Share

Kenal Singkat, Nikah Kilat, Penuh Keributan
Kenal Singkat, Nikah Kilat, Penuh Keributan
Author: Annisarz

1. Mempelai yang Hilang

“Astaga, Zahra ini larinya cepat banget! Pergi kemana sih dia di mall sebesar ini?!”

Seorang pemuda dengan jas pernikahan lengkap dengan sepucuk bunga di sakunya tampak kebingungan mencari keberadaan seorang wanita yang baru saja sah menjadi istrinya beberapa menit yang lalu.

“Kenapa telepon saya juga tidak diangkat? Kebiasaannya sejak dulu tidak pernah berubah! Selalu menghilang sesukanya sendiri. Kamu kemana sih Zahra?!” keluh pemuda itu sembari terus berusaha menghubungi sang istri.

“Bagaimana bisa dia kabur dari acara pernikahannya sendiri bahkan sebelum acara selesai? Entah saya harus mencarinya ke mana di mall sebesar ini! Sepertinya kemarin dia yang sangat bahagia menunggu hari ini tiba, tetapi sekarang menghilang seolah tertelan bumi!” cibir Rasul—pemuda dengan tatapan teduh, tinggi semampai, senyum yang manis dengan tambahan tahi lalat kecil di wajahnya dan rambut rapi tertutup kopiah hitam.

Rasul akhirnya memutuskan untuk memanggil istrinya melalui meja informasi yang ada di lobi lantai satu mall besar di kota itu. Meskipun sedikit malu karena merasa ditinggal sang mempelai, Rasul mencoba terus memasang muka badak saat pekikkan itu diucap sang penjaga.

“Panggilan kepada Zahra Athifah agar segera mendatangi pusat informasi lobi lantai satu karena telah ditunggu suaminya. Sekali lagi, panggilan kepala Zahra Athifah untuk segera datang ke pusat informasi lantai satu!”

Rasul tampak sebentar tersenyum dan mengangguk usai mengucapkan terima kasih atas bantuan sang petugas. Ponsel yang ia cekal terus tampak berusaha terhubung dengan Zahra.

“Ditinggal calonnya ya, Mas? Kalau saya jadi mas mending saya cari yang lain! Lagi pula masnya juga ganteng!” celetuk petugas pria yang ada di sana sambil meringis.

“Ah, bukan Pak. Itu! Memang lagi cosplay jadi pengantin baru saja. Dia sebenarnya benar istri saya kok, Pak! Cuma ya itu, dia orang baru di sini jadi kesasar gitu,” dusta Rasul sembari meringis ke arah sang satpam.

Saat ia masih berada di dekat pusat informasi, sekumpulan siswi SMA tampak terus melirik ke arahnya dan membuatnya kembali merasa canggung.

“Misi, Mas!” pekik salah satu di antara siswi SMA itu. Rasul segera menoleh dan sedikit mengangguk.

“Mas pasti calon mempelai dari cewek yang pakai gaun pernikahan putih tadi ‘kan?” tuturnya.

Mata Rasul seketika menjadi cerah, setidaknya seseorang melihat keberadaan istrinya yang kabur itu. Dibuka ponselnya dan ia tunjukkan foto Zahra kepada mereka.

“Nah, iya betul! Ini yang tadi kami lihat di lantai tiga! Tapi aslinya lebih cantik, sih!”

“Lantai tiga? Kalian melihat dia di sebelah mana? Dia baik-baik saja ‘kan?” tanya Rasul sedikit canggung bercampur cemas.

“Baik-baik aja kok, Mas! Masalahnya, tadi saya liat mbaknya masuk ke salah satu live stasiun TV tempat acara cari jodoh gitu!” Suasana canggung tiba-tiba menerpa.

Tatapan mata Rasul tak bisa berbohong lagi, rasa malu bercampur bingung kini menyergap dirinya sementara kumpulan siswi SMA itu tampak tak enak hati usai mengatakan hal tersebut.

“Acara pencarian jodoh? Maksud kalian?” ulang Rasul.

“Iya, Mas! Jadi pekan ini mereka lagi tour gitu dan tempatnya di mall lantai 3. Judul acaranya Take Me Out, Sir! Ya, isinya cewek-cewek yang mau cari cowok buat pacar atau suami gitu, Mas. Yang sabar ya, Mas! Mending cari yang lain aja, Mas! Masnya juga ganteng pake banget kok, hehe!” aku sang pelajar membuat Rasul sedikit meringis.

“Ahh, begitu. Baiklah, terima kasih untuk informasinya. Saya permisi, ya!” pekik Rasul lalu segera lari dari sana menuju eskalator yang berada di lantai satu itu.

Seolah tengah berada dalam scene film roman, Rasul dengan setelan pernikahannya berlari mencari Cinderella yang tiba-tiba menghilang dari acara pernikahannya sendiri.

Sebuah pintu ruang hitam yang tampak kedap suara bertuliskan ‘Take Me Out, Sir!’ membuat jantung Rasul berdebar hingga tangan kirinya mencengkeram dadanya sendiri.

“Istri mana yang setelah menikah bukan menemani suaminya tapi malah cari jodoh di acara televisi macam ini?! Lihat saja Zahra, kamu akan tahu apa yang saya lakukan di dalam sana nanti!” pekik Rasul lalu mulai melangkah memasuki ruangan tersebut.

Di sisi lain, lebih tepatnya di belakang podium para wanita cantik dengan pakaian terbaik mereka mulai tersenyum saat sang host memulai acara. Sementara itu, seorang wanita dengan hijab panjang, mahkota di atas kepalanya, dan balutan gaun pernikahan elegan tampak sedikit canggung di sana.

“Sepertinya sebuah kesalahan aku masuk ke sini! Acaranya live pula! Bagaimana jika seorang pria memilihku nanti? Ashh, ini semua karena Kak Rasul!! Kenapa dia sangat menyebalkan tadi!” omel Zahra.

Acara pun dimulai. Beberapa pembukaan dimulai dengan sedikit lagu dan sesi kabar quote oleh sang host. Kini saatnya sang single man pertama untuk masuk ke dalam ruangan dan menemui para calon kekasih.

Saat pemuda itu baru menjejakkan kakinya, seluruh mata langsung memandang takjub dan terpesona dengan ketampanan sang single man. Berbeda dengan para wanita lain, Zahra malah tampak tercengang dengan apa yang dilihatnya.

Seorang pemuda yang berdiri tegap dan menatap ke sekitar dengan senyum manisnya tak lain dan tak bukan ialah Rasul Asyraf—suaminya.

“Kak Rasul?!! Wah, berani ya dia ikut acara ini, hm?! Lihat saja nanti! Aku tak akan memilihnya dan memilih pemuda lain!” geram Zahra sembari mengepalkan tangannya di atas podium tempatnya berdiri.

“Baiklah, single ladies! Untuk tahap pertama, kendali ada di tangan kalian, apakah pemuda single ini mampu meluluhkan hati kalian atau tidak! Single ladies, tentukan pilihanmu!” pekik sang host lalu mempersilakan para wanita single di belakang podium untuk mematikan atau mempertahankan lampu mereka.

“Aissh, apa-apaan ini! Bisa-bisanya semua mempertahankan lampu?! Mereka pikir Kak Rasul jodoh mereka, hah?” sergah Zahra.

Benar saja, dua puluh empat wanita di sana tetap mempertahankan lampunya sementara Zahra dengan cepat malah mematikan lampu podiumnya.

“Waw! Menakjubkan! Hanya satu lampu yang padam! Ada masalah apa dengan Zahra ini, ya?” tutur sang host langsung membuat Rasul tersenyum miring memandangnya dari jauh.

“Sudah kuduga secepat itu menemukanmu, Zahra!” bisik Rasul lalu berjalan menuju podium tempat Zahra menatapnya ketus.

Seluruh wanita yang Rasul lewati seolah tampak terpana dengan pemuda yang melintas di hadapan mereka. Aroma wangi yang semerbak, langkah tegap dan penuh tujuan seolah tergambar dalam gesturnya.

“Zahra Athifah! Mau lari kemana lagi, Sayang? Kali ini kamu tidak akan bisa lagi lolos dan kamu harus kembali ke acara pernikahan kita!”

Perkataan Rasul sontak membuat seluruh orang terkejut bukan main bahkan hingga melongo dan menutup mulut mereka.

Tanpa menunggu jawaban dari sang wanita di hadapannya itu, Rasul langsung melingkarkan tangannya pada pinggang Zahra dan menggendong wanita itu kembali ke pusat panggung.

“Maafkan saya, Nona-Nona. Saya kemari hanya untuk menjemput istri saya yang sangat menyebalkan ini."

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status