Share

Bab 6. Surat Perjanjian

Jennie menarik napas panjang. "Karena pada akhirnya, setelah masa kontrak kami berakhir, aku dan Bang Gara akan berpisah. Sesuai kesepakatan, kami akan menjalani hidup masing-masing."

Lisa mendekat sambil menatap tajam Jennie. "Kamu sadar sudah berapa banyak kebohongan yang kamu ucapkan pada Mama, Jennie?"

“Maafkan aku, Ma. Aku mengaku salah.” Jennie menunduk untuk meyakinkan sang mama kalau ia benar-benar menyesal.

"Kamu mengatakan ini, karena ingin membuatku percaya dan membebaskanmu, 'kan? Jangan pernah sekali-kali berniat untuk menipuku lagi!"

Jennie sudah menebak kalau mamanya tidak akan mudah percaya dengan apa yang dia ucapkan, tapi ia tidak akan putus asa mencari cara supaya sang mama tidak mengurungnya lagi.

 "Mama boleh percaya atau nggak sama aku, tapi aku berkata sejujurnya kalau kontrak pernikahanku hanya enam bulan."

Jennie menggunakan rahasianya untuk bisa bebas dari kurungan sang mama, tapi ia tidak sadar kalau itu hanya akan membuat Lisa semakin mudah memisahkannya dengan Gara.

“Enam bulan itu bukan waktu yang sebentar. Bisa saja setelah enam bulan kemudian, kalian mengingkari perjanjian itu. Bukankah kamu bilang kalau kalian tidak bisa dipisahkan?”

“Ma, biarkan perjanjian ini berakhir dengan sendirinya. Dia bisa menuntut aku.” 

Jennie memohon pada sang mama untuk tidak memaksa memutus kontrak pernikahannya karena sebenarnya tujuan ia mengatakan tentang perjanjian ini untuk mengulur waktu. 

Sebelum waktu perjanjian itu berakhir, ia akan mencari cara untuk tetap bersama dengan suaminya. Ia akan membuktikan kalau Gara adalah laki-laki yang baik.

 “Mama tidak mau tahu, kalian harus bercerai secepatnya.”

Di tengah waktu yang terbatas, Jennie harus berpikir bagaimana caranya agar sang mama menuruti permintaannya. Salah sendiri setelah bersikeras tidak mau berpisah dengan Gara, kini tiba-tiba ia membicarakan kontrak pernikahan yang ia sepakati dengan suaminya.

'Pikirkan sesuatu Jennie, apa yang akan membuat mama luluh?' batin Jennie.

Sikap keras seorang ibu seperti Lisa hanya bisa dikalahkan dengan kelembutan. Jennie akan berusaha meyakinkan sang mama kalau ia akan menjadi anak yang penurut lagi.

"Jika aku berpisah dengan Bang Gara sebelum kontrakku selesai, aku harus mengganti rugi sesuai dengan yang telah disepakati oleh kami, Ma."

“Berapa yang dia mau? Mama akan menggantinya karena bagi Mama kebahagiaan kamu lebih penting.” Lisa berusaha mengambil hati anaknya lagi supaya Jennie menurut padanya seperti dulu.

"Itu bukan jumlah yang sedikit. Aku tau suami Mama seorang pengusaha, tapi Mama tau sejak dulu aku nggak pernah mau berhutang Budi pada siapa pun, untuk itulah aku melakukan pernikahan kontrak demi mendapatkan apa yang aku mau.”

“Jangan jadikan itu sebuah alasan untuk menentang Mama.” Lisa tidak akan membiarkan Jennie membodohinya.

“Aku sengaja menolak keras karena tidak mau harus menanggung semua konsekuensi itu, Ma. Mengertilah posisiku."

“Sepertinya memang kamunya yang tidak mau berpisah dari laki-laki itu.”

“Ma, Mama nggak tahu siapa dia. Bang Gara akan curiga jika aku tiba-tiba memutuskan kontrak pernikahan ini, apalagi kalau sampai aku sanggup membayar ganti rugi yang tidak sedikit.”

“Kamu yang tidak tahu siapa suamimu, Jennie. Sebelum kamu menyesal, turuti semua apa yang Mama perintahkan.”

“Ma, selain harus mengganti uang ganti rugi yang jumlahnya tidak sedikit, aku juga harus kembali menjadi office girl di perusahaannya dengan waktu yang lebih lama lagi, yaitu dua tahun. Bukankah itu malah membuatku susah untuk lepas dari jeratannya?”

“Kamu bisa membuktikan ucapanmu ini, anakku?” Lisa mencondongkan wajahnya pada Jennie sambil tersenyum miring.

“Aku akan membuktikannya,” jawab Jennie dengan yakin.

"Bagaimana kamu bisa membuktikannya?" Lisa menyilangkan tangannya di bawah dada.

"Ada kertas perjanjian yang kami tanda tangani, Mama akan percaya jika melihat itu?"

"Tunjukan!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status