Share

Bab 256

Author: Imgnmln
last update Last Updated: 2024-06-18 19:34:07
Kota Takari, Nathan masih berada di dalam kama hotel dan berusaha keras membuat obat kesehatan.

Setelah sehari semalam, Nathan akhirnya selesai membuat seratus butir obat kesehatan. Saat Nathan membuat obat kesehatan, Ryzen terus berada di depan untuk berjaga, sedangkan Sarah yang bosan pergi mencari Shilpy dan Sherly.

“Ryzen, Sarah belum pulang?” Melihat langit di luar jendela mulai menjadi gelap, Nathan bertanya pada Ryzen.

“Tuan Nathan, Nona Sarah sudah menelpon, katanya dia akan pulang setelah makan malam, dia sedang bersama dengan kakak beradik dari Keluarga Aaron!” Jawab Ryzen.

“Oh!” Nathan menganggukkan kepalanya.

Karena mereka semua juga sudah bertahun-tahun tidak bertemu, jadi bersenang-senang dan bermain bersama saat bertemu juga wajar. Dan saat Nathan hendak membawa Ryzen untuk makan, teleponnya berdering.

Kring~~~

Saat mengeluarkan ponselnya, dia melihat panggilan dari Zayn, Nathan merasa sedikit aneh. Karena Zayn sangat jarang menghubungi Nathan.

Setela
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 257

    Pada saat itu, di benak Nathan sudah terpikirkan satu orang, namun karena belum memiliki bukti, Nathan juga tidak berani memberi komentar. “Tuan Zayn tenang saja, aku sudah meminta Departemen Investigasi untuk memeriksa, tidak lama lagi kita akan tahu siapa pembunuhnya!” Martin juga berkata dengan wajah sedih. “Tuan Martin, minta semua orang untuk berhenti menyelidiki masalah ini, ada beberapa masalah yang tidak akan bisa diselidiki oleh orang biasa, masalah ini serahkan saja kepadaku!” Nathan tahu kalau ini bukan perbuatan yang dilakukan oleh orang biasa. Martin seketika tercengang dan setelah menatap Nathan dia menganggukkan kepalanya. “Baik, kalau begitu aku akan menyuruh mereka untuk bubar!” Tepat ketika Martin selesai berbicara, ada suara keras di luar. Nathan dan yang lainnya bergegas keluar, dan saat tiba di depan pintu Klan Noxious, mereka melihat Erickson yang basah kuyup sedang berunding dengan para polisi. “Biarkan dia masuk!" Bentak Nathan. Beberapa polisi itu tercen

    Last Updated : 2024-06-18
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 258

    Saat ini, di dalam Klan Prodigy, beberapa murid yang berwajah sangar sedang menyapu seluruh kuil dengan malas, murid-murid yang ada disini adalah pembunuh yang kejam, mereka diburu dan berakhir bersembunyi disini dan menjadi murid dari Klan Prodigy. ​ Sedangkan di aula utama, ada seseorang yang mengenakan jubah dengan tulisan Prodigy. Orang ini adalah Howard, penguasa Klan Prodigy saat ini, dia juga merupakan orang yang dikatakan oleh Erickson sebagai adik seperguruan yang berkhianat, dan guru dari Edrick. Ini seharusnya waktu untuk ibadah pagi, tapi Howard malah tidak fokus, dia menajamkan telinganya dan diam-diam mendengarkan gerakan dari belakang aula. Di ruangan belakang aula utama, Jansen yang sudah tua dan berjanggut menatap Prisly yang berada di ranjang dengan tatapan garang. Dia merupakan Ketua dari Klan Prodigy sesungguhnya. Prisly menyusutkan tubuhnya dan matanya menatap monster buas yang ada di hadapannya dengan ketakutan. Semalam, dia yang baru selesai makan dan hendak

    Last Updated : 2024-06-18
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 259

    “Halangi dia!” raung Howard dan bergrgas ingin menghalangi Nathan. “Pengkhianat, hari ini aku akan menghabisi kalian semua!” Erickson melambaikan tangannya, seketika sebuah tongkat munvul di tangannya, dia mengarahkan Tongkat itu ke arah Howard. "Thorn table!" Tiba-tiba, sebuah lingkaran mengelilingi Howard dan murid-muridnya. Howard dan Erickson bertarung dengan hebat, Tongkat yang digunakan oleh Erickson memiliki sisi-sisi yang berduri dan ujung yang runcing, dia menyebutnya Tongkat Thorn. Brak! Nathan bergegas menerjang ke aula utama dan menendang pintu kayu ruangan yang ada di belakang aula utama. Pintu kayu itu hancur, dan Nathan melihat seorang pria tua yang berjanggut sedang menekan tubuh Prisly di atas dan tubuh Prisly hanya terbalut oleh pakaian dalam. Jansen yang mendengar ada suara segera membalikkan tubuhnya dan saat dia melihat ada seorang pemuda asing, dia sedikit bingung. “Kak Nathan, tolong, tolong aku ….” Saat ini Prisly juga melihat Nathan dan berusaha berteria

    Last Updated : 2024-06-19
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 260

    “Paman!” Melihat Erickson, Prisly seketika berteriak dan air mata tidak berhenti mengalir dari matanya. Ayah kandungnya sudah meninggal, sekarang hanya Erickson lah satu-satunya keluarganya. Mendengar teriakan Prisly, Erickson menoleh dan melihat bahwa Prisly baik-baik saja, dia merasa senang. ​ Sedangkan Howard yang melihat Nathan serta Prisly berdiri bersama merasakan perasaan tidak enak dalam hatinya. Jleb! Dan saat dia melihat Erickson sedang tidak fokus, Howard menikam Erickson dengan pedangnya dan bersiap kabur. Erickson sudah mengayunkan Tongkat Thornnya ke arah Howard, tapi dia selangkah terlambat. Pedang itu menembus perutnya, darah mengalir dengan deras membasahi baju dan pedang itu. “Tidak!” Prisly berteriak kaget saat melihat Howard menikam Erickson dengan pedangnya. Mata Nathan menyipit, dengan jentikan jarinya, kilatan cahaya putih melesat dengan keras dan mengenai lengan Howard. Sebuah lubang darah muncul, dan pedang di tangan Howard jatuh ke tanah. Bugh! "Uhuk

    Last Updated : 2024-06-19
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 261

    Hotel Ikari, Kota Takari. Sarah menatap Ryzen dengan aneh dan bertanya. “Ryzen, katakan dengan jujur, kemana Nathan, dan apa yang dia lakukan?” “Nona Sarah, aku benar-benar tidak tahu, Tuan Nathan mengatakan ada urusan mendesak dan langsung pergi!” Ryzen berkata dengan tidak berdaya. “Dia sudah pergi semalam, dan belum kembali sampai sekarang, di telepon juga tidak diangkat, apakah terjadi sesuatu?” raut wajah Sarah terlihat cemas. “Aku rasa, dia tidak mungkin pergi mencari gadis lain, kan? Pria kaya dan tampan sepertinya tidak mungkin hanya memiliki seorang wanita!” Shilpy yang berada di samping tersenyum jahil. “Shilpy, jangan bicara sembarangan, aku rasa Nathan bukan pria seperti itu!” Saat itu, Sherly menepuk Shilpy pelan agar dia tidak berbicara sembarangan. Saat ini sikap Sherly terhadap Nathan sudah berubah 180 derajat, seorang pria yang memiliki kekuatan sehebat itu, tapi terus menyembunyikannya, tidak mungkin akan jatuh pada godaan wanita lain dengan mudah. “Aku juga m

    Last Updated : 2024-06-20
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 262

    “A-aku tidak tahu, k-kudengar, dia sudah pergi dari Kota Takari!” Gilbert gemetar hebat dan berkata dengan terbata-bata. “Sudah pergi?” Henry mengernyitkan keningnya lalu melihat ke arah Sarah dan dua wanita lainnya lalu bertanya dengan dingin. “Di antara kalian bertiga, siapa yang namanya Sarah?” Tiga wanita itu seketika ketakutan dan tidak ada yang berani berbicara. Mereka tahu jelas apa alasan Henry mencari Sarah. “Tidak mau bicara, ya? Kalau tidak mau bicara, aku akan menelanjangi kalian bertiga,” Mata Henry melebar, tubuhnya dipenuhi hawa nafsu. Ketiga wanita itu berpelukan erat, ingin mengandalkan satu sama lain untuk memberi rasa aman kepada diri mereka sendiri. Tapi saat ini mereka bertiga tidak lagi bisa memberi rasa aman kepada satu sama lain. “Dasar sampah! Beraninya menggertak wanita?” Ryzen yang tersungkur di lantai melihat Sarah dan yang lainnya ketakutan, dua berteriak marah. "Lawanmu adalah aku!" Henry tidak memperdulikan Ryzen, dia memberi isyarat kepada beberap

    Last Updated : 2024-06-20
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 263

    Pada saat itu, Sarah dan yang lainnya menatap Ryzen yang sekarat dan bersimbah darah tak berdaya. “Ambulas! Panggil ambulans!” Shilpy melihat Ryzen yang terluka parah berkata dengan kaget. “B-baik!" Gilbert mengangguk dan bergegas mengeluarkan ponselnya.. “Tidak perlu,” Ryzen mengangkat tangannya dengan lemah untuk menghentikan Gilbert, dia berkata dengan susah payah. “Tuan Nathan akan segera kemari, biar dia saja yang menyembuhkanku!” Meskipun Ryzen terluka parah tapi pikirannya masih jernih. Dia tahu kalau dirinya dibawa ke rumah sakit, dia pasti akan dioperasi, lalu tulang-tulangnya akan disambung dan darahnya akan diambil, itu akan melukai vitalitasnya. Seseorang yang berlatih bela diri paling tabu kalau tubuh mereka disentuh oleh pisau, kalau Nathan datang dia pasti akan memikirkan cara untuk menyembuhkannya dan tidak perlu dioperasi “Dia? Apa Kak Nathan memiliki keterampilan medis?” Shilpy berkata dengan kaget. “Dia bisa, saat kesehatan ayahku dalam bahaya, Nathan-lah yan

    Last Updated : 2024-06-20
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 264

    “Tenang saja, orang yang bisa membunuhku masih belum lahir!” Nathan tersenyum pada Sarah lalu berkata pada Ryzen. “Kumpulkan semua orang dari Nocturnal, dan jangan buat kesalahan!”“Baik, mengerti!” Ryzen mengangguk dan pergi ke belakang untuk menelpon!”Setelah Nathan menghibur Sarah, dia pergi meninggalkan hotel dan bersiap pergi ke Kota Boulmer untuk menyelamatkan Sherly.Setelah berjalan keluar dari hotel, senyuman di wajah Nathan menghilang, dan digantikan dengan raut wajah dingin dan penuh aura membunuh. Orang-orang yang berjalan di tepi jalan semua dapat merasakan suhu udara seolah turun.***Kota Boulmer, kediaman Juventus.Santos melihat Henry membawa pulang seorang wanita dan seketika tidak tahu harus sedih atau senang.“Paman, kamu menangkap orang yang salah, aku tidak kenal wanita ini, dia bukan Sarah!” Santos berkata dengan pasrah.“Salah menangkap orang?” Henry tercengang dan agak bingung. “Dia mengatakan dia adalah Sarah, bagaimana bisa salah?”Henry berkata sambil meli

    Last Updated : 2024-06-21

Latest chapter

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1101

    Dan saat dia berlayar menuju laut, jauh dari kota yang penuh dengan persekongkolan ini, di dalam sebuah kamar hotel, sebuah pesan telah sampai ke telinga Darwin."Ketua," seorang murid dari organisasi Fushi bergegas mendekat, wajahnya tegang dan cepat berbicara. "Sentinel telah menaiki kapal dan berlayar. Sepertinya dia pergi mencari Nathan."Darwin menatapnya sejenak, pikirannya berputar. Matanya menyipit, menimbang perkataan muridnya dengan hati-hati. "Ya," jawabnya dengan suara rendah namun penuh ketegasan. "Tidak disangka Nathan cukup cerdas, tahu cara bersembunyi di laut. Itulah sebabnya kita tak dapat menemukannya selama ini."Ada kilatan sinis di mata Darwin. Dia melangkah ke jendela, menatap keluar ke kota yang sibuk, namun pikirannya melayang jauh, menuju jauh lebih dalam, ke dalam kekuatan yang lebih gelap dan lebih kuat dari sebelumnya."Sekarang, mari kita pastikan saja. Kalau dia ingin bersembunyi di laut, kita akan membuatnya terperangkap di sana."Darwin kemudian membuk

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1100

    Waktu berlalu. Hari-hari damai di Pulau Berlian bagaikan embun pagi, tenang, namun sementara.Dalam setengah bulan, dunia bela diri di benua utama mulai melupakan nama Nathan. Forum-forum kultivasi mulai sunyi, hanya meninggalkan bisik-bisik samar tentang pembunuh siluman laut yang hilang tanpa jejak.Namun, kekuatan Nathan justru melonjak.Tingkatan dari penguasa Ingras tingkat akhir kini telah menjadi miliknya—Tahap Langit dalam Kultivator. Aura tubuhnya telah berubah. Dia tidak lagi hanya manusia dengan pedang dan amarah, dia telah menjadi noda cahaya di tengah kehampaan. Langkahnya tak terdengar, tapi setiap gerakannya mengguncang medan spiritual sekitarnya.Jika diberi waktu, Nathan yakin, dia akan mencapai tahap Villain atau setara dengan Tahap Surga. Dan dengan itu... memasuki Jiwaraga, tingkat suci yang menjanjikan keabadian.Tapi saat langit terlalu tenang, badai akan datang. Hari itu, matahari menggantung rendah di langit. Sentinel sedang duduk di halaman, mengenakan pakaian

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1099

    Wajah Hones memucat, dia menggertakkan gigi, lalu menekan telapak tangannya ke kepala siluman. Mata monster itu membara, ekor panjangnya mencuat dari air, lalu menyapu ke arah Nathan.BANG!Serangan dahsyat itu menghantam Nathan, melemparkannya sejauh puluhan meter ke belakang. Tubuhnya melayang di atas air, lalu menghentak permukaan laut. Ombak menggulung, dan sejenak tiba-tiba terdiam.Tapi ketika kabut mengendap, Nathan sudah berdiri kembali. Tubuhnya tak bergeming. Darah mengalir di bibirnya, namun matanya tetap dingin dan penuh murka. Dia tahu makhluk ini bukan siluman biasa. Itu hewan spiritual kelas atas, kekuatannya setara dengan sosok penguasa ingras tingkat akhir. Namun, kelemahan monster seperti ini jelas, mereka tak punya pikiran, hanya kekuatan dan tanpa strategi.Di seberang, Hones mulai tertawa getir. “Kau hebat di darat, Nathan! Tapi ini bukan medanmu! Di laut, kekuatanmu berkurang! Dan siluman ini, dia adalah dewa laut. Kalau kau menyerah sekarang, aku akan—”“Kau aka

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1098

    Mereka tiba di sebuah tempat sunyi, di mana bau tanah tercampur dengan aroma kematian. Tanah di situ pernah menjadi kuburan rahasia, berisi mayat dan tengkorak dari korban kekejaman mereka.Dengan tenang, Nathan mengangkat tangannya. Dua bajak laut seketika tersedot ke arahnya seperti diseret oleh kekuatan tak kasat mata. “Gali di sini,” katanya singkat.Kedua bajak laut itu saling berpandangan dengan bingung, lalu melirik ke arah Hones, menanti perintah. Namun keraguan mereka justru menjadi hukuman.PLAK!CRAACK!Dengan satu kibasan ringan dari Nathan, kepala mereka meledak, darah menyembur ke tanah seperti bunga merah berduri. Suasana seketika sunyi mencekam.“Kalian berdua! Giliran kalian, atau ….”Tanpa sepatah kata, dua bajak laut lainnya segera menggali dengan tubuh gemetar. Tak butuh waktu lama, mayat-mayat mulai bermunculan. Ada tulang belulang yang terkubur setengah, bahkan beberapa tengkorak kecil milik anak-anak. Udara mendadak membeku, seolah kematian menari di sekitar mer

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1097

    "Berhenti di situ," kata Nathan tenang, mengangkat satu tangan. "Kalau kamu tidak bisa membuat orang mati karena takut, kamu bisa saja membuat mereka mati karena bau."Suasana hening sesaat dan Hones membeku. Seumur hidupnya, belum pernah ada orang yang berani berbicara padanya seperti itu. Terlebih lagi soal bau tubuhnya."Dasar bajingan! Kau ingin mati rupanya!" Vriss meraung, melangkah cepat dengan niat menghajar Nathan.Namun baru setengah langkah mendekat, tubuh Vriss tersentak. Aura luar biasa yang memancar dari Nathan menabraknya seperti gelombang tak kasatmata. Tanpa sempat bereaksi, tubuhnya terangkat dari tanah dan menghantam dinding batu. Darah menyembur dari mulutnya, meninggalkan cipratan merah di permukaan batu yang retak.Semua terdiam. Wajah Hones memucat. Vriss bukan sembarangan, kekuatannya hampir setara dengan Hones, seorang puncak. Tapi kini, bahkan menyentuh lawannya pun tidak sempat.Nathan berdiri tak bergeming. Cahaya keemasan mulai merayap dari kulitnya, meman

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1096

    Kapal pesiar itu mulai berlayar ke arah yang tidak jelas, menuju sebuah pulau kecil yang terlihat dari kejauhan. Pulau itu tampak terisolasi, dengan bebatuan gundul yang tersebar, seakan tak ada kehidupan di sana. Namun saat mereka mendekat, bau darah yang menyengat mulai tercium, mengingatkan Nathan pada sesuatu yang sangat buruk.Di atas perahu motor cepat yang membawa mereka ke pulau itu, Nathan merasa ada sesuatu yang salah. Dengan tatapan gelap, dia melihat sekitar, kerangka tulang yang tersebar di tanah, dan yang paling mencurigakan, banyak tengkorak manusia yang tergeletak di sana, tengkorak yang hilang bagian kepalanya. Bau busuk yang menusuk membuat perutnya mual.Langit mendung menggantung di atas Pulau Berlian, pulau yang namanya indah namun menyimpan kengerian yang tak terperi.Nathan berdiri terpaku di depan tumpukan tengkorak yang menggunung. Kaki para awak kapal gemetar hebat, tubuh mereka nyaris roboh, dan hanya bisa disangga oleh rekan-rekannya yang juga gemetaran. Pe

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1095

    Bajak laut itu mengedipkan matanya kepada yang lain, memberi isyarat untuk memeriksa. Beberapa bajak laut bergegas pergi, melangkah cepat menuju bagian dalam kapal untuk memastikan kebenaran kata-kata awak kapal itu.Setelah beberapa saat, mereka kembali, wajah mereka tidak menunjukkan ekspresi apapun, hanya kebosanan yang samar."Memang benar hanya ada satu penumpang di sini," salah satu bajak laut itu melapor, suara datar tanpa emosi.Namun, ketegangan yang ada tak kunjung surut. "Ketua," salah satu bajak laut bertanya dengan cemas. "Apakah kita hanya akan membiarkan mereka hidup begitu saja? Apa yang harus kita lakukan setelah ini?"Bajak laut dengan tengkorak merah di dadanya mengerutkan kening, wajahnya menunjukkan ketidakpuasan yang mendalam. "Sial, hanya sedikit orang. Tapi, ini masih lebih baik daripada tak mendapatkan apapun."Dia memutar tubuhnya dengan tidak sabar, menyapu tangan ke udara seperti menepis gangguan kecil. "Bawa mereka semua kembali. Dan soal apa yang akan ter

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1094

    Di atas lautan yang luas dan sunyi, kapal pesiar mewah itu melayang di atas ombak yang tenang.Kapal itu terlihat seperti benda asing di tengah kebiruan, tak ada tujuan yang jelas selain mengambang. Di dalam, hanya ada Nathan, yang seakan mengasingkan diri dalam hening yang menyesakkan. Dalam kamar yang sederhana, tanpa hiasan berlebihan, dia duduk bersila.Setiap tarikan napasnya terasa berat, seolah seluruh tubuhnya menanggung beban yang jauh lebih besar dari sekadar fisik. “Jika aku bisa mencapai tahap Surga,” pikirnya, memejamkan mata dan merasakan aliran energi di dalam tubuhnya. "Mungkin aku bisa menyelamatkan ibuku dan Sarah. Jika bukan itu, setidaknya aku bisa menyelamatkan diri sendiri dari kejaran semua orang yang ingin menghabisiku.”Namun, perjalanan itu tidaklah mudah. Tahap Surga bukan hanya tentang kekuatan, tapi juga tentang kesetiaan terhadap diri sendiri. Setelah mencapai tahap ini, tubuhnya akan terasa abadi, seolah tidak terikat oleh hukum dunia. Namun, seperti sem

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1093

    Raut wajahnya dingin dan penuh percaya diri. “Sekarang, sudah cukup alasan bagimu untuk tunduk?”Tubuh Darwin menegang, dan untuk sesaat, hanya ada keheningan. Lalu dia membungkuk dalam-dalam. “Perintah diterima.”Sancho melemparkan sebuah amplop ke atas meja, yang mendarat dengan suara tumpul. “Di dalamnya ada target, bunuh dia. Gagal atau berhasil, namaku tidak pernah disebut. Anggap saja aku tidak pernah ada.”“Siap laksanakan,” jawab Darwin tanpa ragu, meski ada jejak ketegangan di suaranya.Begitu Sancho menghilang ke balik bayangan, Darwin membuka amplop itu dengan hati-hati. Sebuah foto tergelincir keluar dan wajah yang muncul membuat darahnya berdesir.“Nathan?”“Tuan Ketua Martial Shrine. kau ternyata menyembunyikan lebih dari yang kutahu!”Sementara itu, dunia bela diri tengah bergolak.Di forum-forum rahasia, nama Nathan menjadi pusat badai. Harga kepalanya terus meroket. Tidak hanya uang dan ramuan, bahkan artefak langka ditawarkan untuk sekadar mendapatkan jejak keberadaa

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status