"Apa katamu! Kau ingin memberikan dia padaku?"Suara wanita di seberang telepon terdengar. Ia terlihat marah dengan ucapan Wilson. "Bukan memberikan, hanya untuk sementara sampai Reya melahirkan bayinya. Setelah itu aku akan membawanya lagi. Aku mohon padamu, Ibu." Pinta Wilson kepada wanita yang telah melahirkan Reya. "Kenapa? Kau tidak sanggup merawat putriku sampai ia melahirkan? Haruskah aku menerima dia yang sudah melukai hati ibunya dengan menjadi simpanan lelaki, hah?! Kau ini tidak tahu malu, Wilson! Aku tidak pernah mengakui dia sebagai putriku lagi semenjak memilih untuk hidup di jalan yang salah!""Aku minta maaf, Ibu. Tapi hubungan anak dan ibunya tidak akan terputus sampai mati. Reya, aku sangat mencintai dia. Dan, semua itu salahku." Kata Wilson. "Menjijikkan! Kau membawa putriku, menjadikannya simpanan dan sekarang kau membuatnya mengandung. Masih berani kau minta maaf padaku! Wilson, aku tidak akan pernah menerima Reya kembali selama dia masih bersamamu!""Bu, aku mo
"Kau sudah pulang, Wilson? Bagaimana pekerjaanmu, pasti sangat melelahkan, bukan? Kau pasti lapar, aku sudah memesan tempat di sebuah restoran yang bagus. Mereka akan memasak hidangan yang kupesan dengan cepat. Bagaimana kalau kau mandi lebih dulu?" Carol mengeluarkan semua kalimatnya begitu melihat Wilson di muka pintu. Wanita itu tersenyum, menatap suaminya dengan lembut. "Baiklah, aku akan bersiap-siap lalu kita berangkat." Kata Wilson yang lantas masuk dan melewati Carol tanpa memeluknya sama sekali. "Wilson." Carol memanggil, membuat lelaki itu kembali menoleh."Ya?""Kau tidak rindu padaku?" Pertanyaan itu membuat Wilson terhenyak. Ia menatap Carol lebih lama. Tanpa Wilson sadari, Carol berdandan lebih cantik dari biasanya. Wanita itu merias wajah dan menata rambut tak seperti biasanya. Ia juga memakai gaun satin maroon yang membalut tubuh rampingnya itu. Wilson kini berjalan mendekati Carol, dan mengecup pipi istrinya itu. "Kau cantik sekali malam ini, Carol. Maafkan aku kar
"Hai, Carol? Oh, dia suamimu?" Wanita berparas elegan itu menatap Wilson, tatapannya terlihat tak menyenangkan."Ya, ini Wilson, suamiku." Kata Carol yang tak menduga akan bertemu rekan kerjanya di restoran ini."Oh, jadi dia lelaki yang pernah menceraikanmu itu dan kalian rujuk kembali. Aku tak menyangka kau bisa rujuk lagi setelah apa yang terjadi." Wanita itu tersenyum sinis, kembali menatap Wilson yang duduk di depan Carol. Wilson seketika meletakkan garpunya, selera makannya hilang begitu saja. Lelaki itu berdiri, tepat di depan wanita tersebut."Wilson, jangan dengarkan dia," kata Carol yang memilih untuk mendekati suaminya itu dan memegang lengannya."Tidak, Carol. Dia begitu merendahkan aku. Memangnya apa urusanmu? Kita bahkan tak pernah saling mengenal." Wilson mengatakan itu sambil menatap dengan penuh kemarahan. Wanita itu tersenyum kecil, ia tak membalas tatapan Wilson sama sekali."Carol, aku harus pergi. Temanku sudah menunggu di sana. Sampai jumpa di kantor, oke?" Setel
Megan menggebrak meja di hadapannya, lelaki itu terlihat marah ketika Cal datang dengan tangan hampa. Sesuatu yang ia harapkan sejak lama, sampai saat ini belum terjadi juga. "Memangnya apa yang kau dan Thanos lakukan, heh? Membebaskan tanah saja tidak bisa. Haruskah aku turun tangan sendiri, Cal?"Cal menunduk, lelaki itu bahkan tak berani menatap Megan. "Memangnya apa yang terjadi, Cal?" Megan merendahkan suaranya berusaha untuk tenang."Mereka tidak berniat menjual lahannya, meskipun kita sudah memberikan harga yang pantas." Jawab Cal."Mereka bersikeras?""Ya, Tuan. Tempat itu memang sangat indah dan selalu ramai dengan wisatawan, itulah mengapa orang - orang di sana memilih untuk bertahan. Saya sendiri tidak tahu lagi bagaimana cara untuk membuat mereka mau melepaskan tanahnya.""Baiklah, bagaimana kalau kita naikkan menjadi dua kali lipat?""Apa?" Cal terkejut saat mendengar itu dari Megan. "Tapi, bagaimana dengan Thanos? Uang sebanyak itu akan mengurangi anggaran perusahaan te
Thanos menatap Athena dengan alis terangkat, wanita itu sudah berada di hadapannya tanpa dipanggil sekalipun. Bibir lelaki itu tersenyum tipis, dan bola matanya terlihat mengikuti lekuk tubuh Athena yang ramping."Kau datang menemuiku, Athena? Tak seperti biasanya." Ucap Thanos. "Apakah Anda memiliki waktu, Tuan? Ada hal yang ingin saya sampaikan." "Duduklah, aku memiliki banyak waktu untukmu." Athena mendekat, meskipun ada rasa canggung tapi ia harus mengatakan ini kepada Thanos. "Saya bertemu dengan pemilik kedai kopi di Malvarossa." Athena menatap Thanos, ingin tahu reaksi lelaki itu.Thanos menautkan alisnya, "Lalu? Bukankah Cal juga bertemu dengan pemiliknya?""Apa? Cal bertemu dengannya?" Athena terkejut."Ada apa ini? Aku hanya berpikir begitu, tapi kau terkejut dengan hal sepele seperti ini. Cal pergi ke sana untuk bertemu dengan para pemilik lahan, bukan?" Thanos meluruskan kalimatnya itu."Oh, saya pikir Cal sudah bertemu dengan pemiliknya langsung. Tapi, apakah Anda sen
"Aku akan pergi ke sana, Cal. Apakah kau mau ikut denganku?" Athena menawarkan saat ia berpapasan dengan Cal di koridor gedung."Maksudmu ke Malvarossa?" Tegas Cal dengan alis menyatu."Ya, aku ingin mencobanya lagi.""Athena, kenapa kau tidak menyerah saja?"Athena menatap CaL heran, kalimat itu terdengar aneh di telinganya. "Menyerah? Kau benar - benar ingin agar aku tidak terlibat dengan proyek itu?"Kali ini Cal mengangguk tegas, "Ya, aku tidak ingin kau bergabung dengan timku. Proyek ini tidak cocok denganmu, Athena. Kau harus berhadapan dengan orang - orang keras kepala di luar sana. Sedangkan kau adalah wanita dengan kelembutan."Athena tertawa kecil, "Aku bukan wanita seperti itu, Cal. Dan aku terbiasa menghadapi orang - orang seperti itu.""Athena, aku tidak sedang memberimu pilihan." Cal menatap lurus ke arah Athena. Mata yang biasanya menatap lembut dirinya, kini berubah tajam dan Athena cukup terkejut dengan perubahan sikap lelaki itu."Kenapa? Apakah ada alasan sehingga a
"Aku senang kau kembali, Athena. Bagaimana apakah mereka masih bersikeras?" Ansel bertanya saat ia menemui Athena di kedai kopi miliknya itu. Lelaki itu tersenyum lembut, tatapan matanya begitu teduh dan hangat. Cukup lama Athena menatap Ansel, wanita itu terlihat mengamati dengan begitu jeli. Ansel melambaikan tangannya di depan wajah Athena, membuat wanita itu berkedip. "Oh, ya. Aku belum tahu soal itu," kata Athena terkejut."Oh, aku kira kau membawa kabar baik, Athena. Sejujurnya aku juga cemas memikirkan tentang itu." Ansel menatap ke luar kedainya, di mana dari sana terlihat beberapa kedai yang menjual aneka makanan khas. "Aku mencemaskan mereka, Athena. Tidak mudah untuk memulai semua itu.""Aku tahu, sebenarnya aku juga sudah berusaha, namun belum ada jawaban." Athena kembali menatap Ansel, sepertinya ia mulai yakin kalau mereka orang yang berbeda. Thanos tak akan bicara selembut itu, apalagi sampai memikirkan nasib orang lain."Ansel, apakah kau memiliki saudara kembar?"Pe
"Maafkan sikap Ciara, Athena. Aku tidak menduga dia akan seperti itu. Biasanya dia bersikap manis, kuharap kau tidak membencinya." Ansel mengatakan itu dengan menyesal.Athena menggeleng sembari tersenyum kecil, "Aku tidak masalah dengan itu, jangan khawatir. Mungkin dia tidak terbiasa dengan tamu wanita di rumah. Lagipula ini memang terkesan aneh. Kita baru saja saling mengenal dan kau mengundangku untuk makan siang di sana. Seharusnya aku lebih tahu diri. Aku minta maaf, Ansel.""Tidak, jangan begitu. Ciara...entahlah apa yang ada di dalam kepalanya sampai ia mengatakan hal seperti itu. Tapi sebenarnya dia gadis yang menyenangkan, Athena. Aku benar-benar tidak enak hati karena ini. Kuharap kau tidak keberatan untuk makan siang denganku lagi." Ansel menatap Athena dan wanita itu cukup terkejut dengan tawaran Ansel. makan siang dengannya lagi? "Kau mau, kan?" kata Ansel lagi. "Ehm, itu...""Katakan saja di mana kau tinggal, aku yang akan mengunjungimu. Itu kalau kau tidak keberatan.
“Kau menyukainya?” Thanos kembali bertanya, ketika Athena memilih untuk tidak menjawab pertanyaan itu.“Kurasa urusan Anda jauh lebih penting dari itu, Tuan. Apakah sebaiknya kita kembali ke kota. Anda dan Ansel membutuhkan waktu untuk memikirkan semua ini,” jawab Athena yang berjalan ke arah mobil pribadi Thanos dengan sopir yang telah menunggu.“Tapi, ini juga menggangguku, Athena. Kau pasti tahu kalau aku telah menyukaimu sejak lama. Kau pasti berpura-pura tidak peduli, bukan? Aku menawarkan banyak hal padamu, tapi kau tak mengambilnya satu pun. Baiklah, aku tidak akan melakukan itu. Tapi, ketahuilah bahwa kali ini aku bersungguh-sungguh. Aku tidak pernah menyukai perempuan sampai seperti ini. Apakah kau tidak merasa telah menolakku dengan mengabaikan tawaranku waktu itu?”Athena diam sejenak, wanita itu menunduk kemudian berbalik menatap Thanos. Bibirnya ingin mengucapkan sesuatu, namun entah kenapa suaranya seolah terhimpit di tenggorokan.“Saya minta maaf jika sikap saya melukai
Ansel duduk di bibir pantai, membiarkan air laut menyapa sebagian tubuhnya. Pandangannya lurus, menatap laut yang tak tahu di mana batasnya. Selama ini, Ansel tidak pernah curiga tentang perbedaan itu. Ia selalu mencoba untuk berpikir positif. Tapi hari ini, sebuah fakta yang sangat mengejutkan menghampiri dirinya. Dia telah membuangnya, mereka tidak menginginkan kelahirannya. Tapi kenapa harus dia? Kenapa bukan Thanos? Apa istimewanya lelaki itu hingga Megan memilihnya?Senyum pahit teruntai di bibir Ansel, tangannya meremas pasir basah menunjukkan kemarahan yang tertahan.“Ansel.” Suara Athena membuat Ansel sedikit menoleh, lelaki itu mencoba untuk tersenyum padanya.“Kau basah,” kata Athena menatap Ansel sedih.“Apakah kau juga terkejut, Athena? Inikah yang ingin kau ketahui selama ini?” ucap Ansel yang mengabaikan pertanyaan Athena.“Aku pun tidak menduganya, meski naluriku mengatakan itu sejak lama. Sejujurnya, aku sempat berpikir kalau kau adalah dia. Sampai kau membawaku untuk
Wanita paruh baya itu tercengang bukan main, ia tak pernah menduga kalau hari ini akan tiba. Selama ini, ia pikir semua baik-baik saja. Ia yakin, apa yang dilakukannya sudah benar. 28 tahun silam, mereka berubah pikiran. Mereka tak ingin membawa bayi itu ke negeri yang jauh. Malvarrosa, adalah tempat yang tak akan pernah dikunjungi Megan. Namun ternyata mereka salah. Saudara kembar Ansel kini berdiri tepat di hadapannya. Menatap ke dalam matanya dengan penuh tanda tanya yang besar.“Ya?” Wanita itu membuka suara, berusaha menyembunyikan keterkejutannya.Athena menautkan keningnya, perubahan mimik wajah wanita itu terlihat jelas. Dan yang membuat Athena heran adalah, kenapa dia berusaha terlihat tenang seakan mengetahui sesuatu?“Kau sudah pulang, Ansel?” tanyanya dengan senyum yang dipaksakan.“Mom, dia ingin bertemu denganmu,” kata Ansel menatap Thanos dengan perasaan tak nyaman.“Jadi, dia ibumu?” suara Thanos terdengar, sedikit berbeda dengan suara Ansel. Tegas dan penuh rasa perca
[Ansel, bisakah kita bertemu? Tuan Thanos bersamaku, dan sebentar lagi kami tiba di Malvarrosa. Dia ingin bertemu denganmu]Athena mengirim pesan itu kepada Ansel. Setidaknya ia tak akan terkejut dengan kedatangan Thanos hari ini. Ponsel Athena bergetar, tampaknya Ansel menjawab pesan itu dengan cepat.[Benarkah? Aku sangat terkejut. Aku akan menunggu di kedai kopi, Athena]Athena tersenyum membaca pesan itu, entahlah kenapa ia sangat ingin melihat reaksi Thanos saat bertemu Ansel nanti. Apakah Thanos akan menunjukkan reaksi yang sama, seperti saat Ansel melihat foto lelaki itu?“Apa yang membuatmu begitu bahagia, Athena?”Athena segera mengubah mimik wajahnya, tampaknya Thanos menatapnya sedari tadi.“Tidak,” jawab Athena singkat.“Aku melihatmu terus tersenyum, apakah pesan itu berasal dari seseorang yang sangat istimewa?” tanya Thanos lagi, tampaknya ia begitu penasaran, atau mungkin cemburu?“Saya hanya memberitahu Ansel, kalau Anda ingin bertemu dengannya.”“Ansel? Sepertinya kau
“Kau menyukai dia, Thanos?”Thanos menautkan keningnya, saat Megan menanyakan itu padanya.“Siapa yang Ayah maksud?”“Athena. Ayah sudah bertemu gadis itu. Dia memang gadis yang baik, dia bahkan menolak saat ayah ingin memberinya hadiah karena proyek itu. Tapi, yah tidak tahu dari mana dia berasal,” tutur Megan membuat Thanos menatap lelaki itu dengan perasaan tak suka.“Ayah memata-mataiku?” tukas Thanos.“Kau putra ayah, satu-satunya pewarisku. Aku tidak ingin kau menjalin hubungan yang salah. Selama ini, kau melakukan hal yang tidak pantas dilakukan oleh seorang CEO, Thanos. Jadi, wajah kalau ayah ingin tahu tentang apa yang kau lakukan. Ayah dengar, kau sendiri yang meminta gadis itu untuk bergabung di dalam proyek. Ayah sangat mengenalmu, Thanos. Kau tidak akan melakukan itu kalau tak memiliki tujuan.”Thanos tersenyum miring, menatap wajah ayahnya yang menua. “Bukankah itu urusan pribadiku, Ayah? Kenapa kau bertindak sejauh ini?”“Tidak! Itu menjadi urusan ayah, Thanos. Sampai k
“Gadis itu tinggal di sebuah rumah kecil, Tuan. Dia menyewanya. Saya bertanya kepada beberapa orang yang tinggal di tempat itu. Mereka pernah melihat Tuan Thanos datang dan menemui gadis itu,” kata sang pelayan pribadi Megan.“Putraku pernah datang ke rumahnya? Tidak mungkin kalau mereka tak memiliki hubungan khusus. Apa lagi yang kau tahu?”“Tapi, Tuan Thanos hanya sekali mendatangi dia, setelah itu mereka tak pernah melihatnya lagi di sana,” jelasnya.Megan mengusap rambut janggutnya yang panjang, keningnya saling bertaut, “Itu aneh, kenapa begitu? Apakah mereka memang tak memiliki hubungan khusus? Thanos, tak akan melepaskan wanita yang ia incar begitu saja. Dari mana wanita itu berasal?”“Tidak ada yang tahu, Tuan. Sepertinya dia cukup tertutup dengan orang-orang di sekitarnya. Ada satu wanita yang dekat dengannya, tapi sayangnya dia tidak mau berbicara sama sekali.”“Oh, kenapa?” tanya Megan lagi.“Saya rasa mereka sangat dekat, Tuan.”“Aku mengerti. Dia pasti gadis yang baik sam
“Cal, sebenarnya apa yang terjadi? Bagaimana dia bisa meluluhkan hati si pemilik kedai yang keras kepala itu?”Cal mendengus kesal saat mendengar pertanyaan dari salah satu anggota timnya. “Thanos pasti sengaja melakukan itu, kita harus lebih berhati-hati,” kata Cal dengan sorot matanya yang tajam, menatap lurus ke arah lelaki itu.“Lantas bagaimana dengan dana itu?” tanya lelaki itu cemas.“Selama tidak ada yang membuka mulut, kita semua akan aman. Athena tidak tahu tentang dana itu, kecuali dia ingin berjalan di depanku!” tegas Cal dengan alis menyatu.“Cal, aku takut kalau semua akan terbongkar. Bukan hanya pekerjaan, mungkin kita akan ....” Lelaki itu menghentikan kalimatnya, saat Cal meletakkan ujung jemarinya di bibir, meminta lelaki itu untuk diam.“Semua orang melakukan itu, bukan hanya kita. Tidak ada orang yang tak mengambil keuntungan darinya, bukan? Bahkan saat proyek itu mulai dibangun, mereka pasti mengambil keuntungan dari semua bahan pembangunan proyek. Apa gunanya men
“Kenapa kau diam saja, Cal? Kau menyukai Athena?” Thanos kembali bertanya, seakan tak terima dengan sikap diam lelaki itu.“Aku hanya kasihan padanya, dia bukan perempuan seperti itu, Thanos. Dia berbeda dengan para wanitamu. Bukankah kau juga tahu soal itu?”“Karena aku tahu, maka aku semakin menyukainya. Perempuan mana yang menolak tawaranku hingga berkali-kali? Dia bahkan tidak ingin membahasnya lagi. Tapi, aku menemukan cara lain. Dan tak kusangka itu berhasil,” ucap Thanos dengan senyum lebar.“Apa maksudmu? Apa yang telah kau lakukan padanya?” Cal tersentak, rencana licik apa lagi yang sedang direncanakan Thanos untuk Athena?“Kenapa kau begitu terkejut, Cal? Kau membuatku curiga. Selama ini kau tidak peduli dengan wanita-wanitaku, bukan?” Thanos memperhatikan setiap gerakan lelaki di sisinya, dan ia dapat melihat dengan jelas kegelisahan Cal di sana.“Itu karena Athena. Dia wanita baik-baik, Thanos. Kau tak bisa memperlakukan Athena seperti kau memperlakukan wanita-wanita itu,”
“Kau sudah membereskannya?” Thanos bertanya sembari menyesap winenya, sementara Cal terlihat membalas pesan seseorang dari ponselnya itu. Cal mendongak saat Thanos bertanya padanya, ia tahu apa yang lelaki itu maksudkan.“Sudah, wanita itu tak memiliki bukti di tangannya. Tapi dia sempat melihat rekaman CCTV itu,” jelas Cal.“Bagaimana dia bisa melihatnya?” Thanos bertanya heran.“Brian sempat mencari rekaman itu, tapi tampaknya ia tak memiliki waktu untuk menyimpannya, sepertinya dia tahu aku datang untuk menghapus rekaman itu. Brian sempat melakukan panggilan video dengan Fine, di situlah ia melihatnya,” ungkap Cal.“Brian? Dia dibalik semua ini? Mereka bekerja sama?”Cal mengangguk, membenarkan pernyataan lelaki itu. “Brian belum menyerah, Thanos. Ia yakin kau adalah pelakunya.”“Brian ... lelaki ini ingin bermain – main denganku rupanya.”Cal tersenyum, “Orangku sudah memberinya peringatan.”“Lalu, bagaimana kau mengatasi Fine? Dia bukan perempuan yang mudah untuk ditaklukkan, buk