Share

15.

Author: Yully Kawasa
last update Last Updated: 2025-06-18 19:47:24

"Benar, Pak Tristan."

Meskipun bingung dengan situasi yang ada, tapi Tristan menerima tawaran Atlas. Kembali bekerja di perusahaan FJ.

"Maaf, Nek. Sepertinya untuk kesekian kalinya, aku harus mengecewakan nenek. Tapi ada bagusnya bagi nenek, karena tak perlu repot-repot mem-blacklist aku di perusahaan-perusahaan yang ada hubungannya dengan keluarga Ludwig maupun nenek," ujar Tristan tersenyum.

"Maksudnya?"

"Apa nenek tak mendengar tadi Pak Atlas Bahera menelepon dan meminta ku kembali bekerja?"

Bukannya percaya Helena justru tertawa, "Haha ... apa kau pikir aku percaya dengan sandiwara mu? Tidak, Tristan!"

"Mau percaya atau tidak itu urusan nenek."

Tak mau penasaran Helena memilih menelepon Atlas dan menekan tombol speaker.

"Ada apa lagi kau menelepon, ha?" ketus Atlas dari seberang.

"Apa kau menarik kembali Tristan Ludwig ke perusahaan FJ?" tanya Helena serius.

"Iya."

"Kenapa kau lakukan itu? Bukankah kau sudah menyetujui mengabulkan satu permohonan ku, saat aku menolong mu beberap
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kisah di Balik Waktu   15.

    "Benar, Pak Tristan."Meskipun bingung dengan situasi yang ada, tapi Tristan menerima tawaran Atlas. Kembali bekerja di perusahaan FJ."Maaf, Nek. Sepertinya untuk kesekian kalinya, aku harus mengecewakan nenek. Tapi ada bagusnya bagi nenek, karena tak perlu repot-repot mem-blacklist aku di perusahaan-perusahaan yang ada hubungannya dengan keluarga Ludwig maupun nenek," ujar Tristan tersenyum."Maksudnya?""Apa nenek tak mendengar tadi Pak Atlas Bahera menelepon dan meminta ku kembali bekerja?" Bukannya percaya Helena justru tertawa, "Haha ... apa kau pikir aku percaya dengan sandiwara mu? Tidak, Tristan!" "Mau percaya atau tidak itu urusan nenek."Tak mau penasaran Helena memilih menelepon Atlas dan menekan tombol speaker."Ada apa lagi kau menelepon, ha?" ketus Atlas dari seberang."Apa kau menarik kembali Tristan Ludwig ke perusahaan FJ?" tanya Helena serius."Iya.""Kenapa kau lakukan itu? Bukankah kau sudah menyetujui mengabulkan satu permohonan ku, saat aku menolong mu beberap

  • Kisah di Balik Waktu   14.

    "Kenapa diam? Minta mereka ke sini secepatnya!" tegas Jansen."Maaf, Tuan. Mereka berdua dipecat langsung olehku," jawab Atlas menundukkan kepalanya."Apa? Di pecat? Kesalahan apa yang mereka lakukan, sampai seorang CEO turun tangan langsung memecatnya?" "Mereka sama sekali tak bersalah, Tuan Jansen. Jadi jangan masukkan mereka ke dalam daftar hitam perusahaan. Walau bagaimanapun aku tidak mau orang berbakat seperti mereka kehilangan kesempatan berkarier."Jansen menatap Atlas dengan garang, "Kalau tidak melakukan kesalahan, terus kenapa kau memecatnya, Brengsek! Apa kau mau melepas bibit unggul untuk perusahaan lain, ha? Begitu?!" teriak Jansen marah.Bukannya menjawab, tapi Atlas justru diam membisu."Kenapa diam, ha? Jawab!" bentak Jansen kesal.Atlas hanya dapat menunduk, tak ada satu kalimat pembelaan diri darinya."Bagaimana pun caranya, aku ingin melihat mereka berdua kembali bekerja di perusahaan sesuai jabatannya," tegas Jansen."Baik, Tuan Jansen.""Aku akan kembali besok u

  • Kisah di Balik Waktu   13.

    "Maaf, adakah yang bisa kami bantu?" tanya seorang pria membungkuk hormat pada Kezia.Kezia tak menjawab, tapi langsung menunjukkan tanda pengenalnya kepada pria itu."Maaf, Nona. Kami membutuhkan data lebih dari itu, silahkan," ujar pria itu menunjuk alat yang ada didepannya.Kezia tak menjawab, dia langsung menekan jari jempolnya pada mesin fingerprint. Setelah sidik jari terbaca, dia kemudian melakukan scan retina."Selamat datang, Nona Kezia Devira Dawson. Silahkan ke brankas penyimpanan anda," ujar pria itu membungkuk hormat."Terima kasih," jawab Kezia dan langsung meninggalkan ruangan itu.Dia melangkah memasuki ruang demi ruang. Brankas miliknya berada di tempat khusus, VVIP. Hanya orang-orang tertentu yang bisa mendapatkan tempat itu dan Kezia beruntung mendapatkannya.Setelah sampai di brangkasnya, Kezia langsung memasukkan kode miliknya. Sebelum menyimpan kotak pemberian Ronald Jansen, Kezia membuka dan membacanya dengan teliti."Sebagai cucu, aku tak pernah tahu kalau kak

  • Kisah di Balik Waktu   12.

    ***Di rumah tua Arthur Ludwig."Jangan menyentuhku! Aku ngebantuin kamu tadi, bukan karena suka, jadi jangan salah paham," ujar Tristan menepis tangan Kezia."Aku hanya mau bantu mengobati lukamu saja, apa salah? Ini sebagai bentuk terima kasihku atas pertolonganmu tadi, jadi jangan salah paham," ujar Kezia tanpa menghentikan aktivitasnya. Dia terus mengobati tangan dan kening Tristan yang terluka."Terserah kau saja!" ketus Tristan. Dia masih kesal dengan sikap sang ayah yang tak juah berubah."Kalau cara tadi tak membuat ayahmu berubah, sebaiknya kau pikirkan cara lain," ujar Kezia dan langsung meninggalkan Tristan setelah selesai mengobatinya.Di dalam kamarnya, Kezia gelisah. Siapa Helena? Apa perusahaan FJ milik keluarga Bonham? Sampai-sampai hanya dengan satu kalimat Helena, aku dan Tristan langsung dipecat.Tak mau terus bertanya-tanya di dalam hati, Kezia memilih menelepon Jansen."Akhirnya Nona Muda menelepon juga. Apa Nona mau kembali?" terdengar suara gembira dari seberang

  • Kisah di Balik Waktu   11.

    "Apa kau sudah gila? Mau ditaruh di mana wajah keluarga Ludwig kalau publik tahu, calon tunangan Tristan hanyalah wanita desa dan buruk rupa, ha?" teriak sesosok wanita tua.Semua mata kini tertuju pada sesosok wanita yang tiba-tiba saja muncul.Dia adalah istri Arthur Ludwig, Helena Bonham.Helena mendekati Kezia dan menatapnya tajam. "Apa kau pantas menjadi calon tunangan cucu keluarga Ludwig?"Tangan Kezia gemetar, dia bingung. Siapa wanita ini? Sepertinya dia lebih berkuasa dibandingkan dengan Tuan Arthur."Kenapa diam, Brengsek! Aku butuh jawaban!" hardik wanita itu marah."Dia bukan hanya sekedar calon tunangan, tapi dia telah resmi bertunangan denganku, Nek! Jadi tidak ada yang berhak menghakiminya, termasuk Nenek!" ujar Tristan dan langsung menarik Kezia kebelakangnyaSontak saja adegan itu membuat para wanita merasa iri dengan Kezia. Karena untuk pertama kalinya, sosok dingin Tristan melindungi seorang wanita didepan umum."Kau?""Kenapa? Apa aku salah kalau memilih calonku s

  • Kisah di Balik Waktu   10.

    “Maaf, acara ini disiapkan untuk penyambutan dan syukuran kakekku selamat dari maut. Bukannya ajang pengesahan warisan!” ketus Krisna pura-pura tak senang.Bukannya menjawab, tapi sang notaris menatap pengacara Arthur meminta kejelasan sekaligus kepastian.“Tapi ini murni keinginan kakekmu, Tuan Muda. Maaf,” jawab sang pengacara menunduk hormat.Krisna mendekati Arthur yang duduk di kursi roda, “Apa benar ini keinginan, Kakek?”Arthur berusaha mengeluarkan suara, tapi semua justru bingung dengan apa yang dikatakannya.“Kalau itu murni keinginan Kakek, maka kami tak punya pilihan. Silahkan diteruskan,” ujar Krisna menarik nafas panjang, seolah tak ikhlas.Ezhar mendorong kursi roda sang ayah, mendekati notaris yang berdiri di atas panggung.“Sesuai pilihan masing-masing, maka Krisna Ludwig berhak atas kotak nomor satu. Kami undang Tuan Muda Krisna untuk maju kedepan guna penandatanganan berkas secara resmi.”Krisna naik ke panggung dan menandatangani berkas yang disodorkan kepadanya.N

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status