Share

Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua
Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua
Penulis: Nur hikmah

Bab 1 : Di ujung nyawa

"Aaaakkkhhhh" teriak seorang wanita dari dalam mobil yang baru saja membanting setir mobilnya ke arah kiri karena mobilnya di senggol truk dari arah kanan.

Mobil yang di kendarai nya pun tersangkut pada pohon yang ada di pinggir jurang ini. wanita itu tidak bisa bergerak, karena sedikit saja pergerakan maka mobilnya akan terjun bebas ke dalam jurang yang ada di bawahnya.

wanita itu memegang dadanya dengan erat, menahan sesak di dadanya. Ia menangis dengan pilu meratapi nasibnya yang berada di ujung tanduk.

"Hu... Hu... Hu... Tolong aku ya Tuhan! Maafkan semua kesalahan yang telah aku lakukan selama ini! Hu... Hu... Hu... Berikan aku kesempatan untuk memperbaiki semua kesalahan itu ya Tuhan! Izinkan aku untuk memperbaiki kesalahan ini dari awal Tuhan! Aku mohon! Tolonglah hamba-Mu ini! Hu... Hu... Hu... "ucap wanita itu dengan pilu.

" Mama, Papa, Bunda Naira.. Maafin Naina, Maafin semua kebodohan Naina.. Hu... Hu.. Maafin Naina yang telah membuat Nadin hidup menderita.. Maafin Naina Ma, Pa, karena tidak bisa menjaga warisan yang Mama Papa berikan pada Naina.. Hu.. Hu.. Hu.. Maafin kakak Nadin.. Maaf.. Hu... Hu.. Hu... "ucapnya lagi dengan perasaan menyesal dan air mata yang tidak berhenti mengalir di pipinya.

Sungguh Naina sangat menyesal sudah bertindak bodoh hanya karena cinta. Ia sekarang mendapat karmanya karena sudah berbuat dzolim terhadap adik tiri yang begitu tulus menyayangi nya. Ia begitu bodoh sudah mempercayai suami yang begitu ia agung-agungkan yang ternyata tak lebih hanya seorang pecundang dan penjahat yang tak bermoral.

Naina meratapi nasibnya sambil menangis tersedu-sedu. Ia meminta kesempatan kedua agar bisa memperbaiki semua kesalahan nya. Ia begitu menyesal sudah bertindak bodoh hanya karena cinta. Ia memohon ampunan sambil menangis pilu.

Tiba-tiba saja dahan penyangga mobilnya patah dan mobilnya bergeser ke bawah yang dalam sekali pergerakan akan membuatnya masuk ke dalam jurang bersama dengan mobilnya.

Naina memejamkan matanya pasrah akan nasib yang ia alami sekarang ini.

"Ya Allah... Jika ini memang hukuman untuk ku, aku ikhlas menerima semuanya.. Aku pasrah kan hidup dan mati ku hanya pada-Mu Ya Allah.. " ucapnya dengan memegang erat dadanya sambil menangis pilu.

"Jika aku di beri kesempatan untuk hidup, aku akan menghancurkan semua orang yang sudah membuat aku menjadi seperti ini.. Aku akan menjadi Naina yang baru yang tidak mau di bodohi dan di tipu seperti dulu. Tidak akan aku biarkan siapapun menyakiti Nadin dan orang-orang yang sudah setia dengan ku selama ini.. Aku akan menghabisi semuanya seperti yang mereka lakukan selama ini kepada ku. Aku bersumpah akan membalas dendam ini sampai tuntas.. " ucap Naina dengan wajah penuh dengan amarah.

"Bersiap-siaplah Mas Dzaki, Sania, dan Andri.. Kalian akan mendapat balasan karena sudah membuat ku seperti ini, Kalian dan keluarga kalian akan mendapat ganjaran sudah membuat singa yang tertidur terbangun dari tidur panjangnya. Kalian semua akan aku buat lebih menderita dari penderitaan yang selama ini di alami Nadin dan aku akan membalasnya dengan tanganku sendiri.. "ucap Naina dengan lirih.

" Kreeekkk" bunyi dahan kembali patah dan "Buum" bunyi mobil meluncur ke dalam jurang. Naina memejamkan matanya pasrah ketika mobil terjun bebas ke bawah jurang. Ia meletakkan kedua tangannya di dada dengan air mata yang mengalir tiada henti sambil bergumam pelan menyebut Asma Allah.

Semenit, dua menit, dan lima menit pun berlalu, namun Naina tidak merasakan sakit di sekujur tubuhnya, ia hanya merasa jika kepalanya terasa sakit dan berat. Sayup-sayup ia mendengar suara tangis dan obrolan seseorang yang meminta ia untuk bangun.

"A... Air... Air... " ucap Naina dengan lirih karena tenggorokan nya kering dan ia sulit untuk bicara banyak.

"Alhamdulillah Ya Allah.. Kakak sudah sadar! Kakak haus? Tunggu dulu ya.. Aku ambil dulu! " ucap Nadin dengan tersenyum lebar.

Ia pun beranjak dari duduknya untuk mengambil sebotol air minum dan sedotan, ia mendekatkan botol air tersebut ke mulut Naina agar Naina leluasa untuk meminumnya melalui sedotan.

Nadin menghapus air mata yang mengalir di pipinya dan menghalau rambut Naina yang hampir menutupi mukanya. Ia memijit pelan lengan Naina sambil sesekali membelai rambut panjang Naina yang terbang karena angin.

"Nadin senang kakak akhirnya sadar! Nadin cemas dan takut jika kakak kenapa-kenapa. Jika kakak pergi, Nadin tinggal dengan siapa? Nadin benar-benar takut terjadi sesuatu dengan kakak! " ucap Nadin dengan lirih sambil menghapus air mata yang tidak berhenti turun di pipinya.

"Ga usah takut! Kakak gak akan kemana-mana! Kita akan selalu bersama sampai kapanpun. " ucap Naina pelan sambil mengusap pipi tembem adik tirinya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status