Share

Bab 6

Author: Charmy
Setelah kembali ke kamar tidur, pikiran Adele seperti melayang-layang dalam kekosongan. Dia tertidur dalam keadaan setengah sadar, tubuhnya terasa berat.

Di tengah tidurnya, dia samar-samar merasakan bahwa Darren sempat pulang. Pria itu duduk di pinggir ranjang, menatap dirinya cukup lama tanpa mengatakan apa pun.

Tak lama kemudian, suara ponsel Darren terus-menerus berdering. Setelah nada dering yang mendesak berbunyi beberapa kali, akhirnya dia bangkit dan ragu-ragu selama beberapa detik, lalu pergi begitu saja.

Keesokan paginya, Darren bahkan tidak kembali ke rumah.

Kelly mendorong sepiring sarapan yang sudah disiapkan oleh pembantu ke hadapan Adele, menatapnya penuh kasih sambil menjelaskan, "Darren bilang ada urusan mendesak di kantor, jadi pagi-pagi sekali dia sudah pergi terburu-buru. Kalau kamu nggak sibuk hari ini, temani Ibu di rumah ini ya. Supaya nggak terlalu sepi."

Mendengar ucapannya, Adele sempat terdiam dan memandang Kelly tanpa ekspresi.

Kalau bukan karena percakapan yang diam-diam dia dengar semalam tentang perselingkuhan Darren yang ternyata sudah lama diketahui oleh Kelly, mungkin saat ini Adele benar-benar akan mengira bahwa wanita itu tulus memperhatikannya.

Namun kenyataannya, di mata Adele sekarang, mereka semua hanyalah pembohong ....

Satu-satunya orang yang terus dibohongi dan dipermainkan, hanyalah dirinya sendiri.

Adele tersenyum getir dalam hati, meski wajahnya tetap tenang tanpa memperlihatkan gejolak emosi.

Waktunya di rumah ini tinggal kurang dari seminggu. Dia tidak ingin menyulitkan dirinya sendiri menjelang kepergiannya nanti.

"Kemarin pihak wedding organizer menghubungiku, ada beberapa hal yang harus dikonfirmasi. Aku dan Darren sudah menyiapkan pernikahan ini cukup lama, kami ingin memastikan semuanya berjalan sempurna. Lain kali aku akan datang menemani Tante lagi."

Kelly tersenyum ramah, seolah tidak keberatan dengan keputusan Adele. Lagi pula, niatnya mengajak bicara pun hanya demi menjaga agar Adele tidak menaruh curiga, bukan karena benar-benar peduli.

Setelah sarapan, Adele meninggalkan rumah lama Keluarga Halsinky dan pergi ke kantor wedding organizer. Dia memang tidak berbohong. Hari ini dia memang ada urusan yang harus diselesaikan di sana.

Minggu lalu, saat meminta agar mempelai wanita diganti menjadi Susanti, Adele sempat berkata bahwa dia akan mengirimkan materi-materi pernikahan yang perlu diperbarui.

Selama seminggu terakhir ini, Darren terus menemaninya ke mana pun dia pergi. Namun, bukan berarti Adele tidak mendapatkan apa-apa dari semua itu ....

Darren benar-benar tidak waspada terhadapnya. Baik ponsel maupun kata sandi komputernya, semuanya menggunakan tanggal ulang tahun Adele.

Saat Darren sedang mandi, Adele diam-diam memeriksa ponsel dan komputernya. Barulah saat itu, Adele mengetahui semuanya.

Ternyata Darren bukan hanya sudah menikah secara resmi dengan Susanti, bahkan foto prewedding dan rencana bulan madu pun semuanya telah diberikan kepada wanita itu.

Waktu itu, Darren berbohong pada Adele, mengatakan bahwa dia akan pergi dinas selama dua minggu. Kenyataannya, dia malah sedang menikmati bulan madu bersama Susanti.

Adele menyerahkan semua foto pernikahan serta potret mesra mereka yang sudah dia salin ke ponselnya kepada pihak wedding organizer. Bersama itu, dia juga memberikan berbagai detail lain untuk mendukung revisi rencana pernikahan.

Setelah semuanya selesai, Adele justru merasa seolah ada bagian dari hatinya yang kosong. Namun anehnya, tidak sepedih yang dia bayangkan.

Setelah keluar dari kantor wedding organizer, Adele teringat hasil pemeriksaan kesehatannya beberapa waktu lalu seharusnya sudah keluar. Maka, dia pun mengarahkan mobil ke rumah sakit.

Namun saat sedang mencari tempat parkir, Adele melihat mobil Darren juga terparkir di area luar rumah sakit.

Belum sempat dia sampai ke loket pengambilan hasil pemeriksaan, matanya lebih dulu menangkap sosok Darren dan Susanti yang baru saja keluar dari bagian kandungan.

Wajah mereka berdua tampak penuh senyum, sementara Darren terlihat begitu hati-hati menopang pinggang bawah Susanti. Benar-benar seperti pasangan suami istri baru yang sedang menantikan kehamilan.

Hati Adele yang dia kira sudah mati rasa, terasa seperti tertusuk saat melihat pemandangan itu.

Susanti pun menyadari kehadiran Adele yang entah sejak kapan sudah berdiri tak jauh dari mereka. Dia segera merapatkan tubuhnya ke arah Darren, lalu berkata sinis, "Bu Adele, nggak nyangka bisa ketemu kamu di rumah sakit. Kamu juga ke bagian kandungan karena sedang hamil?"

Mendengar namanya disebut tiba-tiba, Darren refleks menarik tangannya dari pinggang Susanti. Dia mendongak dan menatap ke arah Adele.

Wajahnya langsung tegang. Setelah menarik tangan dari pinggang Susanti, dia berdiri kaku dan tidak tahu harus bagaimana bereaksi. Keringat dingin bahkan mulai membasahi keningnya dalam hitungan detik.

"Adele ... kamu ke rumah sakit untuk apa?" tanyanya canggung.

"Ambil hasil pemeriksaan," jawab Adele dengan suara dingin, tatapannya langsung beradu dengan pandangan Susanti yang penuh provokasi.

Darren segera melangkah cepat ke sisi Adele, wajahnya panik saat mencoba memberi penjelasan.

"Adele, di jalan menuju kantor tadi aku kebetulan bertemu Susanti. Dia nggak sengaja terluka. Bagaimanapun, dia adalah mahasiswa yang dulu pernah dibantu oleh keluargaku, jadi aku sekadar menolong. Pas sampai di rumah sakit baru tahu kalau dia hamil, jadi sekalian saja aku antar untuk periksa."

Adele menarik napas dalam-dalam. Rasa nyeri di dadanya baru sedikit mereda.

"Nggak disangka, beberapa bulan lalu Susanti masih pusing memikirkan pernikahan palsu demi menenangkan ibunya, sekarang malah sudah hamil. Selamat, ya."

Susanti menatap Darren dengan tidak rela, sehingga membuat Darren semakin berkeringat dingin.

"Terima kasih, Bu Adele. Aku sudah hamil lebih dari dua bulan dan kebetulan anaknya kembar. Tadi malam ayah anak-anak ini agak kelewat semangat di ranjang, sampai membuatku cedera ringan. Tapi syukurlah nggak ada masalah. Dia nggak bisa datang hari ini karena ada urusan, untung saja tadi di jalan ketemu Pak Darren ...."

"Kalau kamu sudah nggak apa-apa, aku nggak akan lama-lama di sini," potong Darren buru-buru untuk menghentikan ocehan Susanti. Dia langsung melangkah maju dan menggenggam tangan Adele.

Adele mengalihkan pandangannya dari Susanti, wajahnya tetap tenang saat menggeleng pelan.

Seolah takut Adele dan Susanti akan terus berada dalam ruangan yang sama, Darren buru-buru menarik Adele menjauh.

Setelah mengambil hasil pemeriksaannya, mereka langsung meninggalkan rumah sakit. Adele seperti boneka yang membiarkan dirinya dibawa pergi oleh Darren.

Sejak awal menjalin hubungan, Adele pernah berkata bahwa jika suatu hari Darren mengkhianatinya, dia akan pergi dan tidak akan pernah bisa ditemukan lagi.

Janji itu akan dia tepati.

Selain itu, masih ada satu kejutan besar yang sudah disiapkannya, menanti Darren di hari pernikahan ....
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kejutan Untuk Pengkhianat Cinta   Bab 25

    Di bawah kepemimpinan Darren, Grup Halsinky perlahan-lahan menguasai setengah kekuatan bisnis di seluruh Kota Jarcos. Dia mulai memperluas bisnisnya ke luar negeri dan tujuan pertamanya adalah Paris, Prancis.Dulu semua orang mengejek tindakan gegabah Darren saat mencari Adele, tetapi kini tidak ada seorang pun yang berani membicarakannya lagi. Bahkan sebaliknya, mereka mulai memuji betapa dalam cintanya Darren kepada Adele, seakan-akan sepenuhnya melupakan kenyataan bahwa dulu Darren pernah berselingkuh sebelum pernikahan dan bahkan membuat wanita lain hamil.Begitulah, ketika kekuasaan sudah berada di tangan, semua kata-kata hinaan akan lenyap tanpa jejak. Darren merasakan sendiri bagaimana manisnya kekuasaan, tetapi hal itu sama sekali tidak membuatnya bahagia. Atau lebih tepatnya, sejak hari Adele pergi, Darren telah kehilangan hak untuk merasa bahagia.Dia telah mengkhianati Adele. Berdasarkan janjinya sendiri, dia pantas hidup sebatang kara hingga akhir hayat. Kebahagiaan seharus

  • Kejutan Untuk Pengkhianat Cinta   Bab 24

    Setelah kembali dari Kota Jarcos ke Paris, Adele tidak lagi diganggu oleh orang-orang yang dulu mengaku sebagai temannya di dalam negeri. Hidupnya perlahan kembali tenang.Sementara itu, di dalam negeri, sejak kepergian Adele, Darren hidup layaknya mayat berjalan. Kelly diliputi amarah sekaligus kesedihan. Wanita yang biasanya anggun itu kini memaki tanpa henti.Ketika Travis masuk ke ruang rawat, dia melihat Darren yang lesu tak berdaya dan Kelly yang tak berhenti mengomel. Seketika, emosinya naik.Travis menarik Darren dari ranjang, lalu menamparnya dua kali dengan keras. Darah langsung mengalir di sudut bibir Darren. Telinganya mendengar bentakan ayahnya yang menggelegar."Darren, lihat dirimu sekarang! Kamu pikir kalau kamu seperti ini, Adele akan kembali? Sekarang dia bahkan nggak akan melirikmu lagi. Kalau terus terpuruk begini, kamu hanya akan membuat semua orang jadi bahan tertawaan!""Kalau kamu nggak peduli pada orang lain, setidaknya lihat ibumu! Lihat dia sekarang! Ini kare

  • Kejutan Untuk Pengkhianat Cinta   Bab 23

    Kelly yang menunggu di luar langsung merasakan firasat buruk saat melihat Sonny masuk ke ruangan. Jadi, ketika Adele dan Sonny berniat pergi, Kelly langsung berdiri mengadang di depan mereka."Adele, kamu mau pergi sekarang? Orang ini temanmu?"Terhadap Kelly, kesabaran Adele memang lebih banyak sedikit dibandingkan untuk Darren, tetapi itu hanya sebatas perbandingan. Sejak malam itu ketika dia mendengar semua percakapan di rumah lama, Adele tidak bisa lagi bersikap ramah kepada Kelly.Menghadapi pertanyaan bernada tidak menyenangkan dari Kelly, Adele hanya menjawab dengan nada datar, seolah-olah ini adalah urusan pekerjaan. "Di antara aku dan Darren, sudah nggak ada yang perlu dibicarakan lagi. Lagi pula, ini pacarku, Sonny."Sonny menyapa Kelly dengan sopan, tetapi Kelly tak berniat membalas sapaan itu. Hatinya dipenuhi keluhan terhadap Adele, nada bicaranya pun sedikit kesal. "Adele, kamu dan Darren putus belum sampai dua bulan. Kenapa kamu sudah ....""Kamu nggak bisa lihat betapa

  • Kejutan Untuk Pengkhianat Cinta   Bab 22

    "Itu sudah pasti! Bagiku, kamu adalah orang yang paling penting!"Tanpa ragu sedikit pun, Darren langsung mengucapkan jawaban itu. Mendengar jawaban itu, sudut bibir Adele terangkat membentuk senyuman mengejek, menusuk mata Darren.Tanpa menyisakan sedikit pun belas kasihan, Adele mengucapkan jawaban yang jauh berbeda dari Darren, "Nggak, kamu nggak akan melakukannya. Kamu nggak rela melepaskanku, tapi juga larut dalam sensasi yang diberikan Susanti. Kalau nggak, kamu nggak akan sebahagia itu setelah tahu dia hamil.""Sekarang kamu menjawab seperti ini hanya karena kamu tahu aku akan meninggalkanmu. Padahal yang paling kamu sesali adalah kamu nggak menyembunyikan perselingkuhanmu dengan lebih baik.""Andai waktu bisa diputar, aku yakin kamu akan mengatur Susanti tinggal jauh dariku, seumur hidup pun tak masalah, agar kamu bisa memiliki dua-duanya."Wajah Darren seketika pucat pasi, seakan-akan pikiran terdalamnya sedang dibuka lebar-lebar. Telapak tangannya mengepal kuat, tubuhnya berg

  • Kejutan Untuk Pengkhianat Cinta   Bab 21

    Dengan adanya tekad untuk terus bertahan, Kelly tidak perlu memaksa lagi kali ini. Darren dengan sukarela meminta melakukan pemeriksaan kesehatan lengkap dan setiap hari minum obat serta menerima infus.Kesehatan Darren semakin membaik. Namun, hari ketiganya, dia sudah mengurus prosedur keluar rumah sakit.Dia memerintahkan para pekerja untuk bekerja lembur demi memperluas area rumah kaca bunga, lalu meminta asistennya membeli ratusan bibit pohon pir untuk ditanam di dalamnya. Setelah itu, dia memanggil tukang ahli merawat tanaman, menyesuaikan suhu agar pohon pir itu bisa terus berbunga sepanjang waktu ini.Tidak berhenti di situ, Darren juga memesan kembali sebuah cincin khusus, berencana melamar ulang Adele pada hari dia kembali. Kali ini, dia bersumpah tidak akan pernah mengkhianati Adele lagi.Dalam sekejap, satu minggu pun berlalu. Darren mengikuti Kelly seperti bayangannya sepanjang hari, hingga akhirnya telepon dari Adele kembali masuk. Sesuai arahan Darren, Kelly memberi tahu

  • Kejutan Untuk Pengkhianat Cinta   Bab 20

    "Darren, kamu harus sadar. Selama kamu mau bangun, Ibu rela buang harga diri dan memohon pada Adele agar dia mau kembali menemuimu.""Tapi kalau kamu terus koma seperti ini, kamu nggak akan pernah punya kesempatan lagi untuk bertemu dengan Adele ...."Sepertinya kata-kata Kelly itu berhasil, Darren berjuang bangun dari komanya, menggenggam erat tangan ibunya. "Ibu ... aku ingin bertemu Adele!"Kalimat itu seolah-olah menguras seluruh tenaganya. Bahkan dengan alasan sang ayah sakit parah pun, Selina tetap gagal membuat Adele kembali. Darren benar-benar sudah tak tahu lagi harus memakai cara apa untuk menemukan Adele.Dulu, Kelly selalu menganggap Adele seperti anak kandung sendiri dan Adele adalah orang yang berhati sangat lembut. Mungkin kali ini, Kelly benar-benar bisa membuat Adele kembali.Melihat tatapan Darren yang penuh rasa sakit, Kelly sempat ragu sejenak, tetapi akhirnya dia mengalah dan menyetujui permintaan Darren untuk segera menelepon Adele.Namun, telepon yang baru berder

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status