Share

Kepincut Suami Kontrak Ku
Kepincut Suami Kontrak Ku
Penulis: Eunoia

1 Orang Yang Dipilih

Penulis: Eunoia
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-01 12:13:38

Merasa bosan di rumah terus, siang itu Kayla memutuskan ke Mall besar sekalian belanja bahan makanan yang mulai habis. Ia hanya sendirian, tidak punya banyak teman juga. 

"Ibu suka banget buah anggur, aku beli agak banyakan deh," gumamnya. 

Setelah pulang belanja, Kayla akan mampir ke rumah Ibunya. Jaraknya memang lumayan jauh, hampir satu jam an. Tetapi Kayla sangat merindukan Ibunya itu, mungkin dengan pelukannya bisa membuat perasaannya membaik. 

"Semua totalnya jadi enam ratus tujuh puluh ribu," kata si kasir. 

Kayla memilih membayar dengan kartu debit nya. Karena belanjaan lumayan banyak, jadi membawanya dengan trolli ke mobilnya. Mobil putih bagus itu harganya sangat mahal, bukan Kayla yang beli, tapi di hadiahkan seseorang. 

Baru saja memakai seatbelt nya, Kayla terkejut karena seseorang tiba-tiba memasuki mobilnya dan duduk di sebelahnya. Kayla repleks menjerit panik, sambil bersikap siaga pada pria asing itu. 

"Heh siapa kamu? Ini mobil saya, keluar!" usir nya keras. 

Pria itu menoleh, "Aduh maaf banget mbak, saya kira gak ada orangnya."

"Kamu maling ya? Jangan macam-macam atau saya teriak sekarang."

"Jangan mbak, saya bukan penjahat kok," bantah nya cepat. 

"Jangan bohong, terus kenapa main masuk mobil orang sembarangan?!"

"Aduh gimana ya mbak jelasinnya, tapi intinya sekarang saya lagi dikejar orang mbak, jadi panik dan berusaha sembunyi."

Tatapan Kayla memicing, merasa tidak percaya, "Bohong, pasti kamu beneran penjahat."

Baru saja Kayla teriak meminta tolong, tapi pria itu dengan cepat membekap bibirnya. Posisi mereka kini sangat dekat, bahkan dengan kurang ajarnya pria itu memeluknya dari belakang. 

"Sshtt mbak jangan berisik dong, itu rentenir nya mau lewat kesini. Entar dia tahu lagi saya di sini," ucap pria itu. 

"Emmhh mm!" Kayla tidak bisa bicara jelas karena bibirnya di bekap. 

Setelah memastikan dua pria berbadan besar itu menjauh, baru lah pria itu melepaskan Kayla. Tetapi pipi kirinya langsung ditampar, membuat wajahnya berpaling. Pria itu mengusap pipinya sambil meringis pelan. 

"Dasar laki-laki kurang ajar! Saya bakal laporin kamu ke polisi!" teriak Kayla. 

"Maafin saya mbak, tapi saya beneran bukan orang jahat ataupun mesum mbak. Tolong percaya saya, saya ini orang baik-baik kok."

"Saya gak percaya!"

"Aduh saya harus jelasin apalagi nih?" gumam pria itu panik, "Lihat ini identitas saya, takut mbak belum percaya."

"Ngapain? Gak butuh. Mending sekarang kamu keluar, saya masih maafin kamu."

"Tapi saya takut mbak."

"Takut apa?"

"Nanti preman tadi ngejar saya, saya bisa-bisa dihajar."

"Hah?"

"Ceritanya panjang, mbak mau dengerin gak?"

Kernyitan terlihat di kening Kayla, untuk apa juga dirinya mendengarkan cerita pria asing kurang ajar itu? Kayla masih kesal dengan sikapnya tadi, tidak sopan sekali. 

"Tolongin saya mbak, bisa nebeng dulu sebentar gak menjauh dari sini," pintanya memelas. 

"Tapi kamu beneran bukan orang jahat, kan?" sinis Kayla. 

"Astaga bukan mbak, emangnya tampang saya kelihatan orang jahat ya?"

Tidak sih, batin Kayla. 

Malahan setelah diperhatikan, pria itu tampan juga. Penampilannya juga lumayan rapih, tidak urakan seperti penjahat lainnya. Tetapi kan Kayla hanya jaga-jaga saja, tidak mau melihat dari luar saja. 

"Ya sudah, tapi awas saja kalau kamu macam-macam!"

"Iya mbak, tenang saja. Saya duduk diam di sini, gak bakal ganggu."

Dengan terpaksa, Kayla pun mengemudikan mobilnya itu pergi. Sesekali Ia melirik awas pria yang duduk di sebelahnya ini, khawatir saja jika pria itu bertindak kurang ajar lagi. 

"Mau turun dimana?" tanya Kayla sambil tetap fokus menyetir. 

"Depan mini market aja deh mbak."

"Oke."

Saat sedang menyetir, perhatian Kayla teralih mendengar suara perut berbunyi di sebelahnya. Ia langsung menoleh terkejut, sedang pria itu menunduk menyembunyikan wajah malunya. 

"Maaf mbak," ucapnya pelan. 

"Kamu lapar ya?"

"Hah? Enggak kok," bantah nya. 

"Terus kenapa perutnya bunyi?"

"Enggak tahu, emang suka begini."

"Nanti pas turun, sekalian aja beli makanan di mini market."

"Saya gak punya uang."

"Jangan bohong, kamu mau meras saya ya sekarang?"

"Terserah mbak deh mau percaya atau enggak, tapi makasih ya sudah nebengin saya sampai di sini."

Kayla terdiam beberapa saat, entah kenapa jadi tidak tega sendiri melihat pria itu. Sepertinya memang dia bukan orang jahat, toh tidak mengancam dan memeras nya. Sebelum pria itu turun, Kayla memanggilnya lagi. 

"Siapa nama kamu?" 

"Oh iya kita belum sempat kenalan, nama saya Adrian."

"Saya Kayla."

"Sekali lagi makasih ya Kayla sudah anterin saya dan maaf juga atas kejadian tidak sopan tadi," ucap Adrian sambil mengusap tengkuknya. 

"Hm, tunggu."

"Ada apa?"

Kayla membuka tasnya lalu mengeluarkan sebuah roti, Ia pun memberikannya pada Adrian. Awalnya pria itu menolak malu-malu, tapi terus Kayla paksa akhirnya menerima juga. 

"Tadi kenapa kamu dikejar dua orang itu?" tanya Kayla penasaran. 

"Mereka itu rentenir," jawab Adrian yang sedang memakan rotinya rakus. 

"Berarti kamu pinjam uang sama mereka ya?"

"Iya dan jumlahnya besar."

"Berapa?"

"Sekarang sudah dua ratus juta."

Kayla tersedak ludahnya sendiri mendengar itu, "Kenapa banyak banget? Emangnya uang sebanyak itu buat apaan?"

"Buat bayar hutang saya."

"Aneh, tapi kan sekarang kamu jadi hutang lagi sama mereka."

"Iya sih, malahan sekarang taruhannya nyawa saya."

Tanpa Kayla duga, Adrian malah bercerita bagaimana dirinya bisa meng hutang. Hanya alasan konyol, yakni yang tidak sengaja memecahkan botol dengan isi wine seharga seratus juta lebih. 

"Sungguh? Kamu gak lagi bercanda?" tanya Kayla. 

"Iya, cuma gara-gara wine."

Kayla tidak bisa lagi menahan tawanya. Merasa alasan Adrian sampai berhutang sebanyak itu sangat konyol, hanya karena minuman alkohol. Tetapi tawa Kayla perlahan terhenti melihat tatapan kesal Adrian, sepertinya tersinggung. 

"Ekhem, bagaimana bisa?"

"Dulu saya kerja di kapal pesiar begitu, khusus perjalanan untuk orang-orang kaya."

"Waw keren juga, kerja di bagian apa memangnya kamu?"

"Koki."

"Hah? Kamu Koki? Kok saya gak percaya ya?"

"Mbak pasti gak percaya cowok ganteng kaya saya bisa masak ya? Tapi saya beneran bisa masak kok, mau dalam ataupun luar negeri," ucap Adrian sombong. 

"Terus?"

"Ya terus pas saya lagi sajiin makanan ke salah satu tamu, saya malah gak sengaja kepeleset terus nyenggol wine nya yang mahal itu sampai pecah, padahal belum mereka minum."

"Astaga," ringis Kayla, sekarang sudah mengerti, "Pasti kamu dimarahin ya?"

"Iya, saya juga sempat dimaki-maki dan dimintai tanggung jawab. Huh dasar orang kaya, sombong dan seenaknya pada orang biasa."

Padahal keduanya baru kenal, dengan kejadian tidak terduga juga. Tetapi kenapa sekarang seperti sudah nyaman mengobrol bahkan sampai bercerita panjang? 

"Saya bisa bantu kamu untuk lunasi hutang sebanyak itu," ucap Kayla tiba-tiba. 

"Beneran mbak?" tanya Adrian berbinar. 

"Iya, tapi ada syaratnya."

Entah kenapa, Kayla malah terpikirkan ini. Semoga saja keputusannya tepat, lagi pula Adrian pun sepertinya sedang membutuhkan uang. Bukankah mereka bisa saling membantu? 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kepincut Suami Kontrak Ku   100 Aku Lah Takdirmu

    Satu minggu kemudian.. Acara pernikahan Kayla dan Adrian diadakan di sebuah ballroom sebuah hotel berbintang. Acara akad di pagi hari dan malamnya pesta bersama para tamu. Cukup banyak tamu yang hadir, dan kebanyakannya adalah klien kerja Adrian. "Selamat ya Pak Adrian, kami ikut senang anda menemukan jodohnya. Kalian tampak serasi sekali.""Ah iya, terima kasih juga sudah hadir kesini. Katanya anda sampai pulang dari luar negeri ya?""Iya, saya tentu harus hadir di acara penting anda ini.""Terima kasih, saya merasa sangat spesial."Untuk beberapa saat mereka bisa bernafas lega karena tamu berhenti datang. Adrian menoleh menatap Kayla yang duduk di sebelahnya, perempuan itu sedang minum sebotol air mineral dengan rakus. Melihat ada sedikit air di sudut bibirnya, membuatnya menghapusnya. "Capek ya?" tanya Adrian. "Iya, tapi seru.""Maaf aku undang banyak tamu.""Gak papa, kamu dan teman kerja kamu kan harus menjalin hubungan baik. Lagian pesta pernikahan ini cuma sekali, gak akan

  • Kepincut Suami Kontrak Ku   99 Tidak Mau Berlama-lama

    "Kami berangkat dulu Kek," pamit Adrian. "Iya, hati-hati di jalan. Adrian, sering-sering lah ajak Kayla kesini.""Pasti."Sebenarnya mereka betah sekali di rumah itu, menghabiskan waktu dengan banyak kegiatan menyenangkan. Tetapi rencananya kan hari ini juga Adrian ingin berkunjung ke rumah Hana, membicarakan tentang hubungannya yang ingin serius dengan Kayla. "Kita beli sesuatu dulu ya buat Ibu," ucap Adrian. "Enggak usah lah.""Jangan dong, aku gak enak. Kalau misal dibeliin kue, Ibu suka gak?""Suka kok.""Ya sudah, kamu ya yang pilihin kue-kuenya, aku gak terlalu tahu.""Iya."Setelah membeli banyak macam kue untuk calon mertuanya itu, mereka melanjutkan perjalanan. Adrian gugup sekali, merasa khawatir saja dengan reaksi Hana nanti saat bertemu dengannya lagi. Semoga saja baik. "Assalamu'alaikum Bu," ucap Kayla memanggil dengan suara keras. Beberapa saat kemudian, pintu pun terbuka dari dalam. Hana terlihat terkejut melihat pria yang berdiri di sebelah putrinya, sampai membua

  • Kepincut Suami Kontrak Ku   98 Mau Serius Lagi

    Saat Kayla membuka matanya, indra penciuman nya langsung dimanjakan oleh wangi masakan enak. Perempuan itu beranjak duduk lalu melirik ke bawah, Adrian sudah tidak ada dan kasur lantainya pun dirapihkan. Kayla lalu turun dan langsung mengeceknya ke dapur. "Sedang apa?"Adrian menoleh, "Hei, sudah bangun?""Iya, aku bangun kesiangan.""Aku sedang buat nasi goreng, maaf ya pakai dapurmu tanpa izin dulu.""Kau berlebihan, anggap saja rumah sendiri.""Hehe terima kasih."Tadinya Kayla akan mandi dulu, tapi melihat Adrian yang sudah selesai masak dan memindahkan ke piring membuatnya memilih sarapan lebih dahulu. Mereka duduk bersebelahan di sofa sambil menyantap nasi goreng dengan toping sosis dan telur mata sapi itu. "Aku kangen banget sama masakan buatan kamu, akhirnya bisa nyobain lagi," ungkap Kayla dengan senyuman lebarnya. "Gimana rasanya? Masih enak?""Masih kok, malahan lebih enak.""Ya sudah, nanti aku akan masakin kamu setiap hari."Kayla terkekeh kecil lalu menggeleng, "Engga

  • Kepincut Suami Kontrak Ku   97 Melepas Rindu

    "Sana pulang.""Kamu ngusir aku?""Bukan ngusir, tapi kan ini bukan tempat tinggal kamu.""Iya sih, tapi aku pengen nginep di sini. Boleh gak?"Kayla langsung menggeleng, "Enggak, nanti kalau orang lain tahu ada laki-laki nginep di kontrakan aku bisa gawat.""Bilang aja kalau kita sebentar lagi juga menikah," ucap Adrian polos. "Memangnya kapan kamu mau nikahin aku? Aku gak mau di php in lagi ah.""Terserah kamu maunya kapan, besok juga bisa kok.""Jangan bercanda," dengus Kayla. Adrian hanya terkekeh kecil, mungkin bagi Kayla menganggapnya begitu, padahal Ia memang serius. Apalagi sekarang Adrian sudah menjadi seorang pengusaha yang banyak uang, tentu Ia bisa mengatur acara pernikahannya walau hanya satu malam dengan menyuruh seseorang. "Lihat di luar hujan besar, aku tidak bisa pulang," ucap Adrian sambil menunjuk ke arah jendela. "Memangnya kamu kesini naik apa?""Em motor," bohong Adrian. "Terus motornya dimana? Kok tadi aku lihat di depan gak ada.""Aku parkir di tempat lain

  • Kepincut Suami Kontrak Ku   96 Bisa Menerimanya Lagi

    Hari ini menjadi hari paling berkesan bagi Kayla. Setelah pertemuannya dengan Adrian, sampai pria itu yang mengantarnya juga kembali ke kantor. Selama bekerja Kayla sampai tidak bisa fokus, bahkan terus tersenyum-senyum. "Bagaimana tadi? Semuanya lancar, kan?" tanya Gavin penasaran. "Em lancar Pak.""Jadi apa Pak Adrian itu sudah setuju akan bekerja sama dengan perusahaan kita?""Sepertinya?""Masih sepertinya ya? Padahal saya berharap sekali kamu bisa meyakinkan dia untuk bekerja sama dengan kita. Kamu tenang saja, nanti akan saya berikan bonus.""Beneran Pak?""Iya, asalkan dia sudah setuju.""Gampang kalau gitu, saya pasti bisa yakinkan beliau untuk mau kerjasama dengan perusahaan kita.""Baiklah Kayla, saya pegang ya kata-kata kamu.""Iya, Bapak tenang saja."Kayla pulang ke kontrakannya di jam biasa, kali ini dengan menaiki grabcar karena sedang gerimis. Sesampainya di tempat tinggalnya itu, Ia langsung membersihkan diri. Nanti Kayla akan membeli makan malam di restoran depan g

  • Kepincut Suami Kontrak Ku   95 Bicara Empat Mata

    "Pak saya--""Tidak apa Kayla, malah ini kesempatan bagus. Mungkin kamu juga bisa membantu beliau agar semakin yakin bisa bekerja sama dengan perusahaan kita. Saya bisa percayakan semua pada kamu, kan?"Kayla mengerang di dalam hati enggan melakukan perintah itu. Masalahnya Kayla sudah bisa menebak jika yang akan dibicarakan Adrian nanti sepertinya tentang masalah pribadi, bukan tentang kerja sama ini. "Saya akan pulang lebih dulu, kamu saya izinkan.""Iya Pak.""Jangan terlalu gugup Kayla, sepertinya ini juga bukan pertemuan pertama kalian, kan?""Entahlah.""Kalau gitu saya pergi dulu, semoga lancar ya."Setelah kepergian bosnya itu, Kayla memilih meminum jusnya menghilangkan rasa tercekat di tenggorokan. Ia lalu melihat Adrian yang sudah kembali dari toilet, semakin mendekat membuat detak jantungnya semakin cepat. "Dia sudah pergi?" tanya Adrian yang baru duduk. "Sudah.""Baguslah, jadi tidak ada yang mengganggu.""Ekhem memangnya apa yang mau anda bicarakan? Tentang pekerjaan,

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status