Share

7. Menjaga kesehatan jantung

Zhou Tian POV

Aku melangkah keluar dari kamar Naomi. Kuletakkan telapak tanganku di dada kiriku. Jantungku tak karuan setelah memeluknya tadi. Terasa sesak saat berada di dekatnya.

”Sepertinya aku harus ke dokter. Akhir-akhir ini jantungku terasa sesak. Keberadaan Naomi membawa dampak buruk buat jantungku." Aku menggumam.

Saat aku turun ke bawah, kulihat Fan Yin sedang sibuk bermain game di ruang tengah. Ia menyadari kehadiranku.

”Gege, kau mau kemana kok buru-buru sekali.” Tanya Fan Yin.

”Aku mau ke dokter.” Jawabku sambil terus melangkah keluar.

Fan Yin kaget dan segera melompat dari sofa. Ia mengikuti aku dari belakang. ”Apa kau sakit? Kau terlihat baik-baik saja.”

Aku hanya diam saja terus melangkah keluar menuju mobilku. Luo yang menyadari aku hendak pergi segera membukakan pintu mobil. Fan Yin juga ikut masuk kedalam mobil.

”Tuan, kemana tujuan kita?” tanya Luo.

”Rumah sakit.” Jawabku datar.

Fan Yin yang penasaran terus saja melontarkan pertanyaan yang sama padaku.

”Apakah seserius itu penyakitmu? Tapi untuk orang yang sakit kau terlihat baik-baik saja.” Fan Yin memandangiku dengan seksama.

”Jika kau ingin ikut berhentilah bertanya.” Jawabku sambil memegangi dadaku kiriku yang masih berdetak tak beraturan.

Fan Yin menyipitkan matanya. Jelas sekali ia tidak senang dengan jawabanku. Selang berapa lama kemudian kami pun tiba di rumah sakit. Aku menemui dokter spesialis jantung. Fan Yin yang sedari tadi penasaran tak henti-hentinya bertanya tentang penyakit apa yang ku derita.

”Akhir-akhir ini jantungku berdetak tak beraturan dokter. Terkadang aku juga merasa sesak.” Ungkapku.

”Apa anda ada riwayat penyakit jantung?” Tanya dokter sembari mengecek tensiku.

”Tidak ada.”

Dokter kemudian meletakkan oxymeter di jariku. Setelah selesai ia menghela napas dan tersenyum .

”Detak jantung anda normal, Pak. Tidak ada kelainan atau masalah lain.” Dokter memaparkan hasil pemeriksaannya.

”Tapi aku merasa jantungku berdegup cepat sekali, Dok.” Sanggahku lagi padanya.

”Apa tadi kamu makan sesuatu yang bisa memicu jantung berdetak cepat? Kopi misalnya.” Tanya dokter.

Aku hanya menggeleng. ”Tidak dok.”

Dokter semakin heran melihatku. Sepertinya ia bingung untuk mendiagnosa aku. Lalu ia menimpali, ”apa tadi kamu melakukan aktivitas berat atau berolahraga?”

”Tidak ada. Hanya saja tadi aku menangkap seorang gadis yang hampir jatuh. Dan...” belum selesai aku mengatakannya Fan Yin tertawa terbahak-bahak mendengar ucapanku.

”Haha...Aiya, kau sungguh polos sekali. Dokter anda jangan memeriksanya lagi. jelas ini bukan penyakit."

Aku memelototi Fan Yin yang tertawa. Dokter pun tersenyum melihatku.

”Berhentilah tertawa. Apa aku terlihat lucu bagimu?” Ku jentikkan jariku di kening Fan Yin.

”Gege, ayolah apa kau tidak bisa membedakan serangan jantung dan hati yang berdebar karena seorang gadis. Aku tidak percaya kau sepolos itu. Ha...ha...” Fan Yin semakin tertawa dan memegangi perutnya yang sakit akibat tertawa yang berlebihan.

Aku tidak suka melihat Fan Yin yang menertawai ku. Rasanya aku ingin menendang bokongnya saja dan melemparkannya ke tong sampah. Namun ku tahan karena dokter sedari tadi memperhatikan kami.

”Sepertinya tidak ada masalah dengan jantung anda.” Dokter tersenyum saat mengatakannya.

”Baiklah jika seperti itu. Kami permisi dulu, Dok.” Jawabku.

Dalam perjalanan pulang Fan Yin tidak henti-hentinya tertawa. Cukup! Aku sudah tidak tahan lagi. Dengan ekspresi dingin ku pelototi dia. Fan Yin menyadari kemarahanku. Ia menghentikan tawanya. Sejenak ia terdiam namun beberapa saat kemudian ia mulai menggangguku lagi.

”Aku penasaran gadis mana yang berhasil membuatmu berdebar-debar.” Fan Yin mulai mengorek-ngorek informasi dariku.

Ku sipitkan mataku. "Itu bukan urusanmu." Jawabku datar.

”Sungguh? Tapi, ini pertama kalinya kau seperti ini. Selama ini kau kan seperti tembok es tidak bisa disentuh gadis mana pun. Aku jadi ingin bertemu gadis itu.” Ia mengelus dagunya.

Aku tidak menanggapi perkataan Fan Yin. Ia terus membujuk agar aku memberitahunya. Bahkan ia sekarang lebih terlihat kekanak-kanakan.

”Ayolah Gege,beritahu aku siapa gadis itu?" Tanya Fan Yin penasaran.

Tiba-tiba sebuah Mercy hitam berhenti di depan menghalangi kami. Seseorang keluar dari dalam ternyata itu adalah Lei Wulong. Ia membawa banyak pasukan.

”Zhou Tian keluar kau.” Teriak Lei Wulong.

”Gege mengapa Lei wulong menghentikan kita? Apa kau membuat masalah dengannya?” Tanya Fan Yin panik.

”Itu karena Naomi.” Jawabku singkat.

”Apa?" Suara Fan Yin mengeras. "Jadi kau mengambil Naomi dari Lei wulong? Aiya, Gege sekalinya dekat dengan wanita tapi malah mengambil milik orang. Sekarang apa yang akan kita lakukan? mereka ada 10 kita cuma bertiga.”

”Tuan, apa saya harus menelfon ke rumah menyuruh yang lainnya datang ke sini?” Tanya Luo tiba-tiba.

”Tidak kita hadapi saja.” Jawabku.

”Zhou Tian keluar kau!” Lei wulong kembali berteriak.

Aku pun segera keluar dari dalam mobil. Fan yin dan Luo juga ikut turun. Lei Wulong berdiri sambil berkacak pinggang.

”Kau membawa banyak pasukan. Sepertinya kau benar-benar ingin menghabisi aku.” Ucapku sambil tersenyum sinis.

”Tentu saja. Aku tidak mungkin melupakan kejadian malam itu. Aku akan memberimu kesempatan, kembalikan milikku. Maka aku akan melepaskanmu.” Ia memberikan penawaran.

”Aku tidak bisa melakukannya. Naomi sendiri yang tidak ingin ikut denganmu.” Balasku.

Wajah Lei Wulong menegang kemudian ia berteriak. ”Kurang ajar kau Zhou Tian! Baiklah aku akan tidak akan melepaskanmu kali ini." Lalu Lei wulong memberi sinyal kepada pasukannya untuk menyerang.”Serang mereka jangan kasih ampun."

Aku, Fan Yin dan Luo dengan sigap memasang kuda-kuda. Mereka mengepung kami hingga kami tetap berada di tengah. Salah satu dari mereka melayangkan tinjunya padaku. Secepat kilat aku segera menghindar. Ku ayunkan tangan kananku untuk membalas namun ia menangkisnya. Belum selesai aku bertarung dengannya datang seorang lagi yang menyerangku. Mereka berdua melayangkan tendangannya. Satu mendarat di pipiku dan satu di perutku. Ku rasakan darah seger keluar dari mulutku.

Fan Yin dan Luo pun terpojok. Mereka terlihat kewalahan menghadapi pasukan Lei. Kukepalkan tanganku dan kulayangkan tepat mengenai wajahnya. Namun ia membalas aku dengan tinju yang mendarat di dagu. Terasa sakitnya menjalar ke gusiku. Ku pegangi daguku yang sakit. Kurasakan amarahku memuncak dengan sekuat tenaga kulayangkan tinjuku  ke perutnya dan wajahnya. Ia meringis kesakitan. Lalu aku melompat dan menendang seorang yang lainnya. Mendarat sempurna di dadanya hingga ia terjungkal jatuh ke atas tanah. Tubuhku reflek langsung menindihnya dan kupelintir tangannya . Ia menjerit kesakitan.

Ku lihat Fan Yin dan Luo pun berhasil mengalahkan yang lainnya. Lei terlihat tidak senang melihat pasukannya babak belur .

”Zhou Tian, hari ini kamu beruntung. Lain kali aku tidak akan kalah.” Lei wulong terlihat kesal. Lalu ia menyuruh pasukannya untuk pergi.

Aku menghampiri Fan Yin dan Luo. Hidung Fan Yin mengeluarkan darah. Luo juga mengalami cedera di pelipisnya. Beruntung kami bisa mengatasi pasukan Lei.

”Tuan anda baik-baik saja?” Luo bertanya padaku.

”Ya. Aku baik - baik saja. kita pulang saja.” Jawabku sambil kupegangi dagu yang sakit.

****************

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status