Share

Kembali Padamu
Kembali Padamu
Penulis: Diah Novita

Chapter 1

Dia bernama Nur, gadis yang berparas sederhana itu masih sangat muda, usianya baru menginjak 19 tahun. Dia bekerja di sebuah toko buku yang jaraknya tak begitu jauh dari rumahnya. Tak seperti anak lain yang bisa berkuliah, Nur memillih untuk bekerja karena melihat kondisi ekonomi kedua orang tuanya yang tak memungkinkan. Terbilang cukup sulit jika harus membiayai kuliahnya. Belum lagi biaya sekolah kedua adik kembarnya yang masih duduk di bangku SMA. Ibu Nur tidak bekerja. Terkadang ibu Nur hanya menerima pesanan jika ada yang memesan jajanan pasar padanya. Ya, Ibunya memang pandai membuat jajanan pasar. Sedangkan bapak Nur bekerja sebagai petani.

Keuntungan hasil panen sebagai petani hanya cukup untuk biaya sekolah adik-adik dan untuk makan sehari-hari. Tak ada kemewahan, keluarga mereka sangat sederhana. Meski begitu Nur tidak pernah berkecil hati, dia sangat senang bisa bekerja di toko buku itu. Terlebih lagi, sahabatnya yang bernama Diana juga bekerja di toko buku tersebut. Mereka sudah bersahabat sejak kecil. Nur dan Diana satu sekolah sewaktu duduk dibangku sd dan SMP. Jarak rumah mereka juga tak jauh, mereka adalah tetangga desa.

Nur sudah mengabdikan tenaganya kurang lebih sekitar 8 bulanan, dia cukup betah dan nyaman, apalagi pekerjaannya juga tidak terlalu berat. Nur mempunyai seorang pacar, namanya Gewa. Lelaki yang berbadan tinggi kurus itu berhasil menempati hati Nur selama satu tahun lebih. Hubungan mereka bisa dikatakan awet bukan? Gewa adalah pria yang perhatian dan tulus. Sikapnya itu yang membuat Nur terpikat olehnya.

Kira-kira sudah hampir dua minggu mereka tidak bertemu, mungkin Gewa sedang sibuk dengan pekerjaannya. Dia adalah karyawan disebuah restoran cepat saji.

Dia memilih merantau di kota sebrang, sebab di kotanya sendiri lowongan pekerjaan hampir sulit didapat. Terkadang dia hanya pulang sebulan sekali, dalam keadaan capek hari liburnya dipergunakan untuk beristirahat di kost.

Tentu saja 2 minggu tidak bertemu membuat Nur sangat merindukan kekasihnya itu. Saat Nur berberes menyiapkan diri untuk pulang kerja, bibirnya tersenyum mengembang melihat notif w* di hp nya. Ini yang dia tunggu-tunggu, pesan dari Gew*, pujaan hatinya.

"Dih! kenapa kamu Nur, senyum-senyum sendiri?" Diana melirik Nur yang sedang menatap intens ponsel di tangannya sambil cengengesan.

Nur tersenyum girang "Gewa barusan kirim pesan, katanya besok dia pulang. Tau gak sih Di? Aku seneng banget. Udah hampir 2 minggu kami nggak ketemu. Kangen banget...."

"Cie..cie..yang bentar lagi ketemu nih. Enak ya Nur kalo punya pacar? cariin aku satu dong Nur!" canda Diana sambil tertawa terbahak - bahak.

"Yaelah Di, kamu mending minta jodohin orang tua kamu aja. Mereka pasti tahu yang terbaik buat kamu hehe... Udah ah pulang yuk!" ajak Nur. Keduanya bergegas pulang.

***

Sepanjang malam Nur tidak bisa tidur, dia tak sabar menunggu hari esok, dimana dia akan segera bertemu dengan Gewa. Ibu Nur yang tampak tergesa - gesa ingin ke kamar mandi tiba - tiba saja langkah kakinya terhenti di depan kamar Nur yang masih terang. Waktu menunjukkan pukul 21.45, jam 20:30-an biasanya penghuni rumah sudah pada tidur. Karena kebisaan dan aktivitas keseharian yang melelahkan. Melihat lampu kamar Nur yang masih menyala tentu saja ibu tahu kalau Nur belum tidur, sebab ibu mengenal kebiasaan Nur yang selalu mematikan lampu kamar ketika ingin tidur. Dia tidak bisa tidur dalam keadaan lampu yang masih menyala terang.

"Nur kok belum tidur?" tanya ibu dari luar kamar sambil mengetuk pintu kamar Nur.

"Buka aja buk,nggak dikunci kok." sahut Nur sembari memindahkan tubuhnya dari rebah ke posisi duduk.

Ibu berjalan mendekati Nur "Tidur nak, kan besok Nur kerja."

Nur cekikikan mendengar ibunya.

"Ibuk lupa ya? besok kan hari minggu Buk" jawab Nur.

Ibu juga cekikikan, menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal, sambil mengingat hari.

"Looh iya Nur, ibuk lupa. Berarti besok mas Danung pulang Nur."

(Danung adalah tetangga mereka yang juga merantau ke luar kota untuk bekerja. Setiap hari minggu dia libur dan pulang ke rumah). 

"Mas Danung anak pak Kyai? depan rumah itu ya buk?Emangnya kalo pulang kenapa buk ?" Nur mengangkat bola matanya ke atas, bingung dengan maksud ibunya yang tiba - tiba bahas kepulangan mas Danung.

"Kan biasanya Bu yai suka pesen jajanan pasar di ibuk Nur. Pesan pagi, terus sorenya di ambil. Buat dibawa balik mas Danung ke perantauan. Maklum anak kost. Kan lumayan kalo ibu dapet orderan. Hehe.." terang ibu kepada putrinya.

"Eh, Nur! ngomong - ngomong mas Danung itu masih perjaka loh Nur, ganteng pula. Ya walaupun usianya udah kepala tiga, tapi masih kelihatan awet muda kan ya Nur?"  imbuhnya.

"Hih! Ibuk nih, malah ghibahin mas Danung. Ya udah aku mau tidur dulu buk."

Ibu Nur yang keasikkan ngobrol sama dengan putrinya, sampai lupa tujuannya ke kamar mandi. Menyadari bahwa kencingnya sudah terasa sampai ujung ibu buru - buru ke kamar mandi.

Kira - kira apa ya yang membuat mas Danung betah melajang? Yuk cari tau di episode - episode berikutnya!

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
awal yang bagus.. boleh kasih tau akun sosmed ga ya soalnya pengen aku share ke sosmed trs tag akun author :)
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status