Share

Bab 16. Terbelenggu Nafsu

POV Ezran

“Wah, makasih banget Mas bantuannya. Kamu enggak usah khawatir, Ras. Kek kejadian aneh aja. Tenang aku bisa naik taksi pulangnya. Biar pesan dulu sekarang,” jelas Sinta. Namun, langsung dicegah oleh istriku. Dia meraih pergelangan tangan sahabatnya yang akan merogoh sesuatu dari dalam tas.

“Enggak usah. Mending kamu diantar Mas Ezran aja. Dia pasti mau kok antar kamu. Iyakan, Mas? Maukan antar Sinta pulang?”

Seperti ada dorongan yang kuat membuatku langsung mengangguk setuju begitu saja. Ada apa dengan hatiku kini?

**

“Kami berangkat dulu, ya, Sayang.” Aku mengecup puncak kepala istriku, Rasti sebelum mengantarkan Sinta pulang.

“Iya, Mas. Hati-hati di jalan.” Lalu, istriku itu menoleh pada Sinta yang sudah duduk di jok depan.

“Lain kali main ke sini lagi, ya, Sin.”

“Pasti, Ras. Kamu dong yang giliran berkunjung ke rumahku,” ujarnya sambil tersenyum.

“Sip. Nanti aku mampir deh kalau kamu lagi enggak sibuk kerja.”

“Ditunggu, ya.” Rasti menautkan jari jempol dan telunjuk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status