Home / Zaman Kuno / Kembalinya Sang Penguasa Dengan Sistem / 4. Imbalan Memupuk Tekad Baja

Share

4. Imbalan Memupuk Tekad Baja

Author: Murlox
last update Last Updated: 2025-07-12 00:51:07

Sebuah anugrah yang muncul entah dari mana setelah ia terlempar kembali ke masa lalu. Sebelumnya, pikirannya terlalu diselimuti keputusasaan untuk memahami hal ini. Namun kini, dengan benak yang lebih jernih, ia mencoba memprosesnya.

[Sadar akan kehidupan masa lalu yang pedih, Anda akhirnya memutuskan untuk merubah segalanya dengan tekad kuat. Selamat, Anda memperoleh Imbalan atas tekad baja yang Anda pupuk!]

Feng Longwei menahan napas. Kalimat itu, begitu lugas dan tanpa basa-basi, menusuk ke inti jiwanya. Tekad bulat? Ya, memang. Tekad untuk tidak lagi menjadi pecundang, untuk tidak lagi menyerah pada takdir kejam yang menunggunya di kehidupan sebelumnya. Ia mengepalkan tangan, otot-ototnya menegang.

Dan kemudian, muncul notifikasi kedua, yang membuat jantungnya berdetak lebih kencang.

[Imbalan: Peningkatan Kekuatan Fisik dan Delapan Meridian Utama Terbuka!]

Seketika setelah pemberitahuan itu muncul, Longwei merasakan sensasi aneh menjalar di sekujur tubuhnya. Seperti ada sesuatu yang mengembang dari dalam, memenuhi setiap inci ruang di balik kulitnya. Ia tak merasakan sakit, sama sekali tidak.

Justru sebaliknya, sebuah gelombang kehangatan yang perlahan bercampur dengan dingin yang menyegarkan, mengalir dalam nadinya. Rasanya seperti ada sungai energi yang baru lahir di dalam dirinya, mengukir jalur-jalur baru yang sebelumnya tak pernah ada.

Sensasi itu berlanjut, semakin intens, sampai Longwei merasakan perutnya bergejolak. Sebuah desakan kuat muncul di kerongkongannya. Ia menunduk, dan tanpa sempat mencegahnya, cairan hitam pekat menyembur dari mulutnya. Baunya busuk, sangat memuakkan, seperti limbah yang telah lama menumpuk.

"Urgh!" erangnya, memuntahkan lebih banyak lagi.

Cairan hitam itu membasahi lantai kayu di depannya, meninggalkan genangan menjijikkan. Ia menyeka sudut bibirnya dengan punggung tangan, ekspresinya antara ngeri dan jijik.

"Tiba-tiba memuntahkan begitu banyak kotoran… Aku tak tahu tubuhku menyimpan sesuatu seburuk ini selama ini."

Namun, setelah semua itu berakhir, sebuah perubahan drastis menyelimuti dirinya. Tubuhnya terasa jauh lebih ringan, seolah beban bertahun-tahun telah terangkat. Setiap otot, setiap sendi, terasa lebih lentur dan bertenaga. Dan yang paling mencengangkan, sebuah energi yang melimpah ruah berdenyut di dalam dirinya, eksistensi energi Qi yang belum pernah ia rasakan seumur hidupnya.

Membuka Delapan Meridian Utama. Ia tahu apa artinya itu. Di kehidupannya dulu, ia tak begitu tahu tentang konsep meridian, dantian dan energi spiritual.

Tapi sekarang ia mengerti setelah mengalami secara langsung. Meridian—jalur-jalur energi vital dalam tubuh yang, jika terbuka, akan memungkinkan seseorang untuk merasakan dan mengendalikan energi spiritual di sekitarnya. Dan kini, ia bisa merasakannya.

Sensitivitasnya terhadap energi di udara, yang sebelumnya tak kasat mata, kini meningkat secara eksponensial. Ia bisa merasakan denyut halus, seperti bisikan angin di antara dedaunan, energi yang mengalir di sekelilingnya.

Ini adalah sebuah perubahan besar, sebuah transformasi yang tak pernah ia bayangkan di kehidupannya yang dulu. Di masa lalu yang pedih itu, hanya untuk sekadar makan sesuatu yang layak saja, ia harus bermimpi. Bertahan hidup adalah satu-satunya tujuan.

Namun sekarang, Feng Longwei mengepalkan tangannya lagi, kali ini dengan tekad yang membara. Dia berjanji pada dirinya sendiri, pada bayangan masa lalu yang telah ia kubur, bahwa dia akan mengubah takdirnya. Menjadi jauh lebih baik dari sebelumnya. Ini adalah awal dari segalanya, pikirnya.

...

Baru saja Longwei membiarkan kehangatan dan kekuatan baru meresap ke dalam setiap sel tubuhnya, tiba-tiba saja sebuah benturan keras mengoyak ketenangan pagi.

Suara pecahan keramik yang memekakkan telinga, langsung membuat Longwei tersentak dari lamunannya. Jantungnya berdebar, bukan lagi karena ketakutan, melainkan antisipasi. Ia tahu persis siapa biang keladi di balik kegaduhan itu.

"Longwei, keluarlah dan sambut kakakmu yang baik hati ini!" sebuah suara yang familier, nadanya terdengar mengejek dan angkuh, menggaung di halaman depan. Suara itu adalah racun bagi telinga Longwei.

'Bajingan itu. Tak sedikitpun berubah dari biasanya. Dia tahu aku hampir mati setelah dia melemparku ke danau, dan sekarang dia datang lagi menggangguku di pagi hari seolah tak ada apa-apa.' ia mendecih dalam hati, matanya menyipit dengan tatapan muram.

Ingatan akan rasa dingin yang menusuk tulang, kepanikan saat paru-parunya terisi air, dan wajah Feng Liang yang tersenyum puas saat ia tenggelam, kembali melintas. Namun kali ini, alih-alih ketakutan, yang ia rasakan hanyalah kemarahan dan benci.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kembalinya Sang Penguasa Dengan Sistem   76. Buta Akan Kebenaran

    Zhao Linlin hanya terdiam, bibirnya bergetar menahan amarah. Gadis yang biasanya percaya diri itu kini kehilangan kata-kata. Ia ingin menyangkal, namun Tetua Huyan Li sendiri malah membenarkan perkataan Feng Longwei, membuat kesempatannya untuk menjatuhkan pemuda itu hilang seketika.Feng Longwei kemudian menangkupkan tangan hormat pada Huyan Li. “Tetua, aku mohon maaf jika tindakanku barusan terlihat tidak sopan. Aku hanya ingin menemukan sebanyak mungkin hal yang berguna untuk kultivasiku. Cara yang kulakukan mungkin tidak lazim, tapi hasilnya nyata. Jika Tetua menganggapku salah, aku siap menerima hukuman.”Seketika ruangan kembali sunyi. Murid-murid yang sebelumnya mencemooh kini mulai goyah. Tidak ada yang berani menertawakan lagi, karena bukti kehebatan yang ditunjukkan Feng Longwei terlalu jelas untuk disangkal.Tetua Huyan Li menatapnya lama. Akhirnya ia menghela napas berat.“Feng Longwei,” ucapnya dengan nada lebih tenang, “kau memang berbeda dengan rumor yang beredar. Banya

  • Kembalinya Sang Penguasa Dengan Sistem   75. Menghindari Masalah Dengan Omong Kosong

    Senyum tipis di wajah Feng Longwei membuat suasana kian menegang. Para murid yang tadinya merasa berada di atas angin, kini justru merasakan sesuatu yang aneh—seolah senyum itu bukan kepura-puraan, melainkan tanda keyakinan yang tidak bisa mereka mengerti.Tetua Huyan Li menatap lebih dalam, mencoba membaca maksud tersembunyi dari pemuda itu.“Feng Longwei, jangan menganggap remeh perpustakaan ini,” ucap Huyan Li dengan suara berat. “Setiap kitab di sini adalah hasil darah dan keringat para tetua. Menghormati ilmu pengetahuan sama artinya dengan menghormati sekte. Jika kau hanya ingin main-main, aku sendiri yang akan mengusirmu keluar.”Suara tetua itu bergema memenuhi ruangan. Beberapa murid mengangguk puas, wajah mereka penuh kepuasan seperti baru saja memenangkan pertempuran tanpa mengangkat pedang. Zhao Linlin bahkan menyilangkan tangan di dada, bibirnya terangkat mengejek.Namun Feng Longwei tidak terburu-buru menjawab. Ia menghela napas pelan, lalu menangkupkan tangan hormat.“K

  • Kembalinya Sang Penguasa Dengan Sistem   74. Tuduhan

    Feng Longwei berhenti sejenak, tubuhnya sedikit goyah. Bulir-bulir keringat mengalir di pelipisnya. Ia mengusap dahi, napasnya agak berat, tapi senyuman tipis menghiasi wajahnya.“Sudah sebanyak ini… tak heran tubuhku terasa lelah. Ternyata menyalin setiap kitab memang menguras kekuatan mental,” gumamnya lirih.Meski sedikit letih, ada kepuasan tersendiri yang menyalakan semangatnya. Jika murid lain butuh waktu bertahun-tahun untuk memahami hanya satu atau dua kitab, ia telah menyimpan ratusan dalam benaknya hanya dalam waktu singkat. Ini adalah kekuatan yang kelak akan menjadi fondasi besar dalam perjalanan kultivasinya.Namun, kebahagiaan itu tak bertahan lama. Sebuah suara nyaring tiba-tiba menggema dari arah belakang, menusuk telinganya bagaikan petir yang menyambar di siang bolong.“Ini dia orangnya, Tetua! Aku melihat dia datang hanya untuk membolak-balik kitab tanpa tahu isinya! Tingkahnya benar-benar seperti orang gila dan mengganggu semua murid di sini!”Suara itu milik Zhao

  • Kembalinya Sang Penguasa Dengan Sistem   73. Menyalin Kitab

    Mata Feng Longwei menyipit. Ia merasa ada sesuatu yang berbeda dari kitab itu. Energi samar seolah merambat dari balik sampul, meski nyaris tak terdeteksi oleh siapapun.Tangannya terulur, meraih kitab itu dengan hati-hati. Saat ia menyentuhnya, seberkas cahaya tipis mengalir ke telapak tangannya. Sesuatu bergetar di dalam dantian, sistem dalam tubuhnya tiba-tiba merespons.[Ditemukan: Kitab Seni Pedang Lima Elemen. Tingkat: Tak diketahui][Apakah ingin menyerap pemahaman dari kitab tersebut?]Jantung Feng Longwei berdetak cepat, tapi wajahnya tetap datar. Ia tidak ingin menarik perhatian murid lain.‘Kitab dengan tingkat yang tak diketahui? Bagaimana bisa ada hal yang seperti ini? Selain itu, sistem sendiri tiba-tiba menunjukkan respon yang baru pertama kali kulihat,’ batinnya.Ia membuka kitab itu perlahan, berpura-pura membaca seperti murid biasa. Namun dalam pikirannya, ia sudah memberi jawaban.“Ya.”Seketika potongan informasi baru melesat ke dalam benaknya. Gerakan dari jurus p

  • Kembalinya Sang Penguasa Dengan Sistem   72. Perpustakaan Sekte

    Langkah Feng Longwei mantap menuju barat, meninggalkan keramaian. Suasana sekitar Paviliun Selatan masih dipenuhi suara para murid yang berbisik-bisik membicarakan Feng Longwei, tetapi ia memilih tetap diam, memusatkan pikirannya pada tujuan lain.Pandangannya lurus ke depan, melewati jalur berbatu yang dipenuhi bunga plum berguguran. Cahaya matahari sore menyorot dari sela-sela pohon bambu, menciptakan bayangan panjang di tanah. Hembusan angin lembut membawa aroma tanah bercampur bunga plum yang mekar di tepian jalan. Semua itu menambah kesan damai, namun di balik ketenangan itu, dada Feng Longwei terasa bergejolak.“Apa yang kucari pastinya ada di sana, harus memilih satu yang paling berguna.” gumamnya lirih.Yang dimaksud tak lain adalah perpustakaan sekte.Tak butuh waktu lama baginya untuk tiba. Bangunan megah menjulang di hadapannya, berbeda dengan aula lain di pelataran luar. Dindingnya dari batu putih yang dipoles halus, dipadu kayu hitam mengkilap yang menambah wibawa. Atapn

  • Kembalinya Sang Penguasa Dengan Sistem   71. Gangguan Kecil

    Langkah Feng Longwei baru saja meninggalkan aula ketika udara seolah mengeras. Tatapannya lurus ke depan, berusaha tak menghiraukan bisikan-bisikan yang masih tersisa dari pelajaran barusan. Namun langkahnya terhenti begitu suara tawa kasar memecah keheningan.“Ha-ha-ha! Jadi ini pangeran keenam Dinasti Yan yang katanya terkenal itu? Dilihat dari tampilannya saja sudah pantas disebut sampah.”Nada meremehkan itu datang dari seorang pemuda berwajah bengis dengan alis tebal melintang di atas mata tajamnya. Dialah Chu Linghu, salah satu murid pelataran luar yang cukup terkenal karena sifatnya yang arogan dan suka mencari masalah.Tawa kencang pun menyusul dari beberapa pemuda lain yang berdiri di belakangnya. Mereka menatap Feng Longwei seperti sekelompok serigala lapar yang baru menemukan mangsanya.Feng Longwei berhenti sejenak, matanya menatap tenang ke arah mereka. Tidak ada amarah yang terpancar, hanya ketenangan yang justru membuat kelompok Chu Linghu semakin kesal.“Heh,” Chu Ling

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status