공유

Kini Aku Jadi Tantemu!
Kini Aku Jadi Tantemu!
작가: Joana

Bab 1

작가: Joana
Di musim hujan badai, hujan deras mengguyur.

Gerbang Penjara Wanita Jinara perlahan terbuka.

Aurora Guntara, mengenakan kaus putih dan celana jins model usang, berjalan keluar dengan langkah goyah. Dia tidak membawa payung, membiarkan air hujan membasahi wajahnya yang polos tetapi tirus.

Dari mobil hitam di pinggir jalan, seorang pria bertubuh tinggi keluar. Dia membawa payung dan berjalan ke arah Aurora. Saat dia tiba di depannya, ekspresinya sedikit tertegun, "Sudah lima tahun, Aurora, kamu makin kurus."

"Ayo ikut aku pulang. Ibu sudah menyiapkan meja penuh makanan. Semua orang sedang menunggumu."

Baru kemudian Aurora perlahan mengangkat kepalanya, menatap pria di depannya, dan sudut bibirnya melengkung membentuk senyum mencela diri sendiri. "Tuan Nevan, tidak perlu kamu repot-repot."

"Keluarga Guntara bukan rumahku, aku tidak perlu kembali."

Dia mengatakan itu dengan tegas, berbalik dan hendak pergi, tetapi pria itu menarik lengannya dengan kuat. "Aurora, apa yang kamu lakukan! Kamu baru saja keluar dari penjara. Kamu bahkan belum lulus SMA. Tanpa perlindungan Keluarga Guntara, bagaimana kamu akan hidup?"

"Aku punya tangan dan kaki, dan aku juga ada belajar keterampilan di penjara."

Aurora menceritakan semuanya dengan suara datar, tanpa intonasi. Seolah-olah yang berbicara bukan manusia, melainkan robot tanpa perasaan.

Melihat sikap dinginnya, amarah Nevan memuncak. Dia membanting tangannya. "Baik! Aku tahu kamu menyimpan dendam pada kami. Tapi utangmu pada Elira belum lunas! Lagian kami sudah mengurus semuanya di penjara. Mereka tidak akan menyulitkanmu. Dan setelah kamu bebas, kami akan tetap menghidupimu. Apa itu masih belum cukup?"

"Apa utangku padanya?" Mata Aurora berkaca-kaca, tetapi hujan terlalu deras, sehingga sulit dibedakan antara air mata dan air hujan.

Dia adalah anak angkat Keluarga Guntara, seorang putri palsu, sedangkan putri asli adalah adik perempuannya yang bernama Elira.

Elira diculik oleh musuh keluarga saat kecil. Orang tua Keluarga Guntara yang sangat merindukan putri mereka mengadopsi dirinya dari panti asuhan. Kemudian, Elira ditemukan kembali. Karena dia telah mengalami banyak kesulitan di luar, orang tua Keluarga Guntara sangat memanjakannya.

Aurora tidak pernah mengeluh sedikit pun tentang ini. Dia bisa diadopsi oleh Keluarga Guntara yang terhormat di Jinara saja, sudah seperti burung pipit yang berubah menjadi burung phoenix. Setelah Elira kembali, dia bahkan selalu memikirkan Elira, tetapi yang tidak dia duga adalah…

Elira memiliki sifat yang buruk. Dia terus-menerus menjebaknya dan memfitnahnya tanpa henti. Setiap kali membuat masalah di luar, Elira selalu menyalahkannya, dan Aurora selalu memilih diam dan menahannya.

Namun segalanya berubah ketika Elira menyebabkan kematian seseorang. Alih-alih menindak Elira, Keluarga Guntara justru meminta dirinya menanggung seluruh kesalahan.

"Bukan salahku Elira diculik oleh musuh Keluarga Guntara. Semua penderitaan yang dia alami selama bertahun-tahun juga bukan tanggung jawabku."

Aurora menarik napas dalam-dalam, tidak ingin berdebat lagi. Lima tahun lalu, dia sudah melihat semuanya dengan jelas. Dia hanyalah bidak catur di tangan Keluarga Guntara.

Bahkan mengadopsinya pun demi keuntungan. Mereka memilih dirinya yang berpenampilan terbaik di antara banyak gadis, sebagai persiapan untuk perjodohan keluarga di masa depan.

Saat kecil dia tidak menyadarinya, dia mengira dirinya sudah mendapatkan keluarga.

"Aku tahu kamu membenci kami karena meminta kamu menanggung kesalahan. Tapi, apa kamu tidak ingin bertemu Kael?"

Nevan mengubah nadanya, dan sikapnya menjadi lebih lembut. "Bagaimanapun, kamu adalah ibu kandung Kael, sekarang dia ada di Keluarga Guntara, dan Ares juga ada."

"Tentu saja, aku harus mengingatkanmu kalau tunangan Ares sekarang adalah Elira."

Aurora tiba-tiba terkejut. "Kael…"

Itu adalah putra yang dia lahirkan di penjara setelah sepuluh bulan mengandung. Akan tetapi, setelah lahir dia dibawa kembali ke Keluarga Anandara.

Sedangkan Ares, putra Keluarga Anandara, pewaris keluarga terpandang di Jinara yang terkenal adalah mantan tunangannya.

"Aku akan pergi sendiri ke Keluarga Guntara."

Aurora menggunakan kata "pergi", bukan "kembali".

Dia dengan dingin melirik mobil hitam yang familier itu. Dulu, Nevan, kakaknya, sering mengantar jemput dia ke sekolah dengan mobil itu. Namun, sekarang dia tidak ingin lagi duduk di mobil itu.

"Aku tidak mau naik mobilmu lagi," katanya datar, seolah-olah itu bukan urusannya.

"Aurora, kamu!" Nevan sangat marah, mengangkat tangan dan bersiap menamparnya.

Aurora mendongak, menunggu tamparan itu mendarat. Dia tidak akan melawan, menganggapnya sebagai balasan atas kebaikan Keluarga Guntara yang telah membesarkannya selama 14 tahun.

Dia diadopsi oleh Keluarga Guntara sejak usia empat tahun, dan masuk penjara pada usia delapan belas tahun, total empat belas tahun.

"Bagus sekali. Ini di pinggir kota, tak ada taksi, dan kamu bahkan tidak punya uang sepeser pun. Aku ingin lihat, bagaimana caranya kamu bisa pulang!"

Nevan sangat membenci sikap angkuh Aurora. Dia ingin gadis itu sadar, tanpa Keluarga Guntara, dirinya bukan siapa-siapa. Hanya dengan cara itu, Aurora akan kembali datang merendah dan bersikap manja seperti dulu.

Dia bahkan tidak meninggalkan payungnya, dan langsung pergi mengendarai mobilnya.

Melihat mobil hitam itu perlahan menghilang dari pandangannya, Aurora justru merasa lega. Entah mengapa, seolah ada beban berat yang terangkat dari tubuhnya. Meskipun seluruh tubuhnya basah kuyup dan menggigil kedinginan, rasanya tak sedingin hatinya lima tahun lalu, saat Keluarga Guntara memintanya menanggung kesalahan yang bukan miliknya.

Namun setelah berjalan terseok-seok cukup lama, barulah Aurora menyadari bahwa ucapan Nevan tidak salah.

Penjara itu terletak di lereng gunung, jauh dari pusat kota. Sepanjang jalan yang dilaluinya, tak ada satu pun mobil atau orang yang terlihat. Bagaimana dia bisa kembali ke kota? Bagaimana dia bisa pergi ke rumah Keluarga Guntara untuk bertemu Kael?

Lima tahun dia terputus dari dunia luar, waktu yang cukup lama untuk mengubah siapa pun.

Dulu, Aurora adalah gadis yang percaya diri dan penuh semangat. Kini, dia hanya bayangan dirinya yang dulu, letih, terengah, dan penuh luka.

Di balik jeruji, bukan perlakuan istimewa yang dia terima, seperti yang Nevan katakan. Yang ada, dia menjalani kehidupan layaknya di neraka.

Andai bukan karena Kael, mungkin dia sudah lama tiada.

Hanya karena memikirkan Kael, dia terus bertahan. Meski tubuhnya nyaris tak sanggup lagi melangkah. Dengan sisa tenaga, dia menuruni gunung perlahan. Langit mulai menggelap, tetapi belum ada satu pun kendaraan yang melintas.

Bahkan untuk sekadar menumpang pun, dia tak punya kesempatan.

Penyakit-penyakit yang dideritanya sejak di penjara terus menyiksa tubuhnya. Kini, tubuhnya diguyur hujan, menggigil dan lemah. Setiap langkah terasa seperti menginjak jarum. Nafasnya memburu, napas dan lelah berpacu bersama dingin yang menusuk. Keringat dan air hujan bercampur jadi satu, tapi Aurora terus berjalan.

Di saat seperti ini, dia bahkan sempat menyesal. Hanya demi harga diri yang tak seberapa, dia menolak menumpang mobil Nevan.

Tepat saat itu, seberkas cahaya menyinari jalan. Aurora melihat sebuah mobil melintas. Tanpa pikir panjang, dia langsung berlari ke depan dan merentangkan tangan, mencoba menghentikannya.

Ciiit!

Mobil itu tak sempat menghindar. Rem diinjak mendadak, berhenti hanya beberapa inci dari tabrakan.

Aurora terjatuh ke tanah karena kaget.

"Tuan Zayden, Tuan Muda tidak apa-apa?"

Ryan Susanto buru-buru menoleh ke belakang, memeriksa kondisi dua penumpang di kursi belakang.

Zayden hanya melirik ke luar jendela sejenak, lalu mengalihkan pandangannya. Tatapannya jatuh pada wajah bocah kecil di pelukannya. Anak itu tanpa ekspresi, matanya kosong sambil terus memainkan kereta mainan di tangannya.

"Turun dan lihat," perintahnya.

Ryan mengangguk, segera turun dari mobil, lalu bergegas membantu Aurora yang tergeletak di tanah.

Tubuh Aurora sudah lemah. Setelah jatuh tadi, dia nyaris tak bisa berdiri. Saat Ryan mencoba membantunya, tubuhnya goyah.

Ryan mengernyit curiga, mengira Aurora sedang berpura-pura. Dengan nada kesal, dia berkata, "Kalau mau menipu, bukan begini caranya. Kamu tahu tidak siapa yang duduk di mobil itu? Saranku, cepat pergi sebelum kamu benar-benar celaka."

Aurora menatapnya penuh harap, lalu memegang erat lengannya. seolah sedang meraih satu-satunya harapan yang tersisa.

"Apa kalian akan kembali ke kota? Bisa... bisa beri aku tumpangan?" tanyanya lirih.

Ryan hampir tersentak mundur. "Apa wanita ini gila?"

Tenaga Aurora sudah nyaris habis. Seluruh tubuhnya terasa bergantian dingin dan panas, menggigil tak terkendali. Dia jatuh berlutut, memohon dengan suara lemah, "Tolong… tolong. Kamu cukup antarkan aku ke Jalan Damai saja…"

Meminta belas kasihan dengan cara paling merendahkan diri bukanlah hal asing bagi Aurora.

Bertahun-tahun dia melakukannya dengan wajah tanpa ekspresi, karena wajah dan harga diri, semuanya telah lama dia tanggalkan.

Ryan, pria yang dimintainya tolong, tampak jelas terganggu. Dia menghela napas panjang, frustrasi.

Aurora memang wanita, karena itu dia ragu untuk menendangnya atau sekadar mendorongnya pergi. Dilema menyelimuti ekspresinya.

Tiba-tiba, suara pintu mobil di belakang mereka terbuka.

Yang pertama terlihat adalah payung hitam yang terbuka, disusul sepatu kulit hitam yang berkilau. Lalu perlahan, sepasang kaki panjang melangkah keluar, mengenakan celana jas yang terpotong rapi, buatan tangan.

Zayden berjalan mendekat dengan langkah tenang sambil memegang payung. Tatapannya jatuh lurus pada kepala Aurora yang tertunduk. Dengan suara rendah dan berat, dia berkata,

"Angkat kepalamu."

Aurora mendongak. Saat tatapan mereka bertemu, matanya menyipit tajam, terkejut dan tak percaya.

Ternyata dia…
이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • Kini Aku Jadi Tantemu!   Bab 100

    Jenna pernah bertemu dengan Elira, dan tahu dia adalah adik perempuan Nevan, tetapi sebelum mengenal Aurora, dia tidak tahu bahwa Elira memiliki hubungan dengan Keluarga Guntara."Sekarang Kael sudah diprovokasi olehnya, dia sama sekali tidak percaya padaku. Aku benar-benar tidak tahu harus berbuat apa," ucap Aurora dengan sedih, seolah seluruh langit runtuh menimpanya.Perasaannya saat ini penuh dengan kekecewaan dan keputusasaan. Dia pun tak berani langsung pulang ke Keluarga Ranjaya. Karena itulah, dia mengajak Jenna bertemu untuk mencurahkan isi hatinya."Orang seperti Shelly, harus dipancing dulu agar wajah aslinya muncul. Dia mendekati Kael demi bisa menikahi Ares dan naik derajat. Itu berarti Ares adalah kelemahannya. Dan sekarang Ares memang berniat kembali padamu. Itulah kuncinya!"Jenna langsung menembak ke titik persoalan. "Kamu harus manfaatkan Ares untuk memancingnya, buat dia sampai kalap."....Malam harinya, Aurora menelepon Shelly.Tapi Shelly tidak menjawab.Perempuan

  • Kini Aku Jadi Tantemu!   Bab 99

    Aurora menuruni tangga. Dia ingin pergi dari sini, sendirian dan tenang.Namun, saat melangkah keluar dari gerbang Keluarga Anandara, dia merasa dirinya seharusnya tidak bersikap keras kepala kepada Kael. Anak itu masih kecil, pasti ada yang menghasutnya.Memikirkan hal itu, ia pun kembali melangkah naik. Akan tetapi, saat sampai di depan kamar Kael, dia mendengar Kael sedang menelepon, dan teleponnya dalam mode pengeras suara."Tante Shelly, Ibu sudah pergi karena aku buat marah!" Nada suara Kael tidak terdengar bangga, malah terdengar ragu dan bingung.Tapi Shelly justru tertawa kecil. "Kael, Ibumu itu menyukai Elric, jadi kamu harus beri dia pelajaran. Jangan biarkan dia seenaknya meninggalkanmu demi mengurus anak orang lain. Kalau kamu terlalu mudah memaafkannya, dia tidak akan menghargaimu."Mendengar itu, mata Aurora terbelalak. Sorot matanya dipenuhi amarah. Kedua tangannya mengepal erat tanpa sadar, seolah ingin menerobos masuk dan membentak Shelly habis-habisan. Menuntut alasa

  • Kini Aku Jadi Tantemu!   Bab 98

    "Aku masih harus memberi tahu Ibu, tapi mungkin... kamu harus beri dia waktu untuk menerima semuanya," ujar Ares sambil menenangkannya.Senyuman di wajah Aurora pun memudar, ekspresinya datar. "Kalau begitu, biarkan aku menjaga Kael lebih dulu.""Baik, baik. Aku bukan sengaja melarangmu bertemu Kael. Hanya saja... setelah cara kamu memperlakukanku waktu itu, aku cuma ingin memaksamu datang dan mencariku." Nada suara Ares melunak. Dia pun segera menelepon pembantu rumah tangga, memberi instruksi agar Aurora diizinkan masuk untuk merawat Kael.Setelah berhasil mencapai tujuannya, Aurora berbalik hendak pergi, tetapi ditarik masuk ke dalam pelukan Ares. "Aurora, jangan terburu-buru. Aku akan cari waktu untuk bicara dengan Ibu. Satu-satunya orang yang kucintai hanyalah kamu."Dia pun menyandarkan kepalanya di bahu dan leher Aurora, menghirup dalam-dalam aroma tubuh wanita itu.Aurora segera mendorongnya. "Aku mau menemui Kael, kamu lanjutkan pekerjaanmu.""Biarkan aku memelukmu sebentar sa

  • Kini Aku Jadi Tantemu!   Bab 97

    Dia mengira kenangan-kenangan ini bisa membuat Aurora teringat akan masa-masa indah mereka dulu.Namun tak disangka, di mata Aurora, semua itu tidak berharga, hanyalah sampah belaka?Kenapa wanita ini bisa berubah sedemikian besar?Dulu semua yang Aurora lakukan adalah demi dirinya, entah itu mencelakai Selina, atau melahirkan Kael, semuanya karena Aurora sangat mencintainya.Namun, sejak keluar dari penjara, kenapa sikap Aurora menjadi begitu dingin terhadapnya?Ares tidak mengerti. Mungkin Aurora sedang bersiasat dengan berpura-pura menjauh untuk membuatnya makin tertarik. Awalnya Ares memang berpikir begitu, tetapi rasanya tetap saja tidak masuk akal. Jika memang itu niatnya, bukankah akting Aurora terlalu berlebihan?Dia bahkan sudah mengambil langkah lebih dulu untuk memberi mereka kesempatan kembali bersama…Selain itu, hanya ada satu kemungkinan lain, yaitu dia telah jatuh cinta pada orang lain.Dan satu-satunya pria yang mungkin membuat Aurora berpaling darinya hanyalah pamanny

  • Kini Aku Jadi Tantemu!   Bab 96

    Dia adalah ibu kandung Kael, dan memiliki hak untuk menemui Kael. Ares tidak bisa melarangnya begitu saja.Mungkin karena terlalu cemas, Aurora sudah tak memikirkan lagi soal citra dirinya. Begitu sampai di lobi utama Grup Anandara, dia langsung berkata ingin menemui Ares.Dua resepsionis wanita saling berpandangan, lalu salah satunya bertanya, "Nona, siapa nama Anda? Apakah sudah membuat janji temu?""Namaku Aurora Guntara. Katakan pada Pak Ares bahwa aku ingin bertemu dengannya. Dia pasti akan mau menemuiku," ucap Aurora dengan wajah dingin dan nada berat.Sebenarnya, para resepsionis itu sudah terbiasa melihat banyak wanita seperti ini. Siapa pun tahu siapa Ares itu, dan terlalu banyak wanita yang berusaha mendekatinya. Namun, justru karena sikap Aurora yang begitu yakin dan tak gentar, mereka jadi tak bisa menertawakannya seperti biasa.Salah satu dari mereka pun segera menelepon kantor CEO. Begitu mendapat jawaban, matanya membelalak."Silakan, Nona Aurora. Lewat sini."Sang resep

  • Kini Aku Jadi Tantemu!   Bab 95

    Pandangan Aurora tanpa sadar terpaku padanya.Sampai suara rendah pria itu terdengar, menyadarkannya dari lamunannya."Ada apa?"Aurora kembali sadar, menunduk dengan canggung sambil mengusap kening, lalu menggigit bibir dan bertanya, "Tuan Zayden, di kamarku ada kotak berisi gaun malam. Apakah itu kiriman dari Anda?""Ya," jawab Zayden dengan nada datar. "Aku akan membawa Elric ke jamuan makan malam Grup Anandara. Saat itu aku butuh kamu menemani dan menjaganya.""Oh, baik."Setelah tahu alasannya, Aurora tidak bertanya lebih lanjut. Dia berbalik hendak pergi, tetapi seolah teringat sesuatu, dia langsung berbalik dan bertanya, "Apakah itu jamuan makan malam hari Minggu? Di Hotel Royal?""Benar." Zayden mengangkat alisnya sedikit.Aurora tampak terkejut.Jamuan yang digelar oleh Keluarga Guntara dan Keluarga Anandara untuk merayakan peluncuran proyek kecerdasan buatan, dipenuhi oleh tamu-tamu penting dari berbagai kalangan.Aurora segera berkata, "Itu bukan hanya jamuan makan malam Gru

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status