Share

Bab 16. Terbakar

Sekarang, kami tinggal menunggu satu lagi pelanggan. Dia orang Itali, namanya Vallentina. Kalau Valentino Rossi aku tahu, dia pembalap laki-laki yang rambutnya keriting dan bernomor empat puluh enam. Namun ini nama perempuan. Cantikkah dia?

"Istirahat saja dulu, rebahan sana. Biar saya selesaikan di gudang belakang sebentar," ucap Kak Jazil menunjuk joglo kecil tempatku membersihkan badan tadi. Yah, sekalian salat Ashar, pikirku. Juga, bisa meluruskan punggung, apalagi tempat tidurnya empuk.

Mungkin dia mengerti, beberapa kali aku menguap. Tadi pagi tidurku kan kurang, itulah penyebabnya.

Namun, kalau aku keterusan tertidur dan tamu perempuan itu datang, bagaimana? Aku tidak bisa mengawasi apa yang terjadi. Atau .... Jangan-jangan, Kak Jazil menyuruhku supaya dia bisa bebas bersama perempuan itu? Ih, dasar laki-laki! Aku mendengus kesal, melotot ke arahnya.

"Kenapa? Melihatnya kok gitu? Pasti ada yang dipikirkan, ya?" Dahinya berkerut, mungkin heran dengan ekspresiku yang berubah. Ap
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status