Sean masuk ke dalam ruang kerja Walter. Mereka berada di salah satu perusahaan milik Keluarga Ephraim saat ini. Biasanya, mereka selalu berpisah. Tidak pernah berada di satu kantor yang sama. Karena dengan begitu, akan lebih efektif mengawasi dan menyelesaikan masalah yang ada di setiap perusahaan.Namun kali ini, Sean mendatangi Walter. Sedangkan Walter sendiri tidak terlalu peduli dengan sahabatnya itu. Karena Walter yakin, sahabatnya itu tidak akan pergi meninggalkan masalah. Jika sahabatnya itu pergi meninggalkan kantornya, maka itu artinya segala masalah yang ada di sana sudah diselesaikan."Kita harus menyelesaikan Dom secepatnya. Sebelum hari pernikahannya," ujar Sean mengingat bahwa Storm sudah menemui Walter dan meminta bantuan mengenai biaya pernikahan Dom."Duduklah lebih dulu. Kamu ini bukan atasanku. Jangan seenaknya datang dan menyuruhku," balas Walter menutup laptop miliknya."Jadi, apakah kamu memiliki rencana?" tanya Walter saat melihat Sean sudah duduk di kursi depan
Sean dan Alicia duduk berhadapan. Dengan satu kopi hangat dan susu vanilla dingin di atas meja. Ini adalah pertemuan kedua mereka setelah Alicia menikah dengan Walter. Pada pertemuan pertama, Sean tidak bisa mengatakan apapun, karena Sean harus berpura-pura sebagai anak buah Walter. Lalu pada pertemuan kedua ini, Sean memiliki sedikit waktu untuk berbicara dengan Alicia.Alicia sendiri cukup senang karena Sean lebih tenang daripada saat hari di mana Alicia memutuskan hubungan mereka. Di mata Alicia, Sean seperti orang yang sudah berdamai dengan segala yang ada."Bagaimana kondisimu?" tanya Alicia membuka percakapan."Aku baik-baik saja. Aku mendapatkan pekerjaan dari suamimu. Gajiku lebih besar dari pekerjaanku sebelumnya. Dengan pekerjaanku sekarang, aku rasa, aku bisa hidup lebih nyaman sekarang," jelas Sean memegang gelas berisi kopi."Baguslah. Aku ikut senang mendengarnya," balas Alicia."Bagaimana dengan kondisimu?" tanya Sean membalikkan pertanyaan."Aku bahagia. Walau pada aw
Rias menemani Alicia untuk berbelanja makanan ringan. Alicia sebenarnya tidak terlalu menginginkan makanan-makanan itu. Namun mengingat suaminya selalu mencari makanan ringan sebelum tidur, maka Alicia berinisiatif untuk membeli banyak makanan ringan sebagai persediaan.Dengan begitu, Walter tidak perlu pergi keluar rumah untuk mencari makanan ringan saat malam hari.Alicia memang tidak terlalu mengerti selera barang-barang mewah laki-laki itu. Dan Alicia juga tidak tau hadiah apa yang cocok dengan Walter. Maka dari itu, Alicia memilih untuk membelikan suaminya apa yang memang selalu dibutuhkan oleh suaminya itu.Rias sendiri sudah mendorong satu keranjang belanja yang penuh dengan makanan ringan. Namun belum terlihat tanda-tanda bahwa Alicia ingin berhenti dan membayar itu semua."Mohon maaf jika ini terdengar sedikit lancang, namun apakah ini tidak masalah? Anda berjalan ke sana ke mari tanpa henti. Jika Tuan mengetahui ini, saya akan terkena teguran," ujar Rias mengkhawatirkan tent
Alicia kesulitan untuk tidur bahkan setelah meminum segelas susu hangat. Sehingga ia menggunakan waktunya untuk duduk di pinggir kasur sembari menatap ke arah luar jendela.Memikirkan betapa beruntungnya saat ini. Memikirkan apakah ia tetap bisa merasakan segala kehangatan dan kenyamanan ini jika seandainya ia dijodohkan oleh keluarga dengan laki-laki lain, selain Walter.Jika saja saat itu, perjodohan mereka dibatalkan, itu artinya semua yang Alicia dapatkan sejauh ini akan menghilang. Alicia tidak akan mendapatkan suami sehangat dan sebaik Walter. Alicia belum tentu bisa menikmati waktunya sesuka hatinya sendiri.Pandangan Alicia teralihkan saat mendengar suara pintu terbuka. Dan ternyata itu adalah suaminya yang sudah seharian pergi dari rumah untuk bekerja. "Kenapa belum tidur?" tanya Walter dengan suara sangat lembut."Sepertinya aku tidur terlalu lama tadi siang, jadi aku kesulitan tidur sekarang," jawab Alicia tersenyum ke arah Walter."Apa kamu mau memakan atau meminum sesuat
Alicia turun dari kamarnya saat tengah malam. Ia terbangun dan merasa haus. Awalnya ia ingin meminta Walter untuk mengambilkan air minum untuknya. Namun saat ia terbangun, Walter tidak ada di sampingnya. Dan tidak mungkin juga Alicia membangunkan Rias pada saat tengah malam seperti sekarang hanya untuk segelas air.Terlebih lagi usia kandungannya saat ini baru menginjak empat bulan. Perutnya belum terlalu besar. Sehingga ia masih mudah untuk bergerak ke sana ke mari.Alicia sempat berpikir bahwa suaminya ada di ruangan tengah untuk menonton siaran televisi. Namun saat Alicia sudah berada di lantai satu, Alicia tidak mendapati siapapun. Membuatnya bertanya-tanya, di manakah suaminya itu berada. Alicia mengalihkan pikirannya. Berjalan menuju dapur. Berniat untuk meminum segelas air dan kembali ke kamarnya untuk tidur.Alicia menuangkan air yang ada di dalam botol ke dalam gelas. Meminumnya dalam beberapa kali tengukan. Dan kembali menaruh gelas itu di atas meja saat merasa hausnya tel
Saat Alicia membuka matanya, tatapan pertamanya tertuju pada seorang perempuan tinggi yang sedang membuka tirai jendela kamarnya. Alicia mengusap kedua matanya untuk lebih memfokuskan lagi pandangan matanya. Dan akhirnya ia bisa melihat dengan jelas wajah dari perempuan itu. Rias. Asisten yang dibayar oleh suaminya untuk membantunya selama masa kehamilannya. "Selamat pagi, Nyonya," ujar Rias membungkukkan badannya lalu berdiri tegap di pinggir ruangan. "Selamat pagi," jawab Alicia mengubah posisinya menjadi duduk. Saat duduk, Alicia melihat tidak ada suaminya di atas ranjang. Dan saat ia melihat seisi ruangan, ia juga tidak mendapati keberadaan laki-laki itu. "Di mana suamiku?" tanya Alicia kembali menatap Rias. "Tuan Ephraim selalu bangun lebih pagi untuk berlari dan berolahraga. Jika perkiraan saya tidak salah, maka seharusnya dalam sepuluh menit ke depan, Tuan akan kembali," j