Lei Delan kembali menabuh loncengnya yang kali ini dilakukan sebanyak tiga kali membuat Lei Xiayu lebih bersiap karena menyadari bahwa setiap meningkatnya suara lonceng itu maka serangan yang dilepaskan lawannya akan semakin besar. Lei Xiayu sudah mulai membentuk mantra tangan, namun disaat yang sama sesuatu terjadi pada sosok bertopeng itu yang menarik perhatian Lei Xiayu.
Pria bertopeng itu memegangi kepalanya yang amat terasa sakit sambil terus meronta-ronta setelah mendengar suara lonceng barusan. Tapi, ketika Lei Delan memberinya perintah untuk melancarkan serangan pada Lei Xiayu, sosok itu menolak sebab itulah kepalanya merasakan sakit yang hebat.Lei Delan kemudian langsung menyadari bahwa pria bertopeng itu masih mencoba mengambil alih tubuhnya kembali menyebabkan terjadinya bentrokan hebat di dalam lautan kesadarannya membuat Lei Delan berdecak kesal karena kalau terus dibiarkan mungkin saja pria bertopeng mampu merebut tubuhnya dan akan merugikan bagi pihLei Leng bisa merasa tenang karena naga kilin yang tiba-tiba muncul itu berada di pihak mereka, meskipun belum mengetahui tujuan kedatangannya secara pasti tapi untuk sementara waktu Lei Leng akan berpura-pura menutup mata sebab yang terpenting saat ini adalah mengusir dan menghabisi pasukan Serikat Iblis dari klan Lei.Lei Leng ingin meminjam kekuatan makhluk itu untuk membantu mereka karena jika naga kilin itu memang ingin membuat keributan maka tidak ada seorangpun dari anggota klan Lei saat ini yang bisa melawannya meski naga kilin tersebut masih berada di ranah Janin Suci tapi tetap saja tak menutup fakta bahwa hewan tersebut merupakan salah satu makhluk suci legendaris.Gong Xijian menyadari hal tersebut setelah melihat Linglong membantai banyak bawahannya, namun dia tidak dapat membuat banyak karena Lei Leng memusatkan perhatian padanya dan tak membiarkannya untuk pergi."Bisakah kita menunda pertarungan ini sebentar, kau lihat naga sialan itu telah banyak merenggut nyawa orang-
Saat pertama kali divonis terkena racun secara misterius hidup Lei Qintian seketika berubah menjadi hancur, dunianya seakan runtuh apalagi penyakit itu membuatnya harus terbaring koma di atas tempat tidur dalam waktu sebulan penuh. Dan ketika terbangun kembali Lei Qintian sudah mendapati banyak perubahan, salah satunya adalah pergantian Patriark secara sepihak yang dilakukan petinggi sekte dengan mengangkat adiknya, Lei Leng untuk menggantikannya.Lei Qintian tidak marah karena sadar dengan kondisinya saat ini, sudah seharusnya ada yang menggantikannya memimpin klan sebab bagaimanapun juga kursi Patriark tidak boleh kosong agar aktivitas klan tetap seimbang. Namun, yang membuatnya sedih adalah setelah mendengar kabar jika putra bungsunya, Lei Xiayu telah dikurung di penjara karena dicap sebagai aib keluarga sebab pada saat itu Lei Xiayu tidak bisa berlatih kultivasi.Tapi, Lei Qintian tidak dapat berbuat banyak hal untuk menyelamatkan putranya itu karena kondisinya sekarang semakin rag
Setiap hari Lei Qintian menghabiskan waktu untuk memulihkan kondisi dengan pil penyembuhan serta pil pemulih qi yang sempat Lei Leng berikan saat terakhir kali menemuinya sehingga secara berangsur kondisinya semakin membaik juga sudah bisa menyerap qi kembali meski harus menerima kenyataan bahwa kekuatannya harus turun ke ranah Janin Suci tahap awal dari yang sebelumnya keracunan berada di ranah Janin Suci tahap akhir.Fakta itu membuat Lei Qintian hanya bisa tersenyum kecut menyadari dirinya yang sudah tertinggal selama beberapa tahun belakangan ini, namun dia juga tidak terlalu khawatir karena dengan bakat alami yang dimilikinya sejak lahir maka untuk mengembalikan ke ranah seperti sebelumnya bahkan menembus ranah berikutnya Lei Qintian hanya perlu menunggu waktu saja serta mencari sumber daya yang cukup.Dengan kegigihan dan tekadnya untuk kembali melihat dunia dan melindungi orang-orang yang dicintai, pada akhirnya Lei Qintian berhasil memulihkan kondisinya hin
Lei Qintian tak menghiraukan tatapan semua orang yang mengarah padanya, ketika Pedang Penakluk Naga sudah berada di dalam genggaman tangannya, pria itu segera memberikan serangan pertamanya, namun Gong Xijian masih bisa menghindarinya dengan tanpa kesulitan.Lei Qintian tetap tenang dengan mengubah arus serangannya yang kali ini menargetkan titik vital lawan, Gong Xijian dengan cepat menutupi bagian lehernya itu sehingga menunjukkan celah pada perutnya, hal tersebutlah yang dimanfaatkan oleh Lei Qintian karena dari awal dia memang mengincar bagian tersebut dan leher hanyalah sebagai pengalihan sehingga sebuah pukulan mendarat tepat di tubuh Gong Xijian.Pukulan itu dipenuhi banyak tenaga membuat Gong Xijian meringis kesakitan walau kulitnya sebenarnya sangat tebal karena efek transformasi Iblis, namun ternyata pukulan Lei Qintian itu tetap dapat membuatnya terpukul hingga puluhan meter sebab Lei Qintian sendiri menggunakan teknik ‘Tinju Petir' untuk menjatuhkan law
Semakin lama pertarungan di antara keduanya, Lei Delan semakin menyadari jika kemampuan bertarung Lei Xiayu memang jauh di atasnya, apalagi pemuda itu memiliki teknik pedang yang sangat beragam dan sulit ditebak sehingga menyulitkan Lei Delan untuk mengimbanginya bahkan dia sampai terkena sabetan pedang berkali-kali di beberapa bagian tubuhnya.Dengan napas memburu Lei Delan berhasil menjaga jaraknya setelah terkena serangan untuk yang kesekian kalinya.“Darimana sebenarnya bocah ini mendapatkan teknik-teknik sekuat ini?” Lei Delan benar-benar harus mengakui keunggulan lawannya itu sehingga muncul rencananya untuk melarikan diri karena jika memaksakan bertarung lebih lama dia khawatir Lei Xiayu akan semakin membuatnya terluka bahkan dapat membunuhnya.Lei Delan yang tadinya selalu bertarung dalam posisi bertahan kini tampil lebih menyerang dan berharap bisa menemukan celah agar bisa melarikan diri. Lei Xiayu tentu saja menyadari niat lawannya itu membuatnya tersenyum penuh arti.“Ingi
Naga petir itu mengikuti setiap langkah yang dilakukan Gong Xijian, tidak membiarkannya melepaskan diri seolah di matanya hanya ada Gong Xijian saja sehingga menciptakan ledakan demi ledakan yang cukup keras setiap kali benturan di antara keduanya terjadi.Walaupun naga itu belum dapat melukai Gong Xijian karena pertahanannya yang sulit ditembus, namun tetap saja membuat gerakan jendral iblis itu menjadi terbatas karena harus diakui naga petir tersebut juga mengeluarkan kekuatan yang cukup besar. Disisi lain, setiap pertahanan yang dibentuk Gong Xijian juga membutuhkan energi yang tidak kalah besarnya sehingga qi-nya dengan cepat banyak terkuras. Gong Xijian merapatkan giginya geram, jika hal tersebut dibiarkan terus berlanjut maka qi-nya lama-kelamaan akan semakin menipis sehingga mau tidak mau Gong Xijian harus memikirkan cara agar bisa keluar dari cengkeraman naga itu.“Kenapa kau terus memaksaku?” Gong Xijian berdecak kesal. “Hancurlah!”Gong Xijian membentuk mantra tangan yang s
Gong Xijian mengalirkan qi-nya ke kadal raksasa yang seketika membuka mulutnya lebar-lebar sebelum menciptakan bola api raksasa yang menyebarkan momentum begitu panas membuat suhu udara di wilayah sekitar tempat itu naik beberapa kali lipat. Untungnya anggota klan Lei sudah menjaga jarak yang cukup jauh sehingga tidak ada korban dari pihak mereka.Lei Qintian mengeraskan rahangnya, dia sudah membentuk sebuah energi pedang untuk menghalau serangan yang akan datang. Di waktu yang hampir bersamaan, keduanya telah berhasil menyempurnakan teknik mereka masing-masing.“Semburan Api Kematian!”“Pedang Menembus Inti Semesta!”Bola api dan pedang raksasa itu saling bertabrakan menciptakan ledakan yang begitu besar membuat para tetua klan Lei harus membentuk energi pelindung untuk melindungi diri dan anggota klan lainnya agar tidak terkena efek samping dari benturan energi tersebut.Terlihat retakan besar pada energi pelindung itu menandakan jika pertukaran kekuatan di antara keduanya memang sa
Di bawah langit berwarna hitam kemerahan, di tengah guntur yang saling bersahutan, dua orang terlihat sedang bertarung dengan sengit di udara. Saat keduanya beradu kekuatan, pohon-pohon di sana jatuh bertumbangan, juga menciptakan kawah-kawah yang sangat besar.Yang satu menggunakan sihir elemen petir sementara lainnya menguasai sihir kegelapan. Meskipun darah telah mengguyur hampir seluruh tubuh keduanya, tetap tak ada yang mau mengalah satu sama lain. Terlihat sangat jelas bahwa mereka adalah musuh bebuyutan."Aku akan menguburmu di sini dan menjadi yang terkuat!" jerit pria yang mengenakan pakaian serba hitam, dengan menutupi sebagian wajahnya menggunakan kain hitam juga. Di tangannya sedang menggenggam sebuah cambuk yang memancarkan aura kegelapan."Aku ingat terakhir kali kau ingin membunuhku, tangan kirimu yang menjadi bayarannya. Kali ini giliran kepalamu yang akan terpotong dari tempatnya!" balas pria tampan yang mengenakan pakaian berwarna biru itu. Di beberapa bagian jubah y