공유

Bab 5

작가: Charmy
Saat Darren menyusul, Adele sudah lebih dulu berbelok masuk ke toilet.

Baru dua menit berada di dalam, Adele mendengar suara dering ponsel Darren dari luar. Namun, nada dering itu hanya berbunyi sekali sebelum langsung dijawabnya.

"Tunggu aku di taman kecil."

Detik berikutnya, langkah kaki Darren terdengar semakin lama semakin jauh.

Adele sudah sering datang ke tempat ini untuk menghadiri berbagai acara jamuan, jadi dia sangat mengenal tata letaknya. Begitu mendengar kata "taman kecil", dia langsung tahu ke mana arah Darren pergi.

Adele segera keluar dari toilet, lalu berputar ke ujung lorong menuju ruang penyimpanan. Dari celah jendela yang terbuka, dia bisa melihat dengan jelas Darren yang melangkah cepat menuju taman kecil itu.

Susanti sudah lebih dulu menunggu di sana. Begitu melihat Darren datang, dia langsung melompat ke pelukannya.

Darren sama sekali tidak menolak. Dia malah merangkul pinggang Susanti dengan mesra, seakan ingin memeluknya hingga menyatukan tubuh mereka.

"Kamu menggodaku lagi? Hari itu saja kamu sampai nggak bisa turun dari ranjang, sudah lupa?"

Beberapa hari terakhir, Darren memang terus-menerus bersama Adele tanpa pernah berpisah selangkah pun.

Jadi hanya dalam sekejap, Adele langsung tahu hari yang dimaksud Darren. Itu adalah malam ketika mereka pulang dari rumah Keluarga Halsinky. Malam itu, Darren tidak pulang semalaman dan baru kembali keesokan paginya. Tubuhnya penuh dengan bekas ciuman serta cakaran menggoda.

Susanti memeluk pinggang Darren, lalu mendongak dari pelukannya dengan senyum menantang.

Darren menatap wajahnya beberapa detik, lalu menunduk dan mencium bibirnya dengan kasar. Ciuman mereka liar dan tak terkendali, tubuh mereka saling bertaut erat seakan tidak ingin berpisah.

Suara desahan dan lumatan bibir mereka terdengar begitu jelas di taman kecil yang sepi. Susanti sengaja menggigit bibir Darren hingga berdarah. Darren langsung tersadar dari gairahnya dan mengusap sudut bibir yang mulai mengucurkan darah.

"Mau cari mati ya? Sudah aku bilang jangan tinggalkan bekas di tempat yang kelihatan. Adele bisa marah kalau melihatnya."

Namun, Susanti sama sekali tidak gentar dengan ekspresi garang Darren. Dia malah sengaja menggesekkan dadanya yang montok ke tubuh Darren sambil tersenyum menggoda.

"Kamu tinggal cari alasan seadanya, dia nggak akan curiga kok."

"Aku lebih suka kamu yang galak kayak tadi, apalagi pas di ranjang. Kostum pelayan waktu itu kamu suka, 'kan? Malam ini datang ke tempatku lagi, ya? Aku sudah siapkan gaya baru ...."

Susanti berjinjit sembari membisikkan sesuatu di telinga Darren dengan suara lembut dan menggoda. Darren tidak tahan lagi. Dia menelan ludah dan bibirnya tampak kering. Kemudian, dia mencengkeram dagu Susanti dan kembali mencium bibirnya dengan brutal.

Di balik jendela kecil ruang penyimpanan, Adele menyaksikan semua yang terjadi. Tubuhnya terasa membeku seketika.

Meski dia sudah lama tahu Darren dan Susanti menjalin hubungan di belakangnya, melihatnya dengan mata kepala sendiri jelas lebih menyakitkan daripada sekadar membayangkannya.

Seperti ada tangan yang mencengkeram jantungnya dengan kejam, Adele nyaris tidak mampu berdiri. Dia berpegangan pada jendela, berusaha menahan tubuhnya yang mulai limbung.

Setelah cukup lama menenangkan diri, Adele keluar dari ruang penyimpanan. Saat itu, Darren sudah berpisah dari Susanti dan sedang sibuk mencari-carinya ke segala arah. Begitu melihatnya, Darren segera berlari menghampiri. Dahinya sudah dipenuhi keringat.

"Kamu ke mana saja? Aku nyaris panik waktu sadar kamu nggak ada."

Adele sengaja menatap sudut bibir Darren, ada bekas gigitan yang tampak merah dan pecah. "Aku keluar dari toilet dan nggak lihat kamu, jadi jalan-jalan sebentar ke taman. Eh, bibirmu kenapa?"

Mendengar hal itu, ekspresi Darren langsung berubah panik. Keringat dingin kembali muncul di dahinya. "Taman mana yang kamu maksud?"

Adele tersenyum sinis. Dia berbalik dan tidak lagi menatap Darren. "Taman di belakang. Banyak orang juga di sana, kenapa kamu kelihatan tegang sekali?"

Darren menghela napas lega begitu mendengar jawabannya. "Nggak kok, aku cuma khawatir kamu jalan sendirian terus susah nyari kamu."

Sementara itu, Susanti tengah berdiri di atas panggung sambil membacakan pidato tentang bantuan yang selama ini diberikan Keluarga Halsinky kepadanya. Namun, pandangannya terus-menerus melirik ke arah mereka.

Tatapan Darren menembus kerumunan, tertuju ke arah Susanti yang tengah berdiri di atas panggung. Dalam benaknya kembali terngiang bisikan Susanti di taman kecil tadi tentang hadiah yang akan dia berikan malam ini.

Seluruh otot tubuh Darren tiba-tiba menegang. Saat dia tanpa sadar menggigit bibirnya, luka bekas gigitan Susanti terasa perih kembali. Baru saat itu dia sadar, dia belum menjawab pertanyaan Adele.

"Beberapa hari ini aku sariawan, luka di bibir ini kebetulan keiris, nggak apa-apa kok."

Adele terkekeh kecil, lalu membalikkan badan dan berjalan keluar. "Aku capek, pulang duluan."

Seketika, entah mengapa Darren tiba-tiba merasa panik. Dia buru-buru menarik pergelangan tangan Adele. "Tunggu, aku kasih tahu Ayah dan Ibu dulu. Aku pulang bareng kamu."

Beberapa menit kemudian, Darren pun membawa Adele pergi dari pesta malam itu. Namun, arah yang mereka tuju adalah menuju rumah Keluarga Halsinky.

"Ibu bilang ingin kita menginap semalam di rumah keluarga. Kita balik besok pagi, ya."

Adele tidak membantah. Setelah sampai di rumah keluarga, dia membersihkan diri dan langsung berbaring di ranjang.

Hari-hari terakhir yang melelahkan secara fisik dan batin membuat Adele langsung masuk ke kondisi setengah tertidur begitu tubuhnya menyentuh kasur. Di sampingnya, terdengar suara ketikan di layar ponsel, sesekali diselingi tawa pelan dari Darren.

Entah berapa lama kemudian, suara gerakan pelan terdengar dari sisi ranjang. Darren menepuknya lembut untuk membangunkannya, lalu mengecup pipinya.

"Ibu mau bicara sebentar sama aku, aku ke ruang kerja dulu, ya. Kalau ada apa-apa, panggil aku."

Adele bergumam pelan, "Hmm," lalu memutar tubuh seolah kembali tertidur.

Begitu Darren melangkah keluar dengan hati-hati, Adele langsung duduk.

Dari suara langkah kaki, dia tahu Darren dan Kelly berjalan menuju ruang kerja. Dia hanya ragu sejenak, lalu perlahan-lahan melangkah menuju ruang kerja dan berdiri di depan pintu.

Cahaya menembus dari bawah celah pintu dan suara Kelly yang menahan amarah pun mulai terdengar dari balik sana.

"Sudah berapa kali aku bilang sama kamu, Adele itu gadis baik. Kalau kamu sudah pilih dia, seharusnya semua wanita kotor dan nggak jelas di sekitarmu cepat disingkirkan. Tapi kamu malah makin terlibat sama Susanti, bahkan sampai orang-orang di lingkungan sosial kita ikut mengetahuinya."

"Kamu pernah pikir nggak, kalau kabar itu sampai ke telinga Adele? Kalau dia tahu apa yang kamu lakukan, apa yang akan terjadi?!"

"Darren, kamu sudah dewasa. Aku nggak mau terus menerus menasihati seperti anak kecil. Tapi aku juga nggak bisa diam saja melihat kamu melakukan hal-hal bodoh hanya demi sensasi sesaat yang nantinya akan kamu sesali!"

Setiap kata dari Kelly terdengar jelas oleh Adele dari luar pintu, hingga membuat pikirannya tidak sanggup lagi mencerna apa pun yang mungkin dikatakan Darren setelahnya.

Saat ini, seluruh tubuh Adele terasa jauh lebih sakit dibanding saat dia melihat sendiri bagaimana Darren dan Susanti berpelukan penuh gairah di taman kecil malam itu.

Ternyata semua yang dilakukan Darren sudah diketahui Kelly sedari dulu. Namun, mereka malah bersama-sama merahasiakan hal ini darinya. Bukan hanya Kelly, bahkan orang-orang di lingkungan sosial mereka pun tahu hubungan terlarang itu.

Sementara itu, dirinya masih dengan naifnya mengira semua orang masih tidak tahu akan hal ini. Ternyata, satu-satunya orang yang dibohongi selama ini hanyalah dia. Adele mengira dirinya telah memiliki semua cinta dari Darren dengan tulus.

Kalau begitu, apa arti semua ucapan selamat dan pujian dari mereka di pesta tadi? Apakah itu hanya sindiran untuk mentertawakannya?

Suara di dalam ruang kerja masih terdengar, tapi Adele tak lagi bisa mendengar jelas.

Dengan langkah kaki yang kaku, dia menjauh dari pintu dan kembali ke kamar. Tubuhnya gemetar saat dia memanjat ke tempat tidur, lalu meringkuk di balik selimut, mencoba memberi dirinya sedikit kehangatan.

Ternyata, ketulusan bisa saja hanya pura-pura, begitu juga dengan cinta.
이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • Kejutan Untuk Pengkhianat Cinta   Bab 25

    Di bawah kepemimpinan Darren, Grup Halsinky perlahan-lahan menguasai setengah kekuatan bisnis di seluruh Kota Jarcos. Dia mulai memperluas bisnisnya ke luar negeri dan tujuan pertamanya adalah Paris, Prancis.Dulu semua orang mengejek tindakan gegabah Darren saat mencari Adele, tetapi kini tidak ada seorang pun yang berani membicarakannya lagi. Bahkan sebaliknya, mereka mulai memuji betapa dalam cintanya Darren kepada Adele, seakan-akan sepenuhnya melupakan kenyataan bahwa dulu Darren pernah berselingkuh sebelum pernikahan dan bahkan membuat wanita lain hamil.Begitulah, ketika kekuasaan sudah berada di tangan, semua kata-kata hinaan akan lenyap tanpa jejak. Darren merasakan sendiri bagaimana manisnya kekuasaan, tetapi hal itu sama sekali tidak membuatnya bahagia. Atau lebih tepatnya, sejak hari Adele pergi, Darren telah kehilangan hak untuk merasa bahagia.Dia telah mengkhianati Adele. Berdasarkan janjinya sendiri, dia pantas hidup sebatang kara hingga akhir hayat. Kebahagiaan seharus

  • Kejutan Untuk Pengkhianat Cinta   Bab 24

    Setelah kembali dari Kota Jarcos ke Paris, Adele tidak lagi diganggu oleh orang-orang yang dulu mengaku sebagai temannya di dalam negeri. Hidupnya perlahan kembali tenang.Sementara itu, di dalam negeri, sejak kepergian Adele, Darren hidup layaknya mayat berjalan. Kelly diliputi amarah sekaligus kesedihan. Wanita yang biasanya anggun itu kini memaki tanpa henti.Ketika Travis masuk ke ruang rawat, dia melihat Darren yang lesu tak berdaya dan Kelly yang tak berhenti mengomel. Seketika, emosinya naik.Travis menarik Darren dari ranjang, lalu menamparnya dua kali dengan keras. Darah langsung mengalir di sudut bibir Darren. Telinganya mendengar bentakan ayahnya yang menggelegar."Darren, lihat dirimu sekarang! Kamu pikir kalau kamu seperti ini, Adele akan kembali? Sekarang dia bahkan nggak akan melirikmu lagi. Kalau terus terpuruk begini, kamu hanya akan membuat semua orang jadi bahan tertawaan!""Kalau kamu nggak peduli pada orang lain, setidaknya lihat ibumu! Lihat dia sekarang! Ini kare

  • Kejutan Untuk Pengkhianat Cinta   Bab 23

    Kelly yang menunggu di luar langsung merasakan firasat buruk saat melihat Sonny masuk ke ruangan. Jadi, ketika Adele dan Sonny berniat pergi, Kelly langsung berdiri mengadang di depan mereka."Adele, kamu mau pergi sekarang? Orang ini temanmu?"Terhadap Kelly, kesabaran Adele memang lebih banyak sedikit dibandingkan untuk Darren, tetapi itu hanya sebatas perbandingan. Sejak malam itu ketika dia mendengar semua percakapan di rumah lama, Adele tidak bisa lagi bersikap ramah kepada Kelly.Menghadapi pertanyaan bernada tidak menyenangkan dari Kelly, Adele hanya menjawab dengan nada datar, seolah-olah ini adalah urusan pekerjaan. "Di antara aku dan Darren, sudah nggak ada yang perlu dibicarakan lagi. Lagi pula, ini pacarku, Sonny."Sonny menyapa Kelly dengan sopan, tetapi Kelly tak berniat membalas sapaan itu. Hatinya dipenuhi keluhan terhadap Adele, nada bicaranya pun sedikit kesal. "Adele, kamu dan Darren putus belum sampai dua bulan. Kenapa kamu sudah ....""Kamu nggak bisa lihat betapa

  • Kejutan Untuk Pengkhianat Cinta   Bab 22

    "Itu sudah pasti! Bagiku, kamu adalah orang yang paling penting!"Tanpa ragu sedikit pun, Darren langsung mengucapkan jawaban itu. Mendengar jawaban itu, sudut bibir Adele terangkat membentuk senyuman mengejek, menusuk mata Darren.Tanpa menyisakan sedikit pun belas kasihan, Adele mengucapkan jawaban yang jauh berbeda dari Darren, "Nggak, kamu nggak akan melakukannya. Kamu nggak rela melepaskanku, tapi juga larut dalam sensasi yang diberikan Susanti. Kalau nggak, kamu nggak akan sebahagia itu setelah tahu dia hamil.""Sekarang kamu menjawab seperti ini hanya karena kamu tahu aku akan meninggalkanmu. Padahal yang paling kamu sesali adalah kamu nggak menyembunyikan perselingkuhanmu dengan lebih baik.""Andai waktu bisa diputar, aku yakin kamu akan mengatur Susanti tinggal jauh dariku, seumur hidup pun tak masalah, agar kamu bisa memiliki dua-duanya."Wajah Darren seketika pucat pasi, seakan-akan pikiran terdalamnya sedang dibuka lebar-lebar. Telapak tangannya mengepal kuat, tubuhnya berg

  • Kejutan Untuk Pengkhianat Cinta   Bab 21

    Dengan adanya tekad untuk terus bertahan, Kelly tidak perlu memaksa lagi kali ini. Darren dengan sukarela meminta melakukan pemeriksaan kesehatan lengkap dan setiap hari minum obat serta menerima infus.Kesehatan Darren semakin membaik. Namun, hari ketiganya, dia sudah mengurus prosedur keluar rumah sakit.Dia memerintahkan para pekerja untuk bekerja lembur demi memperluas area rumah kaca bunga, lalu meminta asistennya membeli ratusan bibit pohon pir untuk ditanam di dalamnya. Setelah itu, dia memanggil tukang ahli merawat tanaman, menyesuaikan suhu agar pohon pir itu bisa terus berbunga sepanjang waktu ini.Tidak berhenti di situ, Darren juga memesan kembali sebuah cincin khusus, berencana melamar ulang Adele pada hari dia kembali. Kali ini, dia bersumpah tidak akan pernah mengkhianati Adele lagi.Dalam sekejap, satu minggu pun berlalu. Darren mengikuti Kelly seperti bayangannya sepanjang hari, hingga akhirnya telepon dari Adele kembali masuk. Sesuai arahan Darren, Kelly memberi tahu

  • Kejutan Untuk Pengkhianat Cinta   Bab 20

    "Darren, kamu harus sadar. Selama kamu mau bangun, Ibu rela buang harga diri dan memohon pada Adele agar dia mau kembali menemuimu.""Tapi kalau kamu terus koma seperti ini, kamu nggak akan pernah punya kesempatan lagi untuk bertemu dengan Adele ...."Sepertinya kata-kata Kelly itu berhasil, Darren berjuang bangun dari komanya, menggenggam erat tangan ibunya. "Ibu ... aku ingin bertemu Adele!"Kalimat itu seolah-olah menguras seluruh tenaganya. Bahkan dengan alasan sang ayah sakit parah pun, Selina tetap gagal membuat Adele kembali. Darren benar-benar sudah tak tahu lagi harus memakai cara apa untuk menemukan Adele.Dulu, Kelly selalu menganggap Adele seperti anak kandung sendiri dan Adele adalah orang yang berhati sangat lembut. Mungkin kali ini, Kelly benar-benar bisa membuat Adele kembali.Melihat tatapan Darren yang penuh rasa sakit, Kelly sempat ragu sejenak, tetapi akhirnya dia mengalah dan menyetujui permintaan Darren untuk segera menelepon Adele.Namun, telepon yang baru berder

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status