Ansel, Adit, dan Dalfon sedang menikmati mie rebus buatan Jingga. Mereka menikmati mie rebus mereka di ruangan tengah rumah Dalfon sambil menonton sebuah film horor.
Karena memang keadaannya sekarang sudah mulai larut malam, mereka berpikir film horor adalah pilihan yang tepat untuk menemani makan malam mereka.
Dari ketiga orang itu, tidak ada satu pun orang yang percaya akan hal horor. Apalagi Adit. Adit adalah orang yang realistis. Semua kejadian-kejadian aneh yang ada di sekitarnya selalu saja ia anggap sebagai sebuah kejadian yang wajar.
Seperti biasa. Setelah acara makan mereka selesai, mereka akan menghabiskan waktu mereka dengan membicarakan hal-hal yang terjadi tadi pagi sampai sore. Tak lupa juga dengan kisah asmara Adit dan Lucia yang selalu menjadi topik pembicaraan di saat-saat seperti sekarang.
Adit dan Lucia memang sudah tunangan. Tetapi tetap saja mereka adalah seorang murid SMA. Jadi kedua orang itu tidak bisa melakukan hal-hal yang melebi
Jingga menatap secara saksama perempuan yang berdiri di hadapannya. Ia tadi diajak oleh Dalfon untuk menghadiri sebuah festival. Tetapi ia tidak menyangka bahwa Alyssa dan Arasha akan datang juga.Jingga sebenarnya tidak begitu masalah dengan kehadiran kedua orang itu. Yang ia masalahkan sekarang adalah ia bersama dengan dua orang yang sangat dikagumi oleh orang banyak. Yang tentu saja itu membuatnya sedikit malu dan tidak bisa banyak bicara.Tetapi untung saja Dalfon selalu ada di dekatnya. Jadi ia bisa mendapatkan apa pun yang ia mau, tanpa harus mengucapkan sesuatu terlebih dahulu.Dan Dalfon sendiri pun sudah paham sekali dengan kemauan Jingga. Karena itulah, ia bisa memberikan sesuatu tanpa harus menunggu Jingga memintanya terlebih dahulu.Sampai pada akhirnya. Arasha, Alyssa, Jingga, Dalfon, dan Vedora harus berpisah. Dan berpecah menjadi dua kelompok untuk mencari tempat terbaik untuk melihat kembang api yang sebentar lagi akan dinyalakan.
Dalfon datang ke kediaman Alice membawa sebuah kota berisikan sebuah kembang api. Ia datang secara diam-diam supaya tidak diketahui Alice. Karena memang tujuannya datang ke rumah itu bukan untuk menemui Alice. Melainkan untuk menemui Keenan.Dalfon tau kalau setiap sudut rumah Alice ada sebuah kamera pengawas. Tetapi rekaman kamera pengawas itu tidak pernah diawasi oleh Alice. Orang yang mengawasi kamera pengawas itu adalah Keenan.Makanya Dalfon berhenti tepat di satu titik. Sambil melambaikan tangannya ke arah kamera pengawas. Memberikan sebuah tanda bahwa ia akan menunggu Keenan di tanam rumah.Setelah memberikan isyarat itu, Dalfon pun langsung beranjak pergi ke arah taman rumah. Menunggu kehadiran Keenan sambil menyiapkan sebuah ember yang penuh dengan air untuk memadamkan kembang apinya nanti.Tidak lama setelah itu, muncullah satu sosok laki-laki yang berdiri tegap di samping Dalfon. Dalfon pun hanya tersenyum saat menyadari bahwa laki-laki itu ada
Dalfon, Adit, Ansel sedang bercerita tentang kejadian tadi saat mereka sekolah. Ada beberapa hal lucu yang tadi terjadi. Mulai dari Adit yang lupa membayar makanan di kantin, sampai Ansel yang ketahuan selingkuh oleh pacarnya.Merek bercerita sambil berjalan memasuki rumah Dalfon. Saking asyiknya mereka berbicara, mereka tidak sadar kalau ada sebuah mobil berwarna merah yang terparkir di garasi rumah Dalfon.Mereka masuk ke dalam rumah Dalfon begitu saja. Seperti biasanya. Mereka yang tadinya sedang sibuk tertawa, langsung berubah menjadi diam saat melihat ada sosok wanita paruh baya sedang duduk di meja makan bersama Jingga.Wanita paruh baya berambut pirang panjang, menggunakan sebuah kemeja putih dan rok hitam sepanjang lutut.Wanita itu adalah Shila. Ibunya Dalfon dan Jingga yang telah lama menghilang dan sekarang tanpa sepatah kata pun kembali lagi menemui Dalfon dan Jingga.Ansel dan Adit pun geram melihat kehadiran wanita itu. Pasalnya
Vedora menatap secara saksama apartemen yang ada di hadapannya. Apartemen itu adalah apartemen yang disewa oleh Dalfon untuk sementara waktu. Ia datang ke apartemen itu karena memang disuruh oleh Dalfon datang ke sana untuk membahas beberapa masalah tentang pil energi.Penjagaan apartemen itu sangatlah ketat. Orang-orang yang mau masuk ke dalam apartemen itu harus menunggu di luar, sampai orang yang menyewa apartemen itu datang dan mengatakan kepada para penjaga kalau memang orang itu adalah tamunya.Vedora sendiri tidak tau alasan kenapa Dalfon menyewa apartemen dengan penjagaan seketat itu. Tetapi ia yakin, dibalik tindakan Dalfon ini, ada sesuatu yang buruk yang sedang terjadi pada Dalfon.Tidak lama setelah Vedora menunggu di ruang tunggu. Datanglah Dalfon. Saat Dalfon datang, para penjaga yang tadi mengawasinya pun kembali ke posisi mereka masing-masing untuk melanjutkan pekerjaannya mereka menjaga pintu masuk apartemen dan para tamu yang baru saja datang.
Ansel mengambil dompetnya yang ada di dalam tas sekolah. Setelah itu, ia berlari menyusul Adit dan Dalfon yang sudah lebih dulu berjalan menuju ke arah kantin sekolah.Jarak antara Ansel dengan Adit dan Dalfon cukup jauh. Karena memang Ansel membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menemukan dompetnya yang terselip di dalam sebuah buku pelajaran.Saat Ansel sudah memasuki area kantin. Ansel tidak melihat ada sesuatu yang aneh terjadi. Kantin yang biasanya dipenuhi oleh orang-orang yang jajan makanan dan duduk di meja-meja yang sudah disediakan, sekarang dipenuhi oleh orang yang sedang bergerombol seperti sedang mengamati sebuah pertandingannya.Ansel yang penasaran pun langsung berjalan menerabas gerombolan orang-orang itu. Untung saja Ansel sudah dikenal sebagai anggota OSIS. Jadi orang-orang yang ada di hadapan Ansel langsung menyingkir, memberikan Ansel jalan untuk berjalan maju.Langkah Ansel terhenti saat sudah berada di barisan terdepan. Di titik itu
Volva sedang ada di kediaman keluarga Virgo. Ia ke sana untuk mengkonsultasikan tentang dirinya yang terluka akibat menahan tendangan dari Dalfon.Kejadian itu sudah sekitar tiga hari yang lalu. Tetapi entah kenapa, sampai sekarang Volva masih merasakan sakit di bagian kakinya. Dan rasa sakit itu, hanya bisa dihilangkan untuk sementara.Rasa sakit yang dirasakan oleh Volva, membuat Volva tidak fokus menjalankan sebuah tugas. Dan itu sangat menghambat tugasnya sebagai pemimpin keluarga Aurora.Vinka sendiri juga kebingungan. Pasalnya kalau memang Volva terkena sebuah tendangan biasa, harusnya cidera yang dialami Volva bisa langsung hilang dengan sekejap. Tetapi kali ini tidak. Membuat Vinka kebingungan harus berbuat apa.Vinka menulis beberapa obat-obatan yang harus diminum oleh Volva untuk beberapa hari ke depan. Vinka harap obat-obatan itu bisa meredakan atau bahkan menyembuhkan cidera yang sedang dialami oleh Volva.Saat Vinka sedang
Ansel tertawa terbahak-bahak saat melihat wajah Adit memerah karena terkena rayuan dari Lucia. Bukan cuma Ansel yang tertawa, semua orang yang ada di warung juga ikut tertawa saat melihat alat pendeteksi jantung yang telah terhubung dengan Adit menunjukkan bahwa detak jantung Adit berdetak kencang.Membuat Adit mau tidak mau harus dinyatakan kalah dalam pertandingan itu. Dan Lucia berhasil menang.Setelah menerima kekalahannya, Adit membawa Lucia untuk kembali duduk di kursi kosong yang ada di dekat Dalfon dan Ansel.Adit sebisa mungkin bergaya biasa saja, supaya tidak ada yang tau bahwa sekarang ia sedang menahan rasa malu yang teramat besar."Woi, Sel. Lo gantian sana," teriak salah satu orang."Lah, lo rabun? Pacar gua nggak datang bodoh! Masa iya gua godain si Dalfon?! Amit-amit jabang bayi, deh," balas Ansel sambil menunjuk orang yang tadi menyuruhnya."Yang belum tuh cuma lo sama Dalfon doang. Jangan curang dong," sahut salah sat
Raina. Nama itu terus berputar-putar di kepala Ansel. Membuat Ansel tidak bisa fokus saat sedang ada di dalam kelas. Sejak bel masuk berbunyi, ia terus menerus mengingat nama itu. Dan bertanya-tanya siapakah perempuan itu, sampai-sampai bisa membuat Dalfon yang selama ini dikenal sebagai es bisa mengucapkan kalimat sehangat itu.Tentu saja hal itu adalah hal yang sangat jarang terjadi. Malahan itu adalah pertama kalinya. Di hadapan semua orang, Dalfon mengucapkan kalimat yang menunjukkan bahwa Dalfon sayang menyayangi perempuan itu. Hal itu tidak pernah terjadi sebelumnya. Membuat mereka yakin kalau memang Dalfon memiliki hubungan khusus dengan perempuan itu. Tetapi apa?Ansel merasa sangat pusing. Karena memikirkan hal itu terus. Satu-satunya hal jawaban yang ia temukan yaitu perempuan itu adalah perempuan yang dulu berdansa dengan Dalfon di acara penutupan Kompetisi Tujuh Sekolah. Dan kemungkinan besar perempuan itu adalah murid dari SMA Bulan.Saat bel