Share

Kontrak Pernikahan Ceo Arogan
Kontrak Pernikahan Ceo Arogan
Penulis: srafile

01 | The arrogant CEO

Javier memijat jari-jari tangannya, di depannya telah duduk ayah dan ibu beserta saudara-saudaranya dengan tatapan mengintimidasi. Tadi pagi saat dia sedang meeting di kantor, Lika, sekretaris sekaligus sahabatnya memberitahu dan memaksa Javier Wijaya si putra tengah untuk segera pulang ke rumah karena Davendra Wijaya, ayah sekaligus pemilik seluruh bisnis yang Vier kelola ingin menemui anaknya.

"Kamu harus nikah dalam waktu seminggu!" Ucap Davendra tegas.

"Vier tahu pasti masalah ini," kata Javier pelan sambil menghembuskan nafasnya. "Mau nikah gimana orang gak ada jodohnya." Seharusnya Javier menikah satu tahun yang lalu tetapi suatu kejadian membuat mereka harus putus dan membatalkan pernikahan, lagi pula keluarga Wijaya sudah tidak merestui pernikahan tersebut dari awal.

"Aidan sama Yara sudah punya anak, Kai dan Keiza mungkin sebentar lagi, kamu kapan?" Mira, ibu Javier terus memaksa anaknya itu untuk menikah karena menurutnya harus ada yang mengurus putranya yang paling cuek itu.

"Tau nih, udah muka lo gak ganteng-ganteng amat." Sambung Kai.

"Tua lagi" Tambah Aidan.

"Tuaan lo." Balas Vier pelan.

Membuat ketiga putra keluarga wijaya itu tertawa.

"Kalau dalam satu minggu kamu gak mengenalkan pacar kamu dan bersiap menikah, papa akan tarik perusahaan dan kamu gak akan jadi CEO lagi" Ancaman keluar dari mulut Davendra, Vier memang tidak peduli pada apapun selalu perusahaan yang dipegangnya.

Cuman jabatan CEO itu yang bisa hidupnya mudah, kalau dia harus lengser dari posisi tersebut mungkin Javier tidak akan sanggup hidup lagi. Dia tidak bekerja keras seperti Aidan, atau punya skill mengagumkan seperti Kai. Dia hanyalah putra tengah keluarga Wijaya yang bergantung pada ayahnya.

"Gak bisa gitu dong pah, emang cari pacar kek cari batagor." ucap Javier datar. "Lagian Vier masih sayang sama Thalita."

"Apa yang mau kamu harapkan dari Thalita? dia sudah lari ke Amerika sama bule gak jelas. Pokoknya papa mau semua anak papa sudah punya pasangan saat acara pembukaan bisnis barunya Om Bena." Davendra sudah berjanji pada saingan bisnisnya Bena yang adalah ayah Thalita, bahwa nanti jika pembukaan bisnis baru semua anaknya sudah memiliki pasangan tidak akan seperti Thalita yang kabur-kaburan tidak jelas ke Amerika.

"Papa ngelakuin ini supaya citra papa lebih baik aja dari om Bena?," Javier berdiri. "Vier kirain papa peduli sama Vier." Ungkapnya kesal. bergegas meninggalkan rumah bergaya klasik Amerika dengan halaman luas tempat dia tumbuh sedari kecil.

"Papa peduli, kalau gak gini kamu gak akan menikah. Ingat kalau bisnis papa hancur, perusahaan kamu dapat akibatnya." Davendra menepuk pundak Javier.

Laki-laki berumur 32 tahun itu diam saja, dia bergegas meninggalkan rumahnya dan segera menaiki mobil sport berwarna hitam dengan harga selangit kembali ke kantor.

Di kantor semua orang langsung heboh berlarian kembali ke meja kerja saat kedatangan Javier yang terkenal dingin dan tegas. "Saya tau kalian semua pura-pura kerja!" Bentak Javier saat melewati anak buahnya yang pura-pura bekerja saat dirinya masuk.

"Likaaaaa!" Javier membuka pintu ruangannya dan masuk ke dalam, aura dingin dan tegasnya menghilang begitu hanya ada dia dan Lika.

Mereka sudah bersahabat dari sewaktu keduanya kuliah S1 di Universitas Indonesia, setelah Javier menyelesaikan studi magister di Amerika, dia meminta Lika menjadi sekretaris sekaligus tangan kanannya tapi seringnya Lika yang mengambil semua keputusan perusahaan.

"Ka, nikah sama aku please?" Tanya Javier sambil membuka jasnya dan melemparkannya sembarangan ke kursi. Dia berlutut memohon pada Lika.

Lika menatap Javier datar. "Sorry masih normal, gak minat nikah sama orang gila."

Javier tersenyum masam. "Makasih pujiannya," ia langsung duduk di sofa menyandarkan kepalanya. "Serius nih, cariin orang yang bisa di nikahin dong."

"Enak banget ngomong, kamu kira nikah kek-"

"Beli batagor." Sambung Javier.

"Nah tu tau, ya kalau yang ngajak nikah cowok baik, lembut, ganteng, itu sih orang mikir-mikir. Nah ini modelan kamu!" Lika duduk di samping Javier, mencerca panjang bosnya seenak hati.

"Tai," Ucapnya menatap Lika dengan wajah kesal. "Gimana caranya ya?" Javier melipat kedua tangannya di dada.

Kring! kring!

Telepon di ruangan Lika dan Javier tiba-tiba berbunyi, Lika langsung mengangkatnya. "Ya?" Ucap Lika lembut, Javier memperhatikan ekspresi wajah sahabatnya yang berubah bingung "Keributan?" Lika mengerutkan keningnya.

Javier berdiri dan berjalan ke arah dinding kaca di ruangannya, ia melihat kearah luar dan mendapati seorang gadis yang tengah berdebat dengan staffnya "Dia cocok." ucap Javier sambil tersenyum kearah Lika.

Lika menutup teleponnya dan langsung berdiri di samping Javier "Jangan gila." Lika menggeleng.

Javier tersenyum, "I'm Javier Lika, crazy is part of it." ia mengambil jasnya berjalan cepat menuju pintu lift.

"Kamu gak mikir? emang anak orang mau gitu aja?" Lika berjalan cepat kearah Javier yang tak memperdulikan dirinya. "Kita belum kenal dia siapa, kamu kira orang tua kamu setuju? Kita kan gak tau asal usulnya." Lika tak henti-hentinya mengoceh di samping Javier.

Javier berhenti, ia berbalik dan meletakan telunjuknya di bibir Lika. "Bacot." ucapnya lalu masuk ke lift dan turun ke lantai bawah. Sebelum lift tertutup Javier melihat karyawannya yang tercengang melihat dirinya dan Lika "Kerja!" Teriak Javier.

"Lihat apa kalian?" Lika berbalik arah menatap rekan kerjanya. "Kalian gak dengar dia bilang ap?" lalu masuk ke lift lainnya.

Pintu lift terbuka, Javier berjalan keluar sambil mengancing jasnya. Menembus sinar matahari Jakarta siang itu.

"Hei." Dia masuk ke perdebatan gadis yang belum dikenalnya itu. "Javier, saya CEO perusahaan ini" Javier menawarkan tangannya untuk bersalaman.

"Oh jadi anda?!," Serena, gadis yang dari tadi mencak-mencak protes kini menepis tangan Javier. "saya harusnya kerja disini, tapi karena ada kandidat lain dan cuman karena dia lebih cantik, dia keterima!" Serena tak terima karena penolakan surat lamaran kerjanya.

"Kalian masuk ke dalam." Lika datang dan segera menyuruh staff kantor lainnya masuk.

"Anda diterima kerja." ucap Javier sambil memasukan tangannya ke saku celana.

"Hah?!" Serena terkaget.

"Oh my God Vier!" Lika menatap Javier kesal.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status