Share

Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua
Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua
Penulis: Nur hikmah

Bab 1 : Di ujung nyawa

Penulis: Nur hikmah
last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-07 21:53:29

"Aaaakkkhhhh" teriak seorang wanita dari dalam mobil yang baru saja membanting setir mobilnya ke arah kiri karena mobilnya di senggol truk dari arah kanan.

Mobil yang di kendarai nya pun tersangkut pada pohon yang ada di pinggir jurang ini. wanita itu tidak bisa bergerak, karena sedikit saja pergerakan maka mobilnya akan terjun bebas ke dalam jurang yang ada di bawahnya.

wanita itu memegang dadanya dengan erat, menahan sesak di dadanya. Ia menangis dengan pilu meratapi nasibnya yang berada di ujung tanduk.

"Hu... Hu... Hu... Tolong aku ya Tuhan! Maafkan semua kesalahan yang telah aku lakukan selama ini! Hu... Hu... Hu... Berikan aku kesempatan untuk memperbaiki semua kesalahan itu ya Tuhan! Izinkan aku untuk memperbaiki kesalahan ini dari awal Tuhan! Aku mohon! Tolonglah hamba-Mu ini! Hu... Hu... Hu... "ucap wanita itu dengan pilu.

" Mama, Papa, Bunda Naira.. Maafin Naina, Maafin semua kebodohan Naina.. Hu... Hu.. Maafin Naina yang telah membuat Nadin hidup menderita.. Maafin Naina Ma, Pa, karena tidak bisa menjaga warisan yang Mama Papa berikan pada Naina.. Hu.. Hu.. Hu.. Maafin kakak Nadin.. Maaf.. Hu... Hu.. Hu... "ucapnya lagi dengan perasaan menyesal dan air mata yang tidak berhenti mengalir di pipinya.

Sungguh Naina sangat menyesal sudah bertindak bodoh hanya karena cinta. Ia sekarang mendapat karmanya karena sudah berbuat dzolim terhadap adik tiri yang begitu tulus menyayangi nya. Ia begitu bodoh sudah mempercayai suami yang begitu ia agung-agungkan yang ternyata tak lebih hanya seorang pecundang dan penjahat yang tak bermoral.

Naina meratapi nasibnya sambil menangis tersedu-sedu. Ia meminta kesempatan kedua agar bisa memperbaiki semua kesalahan nya. Ia begitu menyesal sudah bertindak bodoh hanya karena cinta. Ia memohon ampunan sambil menangis pilu.

Tiba-tiba saja dahan penyangga mobilnya patah dan mobilnya bergeser ke bawah yang dalam sekali pergerakan akan membuatnya masuk ke dalam jurang bersama dengan mobilnya.

Naina memejamkan matanya pasrah akan nasib yang ia alami sekarang ini.

"Ya Allah... Jika ini memang hukuman untuk ku, aku ikhlas menerima semuanya.. Aku pasrah kan hidup dan mati ku hanya pada-Mu Ya Allah.. " ucapnya dengan memegang erat dadanya sambil menangis pilu.

"Jika aku di beri kesempatan untuk hidup, aku akan menghancurkan semua orang yang sudah membuat aku menjadi seperti ini.. Aku akan menjadi Naina yang baru yang tidak mau di bodohi dan di tipu seperti dulu. Tidak akan aku biarkan siapapun menyakiti Nadin dan orang-orang yang sudah setia dengan ku selama ini.. Aku akan menghabisi semuanya seperti yang mereka lakukan selama ini kepada ku. Aku bersumpah akan membalas dendam ini sampai tuntas.. " ucap Naina dengan wajah penuh dengan amarah.

"Bersiap-siaplah Mas Dzaki, Sania, dan Andri.. Kalian akan mendapat balasan karena sudah membuat ku seperti ini, Kalian dan keluarga kalian akan mendapat ganjaran sudah membuat singa yang tertidur terbangun dari tidur panjangnya. Kalian semua akan aku buat lebih menderita dari penderitaan yang selama ini di alami Nadin dan aku akan membalasnya dengan tanganku sendiri.. "ucap Naina dengan lirih.

" Kreeekkk" bunyi dahan kembali patah dan "Buum" bunyi mobil meluncur ke dalam jurang. Naina memejamkan matanya pasrah ketika mobil terjun bebas ke bawah jurang. Ia meletakkan kedua tangannya di dada dengan air mata yang mengalir tiada henti sambil bergumam pelan menyebut Asma Allah.

Semenit, dua menit, dan lima menit pun berlalu, namun Naina tidak merasakan sakit di sekujur tubuhnya, ia hanya merasa jika kepalanya terasa sakit dan berat. Sayup-sayup ia mendengar suara tangis dan obrolan seseorang yang meminta ia untuk bangun.

"A... Air... Air... " ucap Naina dengan lirih karena tenggorokan nya kering dan ia sulit untuk bicara banyak.

"Alhamdulillah Ya Allah.. Kakak sudah sadar! Kakak haus? Tunggu dulu ya.. Aku ambil dulu! " ucap Nadin dengan tersenyum lebar.

Ia pun beranjak dari duduknya untuk mengambil sebotol air minum dan sedotan, ia mendekatkan botol air tersebut ke mulut Naina agar Naina leluasa untuk meminumnya melalui sedotan.

Nadin menghapus air mata yang mengalir di pipinya dan menghalau rambut Naina yang hampir menutupi mukanya. Ia memijit pelan lengan Naina sambil sesekali membelai rambut panjang Naina yang terbang karena angin.

"Nadin senang kakak akhirnya sadar! Nadin cemas dan takut jika kakak kenapa-kenapa. Jika kakak pergi, Nadin tinggal dengan siapa? Nadin benar-benar takut terjadi sesuatu dengan kakak! " ucap Nadin dengan lirih sambil menghapus air mata yang tidak berhenti turun di pipinya.

"Ga usah takut! Kakak gak akan kemana-mana! Kita akan selalu bersama sampai kapanpun. " ucap Naina pelan sambil mengusap pipi tembem adik tirinya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   109. Galau mau jadi kakak

    Tian mendengus kesal mendengar teriakan Nadin dari atas balkon rumah Naina. Naina yang malu langsung cepat-cepat memasuki rumahnya tanpa berpamitan lagi pada Tian. "Dasar calon adik ipar durhalim! Kalau bukan adiknya pujaan hati sudah aku tenggelam kan di selokan depan rumah! " gerutu Tian sembari masuk ke dalam mobilnya. Sedangkan orang yang di sebutkan tadi tertawa cekikikan di dalam kamar nya karena dugaan nya pasti Tian sedang mengumpat nya karena kesal. "Seru juga ngerjain tuh bujang lapuk! Ternyata pesona janda cantik kayak kakak ku memang sangat hebat! Apalagi jandanya janda yang masih bersegel, pasti klepek-klepek tuh bujang lapuk karena mendapatkan doorprize tidak disangka sangka! Hihihihi... " gumam Nadin sambil tertawa cekikikan. "Gimana nya ekspresi Bang Tian saat tau Kak Naina masih bersegel? Pasti lucu lihat wajah shock nya itu! Jadi gak sabar lihat mereka nikah! Pasti tuh bujang lapuk cengengesan kayak orang gila karena baru mendapatkan durian runtuh! Hahahaha... "

  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   108. Kekerasan Pada Adik Ipar (KPAI)

    "Kalau kamu kriteria cowok idaman mu seperti apa? " tanya Dewa balik ke pada Nadin. "Hemmm apa ya... Setia kali ya? Penyayang, loyal dan gak main tangan jika sedang marahan sama istrinya jika sudah menikah nanti! " jawab Nadin dengan senyum-senyum sendiri membayangkan semua itu. "Oh ya masuk kak yuk kedalam! Aku lapar nih! Marah-marah tadi bikin perut aku lapar lagi! " ajak Nadin sambil mengelus perutnya yang memang mulai keroncongan. "Gak usah ke dalam! Di depan sana ada warung tenda nasi uduk, enak banget pokoknya! Itu kalau kalau kamu mau makan di tempat seperti itu? " ucap Dewa dengan agak sanksi mengajak Nadin makan di tempat favorit nya jika di daerah ini. "Wah, beneran enak Mas? Kuy lah kita ke sana! " sahut Nadin dengan sumringah. "Duh, jadi ngiler makan nasi uduk pakai nila bakar dan sambal nya yang pedes! Ayo Mas cepetan! Udah gak sabar aku! " ucap nya lagi sambil menarik tangan Dewa dan menggandeng nya berjalan ke luar hotel berjalan kaki. Dewa panas dingin di perlaku

  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   107. Berbeda dari yang lain

    "Udah, udah... Gak perlu menegangkan urat hanya untuk orang yang seperti ini! Ayo kita keluar saja! Oh ya, terimakasih atas basa basi elo sama gue! " lerai Dewa ikut berdiri dan menggenggam tangan Nadin. Ia langsung membawa Nadin keluar setelah mengucapkan terimakasih kepada pasangan tersebut. "Mau kemana mereka? Kenapa Nadin marah-marah sama pasangan itu? " kata Naina dengan kening berkerut. "Iya, kenapa adik kamu marah-marah sama Pras ya? Tapi, gak aneh sih! Pras kan suka banget bikin gara-gara! " ucap Karina ikut menimpali perkataan Naina. "Serem banget adik kamu itu! Galak dan judes banget! " sahut Juan dengan bergidik ngeri. "He.... He... He... Maklum lah jiwa muda! Gampang banget emosian! " jawab Naina dengan tersenyum kikuk. Naina melirik ke arah Dewa membawa Nadin dengan sangat gelisah. "Gak usah gelisah gitu! Dewa gak bakalan ngapa-ngapain Nadin! Dewa bukan orang yang memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan! " hibur Tian yang mengerti kekhawatiran Naina. "Aku bukan

  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   106. Canda berselimut hinaan...

    "Jes, mendingan elo minta maaf gih sama Naina daripada Bu Inggrid datang kesini! Emang elo mau Bu Inggrid memarahi elo di depan orang banyak kayak gini? Atau elo mau reputasi elo sebagai anak emasnya Bu Inggrid lepas dan elo gak punya bekingan lagi? " ucap Karina dengan santai kepada Jessi yang masih saja tegak mematung. Jessi mendongakkan kepala nya mendengar ucapan Karina dengan ekspresi kaget. "Ayolah Jes, ikutin aja apa kata Karina itu! Gue gak mau Jes gara-gara kejadian ini pernikahan gue sama Niko gagal! Ayolah Jes! Ayolah! " bisik Marta dengan wajah memelas menyenggol pelan lengan Jessi. "Sialan! Awas aja loe perempuan ninja! Kalau bukan elo pemilik hotel ini, gue ogah merendahkan diri gue di hadapan elo-elo semua! Bagaimana pun gue gak rela jika Ibas milih elo! Awas aja loe, tunggu pembalasan gue! " geram Jessi dalam hatinya dengan tangan terkepal. Jessi merutuk dalam hatinya dengan wajah menunduk. Perlahan ia berjalan ke depan Naina kemudian mengangkat wajahnya agar semua

  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   105. Mati kutu...

    Semua orang yang ada di aula tersebut terkejut mendengar ucapan Nadin tidak terkecuali Karina dan Sadewa yang belum mengetahui siapa sosok Naina. Marta menyenggol lengan Jessica dengan wajah pucat pasi. Ia benar-benar tidak tahu jika perempuan bercadar yang di bawa Tian adalah pemilik hotel yang mereka sewa ini. "Gimana ini Jes? Gue gak mau di penjara! Bisa-bisa gue gak jadi nikah sama Niko tahun ini kalau gue masuk penjara juga! Mana mau Niko punya istri yang mantan narapidana! " bisik Marta di telinga Jessi sehingga membuat Jessi mendengus semakin kesal. "Gak usah kenapa sih elo Ta! Lagian bukan cuma elo doang yang gak mau masuk penjara, gue juga gak mau! Bisa jatuh reputasi gue kalau gue tercatat sebagai mantan narapidana seperti yang elo bilang! " jawab Jessi juga dengan berbisik. "Gimana? Masih mau melaporkan gue ke polisi? " tantang Nadin dengan tersenyum mengejek. "Ada apa ini ribut-ribut! " ucap seorang laki-laki yang baru saja datang. "Sayang, kamu udah nelpon nya? Gak

  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   104. Ulat bulu

    Tian yang kaget langsung mendorong perempuan itu hingga ia terjatuh di lantai. "Elo apa-apaan sih Jes main gandeng aja! Loe gak tau apa kalau Bastian udah ada yang punya! Lagian ngapain sih elo ngaku-ngaku kangen segala! " cerocos Karina dengan wajah tidak suka melihat Jessica agresif seperti itu dengan Tian. Naina hanya melihat pemandangan di depannya dengan raut muka biasa saja. Beberapa orang berbisik-bisik melihat perlakuan kasar Tian kepada perempuan bernama Jessica itu. "Eh Tian, elu apain teman gue sampai jatuh gitu? Elo gak papa Jes? " ucap seorang wanita yang datang menolong si Jessi dan memarahi Tian. "Elo juga Marta! Kalau elo gak tahu bagaimana kejadiannya gak usah ikutan ngomong! Sekarang gue tanya sama elo Jes, apa maksud elo bilang kangen segala dengan Tian hah! " sahut Karina sambil berkacak pinggang di depan mereka berdua. "Apa-apaan sih elo Karin, emang gak boleh gue kangen sama cinta pertama gue? Lagian kan Ibas belum milik siapa-siapa, jadi sah-sah saja dong

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status