“Tuan Marco, kamu baik-baik saja?” Sherly meremas lembut telapak tangan Marco sembari bertanya cemas. “Dulu, Nathan memang bodoh, sama sekali tidak bisa berkelahi. Tapi, setelah dia dipenjara selama lima tahun, dia berubah 360 derajat!” Sherly juga tidak habis pikir, apa yang telah terjadi dengan Nathan di dalam penjara. “Kelihatannya dia mendapat perlakuan buruk di dalam penjara, kalau tidak, dia tidak akan seperti itu. Tapi, sehebat apapun dirinya, dia tidak akan hidup lama!” Di matanya terlintas hawa membunuh yang kuat. “Tuan Marco, apa maksudmu?” Sherly bertanya penasaran. Tadi malam, Marco dan Rendy berdiskusi tentang suatu hal, Sherly sama sekali tidak tahu menahu. Marco melirik Sherly dengan dingin. “Kukatakan padamu, jangan bertanya yang tidak perlu ditanyakan!” “M-maaf, Tuan Marco!” Sherly tercengang, dan dia segera minta maaf pada Marco. *** Kafe Oasis. Di atas panggung, terlihat Ryzen yang sedang bersiap-siap memegang mikrofon dan beberapa obat kesehatan di atas mej
Ryzen langsung melempar obat itu ke arahnya. Setelah menelan obat kesehatan, orang itu juga merasakan sebuah hawa panas mengalir, lalu bagian pinggangnya terasa hangat, rasa sakit di pinggang langsung menghilang. “I-ini terlalu menakjubkan, pinggangku tidak sakit lagi!” Setelah memakan obat kesehatan, orang itu membelalakkan matanya sambil berseru terkesima. Tiba-tiba terjadi keributan kecil, banyak orang mulai meminta obat kesehatan dari Ryzen. Tapi ada juga yang bersikap menunggu dan melihat, ingin melihat reaksi dari orang-orang yang sudah memakannya. Puluhan butir obat kesehatan langsung ludes tanpa sisa Dan puluhan orang yang telah memakan obat kesehatan itu, terkesima dengan efeknya. Hanya dengan mencobanya, baru bisa mengetahui efeknya, susah dijelaskan dengan kata-kata. “Menakjubkan sekali, benar-benar obat ajaib!” “Aku juga mau pulang, aku sudah tidak tahan lagi!” “Hebat, benar-benar hebat!” Setiap orang yang memakannya terkagum-kagum, kali ini tidak ada orang yang rag
“Cuih!” Ruis mendengus dingin. "Apa kamu lupa seberapa lemahnya dirimu, hah?!"Ruis lalu melebarkan kedua kakinya, menyiapkan kuda-kudanya untuk menerima pukulan Ryzen. Ruis berniat menggunakan kekuatan Scarlet Shadownya untuk melawan pukulan Ryzen. Ruis sangat tahu dengan jelas sampai dimana kekuatan Ryzen, sehingga dia tidak peduli dengan gerakan Ryzen.Bugh!Pukulan Ryzen dengan keras menghantam bagian perut Ruis. Sebuah kekuatan besar yang sangat kuat langsung menerjang ke arah Ruis.Tubuh Ruis seperti sebuah perahu kesepian yang terombang ambing di ombak yang mengganas, dia terpental beberapa meter sebelum akhirnya dia menabrak dinding.Brak!"Argghhh!"Crack!Ruis memuntahkan darah segar, lalu dia terkulai lemas tak berdaya.Di mata Ruis terpancar rasa takut dan takjub, dia tidak berani mempercayai hanya dalam beberapa hari saja, kekuatan Ryzen melonjak dengan sangat cepat. Saat ini, Paul melihat Ruis terlempar hanya dengan sebuah pukulan, alisnya berkerut, sorot matanya terlint
Swoooosh!Hanya dengan sebuah jentikan jari, kancing yang awalnya terjahit di pakaian Nathan, saat ini bagaikan sebutir peluru, menerjang cepat ke arah Son. Hati Son bergetar mendengar suara desingan di udara, dengan cepat mundur untuk menghindar, walaupun berhasil menghindari serangan itu, tapi Ryzen juga berhasil lolos dari serangannya.“Sial! Beraninya menyerangku dari belakang?!” Son mengamuk, dengan langkah cepat maju ke arah Nathan.“Berisik!” Terlintas kilatan membunuh di mata Nathan, sebuah serangan langsung menyerbu ke arah perut Son.Bugh! Crack!Rasa sakit menyebar di bagian perut Son, dia mendengus tertahan, kemudian tenggorokannya terasa manis, lalu seteguk darah segar menyembur keluar, darah yang bercampur serpihan organ dalam menghambur keluar dari mulutnya.Mata Son penuh dengan kengerian, dia bersusah payah menunjuk pada Nathan, ingin berbicara, tapi mulutnya penuh dengan darah menyebabkan dia tidak mampu berkata-kata.Brak!Tubuhnya terjatuh, dan matanya langsung k
Mendengar suara itu, Paul memalingkan kepalanya, dia menatap tak percaya pada Nathan sambil bertanya. “Apa maksudmu, hah?!” "Aku rasa, kamu pasti tahu apa maksudku kali ini," Nathan mengangkat alis kanan nya. Paul merasakan hawa membunuh yang sangat kuat mengelilingi tubuh Nathan, dia menyadari, bahwa pria ini tidak mungkin melepaskannya begitu saja. “Ada apa?" Sudut bibir Nathan terangkat. "Apakah kamu siap menerima kematianmu hari ini?" "Jika hari ini aku yang kalah, apakah kamu akan melepaskanku?” “Anak muda, aku adalah orang dari Klan Shaloom, walaupun aku sudah keluar dari sana dan mendirikan klan baru, jika kamu membunuhku, kamu kira saudara seperguruanku akan mengampunimu? Sampai waktunya tiba, kamu pasti akan diburu Klan Shaloom!” Paul melaporkan asal usulnya, berharap Nathan bisa melepaskannya. “Aku tidak tahu apa itu Klan Shaloom, semua omong kosongmu ini hanya untuk menyelamatkan nyawamu, kan? Sekarang berlututlah, maka aku akan mengampunimu!" Mata Nathan bersinar m
“Sulit untuk mengatakannya, obat kesehatan yang kita jual, hari ini menerima banyak sekali pesanan!” Ryzen berkata dengan wajah antusias. Sebenarnya Nathan sudah menyaksikan sendiri dari belakang, tapi dia tidak seperti Ryzen yang begitu antusias. Sebutir obat itu dijual seharga 200 juta, walaupun kelihatannya tidak murah, tapi masih jauh dari ekspektasinya. “T-Tuan, apakah kamu tidak puas?” Ryzen melihat Nathan tidak terlalu senang, dia bertanya penasaran. “Kota Vale merupakan kota kecil, kalau mau menghasilkan banyak uang, kita harus mempromosikan obat kesehatan keluar dari sini!" Nathan berkata datar. Mendengar hal ini, Ryzen sedikit serba salah. “Tuan, aku juga tidak terlalu pintar berbisnis, mengenai promosi obat kesehatan, harus dilakukan secara profesional.” Ryzen berkata terus terang, dia hanya seorang mafia yang mengelola restoran, bar dan sebagainya. Jika menyuruhnya berbisnis, hal itu cukup menyulitkannya. Mendengar itu, Nathan mengerutman keningnya, dia juga tahu, j
[Rendy, bisakah kamu melakukan sesuatu? Sudah tiga hari, kamu tidak bertindak sedikitpun?] Sosok pria duduk di dalam Lamborghini, sebelah tangan Marco merangkul Sherly, tangan lainnya menggenggam ponsel, dia mengaum marah pada Rendy. Sudah lewat tiga hari, dia meminta Rendy menculik Sarah, tetapi tidak ada gerakan sama sekali. Mendengar ucapan itu, Rendy merasa serba salah. “Tuan Marco, aku juga tidak berdaya …. beberapa hari ini Sarah sama sekali tidak keluar dari rumah. Aku tidak memiliki kesempatan itu, tidak mungkin aku langsung pergi ke rumahnya dan menculiknya, kan?!” “Brengsek, aku tidak peduli, kamu tidak bisa memikirkan cara membuatnya keluar dari rumah? Jika tidak mampu, aku tidak membutuhkanmu lagi, orang tak berguna!” Marco mengamuk, hal sepele seperti ini tidak mampu dilakukannya, dia merasa sudah meninggikan kemampuan Rendy. “T-tunggu!” Rendy berseru panik dan segera berkata. “Tuan Marco, tenang saja, hari ini aku pasti akan menculik Sarah, tapi aku memerlukan bantua
Villa Ascalon. Sudah beberapa hari Nathan sedang melakukan kultivasi dan mendalami kekuatan spiritualnya untuk meramu obat kesehatan. Kring~~~ Pada saat ini tiba tiba ponselnya berbunyi, dia membuka matanya lalu melihat layar ponselnya dengan kerutan di alisnya. "Kevin?" Setelah mengangkat telepon terdengar suara Kevin Wibowo yang sedang cemas dan gelisah. “Nathan, apakah Sarah sedang bersamamu?” “Tidak, kenapa?” Nathan bertanya sembari kerutan di keningnya semakin kuat. “Sial, Sarah menghilang, dia tidak menjawab teleponku, mobilnya juga tidak berada di rumah, dia belum pernah pergi tanpa memberi kabar sebelumnya!” Kevin berkata dengan suara cemas. “Paman, kamu tenangkan dulu jangan cemas, aku akan segera kesana!” Setelah mendengar kabar ini, Nathan langsung berangkat menuju kediaman Keluarga Wibowo. Di tengah perjalanan, Nathan berusaha menelepon Sarah beberapa kali, tetapi tidak berhasil tersambung. Pada saat ini di dalam hatinya timbul firasat buruk, dia segera menelpon R
Bajak laut itu mengedipkan matanya kepada yang lain, memberi isyarat untuk memeriksa. Beberapa bajak laut bergegas pergi, melangkah cepat menuju bagian dalam kapal untuk memastikan kebenaran kata-kata awak kapal itu.Setelah beberapa saat, mereka kembali, wajah mereka tidak menunjukkan ekspresi apapun, hanya kebosanan yang samar."Memang benar hanya ada satu penumpang di sini," salah satu bajak laut itu melapor, suara datar tanpa emosi.Namun, ketegangan yang ada tak kunjung surut. "Ketua," salah satu bajak laut bertanya dengan cemas. "Apakah kita hanya akan membiarkan mereka hidup begitu saja? Apa yang harus kita lakukan setelah ini?"Bajak laut dengan tengkorak merah di dadanya mengerutkan kening, wajahnya menunjukkan ketidakpuasan yang mendalam. "Sial, hanya sedikit orang. Tapi, ini masih lebih baik daripada tak mendapatkan apapun."Dia memutar tubuhnya dengan tidak sabar, menyapu tangan ke udara seperti menepis gangguan kecil. "Bawa mereka semua kembali. Dan soal apa yang akan ter
Di atas lautan yang luas dan sunyi, kapal pesiar mewah itu melayang di atas ombak yang tenang.Kapal itu terlihat seperti benda asing di tengah kebiruan, tak ada tujuan yang jelas selain mengambang. Di dalam, hanya ada Nathan, yang seakan mengasingkan diri dalam hening yang menyesakkan. Dalam kamar yang sederhana, tanpa hiasan berlebihan, dia duduk bersila.Setiap tarikan napasnya terasa berat, seolah seluruh tubuhnya menanggung beban yang jauh lebih besar dari sekadar fisik. “Jika aku bisa mencapai tahap Surga,” pikirnya, memejamkan mata dan merasakan aliran energi di dalam tubuhnya. "Mungkin aku bisa menyelamatkan ibuku dan Sarah. Jika bukan itu, setidaknya aku bisa menyelamatkan diri sendiri dari kejaran semua orang yang ingin menghabisiku.”Namun, perjalanan itu tidaklah mudah. Tahap Surga bukan hanya tentang kekuatan, tapi juga tentang kesetiaan terhadap diri sendiri. Setelah mencapai tahap ini, tubuhnya akan terasa abadi, seolah tidak terikat oleh hukum dunia. Namun, seperti sem
Raut wajahnya dingin dan penuh percaya diri. “Sekarang, sudah cukup alasan bagimu untuk tunduk?”Tubuh Darwin menegang, dan untuk sesaat, hanya ada keheningan. Lalu dia membungkuk dalam-dalam. “Perintah diterima.”Sancho melemparkan sebuah amplop ke atas meja, yang mendarat dengan suara tumpul. “Di dalamnya ada target, bunuh dia. Gagal atau berhasil, namaku tidak pernah disebut. Anggap saja aku tidak pernah ada.”“Siap laksanakan,” jawab Darwin tanpa ragu, meski ada jejak ketegangan di suaranya.Begitu Sancho menghilang ke balik bayangan, Darwin membuka amplop itu dengan hati-hati. Sebuah foto tergelincir keluar dan wajah yang muncul membuat darahnya berdesir.“Nathan?”“Tuan Ketua Martial Shrine. kau ternyata menyembunyikan lebih dari yang kutahu!”Sementara itu, dunia bela diri tengah bergolak.Di forum-forum rahasia, nama Nathan menjadi pusat badai. Harga kepalanya terus meroket. Tidak hanya uang dan ramuan, bahkan artefak langka ditawarkan untuk sekadar mendapatkan jejak keberadaa
Sancho menyapu pandangannya ke penjaga di sekitar ruangan, dan senyum tipis terukir di wajahnya. "Masalah yang ingin aku bicarakan bersifat rahasia. Aku tidak ingin ada orang lain yang mendengarnya."Mendengar itu, Darwin langsung mengernyitkan keningnya. Dia tahu ini akan membawa masalah, namun dia tidak menyangka akan secepat ini.Sancho menyadari kegelisahan Darwin. "Ketua Darwin," katanya dengan nada dingin. "Jika aku ingin membunuhmu, walaupun seluruh penjaga di ruangan ini ada di sini, mereka tidak akan mampu menghentikanku," suaranya semakin keras, menggetarkan suasana.Tanpa menunggu tanggapan, Sancho mengibaskan tangannya dengan tegas. "Kalian semua, keluar!" Perintahnya menggema, dan para penjaga segera berlalu tanpa banyak bicara.Begitu hanya mereka berdua yang tersisa, Darwin menatap Sancho dengan tajam, menunggu penjelasan lebih lanjut. "Sekarang, kamu bisa bicara, Ketua Sancho," katanya.Sancho menatapnya dengan tatapan tajam. "Ketika aku datang kemari, tujuan utamaku a
Kota Wayoe, batas barat daya yang selalu basah oleh kabut pagi dan harum dedaunan liar. Dibelah oleh lembah dan pepohonan cemara tua, tempat ini adalah surga tersembunyi atau neraka yang menunggu bangkit.Di kedalaman gua purba, tersembunyilah Organisasi Fushi, kelompok kultivator hitam yang diburu di mana-mana. Tak punya sejarah panjang, namun ditakuti karena brutalitas dan teknik kultivasi terlarangnya.Di ruang kultivasi, Darwin duduk melayang, dikelilingi pusaran tulang dan aura kehitaman. Kerangka manusia melayang seperti angin musim gugur yang membawa kematian.Tiba-tiba, terdengar suara langkah diikuti suara tergesa.“Ketua! Gawat!” teriak seorang penjaga, menerobos masuk.Mata Darwin terbuka, merah menyala, tangan kirinya terulur cepat.Hwoosshh~Energi hisap menyedot penjaga itu ke hadapannya. Cakar gelap mencengkeram lehernya. “Sudah berapa kali kubilang?” desisnya. "Jangan ganggu saat aku berkultivasi.”Penjaga itu menggeliat dan wajahnya memerah. “Ma-maaf! Tapi .... a-ada
Tiga penguasa Ingras itu, yang seharusnya menjadi ancaman mematikan, kini hanya bisa merintih ketakutan. "Tuan Nathan, ampuni kami! Kami tidak bermaksud—" Suara mereka terputus oleh isak tangis, tubuh mereka bersujud ke tanah, tangan mereka menggenggam debu.Vinsen melihat pemandangan ini dengan mata terbelalak, tubuhnya seakan membeku di tempat. "Apa yang sedang terjadi?" bisiknya, suaranya penuh dengan ketidakpercayaan. "Tiga penguasa Ingras ini, yang bahkan bisa menghancurkan Kota Lamar. Dan sekarang, mereka hanya bisa merangkak seperti ini?"Nathan tidak mengalihkan pandangannya. "Aku tidak tertarik pada semut-semut kecil ini," katanya, suaranya penuh penghinaan. "Jangan salahkan aku jika kalian terinjak," dengan satu gerakan tangan yang angkuh, Nathan memberi isyarat pada tiga penguasa itu untuk pergi. "Enyahlah," katanya singkat. "Aku tidak punya waktu untuk masalah seperti kalian."Ketiga penguasa Ingras itu berterima kasih dengan suara gemetar, berbalik dan melarikan diri seol
"Aku datang untuk membicarakan bisnis," suara yang dingin dan tajam itu mengalun, mengiris ketegangan yang ada. Sosok itu muncul perlahan di balik kabut yang mengalir, seolah-olah ia adalah bayangan yang datang dari masa depan."Tuan .… Nathan?" Sentinel berbisik, matanya terbelalak. Wajahnya yang penuh kekesalan berubah menjadi penuh harapan. "Kamu .... datang pada waktu yang tepat," katanya terbata-bata. Seolah-olah nyawanya baru saja digenggam oleh malaikat maut, dan sekarang ada yang datang untuk menyelamatkannya.Nathan melangkah maju, langkahnya penuh ketenangan yang aneh di tengah huru-hara. "Aku hanya datang untuk urusan yang sedikit lebih mendesak," dia menatap Vinsen dan pengikutnya tanpa rasa takut. "Kalian harus menunda niat buruk kalian untuk sementara.""Siapa kau?" tanya Vinsen, nada suaranya bergetar sedikit, meskipun ia berusaha keras menahan ketegangan.Nathan mengangkat bahu sedikit, senyum tipis menghiasi wajahnya. "Aku hanya orang yang kebetulan datang di saat yan
“Adik kedua?” Sentinel tercengang. “Rivaldo?! Kenapa kau kembali?”Tapi Rivaldo tak menjawab, dia langsung berdiri di depan Vinsen dan membungkuk hormat. “Tuan Muda Vinsen.”Vinsen meliriknya. “Kalau aku serahkan posisi kepala keluarga padamu, apa yang akan kau lakukan?”“Dengan senang hati,” kata Rivaldo sambil tersenyum licik. “Aku akan serahkan seluruh kekayaan Keluarga Hufai kepada Keluarga Montrogami. Bahkan kami bersedia menjadi keluarga afiliasi.”Sentinel terpaku, dunia seakan runtuh di sekelilingnya. “Rivaldo …. kau—”Rivaldo menatapnya dengan dendam yang dipendam lama. “Kau sudah hidup bergelimang kekayaan selama bertahun-tahun! Aku? Aku hanya manajer biasa, hidup pas-pasan!” teriaknya. “Aku juga ingin jadi kepala keluarga! Aku juga ingin punya istri banyak, pesta tiap malam!”"Dasar bajingan!" teriak Sentinel, suaranya penuh amarah. "Aku bangun semuanya dari kegelapan ini, takkan pernah aku menyerahkannya padamu!"Setelah berkata demikian, amarah yang sudah lama dipendam ol
“Bagaimana kalau kita undang Kelompok bayangan?” tanya Rogue cepat-cepat.“Tak berguna!” dengus Sentinel. “Mereka bukan tandingan para puncak penguasa Ingras!”Rogue mulai panik. “Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan? Banyak orang mulai melarikan diri! Mereka takut, Tuan Besar!”Namun tiba-tiba, wajah Sentinel berubah. Alisnya mengendur, seolah teringat sesuatu. “Benar juga… Bukankah ada sepasang pria dan wanita yang pernah datang bersama Tuan Zayn? Aku ingat, mereka sangat kuat. Mereka bawahan Tuan Nathan, dan aku rasa mereka juga seorang puncak penguasa Ingras!”Maksud Sentinel tentu saja adalah Ryzen dan Nicole, yang pernah beberapa kali datang bersama barang antik dari Kota Vale. “Tapi, mereka hanya berdua, Tuan,” kata Rogue ragu. “Apa mereka cukup kuat melawan tiga puncak penguasa Ingras sekaligus?”“Masalah nanti urusan nanti!” tegas Sentinel. “Kita undang mereka dulu. Kalau perlu, panggil juga Tuan Nathan!”Sentinel segera mengeluarkan ponselnya untuk menelepon.Namun tepa