Share

Bab 3 : Langkah awal Naina

Pagi harinya, Naina masih tertidur sehabis sholat subuh ketika calon suaminya datang menjenguk.

Nadin yang pergi keluar mencari sarapan, terkejut melihat calon kakak iparnya duduk di kursi tunggu yang ada di depan ruang inap kakaknya dengan mata terpejam.

"Loh, Kok kak Dzaki datangnya pagi-pagi banget kesini? Kalau kakak masih ngantuk kenapa gak tidur dulu? Setelah segar baru kesini lagi! " ucap Nadin dengan heran.

"Kakak sengaja datang pagi karena semalam kakak gak sempat ke sini karena pulang kemalaman semalam. Kakak gak mau nanti Naina marah karena gak di jenguk.. Apalagi kan dua hari lagi kami akan menikah. " ucap Dzaki setengah berbohong.

Jelas saja ia tidak benar-benar berkata jujur karena ia menghabiskan malam bersama kekasih gelapnya tanpa di ketahui siapapun. Ia sengaja datang pagi-pagi hanya untuk menarik perhatian Naina saja agar Naina percaya jika ia benar-benar mencintai Naina.

"Lebih baik kakak pulang saja! Istirahat dulu di rumah karena kakak juga gak bisa bertemu dengan Kak Naina. " jawab Nadin jujur.

"Loh kenapa? " tanya Dzaki dengan terkejut.

"Bukan apa-apa Kak.. Soalnya Kak Naina baru saja tertidur sehabis sholat subuh tadi karena baru di beri obat. Jadi percuma saja jika kakak datang sekarang karena gak bisa ketemu Kak Naina. " jawab Nadin panjang lebar sambil membuka pintu ruangan Naina.

"Tuh kakak lihat sendiri kalau Kak Naina sedang tertidur? " tunjuk Nadin kepada Dzaki yang ikut melongokkan kepalanya ke dalam ruangan Naina.

"Ya sudah kalau gitu.. Kakak pulang dulu.. Sampaikan salam sayang kakak buat kakakmu.. Nanti kakak akan datang lagi ke sini. " ucap Dzaki dengan lesu karena tidak bisa menarik simpati Naina.

Dzaki pun meninggalkan ruangan Naina dengan langkah yang gontai. Padahal ketika datang ia sudah bersemangat sekali untuk pura-pura peduli dengan keadaan Naina. Tapi sayang rencananya gagal total karena Naina tertidur dengan pulas tanpa bertemu dengannya.

Nadin menutup pintu ruangan kakaknya dengan pelan takut kakaknya terbangun.

"Apakah dia sudah pergi? " ucap Naina tiba-tiba.

"Astaghfirullah Hal Adzim Kakak! Bikin Nadin kaget aja! Nadin kira kakak tadi masih tidur? " jawab Nadin dengan kaget sambil memegang dadanya.

"Maaf! He... He... He... " jawab Naina sambil terkekeh.

"Kakak nanya Kak Dzaki? Iya, Kak Dzaki udah pulang barusan. " jawab Nadin dengan jujur.

"Bagus lah kalau gitu! Jadi kakak gak perlu ketemu dia lagi! " ucap Naina dengan nada malas.

"Kak, Nadin boleh nanya gak? " ucap Nadin takut-takut.

"Ya udah.. Tanya aja! Kok mau nanya kayak takut-takut gitu! Emangnya kalau kamu nanya kakak, kakak bakalan makan kamu apa! " jawab Naina dengan santai.

"Ishh kakak.. Nadin kan gak mau nanti kakak tersinggung dengan pertanyaan Nadin. " ucap Nadin mencebik bibirnya.

"Ya udah, mau nanya apa? " tanya Naina sambil duduk di ranjang nya.

"Kok kakak sekarang dingin banget kalau lagi ngomongin Kak Dzaki? Padahal kan dulu kakak senang banget setiap kita ngomongin Kak Dzaki? Kakak bahkan juga gak dandan kayak dulu lagi? Yah, walaupun Nadin senang liat kakak sekarang ini yang gak dandan heboh kayak dulu lagi. Tapi Nadin heran aja kakak tiba-tiba berubah setelah sadar kemarin. Kakak gak papa kan? Gak amnesia kayak di tivi-tivi itu? " tanya Nadin panjang lebar.

"Ini nih kalau kebanyakan nonton serial ikan terbang! Jadinya halu kalau kakaknya amnesia. Kakak gak amnesia, kakak hanya sadar kalau kakak sebenarnya gak cinta-cinta banget sama Mas Dzaki. Selama ini kakak ngejar-ngejar dia juga karena obsesi kakak semata, bukan benar-benar karena cinta. Lagi pula kakak sudah berniat sewaktu sadar kemarin kalau kakak gak akan lagi ngejar-ngejar cinta Mas Dzaki seperti orang bodoh dengan dandanan yang menor seperti badut kayak dulu. " ucap Naina dengan menghela nafas kasar.

"Nadin senang dengarnya! Mulai sekarang biarkan Kak Dzaki yang akan ngejar-ngejar kakak. Kakak tinggal liat aja perjuangan Kak Dzaki mendapatkan cinta kakak! Pasti seru liat Kak Dzaki bucin sama kakak. " ucap Nadin dengan cekikikan sendiri.

"Dia pasti akan ngejar-ngejar kakak karena kakak adalah ATM berjalannya dia.. Cih.. Kita lihat saja bagaimana cara dia mengemis-ngemis sama kakakmu ini! " ucap Naina dalam hati dengan seringai liciknya.

"Oh ya Nad... Tolong temuin Dokter! Kakak pengen pulang! Udah gak betah di sini! Lagian kakak juga sudah sehat-sehat aja. Lama-lama di sini bisa-bisa kakak sakit beneran lagi. Kemarin kan kakak cuma pingsan! " ucap Naina dengan tegas.

"Iya.. Kakak tunggu dulu di sini! Nadin ke ruangan Dokter dulu minta izin agar kakak bisa pulang hari ini. " jawab Nadin sambil beranjak keluar ruangan Naina menuju ruangan Dokter yang bertugas mendiagnosa Naina.

Setelah Nadin pergi keluar menemui Dokter, Naina mengambil ponselnya dan menelpon seseorang dengan nada yang serius.

[Ya Hallo]

[Saya Naina Wijaya Binti Abraham Bagus Wijaya! Tolong bilang pada Pak Herman Johannes untuk menemui saya secepatnya! Kalau bisa siang ini! ]

[Baik Mbak! Akan saya sampaikan! ]

[Hubungi saja nomor ini jika ingin menghubungi saya]

[Baik Mbak! Secepatnya saya akan menghubungi Mbak Naina lagi! ]

[Terimakasih]

[Ya Mbak, Sama-sama]

Bersambung..

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status