Beranda / Romansa / Krim Cupcake Penuh Cinta / Jadi Sepasang Kekasih

Share

Jadi Sepasang Kekasih

Penulis: Wisya Kiehl
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-08 21:23:55

"Hebat sekali Bapak. Sudah mengurus toko, tetapi masih harus meluangkan waktu untuk memeriksa kualitas tepung. Pantas saja jika tidak punya waktu untuk memikirkan pasangan," kata Nala.

"Ya, tetapi di usia sekarang sepertinya yang saya butuhkan adalah seorang wanita yang mau memahami saya. Seorang wanita yang mampu mengerti kesibukan saya dan kekurangan saya yang tidak bisa mengatur waktu dengan baik," balas Sandrio.

Nala pun tersenyum ketika mendengar balasan dari Sandrio. Laki-laki dengan rambut yang tersisir rapi itu ternyata sudah cukup matang untuk menimang-nimang sesuatu. Bahkan jika dilihat, Sandrio bukan termasuk laki-laki yang banyak tingkah dalam urusan percintaan.

"Jika tidak ada kriteria khusus untuk menjadi pendamping hidup Bapak, bolehlah jika aku menjadi pasangan bapak," ujar Nala.

Meskipun wajahnya terlihat serius, tetapi sebenarnya wanita itu hanya bercanda. Nala tidak benar-benar meniati ucapan yang baru saja keluar dari bibirnya. Perkataan itu semata-mata diucapkannya untuk mengimbangi alur pembicaraan saja.

"Serius kamu ingin menjadi pasangan saya? Kalau kamu mau, dan tidak keberatan dengan sifat saya, maka saya mau saja menerimamu," ucap Sandrio.

Nala membulatkan matanya. Semula niatnya yang hanya bercanda, malah ditanggapi serius oleh laki-laki yang ada di depannya. Nala hanya bisa tersenyum kecut, sementara pandangan matanya tertuju kepada Sandrio.

"Bapak betulan mau menerima aku menjadi pasangan bapak?" tanya Nala, sedikit terperanjat.

"Ya, jika kamu mau. Saya juga tidak keberatan memiliki pasangan sepertimu. Oh ya, kalau kita sudah resmi menjadi sepasang kekasih, ada baiknya untuk memanggilku dengan nama saja. Jangan panggil aku bapak," kata Sandrio.

Kening Nala berkerut, sedangkan kedua alis wanita itu hampir saling bertautan. Senyumnya melengkung dengan kaku.

"Lantas aku harus memanggil dengan sebutan apa, jika bukan bapak," balas Nala.

"Panggil Sandrio. Kamu kan tahu bahwa umur kita ini tidak jauh berbeda, hanya satu tahun saja," ujar Sandrio.

Sandrio kemudian berhenti bicara. Bibirnya mengatup dan melengkungkan senyum dengan ramah. Sedangkan mata cokelatnya mengarah kepada Nala, sosok wanita yang sedang memandang kaku kepadanya.

"Iya sih, umurku sekarang juga menginjak tiga puluh satu. Kurasa usia kita tidak jauh berbeda. Tapi apa bapak tidak keberatan jika aku memanggil sebutan nama?" tanya Nala.

"Tidak apa-apa, aku tidak keberatan. Lagipula akan lebih nyaman jika dipanggil nama, kan kita sekarang sudah resmi menjadi pasangan," kata Sandrio.

Nala tersenyum sembari menggaruk tengkuknya. Ia tampak salah tingkah ketika Sandrio mengucapkan bahwa mereka sudah resmi menjadi sepasang kekasih. Tidak lama kemudian, pelayan toko kembali lagi di depan mereka.

Senyum Nala berhenti, dan seketika memandang kepada pelayan toko. Begitupula dengan Sandrio yang langsung mengarahkan pandangan mata kepada pegawainya.

"Saya sudah mengatakan kepada koki untuk membuat dua varian rasa krim yang terbatas itu. Masing-masing mangga dan raspberi untuk Miss Nala," kata pelayan toko.

"Lalu di mana sekarang cupcakenya?" tanya Sandrio.

"Sebentar lagi akan selesai. Mari tunggu saja," balas pelayan toko.

Dua menit menunggu, akhirnya koki membunyikan belnya. Pelayan toko berbalik dan menghampiri koki yang berada di dapur. Beberapa saat setelahnya, pelayan toko kembali dengan membawa satu kemasan berisikan dua cupcake.

"Ini pesanan Miss Nala, sudah jadi. Selamat menikmati ya, Miss. Semoga suka," ujar pelayan toko.

"Terima kasih. Akhirnya yang aku tunggu-tunggu datang juga. Aku akan sangat senang dan tidak sabar untuk memakannya," kata Nala sembari mengambil satu kemasan cantik yang berisi dua cupcake.

Nala kemudian mengarahkan pandangannya kepada pelayan toko. Senyum di bibirnya masih mengembang dengan sempurna. Perasaannya teramat senang bisa menerima dua varian krim rasa baru.

"Jadi berapa harga ini semua? Aku akan membayarnya sekarang," ujar Nala.

"Tiga puluh ribu dengan satu cupcake-nya dihargai lima belas ribu," balas pelayan toko.

"Baiklah, sebentar," kata Nala.

Nala lekas merogoh dompetnya dan mengeluarkan satu lembar uang dua puluh ribu dan satu lembar uang sepuluh ribu. Nala lantas memberikannya kepada pelayan toko.

"Aku akan balik pulang. Terima kasih untuk pelayanan yang sangat menyenangkan ini," imbuh Nala.

"Tidak masalah, Miss. Senang melayani Anda," ucap pelayan toko.

Nala berbalik, tetapi ketika ia hendak pergi, tangannya dicekal oleh Sandrio. Nala pun berhenti dan memandang kepada laki-laki yang memegang tangan kirinya.

"Temui aku di sini besok. Aku akan mengajakmu untuk berkencan pertama kali," kata Sandrio.

Nala mengangguk, bola matanya saat ini terpusat kepada Sandrio. Dengan bibir yang sedikit mengulam senyum tipis, Nala menunjukkan perasaan yang sedang bahagia saat ini.

"Aku akan datang lagi besok. Untuk menemuimu," balas Nala.

"Jangan lupa pakai riasan cantik dan natural. Aku akan memperkenalkanmu pada ibuku," kata Sandrio.

"Iya, aku pasti memakai riasan natural. Kamu tidak perlu khawatir. Aku pamit pulang dulu," ujar Nala.

Sandrio membalas ucapan Nala dengan senyuman. Selebihnya, Nala berbalik dan berlalu. Kakinya melangkah melewati pintu toko cupcake. Nala masih terus berjalan hingga dirinya sampai di trotoar.

Nala berjalan dengan tempo sedang. Ia tidak sedang terburu-buru, juga tidak lamban. Nala menikmati perjalanannya menuju rumah. Semilir angin di perkotaan yang banyak didominasi oleh gedung-gedung ternyata sangat sejuk.

Dua puluh tujuh menit berjalan, akhirnya Nala sampai di rumah. Ia lekas membuka pagar dan terus masuk ke dalam rumah. Kondisi rumah begitu hangat, berbeda dengan udara di luar ruangan.

"Nandea, kamu di mana? Ini nih kakak bawakan cupcake untuk kita berdua," ujar Nala.

Suaranya lantang memanggil nama adik perempuannya. Selang tiga menit kemudian, adik perempuan Nala keluar dari kamar. Matanya yang sipit melihat kepada tangan Nala yang membawa oleh-oleh.

"Kakak bawa cupcake? Ayo kita makan sama-sama di depan," kata Nandea.

"Ayo, kakak sudah tidak sabar untuk memakannya bersamamu," balas Nala.

Nala dan Nandea lekas berjalan menuju teras depan rumah. Di sana mereka lantas duduk di kursi rotan yang berada di ujung tembok. Nala lantas membuka kemasan dan mengeluarkan dua cupcake yang telah dibelinya.

"Satu rasa mangga untuk kakak, sedangkan raspberi untukmu," ujar Nala.

Nala memberikan satu cupcake dengan krim rasa raspberi kepada Nandea, adik perempuannya. Nandea menerimanya, bibirnya tersenyum lebar.

"Selamat makan," kata Nandea.

Nandea dan Nala lantas menggigit cupcake masing-masing. Bola mata Nala kemudian mengarah kepada Nandea yang sedang menikmati cupcake rasa raspberi miliknya.

"Nand, tahu tidak? Pemilik toko cupcake yang menjadi langganan kakak itu ternyata masih muda dan belum beristri," ucap Nala.

"Aku tidak tahu, kak. Apa dia memiliki wajah yang tampan?" tanya Nandea.

"Ya, jika dibilang tampan tidak, tetapi cukup mempesona. Dia baik sekali pada kakak," jawab Nala.

"Oh ya? Sebaik apa, kak?" tanya Nandea.

"Jika bukan karena dia, kakak tidak akan mendapat dua varian rasa baru ini," kata Nala.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Krim Cupcake Penuh Cinta   Menjalin Hubungan Asmara

    "Jadi karena itu kamu datang kemari," kata ibunda Sandrio.Suaranya terdengar begitu sinis, dan terkesan tidak ramah. Apalagi saat Nala memperhatikan wajah ibu kandung dari Sandrio, tentunya sangat tidak bersahabat.Meskipun begitu, Nala tetap berusaha untuk bersikap baik di hadapan ibu kandung Sandrio. Nala tetap menunjukkan senyum di bibir, dan pandangannya masih tampak sabar dalam menghadapi perilaku tidak menyenangkan dari ibunda Sandrio."Sandrio yang memiliki rencana untuk mempertemukan aku dengan Tante dan keluarga," kata Nala, mengungkapkan kejadian yang sebenarnya.Ibunda Sandrio tidak memberi tanggapan atas perkataan Nala. Tetapi lebih memilih untuk membuang wajah. Sekarang perhatiannya tertuju kepada pria yang menjadi putra kesayangan."Lalu apa maksudmu aku akan memberikan izin kepada perempuan ini untuk kalian menjalin asmara bersama?" tanya sang ibunda kepada Sandrio.Setelah mendengar perkataan dari sang ibunda, Sandrio mengangguk dengan yakin. Tidak ada keraguan lagi d

  • Krim Cupcake Penuh Cinta   Restu dari Keluarga

    Sandrio mengangguk, lantas bibirnya melengkungkan senyum dengan sempurna. Laki-laki dengan pakaian berjenis kemeja linen lengan panjang berwarna hijau itu tampak serasi dengan Nala yang mengenakan dress midi tosca.Saat ini wajah sepasang kekasih yang baru menjalin hubungan itu sedang bahagia. Nala terlihat senang dengan pipi merona merah, sedangkan Sandrio terlihat tersenyum lebar karena senang bisa mendapatkan pasangan seperti Nala.Sandrio masih memegang kendali atas kemudi mobil. Hingga tiga puluh lima menit kemudian, Sandrio menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah dengan bangunan yang megah dan besar. Rumah yang terlihat begitu anggun itu didominasi oleh cat berwarna putih dan kuning."Ayo turun, kita sudah sampai di depan rumahku," kata Sandrio.Nala terperanjat ketika Sandrio mengucapkan bahwa bangunan besar dan megah, berlantai tingkat dua itu adalah rumahnya. Tatapan mata Nala kini tertuju kepada bangunan dengan pagar besi yang menjulang tinggi. Sungguh berbeda dengan rum

  • Krim Cupcake Penuh Cinta   Membuka Kesempatan

    Nandea mengangguk, ia lantas mengarahkan pandangan kepada kakak perempuannya, Nala. Sembari menikmati cupcake rasa raspberi, Nandea memperhatikan wajah Nala yang berseri."Lantas, kak? Kenapa kakak tiba-tiba cerita tentang pemilik toko cupcake itu," ujar Nandea."Pemilik toko cupcake itu sekarang sudah menjadi pasanganku. Baru saja dia dan aku meresmikan hubungan kami," kata Nala.Seketika itupula Nandea terperanjat. Matanya membulat seketika, dan hampir saja dirinya tersedak. Jika bukan karena ucapan kakaknya, mungkin Nandea tidak akan minum air saat ini.Nandea mengarahkan tatapan matanya kepada Nala, sekali lagi. Setelah berhasil meneguk beberapa air, Nandea mengatur napas."Jadi kakak sekarang punya hubungan mesra dengan si pemilik toko cupcake langganan kakak?" tanya Nandea masih tidak percaya."Ya, dan besok adalah kencan pertama kami. Sebenarnya aku sedikit gugup, kamu kan tahu sendiri jika aku tidak pernah berkencan dengan lelaki sebelumnya," ujar Nala.Nandea manggut-manggut,

  • Krim Cupcake Penuh Cinta   Jadi Sepasang Kekasih

    "Hebat sekali Bapak. Sudah mengurus toko, tetapi masih harus meluangkan waktu untuk memeriksa kualitas tepung. Pantas saja jika tidak punya waktu untuk memikirkan pasangan," kata Nala."Ya, tetapi di usia sekarang sepertinya yang saya butuhkan adalah seorang wanita yang mau memahami saya. Seorang wanita yang mampu mengerti kesibukan saya dan kekurangan saya yang tidak bisa mengatur waktu dengan baik," balas Sandrio.Nala pun tersenyum ketika mendengar balasan dari Sandrio. Laki-laki dengan rambut yang tersisir rapi itu ternyata sudah cukup matang untuk menimang-nimang sesuatu. Bahkan jika dilihat, Sandrio bukan termasuk laki-laki yang banyak tingkah dalam urusan percintaan."Jika tidak ada kriteria khusus untuk menjadi pendamping hidup Bapak, bolehlah jika aku menjadi pasangan bapak," ujar Nala.Meskipun wajahnya terlihat serius, tetapi sebenarnya wanita itu hanya bercanda. Nala tidak benar-benar meniati ucapan yang baru saja keluar dari bibirnya. Perkataan itu semata-mata diucapkanny

  • Krim Cupcake Penuh Cinta   Pelanggan Toko Cupcake

    Seorang wanita cantik dan berparas lembut sedang berjalan menelusuri jalanan kota Kembang. Pakaian maxi dress motif bunga merahnya mengembang karena tertiup angin. Namanya adalah Nala Prasasatya, usianya terbilang masih muda.Wanita yang kerap dipanggil Nala itu hendak menuju ke toko cupcake yang berada di pinggiran mall perkotaan. Kaki jenjangnya melangkah dengan tegak mengikuti arah jalan. Sekitar beberapa menit berjalan, akhirnya wanita muda itu memutuskan untuk berbelok dan masuk ke dalam sebuah toko dengan dominan merah jambu.Toko yang dicat dengan nuansa feminine itu merupakan tempat ia bisa menemukan beraneka macam cupcake kesukaannya. Mulai dari rasa durian, bluberi, cokelat, hingga stroberi semuanya tersedia lengkap. Ibarat sebuah toko yang menjadi surganya cupcake.Nala meneruskan langkahnya untuk melewati pintu masuk toko cupcake. Toko yang bertuliskan Sandrio's Sweets itu selalu tampak ramai jika di jam-jam menjelang siang. Kebanyakan dari pengunjungnya berasal dari kalan

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status