Share

28. Satu Hari yang Berlalu

Mungkin Layla bisa mengunjungi orang tuanya sesekali.

Tetapi, Layla takut pertahanannya runtuh ketika ia bertemu dengan ibunya. Ia tidak ingin ibunya melihat sedikit pun kesedihan di wajahnya. Setidaknya, walaupun ini hanya setahun, ia ingin ibunya merasa bahagia.

Layla merogoh ponselnya di saku dan menimbang-nimbang untuk menghubungi ibunya. Ia menekan nomornya dan ragu-ragu menempelkan ponselnya ke telinga. Telepon diangkat pada dering kedua. Ketika suara sapaan ibunya terdengar, Layla rasanya ingin menangis.

"Layla, Nak."

"Ibu."

"Bagaimana kabarmu, Sayang?"

"Aku baik, sangat baik, Ibu," jawab Layla. "Bagaimana kabar Ibu dan ayah?"

"Ibu baik, ayahmu juga. Kami mulai sibuk mengurus masalah perusahaan, syukurlah sudah membaik berkat suamimu dan Arinda," jelas ibunya dengan suara yang bahagia. Layla yakin ibunya tengah tersenyum di seberang sana. "Arsen banyak membantu, Nak. Dia datang ke perusahaan beberapa hari yang lalu."

Layla mengernyit. "Benarkah?"

"Iya, katanya dia mungkin harus
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status