Share

Bab 3. YANG TERENGGUT

     Begitu memasuki mobil Alfa, Gladys terkejut saat tiba-tiba Alfa menutup matanya dengan kain hitam. Dia semakin terkejut saat merasakan kedua tangannya seperti sedang diikat.

     “Alf! Apa yang kamu lakukan?! Lepaskan aku Alf!” teriak Gladys berusaha berontak. Namun apalah dayanya yang hanya seorang gadis jika dibandingkan dengan sosok Alfa yang memiliki tubuh atletis itu.

     “Tenanglah, Sayang. Aku tidak akan menyakitimu. Aku hanya ingin kamu tidak kabur dariku,” bisik Alfa sambil memasangkan sabuk pengaman ke tubuh Gladys.

     “Alf ... tolong ... jangan begini. Lepaskan aku,” lirih gadis itu. Suaranya terdengar parau dan ketakutan. Alfa menghela napas panjang. ‘Maaf Sayang, mungkin aku memang brengsek. Tapi hanya kamu wanita yang aku cintai di dunia ini dan aku tak ingin kehilanganmu’ batin pemuda itu.

     Alfa melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang karena tak ingin kekasihnya semakin ketakutan. Gladys terus memohon agar Alfa melepaskannya. Namun, Alfa seperti menulikan pendengarannya. Bahkan saat gadis itu mulai terisak. Dia terus saja melajukan mobilnya. Hingga akhirnya dia memasuki sebuah bangunan yang sangat megah dan mewah.

     Pemuda itu masih membiarkan mata kekasihnya dan mengikat tangannya. Dia mebimbingnya hingga tiba di sebuah kamar yang sangat luas. Terdapat tempat tidur king size di kamar itu. Dia mendudukkan Gladys di tepi ranjang. Dibukanya kain hitam yang menutup mata gadis itu. Kemudian dia juga membuka tali yang mengikat tangan kekasihnya.

     Gladys mengerjap-ngerjapkan matanya. Dia terperangah saat menyaksikan kemewahan kamar itu.

     “D-dimana ini, Alf?” tanya Gladys tergeragap.

     “Di tempat yang akan membuatmu tak bisa lari dariku!” jawab Alfa dingin sambil menyesap minuman yang ada di tangannya.

     “Alfa ... kamu berubah. Aku ... tak mengenalmu lagi,” lirih Gladys sambil terisak. Hatinya sakit dengan perlakuan Alfa hari ini. Alfa meletakan gelasnya di nakas. Lalu mendekati gadis itu sambil menyeringai.

     “Kamu yang membuatku berubah, Sayang!” ucap Alfa sambil membelai wajah Gladys.

     “Tolong lepaskan aku, Alf ... aku mohon!” Gladys terus memohon kepada Alfa agar dilepaskan. Namun, entah dirasuki apa, pemuda itu justru mendorong tubuh Gladys hingga terbaring di ranjang kemudian dia menindihnya dan menatapnya penuh hasrat. Dengan kasar pemuda itu memagut bibir Gladys. Gadis itu berusaha berontak di bawah kungkungan Alfa.

     Sreet! Sreet!

     Tanpa memperdulikan tangisan dan jeritan Gladys, Alfa benar-benar seperti kerasukan. Dia melemparkan pakaian Gladys yang berhasil dia koyak ke lantai. Tanpa rasa bersalah sedikit pun dia menghujam kasar milik gadis itu dengan miliknya. Gladys menjerit kesakitan saat dia merasakan ada yang terkoyak di bawah sana. Gladys merasakan ada sesuatu yang mengalir dari inti tubuhnya. Hatinya hancur seketika saat apa yang selama ini dia jaga telah direnggut paksa oleh kekasihnya. Bagaikan anak sungai, airmatanya terus meleleh. ‘Aku benci kamu Alf. Seumur hidupku, aku tak akan memaafkanmu’ batin gadis itu sambil terus menangis dan menahan rasa sakit  karena ulah pria yang dicintainya.

     Entah berapa lama Alfa menyiksanya, yang pasti, saat ini pria itu tertidur pulas di sampingnya.

     Gladys meraih selimut dan menutupi tubuhnya yang polos. Dia menekuk lututnya dan menyembunyikan wajahnya di sana. Terdengar isak tangis dari gadis itu.

     Alfa terbangun saat mendengar suara tangis perempuan. Dia tersentak saat mengetahui ternyata Gladys yang menangis. Netranya membulat saat megetahui kondisinya yang polos. Dia menatap kekasihnya dan tercekat. ‘Apa yang aku lakukan’ batinnya. Dia semakin gusar saat mengetahui kondisi ranjang yang berantakan. Pemuda itu mengacak-acak rambutnya.

     Pemuda itu turun dari ranjang dan mengambil bathrobe kemudian mendekati Gladys.

     “Sayang ... maafkan aku. Aku khilaf. Aku janji akan segera menikahimu tapi tolong maafkan aku,” pinta Alfa. Dia berusaha meraih tangan Gladys namun gadis itu menepisnya dengan kasar.

     “Kamu jahat Alf ... kamu jahat. Apa salahku?! Apa?!” teriak Gladys penuh emosi.

     “Apa karena meminta putus, sampai kamu tega melakukan ini padaku?! Aku benci kamu, Alf ... aku benci!” teriak Gladys. Kemudian gadis itu kembali terisak. Alfa meraih tubuh gadis itu dan mendekapnya erat.

     “Maafkan aku Sayang. Maaf ... hukum aku apapun yang kau mau, asal jangan pernah tinggalkan aku. Kita akan menikah ya,” bisik Alfa. Gladys masih tergugu di pelukan Alfa. Dia tak perduli dengan ucapan pemuda itu.

     “Antarkan aku pulang. Aku mau pulang!” ucap Gladys dingin. Alfa termangu mendengar ucapan kekasihnya.

     “Tidak Sayang, sekarang sudah malam. Besok saja ya,” bujuk Alfa.

     “Aku mau pulang sekarang,” lirih gadis itu sambil memalingkan muka.

     “Baiklah. Tapi ... kamu mandi dulu ya biar segar. Sebentar,” ujar Alfa lalu beranjak menuju ke sebuah ruangan disudut kamar itu. Sesaat kemudian di keluar sambil membawa gaun yang sangat indah.

     “Ini! Pakailah baju ini!” ucap Alfa sambil menyerahkan gaun itu kepada Gladys. Sungguh sebenarnya Gladys tak ingin menerima apapun lagi yang diberikan oleh Alfa. Namun, ketika melihat pakaiannya yang sudah tak berbentuk, mau tak mau dia menerima gaun itu.

     Dengan menahan nyeri dan perih pada inti tubuhnya, Gladys tertatih menuju ke kamar mandi.

     “Aku bisa sendiri!” tolak gadis itu saat Alfa mencoba membantunya. Kali ini dia akan kembali mengalah. Hatinya diliputi perasaan bersalah pada gadis itu. Meski banyak berhubungan dengan para gadis selain kekasihnya, tapi belum sekalipun dia melakukan hal itu dengan para gadis itu.

     ‘Apa yang kau lakukan Alfa. Hanya karena takut kehilangannya kamu melakukan ini padanya’ gumam pemuda itu dengan gusar. ‘Tapi dia wanitaku tidak salah kan kalo aku menjadikan dia milikku seutuhnya. Mau setelah menikah atau belum sama saja kan’ terjadi perang batin dari pemuda itu.

     Terdengar suara pintu kamar mandi terbuka. Melihat Gladys keluar dengan rambut basah, entah mengapa membuat hasrat kelelakian Alfa kembali bangkit. Dia menatap penuh hasrat pada gadis itu. Gladys yang menyadari hal itu merasakan tubuhnya gemetar dia juga merasakan  keringat dingin mengaliri tubuhnya. ‘Tidak lagi Ya Tuhan.  Tolong bebaskan aku darinya. Aku tak mau merasakan sakit itu lagi’ baatin Gladys.

     “Alf ... kamu mau apa?! Tolong ... antarkan aku pulang. Aku mohon Alf,” ucap gadis itu memohon. Dia beringsut mundur berusaha menjauhi Alfa. Namun, Alfa terus melangkah maju. Tanpa disadari Gladys, dia justru semakin mendekati ranjang. Alfa semakin mendekati gadis itu.

     “Sayang!” ucap Alfa sambil membelai wajah Gladys.

     “Aku mohon ... jangan lagi, Alf. Alf, aku mohon ... jangan,” isak tangis mulai terdengar dari gadis itu. Sekali lagi pendengaran Alfa seperti tersumpal hingga dia tak mampu mendengar tangis gadis yang selama tiga tahun ini menjadi kekasihnya. Ya, sekali lagi Alfa melampiaskan hasratnya pada kekasihnya tanpa perduli gadis itu menjerit kesakitan berulangkali. Kali ini, Alfa benar-benar kalap dan dikuasai nafsu. Dia terus menyiksa kekasihnya di bawah kungkungannya sampai dia benar-benar merasa puas. Dia bahkan tak menyadari jika kekasihnya sudah tak sadarkan diri.

    

Bersambung

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status