Ssth .... Tarik nafas, sayang. Tenanglah, jangan tegang," bisik Qiang Jun di dekat telinganya.Dengan suara lembut namun penuh kendali. Bibirnya mengecup sudut mata Ming Yue, lalu beralih menciumi semua area wajah Istrinya.Setelah beberapa saat, ketika napas Ming Yue mulai sedikit teratur, Qiang Jun perlahan mulai bergerak lagi.“Ahh!” Ming Yue mendesah kerasRasa sakit dan kenikmatan bercampur jadi satu. Membuatnya tanpa sadar menggigit bahu Qiang Jun untuk menahan gejolak dalam dirinya.“Ugh!” Qiang Jun meringis menahan sakit.Namun senyum nakal segera menghias bibirnya. Rasa sakit itu justru seperti memicu api gairahnya.Gerakannya semakin cepat dan dalam. Seolah ingin menyatukan diri mereka sepenuhnya.Kedua tangannya mencengkeram pergelangan tangan Ming Yue di atas kasur.Desahan Ming Yue kian terdengar keras. Memecah kesunyian malam. Diselingi lenguhan pelan dari Qiang J
Ming Yue hampir kehilangan keseimbangan karena beban di pundaknya. Qiang Jun, yang tubuhnya nyaris tak bertulang, bersandar sepenuhnya padanya.“Ck. Berjalanlah dengan benar, QIang Jun!” keluhnya jengkel.Ming Yue berusaha membuatnya berdiri. Tapi tangannya tanpa sengaja memberi tekanan yang terlalu kuat. Bukannya stabil, tubuh pria itu justru terhempas ke lantai.Ming Yue tersentak kaget.“Maaf. Aku tidak sengaja!” katanya.Bergegas menghampiri Qiang Jun. Namun pria itu malah diam di tempat, sambil memeluk lututnya. Dan kepala yang menunduk murung.“Kau membenciku ya? Karena itu selama ini selalu menolak tidur denganku,” ucapnya lirih.Terdengar seperti gerutu anak kecil yang kecewa.Sontak Ming Yue merapatkan bibirnya. Berusaha menahan tawa dan rasa menggelitik di perutnya.‘Astaga. Ternyata dia sangat menggemaskan saat mabuk,’ pikirnya gemas.Ming Yue akhirnya berdehem pelan, tetap bersikap tenang.“Aku tidak membencimu. Ayo cepat berdiri,” bujuknya.Perlahan, Qiang Jun mendongak. T
Hari eksekusi akhirnya tiba.Dua tersangka kejahatan dibawa ke halaman utama istana Kekaisaran. Alat pancung telah menunggu. Berdiri kokoh dengan bilahnya yang tajam.Hampir seluruh keluarga kekaisaran telah berkumpul di sisi halaman, duduk di bangku kehormatan. Suara pelayan dan penjaga berbaur dengan bisikan tegang para pejabat yang menyaksikan.Di kejauhan, gerbang istana utama dipenuhi warga yang berdesakan, ingin melihat langsung. Namun masih dijaga oleh para prajurit istana, menahan arus orang-orang berteriak.“Eksekusi pendosa!”“Dasar wanita ular! Mati saja kau!”Teriakan cemooh serta hinaan terus menggema.Dua orang pelaku itu hanya bisa menunduk. Dengan kepala mereka yang terbungkus kain. Tidak ada yang bisa mereka lakukan. Hanya ada kekosongan dan kepasrahan.Hingga akhirnya mereka membungkuk, lehernya diletakkan di tengah alat pancung. Para algojo telah siap di sisinya.Kaisar berdiri di tengah halaman di kursi keagungannya.“Mulai eksekusi pendosa,” perintahnya dengan teg
Melihat Lao Feng terdiam dengan wajah pucat, Ming Yue terkekeh puas. Berjalan mendekat, lalu menepuk pundaknya pelan.“Lebih baik Paman memperbaiki diri. Aku masih memaafkanmu karena kau tidak terlibat dengan kejahatan Lao Lan.”Setelah mengatakan itu, Ming Yue berjalan ke arah pintu. Namun suara Lao Feng menghentikan langkahnya.“Ming Yue,” panggilnya.Salah satu anggota sosok berjubah di sekitar sedikit mendekat, waspada. Tapi Lao Feng tidak berniat macam-macam.“Sebenarnya apa yang Lao Lan lakukan padamu sampai kau membencinya seperti ini? Bisakah kau memaafkannya?” tanyanya dengan suara pelan, sedikit berhati-hati.Ming Yue menoleh dengan wajah datar. Lalu tersenyum tipis. Seketika ingatan di masa lalu muncul di kepalanya. Dan hal itu tidak mungkin untuk dimaafkan.“Setelah dia mati baru aku bisa memaafkannya,” katanya berubah dingin.Kemudian kembali melangkah keluar. Dan orang-orang berjubah hitam itu pun menghilang. Mengikuti Ming Yue dari balik bayangan.Kabar tentang eksekusi







