Aku menggigit lidahku, mencoba untuk tetap sadar.Bakti yang ada di depanku perlahan-lahan berubah menjadi dua dan mulai bergetar tanpa henti."Lucia, kamu yang membuatku melakukan ini. Aku nggak akan sampai begini kalau kamu nggak memaksaku mengembalikan uangnya.""Aku sempat punya rencana buat membuat pertemuan pertama kita menjadi sedikit lebih baik. Aku sudah memerintahkan beberapa preman untuk menghentikanmu, kemudian melakukan penyelamatan yang heroik.""Sayangnya, pengawalmu nggak pernah meninggalkanmu, membuatku nggak punya kesempatan buat melakukan itu.""Tapi jangan khawatir. Selama kamu jadi wanitaku, aku pasti akan membawa Cakra Group ke tingkat yang lebih tinggi.""Percayalah, memilihku sebagai suamimu akan menjadi pilihan terbaik dalam hidupmu."Bibirnya yang berisi dan penuh minyak terus berbicara di depan mataku. Aku mengulurkan tangan untuk melawan, tetapi aku terlalu lemas untuk bisa bergerak."Sudahlah, obat ini bisa bereaksi sama orang dengan berat seratus kilo, apa
"Lucia, aku tahu aku salah. Ini semua salahku karena aku nggak mengenali identitasmu.""Tapi percayalah, sebenarnya aku nggak cinta sama Kinan. Aku mau pacaran dengannya hanya karena statusnya.""Kamu juga tahu kalau aku selalu mencintaimu.""Bahkan saat kamu menolak pengakuanku saat itu, aku nggak pernah membencimu. Aku selalu menganggapmu sebagai dewi di dalam hatiku. Aku selalu mengagumimu dalam diam."Entah bagaimana, Bakti menemukan jalan untuk mendatangi rumahku dan menunggu di sana selama beberapa hari. Suatu hari, dia akhirnya mendapat kesempatan untuk keluar dari tempat persembunyiannya dan menyatakan cintanya yang mendalam padaku.Dia menganggap bahwa itu adalah cinta yang mendalam.Melihat wajah yang menjijikkan ini, aku teringat apa yang dia anggap sebagai pengakuan.Saat kelas 10 SMA, aku pindah sekolah dan menjadi teman sekelasnya.Sejak hari pertama, dia terus menggangguku tanpa henti, bahkan berdiri di depan kelas dan berteriak bahwa aku ini wanita miliknya, jadi tidak
Bakti bergumam, "Bagaimana mungkin? Bagaimana mungkin anak seorang tukang sapu jalan bisa foto bareng presdir?""Kamu pasti berbohong padaku. Bagaimana mungkin Kinan nggak kenal sama sepupunya sendiri, kamu pasti bohong!"Dia terus mengoceh. Jelas-jelas dia sudah tahu akan kebenaran dari situasi ini, tetapi dia menolak untuk mengakuinya.Aku terus mencecarnya, "Oh ya, Ayahku sudah memecatmu. Kamu akan dituntut karena melakukan penggelapan selama bekerja, serta dicurigai mengambil aset perusahaan secara ilegal. Kamu harus bersiap karena harus kehilangan banyak uang."Bakti terduduk lumpuh dan terus berkeringat dingin.Setelah beberapa saat, dia bereaksi, "Lucia, aku salah, ini semua karena aku percaya dengan kebohongan Kinan, aku juga tertipu.""Aku juga korban, bisakah kamu bicara dengan ayahmu dan jangan menuntutku?""Setelah bebas nanti, aku akan membuat Kinan berlutut dan kamu boleh memukulnya sekeras yang kamu mau, sampai kemarahanmu terbalaskan."Aku menyimpan alat perekam di dala
Bakti mendengkus dingin, "Kamu pasti komplotan Lucia. Kalaupun sudah merencanakan semuanya dengan baik, akting kalian kurang meyakinkan.""Putri Pak Rudhi kuliah di Jerman."Aku menunjuk pada secarik kertas sobekan di lantai.Bakti tidak mengerti dengan sikapku. "Apa ini?"Aku berbicara lirih, "Tiket pesawat dari Jerman hari ini."Tubuh Bakti menegang, dia menoleh ke arah Kinan. "Kamu nggak kenal putri Pak Rudhi? Dia itu sepupumu!"Nathan tidak ingin membuang-buang waktu dengan mereka dan mengeluarkan ponselnya."Aku di lobi Cakra Group. Amankan situasi dalam tiga menit."Kinan masih bersikap keras kepala, memaksa dirinya untuk tenang. "Terus saja pura-pura."Begitu dia mengatakan itu, sekelompok orang berkacamata hitam mengerumuni kami, mengelilingi kami berempat.Nathan menunjuk ke arah para penjaga keamanan dan beberapa orang yang berkerumun. "Mulai sekarang, aku nggak mau melihat mereka lagi.""Baik."Para pengawal dengan sigap membawa orang-orang itu pergi.Mereka melakukannya den
Braak!Tinju Nathan mengenai ujung telinga Kinan dan menghantam dinding di belakangnya."Aku nggak main tangan sama perempuan, tapi kalau kamu membuat rumor lain tentang Lucia, aku nggak keberatan membuat pengecualian."Tubuh Kinan bergetar karena terkejut dan butuh beberapa saat baginya untuk bereaksi akan apa yang terjadi. Dia melemparkan dirinya ke dalam pelukan Bakti dan menangis, "Apa kamu akan diam saja melihatku diperlakukan seperti ini?"Bakti melirik ke arah tubuh kekar Nathan, lalu melihat perut buncitnya. Dia tidak berani membalas Nathan dengan kekerasan."Kamu tahu siapa aku? Beraninya kamu menyentuh wanitaku!"Sayangnya, gertakannya tidak membuahkan hasil.Aku menarik ujung jas Nathan, memberi isyarat agar dia membantuku berdiri.Meskipun lukaku terlihat parah, karena luka ada di hampir semua kulitku, aku berdiri perlahan sambil memegang tangan Nathan.Aku melangkah selangkah demi selangkah, berjalan mendekati Kinan.Dia menganggap serius keberadaan Nathan yang berpihak ke
Tasku mulai disayat, membuat sebuah kotak di dalamnya terjatuh.Kinan memungutnya dan memainkannya di tangannya sambil mencibir."Lucia, kamu serakah sekali, menerima begitu banyak hadiah dari para laki-laki tanpa batasan."Aku tidak bisa menghentikannya tepat waktu karena dia sudah membanting kotak itu dengan keras ke lantai.Dalam sekejap, kotak itu pecah dan liontin di dalamnya hancur berkeping-keping.Hatiku hancur bersamaan dengan itu.Ini adalah liontin yang terbuat dari batu langka yang aku dapatkan dengan susah payah dengan meminta tolong kepada relasiku. Aku menghabiskan puluhan miliar untuk membelinya.Namun, Kinan bahkan tidak memberiku waktu untuk bersedih karena dia sudah berbicara lagi."Aku melakukan ini atas nama keadilan.""Gores juga wajahnya. Kalau sudah begitu, apa dia masih bisa merayu laki-laki lagi?"Adegan berdarah akan segera terjadi, jadi salah satu dari wanita itu sedikit khawatir."Apa mau merusak wajahnya? Ini melanggar hukum ...."Kinan menyela, "Kenapa, k