Share

Bab 2

Penulis: Mahirah
Aku tersenyum lembut padanya.

“Richard, lihat saja besok, akan ada kejutan.”

Tatapannya jatuh padaku, alisnya berkerut tajam.

“Kau aneh hari ini. Apa karena terlalu senang mau menikah denganku, sampai jadi gila?”

Memang layak untuk disyukuri.

Karena... akhirnya aku bisa melihatmu hidup kembali.

Aku tersenyum. “Menurutku kau adalah orang terbaik di dunia. Siapa pun yang menikah denganmu, pasti akan sangat bahagia.”

Ia tertawa dingin dan langsung berbalik pergi. Kalau saja aku tak tahu dia tidak menyukaiku, aku pasti akan mengira dia sedang malu.

Saat itu, sepasang suami istri muda di dekat kami terdengar berbincang riang.

“Malam ini akan ada hujan meteor yang hanya muncul sekali dalam seratus tahun. Konon katanya, pasangan yang menyaksikan meteor bersama akan hidup langgeng hingga tua. Sayang, kita juga pergi lihat, ya?”

Langkahku seketika melambat.

Aku teringat pada hari yang sama di kehidupan sebelumnya. Dengan harapan kecil agar dia mencintaiku, aku memaksanya menemaniku melihat hujan meteor.

Waktu itu, yang kudapat hanyalah ejekan dinginnya, “Pasangan yang cuma cari formalitas lalu nonton hujan meteor, menurutmu bisa langgeng? Kalau begitu logikanya, seluruh dunia yang nonton meteor bareng, tak akan ada pasangan yang bertengkar? Kau sedang berkhayal apa.”

Kali ini, aku tidak berharap apa-apa lagi.

Tapi Richard tiba-tiba berkata, “Kalau kau ingin lihat meteor, aku bisa temani. Tapi soal bulan madu, lupakan saja. Aku sibuk di kantor, tak ada waktu.”

Aku menatapnya kaget. Tak menyangka dia akan menawarkan diri lebih dulu. Tapi sesaat kemudian aku paham.

Richard memang tajam mulut, tapi hatinya tetap baik. Kalau tidak, dia tak akan rela tiga kali mempertaruhkan nyawanya untukku.

Pertama kali saat kami berusia delapan belas tahun. Aku dirampok di gang kecil, dia menyelamatkanku dan terluka di tangan kanannya. Saraf radialisnya rusak, sejak itu dia tak bisa mengangkat barang berat, dan impiannya menjadi pianis pun sirna.

Kedua, saat gempa bumi. Kami terjebak bersama di bawah reruntuhan. Dia membujukku agar memakan sisa makanan dan air terakhir, menyerahkan harapan hidup padaku. Kalau saja bantuan tak datang tepat waktu, mungkin dia sudah mati di sana.

Ketiga kalinya, saat truk besar melaju ke arah kami. Dia langsung memelukku erat, pecahan kaca menghantam bagian belakang kepalanya, sementara aku yang ada di dalam dekapannya hanya mengalami lecet ringan.

Tiga kali menyelamatkanku dengan nyawanya, bagaimana mungkin aku bisa melepaskan cinta padanya begitu saja?

Richard tidak menunggu jawabanku, lalu berbicara dengan nada kesal, “Kau mau nonton meteor atau tidak, sih?”

Aku tersadar, lalu tersenyum padanya. “Mau. Malam ini, kita lihat meteor bersama.”

Barulah ekspresi wajahnya melunak. Ia memberhentikan sebuah taksi.

“Aku antar kau pulang dulu. Nanti malam aku jemput ke observatorium untuk lihat meteor.”

Namun pada saat itu, ia menerima telepon, lalu wajahnya langsung berubah tegang.

“Tangan Michelle terluka. Aku harus melihat keadaannya. Kau pulang sendiri, ya.”

Aku mengangguk, “Baik.”

Dia tampak sedikit terkejut. “Biasanya kau paling keberatan kalau aku menemui dia. Kenapa sekarang berubah?”

Aku membuka mulut, belum sempat menjawab, dia sudah menertawakan sinis,

“Yah, wajar saja. Kita sudah menikah. Dia tak mungkin jadi ancaman buatmu lagi. Nanti kalau sudah sampai rumah, kasih kabar. Aku pergi dulu.”

Dia masuk ke dalam mobil dan pergi, tanpa melihat mataku yang dipenuhi kehilangan dan senyum pahit.

Sebenarnya, aku tak pernah melarang kasih sayangnya pada Michelle.

Hanya saja, suatu hari aku, ayah dan ibunya tak sengaja melihat Michelle berciuman dengan pria paruh baya. Setelah diselidiki, ternyata dia sudah lama dipelihara oleh beberapa pria kaya.

Barulah saat itu aku mati-matian mencegah Richard terlalu dekat dengannya.

Namun Richard tak pernah tahu. Setelah kematian Michelle, dia hidup dalam penyesalan selama sepuluh tahun.

Kalau harus memilih, aku lebih rela melihat dia bersama Michelle. Daripada menyaksikan dia menderita begitu rupa, dan akhirnya mati demi aku.

Rasa bersalah dan penyesalan, cukup kuat untuk menghancurkan siapa pun.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kembali Ke Masa lalu, Merelakan Suamiku   Bab 9

    Setelah pengumuman itu keluar, namaku ternyata benar-benar masuk dalam daftar.Hari itu, aku menemui Richard di sebuah kafe, langsung bertanya padanya, “Ini kau yang bantu, kan? Apa yang kau korbankan?”Dia menjawab, “Aku hanya menyerahkan sebagian kecil saham, tak ada yang perlu dikhawatirkan. Kau pantas mendapatkan ini.”Aku hampir tertawa karena kesal. Ini bukan hal sepele. Kemungkinan besar, sebelum melakukan itu, dia bahkan tidak meminta persetujuan rapat pemegang saham.Richard berkata, “Semua itu tidak penting. Asalkan kau bahagia, itu sudah cukup. Karena bagiku, kaulah orang paling penting.”Orang paling penting?Melihatku terus memandanginya tanpa berkata-kata, telinga Richard memerah. Ia berdeham dua kali, lalu berkata dengan canggung,“Dua hari yang lalu aku melihat kamu menyukai sebuah postingan ladang bunga. Malam ini, aku sudah siapkan kejutan. Nanti kalau kau...”“Richard.”Aku menyela dengan suara pelan. Melihat ekspresiku yang berubah, ia buru-buru menjelaskan,“Kau ti

  • Kembali Ke Masa lalu, Merelakan Suamiku   Bab 8

    Namun saat itu, meskipun aku telah mencintainya selama bertahun-tahun, hatiku sama sekali tidak bergetar. Aku menolak pengakuan cintanya dengan tegas, lalu pergi ke luar negeri untuk melanjutkan studi seorang diri.Sepuluh tahun berikutnya, aku mencurahkan seluruh waktu dan tenaga untuk studi dan karier. Hidupku berjalan lancar, tanpa hambatan berarti.Setelah kembali dari luar negeri, aku mengajar sebagai profesor di sebuah universitas ternama dalam negeri.Sementara itu, di sisi lain, Richard yang menyadari adanya kesalahan pada akta nikahnya keesokan harinya, langsung pergi ke kantor catatan sipil untuk mengurus perceraian.Hal itu sempat membuatku cukup terkejut. Namun untungnya, tindakannya itu tidak berdampak pada diriku di masa kini. Aku pun diam-diam menghela napas lega.Dalam sepuluh tahun terakhir ini, Richard tak lagi seperti dahulu.Ia tak pernah lagi bertengkar denganku. Bahkan penyakit maag parah yang dulu dideritanya karena kelaparan pada suatu masa kelam, kini berhasil d

  • Kembali Ke Masa lalu, Merelakan Suamiku   Bab 7

    Dalam rekaman itu, suara Michelle terdengar, penuh perhitungan dan hasutan, “Bibi, Anda pikir memaksa Richard menikahi Shella akan membuatnya benar-benar mencintai Shella? Aku hanya perlu menggerakkan jari, membuat beberapa kebohongan, dan dia akan langsung berlari mencariku seperti anak anjing.”“Dia itu, selalu percaya penuh pada setiap ucapanku. Di hatinya, satu-satunya yang dia cintai hanyalah aku. Bahkan kalau aku mempermainkannya seumur hidup, dia pun akan menerimanya dengan senang hati. Tapi ya, dia cuma cadangan bagiku. Ketimbang mencintai satu orang, aku lebih suka mencari sensasi dengan banyak orang.”Dalam rekaman, suara Ibunya terdengar marah dan memaki, “Dasar perempuan tak tahu malu! Tidak takut disambar petir, hah?!”Di ujung sana terdengar tawa mengejek, lalu rekaman pun terputus.Richard terdiam, terpaku mendengar semua itu. Rekaman itu sama sekali tidak seperti yang ia bayangkan.Ibunya menepuk bahunya, berbicara dengan nada berat, “Kami tidak tahu racun apa yang dia

  • Kembali Ke Masa lalu, Merelakan Suamiku   Bab 6

    Termos sup hangat terjatuh ke lantai dengan suara nyaring, isinya tumpah berceceran.Kemudian disusul oleh teriakan marah yang penuh dengan ketidakpercayaan dari Richard."Apa yang kamu bilang?!"Seolah ada palu besar menghantam dadanya, nyeri hebat menjalar dari jantung ke seluruh tubuh.Richard memaksa dirinya untuk tetap tenang. Ia segera melangkah dua langkah ke arah pintu, namun mendadak lututnya lemas, tubuhnya limbung. Beruntung asistennya dengan sigap menangkapnya.“Di mana dia sekarang? Bawa aku menemuinya sekarang juga!”Asisten buru-buru mengantar Richard ke depan ruang rawat. Richard langsung mendorong pintu kamar pasien dengan tenaga penuh.“Tunggu sebentar, Tuan Richard, Anda belum bisa masuk sekarang!”Beberapa perawat bergegas ingin menghentikannya, namun semua didorong menjauh olehnya.Begitu sampai di sisi tempat tidur, tangan Richard gemetar saat menyingkap kain putih yang menutupi wajah jenazah. Tubuhnya langsung terpaku.“Dia... bukan Shella?”Seorang perawat yang

  • Kembali Ke Masa lalu, Merelakan Suamiku   Bab 5

    Dia selalu seperti itu, salah paham padaku. Andai ini terjadi sepuluh tahun lalu, mataku pasti sudah memerah dan bersikeras membela diri.Tapi kini, saat perpisahan sudah di depan mata, ketika kami takkan lagi memiliki keterkaitan di masa depan, disalahpahami atau tidak… semua itu sudah tak penting lagi.Saat itu, Richard akhirnya membuka suara. “Dulu aku pernah janji menemanimu melihat hujan meteor, tapi aku gagal menepatinya. Aku ingat kau pernah bilang ingin pergi ke Jogja. Beberapa hari lagi, aku akan menemanimu ke sana, kita liburan bersama.”Tak kusangka dia masih mengingat hal itu. Aku terkejut sejenak, lalu menggeleng pelan.“Tak perlu.”Kali ini, Richard tidak menyindir atau bersikap sarkastik. Ia langsung mengeluarkan ponsel dan memesan tiket pesawat lima hari ke depan.“Kau marah padaku, aku bisa mengerti. Aku sudah memesan tiketnya. Setelah kau pulih beberapa hari ke depan, kita pergi berbulan madu.”“Tak perlu, Richard.”Richard menatapku. Aku berkata pelan, “Tak perlu mem

  • Kembali Ke Masa lalu, Merelakan Suamiku   Bab 4

    Tak tahu sudah menunggu berapa lama, tiba-tiba pintu di belakang terbuka. Aku menoleh dengan penuh harap.“Richard, kau datang.”Namun yang kulihat adalah wajahnya yang gelap, ia melangkah cepat ke arahku, matanya dipenuhi amarah.“Shella, hanya karena aku tak mengantarmu pulang dan memilih menemani Michelle, kau langsung mengadu pada orang tuaku? Kau tahu tidak, mereka menelepon dan memarahi Michelle habis-habisan. Dia jadi hilang fokus, tertabrak saat menyeberang jalan, sekarang mengalami pendarahan hebat dan hampir mati. Puas sekarang?”Aku terpaku di tempat.Di kehidupan sebelumnya, Michelle juga mengalami kecelakaan lalu lintas dan mengalami pendarahan hebat, lalu meninggal karena kekurangan darah di bank darah rumah sakit.Kalau dulu Richard hanya mencaci maki dengan kata-kata tajam, setelah kejadian itu dia benar-benar membenciku.Tapi itu terjadi sebulan setelah pernikahan kami. Kenapa sekarang terjadi jauh lebih awal?Awalnya aku masih memikirkan bagaimana cara memenuhi permin

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status