Share

Bab 4

Auteur: Sasha
"Sayang, ada apa?"

Meskipun merasa bingung, Stewart tetap mematuhi instruksi Valencia seperti biasa dan memutar balik mobil.

"Ada barang yang ketinggalan di Panamera-ku," jawab Valencia sambil menyembunyikan kedinginan di matanya.

"Oke," sahut Stewart sambil tersenyum.

Saat simpanannya diusir, Stewart hanya berpangku tangan. Sekarang, dia juga memasang tampang penuh kasih sayang di depan Valencia. Sandiwaranya benar-benar sempurna dan tanpa cela.

Valencia merasa Stewart terasa makin asing.

Mobil mereka segera tiba di garasi.

"Sayang, aku akan mengambilkannya untukmu," ucap Stewart sambil membuka pintu.

"Emm, sebuah jepit rambut warna abu-abu tua," pesan Valencia.

Setelah Stewart keluar dari mobil, Valencia melirik Hayden yang menangis hingga tertidur di sampingnya sebelum turun dari mobil. Ketika dia tiba di foyer taman belakang, tirai yang tebal menutupi sosoknya.

Di ruang tamu, Josie berdiri di belakang Lilian dan sedang memijat bahunya. Keduanya terlihat dekat bak ibu dan anak.

Ada banyak adegan yang berkelebat di benak Valencia.

Lilian merawat ibunya yang terbaring di tempat tidur tanpa lelah. Sebelum ibunya meninggal, Lilian berjanji kepada ibunya bahwa dirinya akan membantu Valencia menanggung semua kesulitan hidupnya. Lilian selalu melindunginya dan tidak mungkin memperlakukannya seperti ini. Dia yakin pasti ada alasan tersembunyi di balik semua ini.

Wajah Valencia terlihat pucat. Dia mencengkeram tirai dengan erat.

Gerakan Josie yang sedang memijat Lilian terhenti. Dia sudah menyadari kemunculan Valencia. Kemudian, dia tersenyum menyanjung sambil berkata, "Nyonya, aku akan patuhi perintahmu dan lahirkan lebih banyak anak untuk Stewart."

"Keluarga Gunawan nggak akan merugikanmu."

"Kak Valencia benar-benar kasihan! Dia sudah coba berbagai macam pengobatan, baik tradisional maupun modern, juga terima akupunktur dan jalani program bayi tabung untuk punya anak lagi. Tapi, kesehatannya justru makin buruk. Kenapa Nyonya nggak coba membujuknya?"

"Punya anak itu tanggung jawabnya setelah menikah dengan anggota Keluarga Gunawan." Lilian mengerutkan kening karena merasa bingung kenapa Josie tiba-tiba mengungkit tentang Valencia. Dia melanjutkan, "Kalau bukan karena dia nggak bisa punya anak, aku nggak perlu repot-repot seperti ini. Nggak perlu khawatirkan dia."

Valencia mengenang perjalanan pengobatannya yang panjang dan menyakitkan itu. Air mata pun mengalir membasahi wajahnya.

Dia selalu menghormati dan menyayangi Lilian seperti ibu kandungnya. Tak disangka, Lilian malah selalu menjebaknya. Jika ibunya tahu sifat asli Lilian, bagaimana mungkin dia bisa beristirahat dengan tenang di alam baka?

Lilian tiba-tiba menoleh ke arah foyer taman belakang. Dia merasa seperti ditatap oleh sepasang mata yang penuh kesedihan, tetapi tidak ada apa-apa di sana, hanya tirai yang sedikit bergoyang.

Lilian menepis tangan Josie dan berujar, "Kuperingati kamu, yang boleh jadi istri presdir Grup Gunawan cuma Valencia. Meski kamu melahirkan beberapa anak untuk Stewart, itu nggak akan mengubah apa pun."

Josie menunduk dengan hormat dan menjawab, "Baik."

Melihat Josie yang patuh, Lilian berkata, "Aku nggak akan permasalahkan lagi soal kamu yang asal bicara di depan Hayden. Mulai besok, kamu pindah saja ke vila dan jangan keluar kecuali benar-benar diperlukan."

"Nyonya, gimana dengan masalah adopsi anak dari panti asuhan?"

"Kita bicarakan lagi hal itu setelah Valen tenang."

Valen kembali ke garasi bawah tanah. Dia merasa sangat menderita karena hampir tidak dapat bernapas. Jika tinggal lebih lama lagi di foyer, dia takut dirinya akan langsung pergi menuntut penjelasan kenapa Lilian memperlakukannya dengan seburuk ini.

Ketika dia kembali ke garasi, Stewart sudah menunggu di dekat mobil sambil memegang jepit rambut abu-abu gelapnya.

"Sayang, kamu ke mana saja?"

"Aku sakit perut, jadi aku pergi ke kamar mandi," jawab Valencia sambil menatap Stewart yang terlihat cemas.

"Pantas saja raut wajahmu terlihat begitu buruk. Ayo kita pulang dan istirahat." Stewart memapah Valencia masuk ke mobil.

Valencia duduk di kursi belakang. Untuk sesaat, dia bertanya-tanya apakah mungkin Stewart dipaksa melakukan semua ini? Selama ini, Stewart sangat berbakti. Apakah Stewart berkompromi dan mengkhianatinya karena tekanan dari Lilian?

Namun, jika Stewart setia, dia juga tidak akan bereaksi meskipun Josie berdiri telanjang di hadapannya. Apalagi, dia juga tidur bersama Josie selama lima tahun penuh.

Air mata mengalir membasahi wajah Valencia. Berhubung tidak ingin Stewart melihat tampangnya yang rapuh, dia membuka kantong belakang kursi depan dan mengeluarkan tisu. Beberapa barang berjatuhan, dan salah satunya sangat menusuk matanya.

Darah Valencia langsung membeku dan dia tidak mampu bereaksi.

Sosok gelap seseorang melintas di depan matanya. Hayden yang entah kapan sudah bangun memungut thong renda berwarna merah itu dan bertanya dengan rasa ingin tahu, "Papa, apa ini?"

Valencia juga menatap Stewart. "Stewart, kenapa ada celana dalam wanita bermodel thong di mobilmu?"

"Hah ...." Hayden tidak pernah mendengar kata thong, tetapi dia tahu apa itu celana dalam. Dia langsung melempar benda itu ke arah Stewart sambil berujar, "Papa, ini seperti punya Bibi Josie."

"Kenapa ada celana dalam Josie di mobilmu? Apa yang kalian lakukan di belakangku?" tanya Valencia dengan dingin.

Stewart tidak menjawab, malah menginjak pedal gas dalam-dalam. Mobil mereka pun melaju kencang menuju sebuah klub.

Stewart terlebih dahulu membuka pintu ruang privat, lalu mencengkeram kerah baju Kenny Darianto dan meninju wajahnya. Dia bahkan melempar celana dalam itu ke arah Kenny.

"Buat apa kamu pinjam mobilku kemarin? Kenapa bisa ada celana dalam wanita di dalam mobilku?"

Selanjutnya, Valencia berjalan masuk dan bertemu pandang dengan tatapan terkejut Kenny.

Kenny langsung bereaksi dan menutupi wajahnya sambil memohon, "Aku salah, Kak. Semalam, aku mabuk dan tiba-tiba bersemangat. Jadi, aku langsung melakukannya di mobilmu ...."

Mendengar ini, Stewart melepaskan kerah baju Kenny.

Kenny bergegas menghampiri Valencia dan berujar "Kak Valen, maafkan aku. Tolong jangan salah paham pada Kak Stewart. Aku nggak akan pernah pinjam mobil Kak Stewart lagi."

Di ruang privat ini, para pria dan wanita yang duduk melingkar mengarahkan pandangan mereka pada Valencia.

Melihat Valencia yang tidak menunjukkan tanda-tanda akan menyudahi masalah ini, Kenny segera mengeluarkan ponselnya dan memutar sebuah video. Suara desahan penuh gairah pun memenuhi ruangan.

Semua orang di dalam ruang privat langsung mulai mencibir.

"Dasar kamu ini! Beraninya kamu main-main di mobil Kak Stewart! Memangnya kamu nggak tahu Kak Valen sangat pentingkan kebersihan!"

"Kak Valen, jangan maafkan dia. Biarkan saja Kak Stewart memberinya pelajaran."

Valencia mengerutkan keningnya dan berujar, "Matikan videonya."

"Kak Valen, kamu sudah maafkan aku, 'kan?" Kenny menjabat tangan Valencia dengan penuh semangat. Namun, begitu bertemu pandang dengan Stewart, dia pun segera melepaskannya dengan takut.

Valencia mengiakannya dengan pelan dan Kenny langsung merasa seolah-olah baru terlepas dari hukuman berat.

Di kalangan mereka, ada sebuah rumor yang tak tertulis. Jika seseorang menyinggung Stewart, Valencia bisa membantumu meminta ampun. Namun, jika ada yang menyinggung Valencia, Stewart akan langsung membunuhnya.

Oleh karena itu, meskipun Kenny adalah sahabat karib Stewart, dia juga takut menyinggung Valencia.

"Kak Valen benar-benar pengertian."

"Kak Valen bukan cuma cantik, tapi juga baik hati."

Orang-orang tidak berhenti memuji Valencia, sedangkan Valencia hanya bisa memaksakan tampang lembut. Dia telah bersama Stewart selama sepuluh tahun dan teman-teman Stewart selalu memperlakukannya dengan baik.

Valencia teringat bahwa beberapa perusahaan berencana bekerja sama dengan Grup Gunawan dalam proyek parkir pintar. Tawaran Grup Darianto memang kurang memuaskan, tetapi tidak masalah juga jika dia memberikan kerja sama itu kepada mereka. Anggap saja ini hadiah perpisahan dan tanda terima kasihnya atas kebaikan Kenny selama bertahun-tahun.

Valencia melirik Stewart dan berkata, "Hayden masih tunggu di luar. Aku keluar dulu."

Tanpa menunggu jawaban Stewart, Valencia meninggalkan ruangan privat itu.

Pada saat ini, kepala pelayan sudah datang dengan membawa mobil baru lainnya.

"Di mana mobil sebelumnya?"

"Sudah diderek pergi dan dihancurkan sesuai perintah Tuan."

"Mama, mainanku masih ada di dalam mobil. Itu mainan Transformers favoritku. Mama, aku mau Transformers-ku," rengek Hayden.

Valencia pun kembali ke ruang privat dengan niat menyuruh Stewart menelepon dealer supaya bisa mengambil kembali mainan-mainan itu.

Pintu ruang privat sedikit terbuka. Begitu tangannya menyentuh gagang pintu, Valencia mendengar keributan di dalam.

"Apa sebenarnya yang kamu rekam? Cepat tunjukkan pada kami!"

"Kak Kenny, biarkan kami meliriknya juga, dong."

"Itu cuma video porno kok." Kenny dengan santainya menyalakan ponselnya dan mulai memutar video memalukan itu lagi. "Jangan bilang kalian nggak pernah nonton?"

"Bukannya ini yang dari luar negeri itu? Kak Valen gampang banget ditipu."

"Dinilai dari ketidakpekaannya, jelas banget dia juga sama sekali nggak menarik di ranjang. Kasihan banget Kak Stewart selama ini. Dari segi tubuh, penampilan, dan pendidikan, dia benar-benar nggak ada apa-apanya dibandingkan sama kakak ipar kita yang satunya lagi."

Kata-kata Kenny bagaikan tamparan di wajah Valencia. Selama ini, mereka ternyata tahu bahwa Stewart berselingkuh, tetapi merahasiakannya dan menipunya seperti orang bodoh. Yang dipanggil kakak ipar bukan hanya dia, tetapi juga Josie.

Stewart duduk di paling tengah dengan kaki disilangkan. Wajahnya tersembunyi dalam kegelapan sehingga tidak seorang pun bisa melihat ekspresinya. Dia yang tidak menyela ucapan Kenny setara dengan mengizinkan mereka merendahkan Valencia di hadapannya.

Valencia mencengkeram gagang pintu erat-erat. Hatinya terasa luar biasa sakit.

Josie sedang menempelkan tubuhnya yang lembut ke tubuh Stewart. Dia juga mendekatkan bibirnya ke telinga Stewart, lalu mendesah dengan lembut dan penuh godaan sambil bertanya, "Kak Stewart, siapa yang lebih baik? Aku atau Kak Valencia?"

Stewart tidak menjawab, tetapi mereka berdua berpelukan dengan makin erat. Josie pun terkekeh puas. Jawabannya sudah sangat jelas.

Menyaksikan pengkhianatan Stewart melalui rekaman CCTV berbeda dengan menyaksikannya secara langsung. Hati Valencia terasa seperti sedang berdarah. Dia tidak mampu menahan kesedihan dan amarahnya lagi.

Dia pun mendorong pintu ruang pribadi dan berjalan menghampiri mereka. "Apa yang sedang kalian lakukan?"
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Latest chapter

  • Kepergianku Palsu, Cintamu Nyata?   Bab 100

    “Oke.”Setelah Veena keluar dari ruang baca, Valencia baru menggerakan mouse untuk mengangkat panggilan. Orang yang muncul bukanlah Calvin, melainkan putranya, si Theo.“Bibi Cantik, Theo sungguh merindukanmu. Kapan kamu bisa main ke rumahku?” Suara gemas Theo terdengar merdu. Ketika melihat wajah lugunya, Valencia merasa hatinya tidak gersang lagi.“Belakangan ini Bibi merasa agak sibuk. Sepertinya nggak bisa ke rumahmu.”“Oh.” Theo mencemberutkan bibirnya dengan kecewa. Dia pun kepikiran sesuatu. “Bibi Cantik, aku bawa kamu untuk lihat kamar papaku.”Theo mengambil kamera. Saat dia menelusuri koridor panjang, terdengar suara perbincangan orang dewasa di dalam ruang tamu. Kemudian, Theo pergi membuka pintu kamar utama.Kamar tidur utama dipenuhi potret Valencia dari berbagai periode, bahkan termasuk foto pernikahannya.Valencia spontan merasa terkejut. Hatinya seketika terasa seperti disuntik sesuatu hingga terasa membuncah.Padahal sudah enam tahun tidak bertemu, bagaimana mungkin …

  • Kepergianku Palsu, Cintamu Nyata?   Bab 99

    Kenny dipukul hingga menjerit kesakitan. “Mama, jangan pukul lagi. Aku akan ngomong. Sebenarnya anak itu, aku bantu ….”“Kenny, kamu bilang kamu bantu siapa untuk membesarkan anak itu?” Stewart menyela ucapan Kenny.Kenny menoleh, lalu melihat Stewart dan Valencia berjalan ke dalam. Dia pun terkejut hingga tergagap. “Aku nggak … nggak bilang aku bantu seseorang untuk membesarkannya. Maksudku, aku bantu melahirkan keturunan untuk Keluarga Darianto. Charin nggak bersedia untuk menikah sama aku. Papa dan Mama juga buru-buru, makanya aku suruh Josie untuk melahirkan anak buat aku. Papa, Mama, aku melakukannya juga demi meneruskan garis keturunan Keluarga Darianto.”Apa masih ada yang tidak dimengerti oleh Misha. Perempuan dan anak itu adalah “kambing hitam" yang ditanggung Kenny demi Stewart. Dia membuang cambuk, lalu memarahinya, “Dasar bodoh!”Ayah Kenny, Darkiat Darianto, merasa sangat emosi. Namun berhubung ada Stewart dan Valencia, dia juga tidak bisa melampiaskannya, melainkan hanya

  • Kepergianku Palsu, Cintamu Nyata?   Bab 98

    Begitu masalah ini terbongkar, sepertinya sulit untuk mendapat perlindungan dari Ketua Militer. Selain itu, ada terlalu banyak orang di dunia peretas yang ingin menantang “Cipher".“Aku mau segera menanganinya.” Veena segera duduk di depan komputer, lalu masuk ke dalam dunia internet untuk mencari tahu semua informasi mengenai Calvin. Akhirnya ditemukan foto bersama Calvin dengan Valencia.“Prof, sejauh ini, ini satu-satunya foto yang berhubungan dengan Kak Valencia.” Veena segera menemukannya. “Ini ….”Ketika melihat waktunya, saat itu Veena masih belum direkrut.“Foto itu diambil pada suatu aksi di enam tahun lalu. Dia merasa sangat sedih waktu itu karena berhasil menyelamatkanku, tapi dia nggak berhasil menyelamatkan asistenku. Aku membuatnya menampakkan diri. Saat aku menghiburnya, ada yang diam-diam mengambil fotoku.”“Foto sudah dilenyapkan.” Tangan Calvin mengusap wajah sedih Valencia yang berada di atas komputer. “Itu pertama kalinya dia merasa nggak berdaya, melihat asistenku

  • Kepergianku Palsu, Cintamu Nyata?   Bab 97

    Calvin dipukul secara mendadak. Dia pun tidak menghiraukan rasa sakit di wajahnya, melainkan segera mengayunkan tinjuan ke sisi Stewart.Calvin mempelajari tinju militer, sedangkan Stewart adalah ahli taekwondo. Keduanya sama-sama adalah master. Tidak ada satu pun dari mereka yang bersedia untuk mengalah. Mereka pun melanjutkan perkelahian.“Jangan pukul lagi!” Para peneliti dan pengawal di tempat segera melerai mereka untuk menghentikan kekacauan.“Prof Calvin, apa kamu baik-baik saja?” Valencia menatap luka yang mengalir di ujung bibir Calvin, lalu segera mengambil tisu ke sana.Calvin baru saja hendak mengulurkan tangan untuk mengambilnya, tisu pun langsung direbut oleh Stewart.“Valen, aku juga berdarah.” Stewart langsung menahan tangan Valencia, lalu menarik Valencia sekaligus tisu ke dalam pelukannya.“Rasakan!” Valencia meronta sejenak, tetapi dia tidak berhasil keluar dari genggaman telapak tangan Stewart. “Siapa suruh kamu sembarangan pukul orang! Segera minta maaf sama Prof C

  • Kepergianku Palsu, Cintamu Nyata?   Bab 96

    Valencia mulai berkomunikasi dengan Veena.Pada saat ini, Stewart pun tiba di departemen teknologi informasi. Kedatangan presdir pasti karena ada masalah serius. Manajer pun merasa agak gelisah.Manajer memanggil programer terhebat. “Aku ingin tahu di mana saja mobilku pernah diparkirkan. Bisakah kamu menyambungkan ponsel ke komputer mobil dan menyelesaikannya dalam dua menit?”Stewart teringat cara Valencia yang begitu lancar dan cekatan, lalu terdiam sejenak. “Bukan, bisakah diselesaikan dalam satu menit?”“Bisa,” jawab si programer, “Ini adalah teknik operasional yang sangat dasar, Pak Stewart.”“Dengan kemampuan istriku, apa dia juga bisa melakukannya?” Setelah kembali dari luar negeri, riwayat pekerjaan Valencia adalah di bidang desain web. Singkat cerita, bisa dibilang jurusan kecantikan dalam dunia komputer.Berhubung khawatir Valencia akan merasa terpukul, Stewart pun menempatkannya sebagai konsultan di departemen teknologi informatika. Manajer juga tidak diperbolehkan menggang

  • Kepergianku Palsu, Cintamu Nyata?   Bab 95

    Semua orang juga tahu dengan latar belakang istri dari presdir Grup Gunawan. Dia bahkan bisa menoleransi anak haram ayahnya. Dia memang sungguh baik hati.Reputasi bagus Valencia tersebar di luar sana. Reputasi itu pun menambah keindahan dalam percintaan mereka, bahkan saham Grup Gunawan melambung tinggi.Malam harinya, Stewart berbaring di samping Valencia. Tangannya diletakkan di atas perut kecil Valencia. “Sayang, kamu baru kehilangan anak, nggak boleh kecapekan. Belakangan ini kamu nggak usah ke perusahaan saja, biar nggak terlalu capek. Kamu cukup istirahat di apartemen saja.”Valencia sedang memejamkan kedua matanya. Dia pun membalas dengan mengiakan saja.Entah sudah lewat beberapa lama, tiba-tiba belakang punggungnya terasa ringan. Disusul, terdengar suara tutup pintu yang sangat pelan.Valencia duduk di tempat dengan ekspresi muram. Dia membuka laci, lalu mengeluarkan obat tidur yang dibuka Rachel. Dia menelan beberapa butir, lalu kembali berbaring. Tiba-tiba terdengar suara t

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status