Home / Romansa / Krim Cupcake Penuh Cinta / Menjalin Hubungan Asmara

Share

Menjalin Hubungan Asmara

Author: Wisya Kiehl
last update Last Updated: 2025-04-08 21:25:33

"Jadi karena itu kamu datang kemari," kata ibunda Sandrio.

Suaranya terdengar begitu sinis, dan terkesan tidak ramah. Apalagi saat Nala memperhatikan wajah ibu kandung dari Sandrio, tentunya sangat tidak bersahabat.

Meskipun begitu, Nala tetap berusaha untuk bersikap baik di hadapan ibu kandung Sandrio. Nala tetap menunjukkan senyum di bibir, dan pandangannya masih tampak sabar dalam menghadapi perilaku tidak menyenangkan dari ibunda Sandrio.

"Sandrio yang memiliki rencana untuk mempertemukan aku dengan Tante dan keluarga," kata Nala, mengungkapkan kejadian yang sebenarnya.

Ibunda Sandrio tidak memberi tanggapan atas perkataan Nala. Tetapi lebih memilih untuk membuang wajah. Sekarang perhatiannya tertuju kepada pria yang menjadi putra kesayangan.

"Lalu apa maksudmu aku akan memberikan izin kepada perempuan ini untuk kalian menjalin asmara bersama?" tanya sang ibunda kepada Sandrio.

Setelah mendengar perkataan dari sang ibunda, Sandrio mengangguk dengan yakin. Tidak ada keraguan lagi dalam hati, tekad Sandrio sudah besar untuk memiliki ikatan kasih dengan Nala.

"Karena itu aku meminta pertimbangan pada kalian selaku orang tuaku. Kalian perlu mengenal Nala, perempuan yang akan kujadikan kekasih," kata Sandrio.

Sandrio mengarahkan pandangannya kepada Nala. Perempuan yang saat ini sedang mengenakan dress midi warna tosca itu terlihat sangat cantik.

Wajahnya terlihat sangat sabar dalam menghadapi keluarga, terutama ibunda Sandrio. Tentu saja Sandrio menjadi lebih tertarik dengan Nala.

"Aku menyayangi Nala, Bu.  Karenanya aku memutuskan untuk menjadikan dia pasangan hidupku," kata Sandrio, menyambung ucapannya.

Tatapan mata Sandrio masih tertuju kepada perempuan yang ada di sebelahnya. Tanpa mengarahkan pandangan kepada ibundanya, perasaan Sandrio begitu yakin kepada Nala.

"Di mana kalian bertemu?" tanya ibunda.

"Kami pertama kali bertemu di toko cupcake milik Sandrio. Awalnya aku tidak menyangka jika Sandrio adalah pemilik toko cupcake," kata Nala, membantu Sandrio menjawab pertanyaan.

"Toko cupcake yang ada di pusat kota itu, ya. Ya, itu adalah bisnis yang dikelola Sandrio secara langsung. Dia yang turun tangan sendiri," kata ibunda Sandrio.

Nala mengangguk kecil. Secara terus-terang Nala menunjukkan kekagumannya kepada Sandrio. Kemudian dia menoleh dan mengarahkan pandangan kepada pria yang sudah menjadi bagian dari hidupnya.

"Biasanya seorang pendiri tidak akan terjun langsung di bisnisnya. Tapi aku sekarang tahu jika Sandrio yang mengelola dan memeriksa sendiri tokonya," kata Nala.

"Jadi apa yang membuat kamu tertarik pada putraku?" tanya ibu kandung Sandrio.

"Mungkin karena kemahirannya dalam mengelola usaha. Aku tidak pernah tahu jika ada pria muda yang bersedia meluangkan waktu untuk mengolah bisnisnya," kata Nala, mengungkapkan perasaannya.

"Hanya itu saja?" tanya sang ibunda.

Nala terdiam, bibirnya tertutup rapat. Tetapi sayangnya, Nala tidak memiliki jawaban yang lebih baik lain. Dia hanya menunjukkan sedikit senyuman ketika memandang kepada Sandrio.

Pria dengan wajah yang rupawan itu rupanya masih terlihat biasa saja. Padahal Nala saat ini sedang menunjukkan ketertarikan yang dalam kepada Sandrio.

"Aku hanya menyukainya, Tante. Tidak ada alasan lebih lagi," kata Nala.

Begitu mendengar perkataan Nala, Sandrio lekas tersenyum. Dia bangga sekali dengan jawaban yang diberikan oleh Nala atas pertanyaan ibundanya.

"Jadi bagaimana, Bu? Apa aku boleh untuk berpacaran dengan perempuan yang aku bawa ini," kata Sandrio.

Ibunda hanya menggeleng. Tidak tahu lagi apa yang bisa dikatakan di hadapan Sandrio dan Nala. Tetapi yang jelas, hatinya masih keberatan untuk mengizinkan putranya menjadi kekasih dari perempuan itu.

"Kamu ini putra semata wayang kami. Sangat berat untuk memberikan izin kepada perempuan yang baru saja kamu kenal," kata ibunda.

"Aku sudah mengenal Nala sebelumnya. Dia adalah pelanggan yang sering datang ke toko cupcake milikku," kata Sandrio.

"Oh, dia menyukai cupcake buatan koki-kokimu itu," kata sang ibu kandung.

Sandrio mengangguk dengan penuh rasa yakin. Saat ini tidak ada keraguan sedikitpun di dalam benaknya. Sandrio sangat percaya jika dia bisa memiliki asmara yang baik bersama Nala.

"Jika memang begitu keadaannya, ibu rasa kalian akan menjadi pasangan yang cocok. Kamu pemilik toko cupcake, dan dia menyukai kue cangkir itu," kata ibu kandung, menyambung kalimatnya.

"Jadi ibu mengizinkan aku untuk memacari Nala?" tanya Sandrio.

Sang ibunda mengangguk. Seperti tidak ada pilihan lain selain memberi restu untuk Sandrio menjalin asmara bersama Nala.

"Ah, terima kasih, Bu. Aku sangat menghargai keputusan yang telah ibu berikan untukku," kata Sandrio.

"Ya, aku rasa papa juga akan ikut menyetujui asmara kalian," kata si bapak kandung.

"Senang mendengarnya. Persetujuan dari kalian yang aku nantikan," ujar Sandrio memberi balasan untuk kedua orang tuanya.

Sang ibu kemudian memalingkan wajah. Perhatiannya tertuju kepada kue-kue ringan dan minuman yang ada di atas meja tamu.

Tentu dengan rasa yang sedikit lebih ringan dari sebelumnya, ibunda mengalihkan pandangan kepada Nala. Di tangannya membawa sepotong kue cokelat untuk diberikan kepada perempuan yang sudah menjadi pasangan resmi dari putra semata wayangnya.

"Ini kue cokelat. Kupikir kamu akan menyukai kue ini," kata ibunda Sandrio.

Meskipun ragu-ragu, Nala tetap menerima pemberian sepotong kue ringan dari ibunda Sandrio. Nala tersenyum kaku, tetapi terlihat begitu manis.

"Terima kasih, Tante. Aku sangat senang bisa diterima di sini," kata Nala.

"Tidak masalah. Jangan terlalu memberatkan perkara seperti ini, makanlah," kata ibu kandung Sandrio.

Nala mengangguk kecil. Selebihnya, dia mengalihkan pandangan dari ibu Sandrio. Nala menundukkan wajahnya, dan mulai memasukkan kue cokelat ke dalam mulut.

Nala mengunyah perlahan makanan yang sudah masuk. Sedangkan tatapan matanya tertuju kepada Sandrio. Pria yang sudah menjadi kekasihnya itu saat ini sedang meminum secangkir jus jeruk dingin.

"Aku melihat kalian begitu serasi. Mungkin tidak ada salahnya jika kalian lanjutkan hubungan asmara kalian berdua," kata sang ibu.

"Tante tidak menyesal telah memberikan restu?" tanya Nala.

"Tidak. Aku baru saja memikirkan pilihanku itu. Tapi setelah aku pikir, ternyata kamu ini pantas juga untuk menjadi pasangan anakku," kata ibu Sandrio.

"Syukurlah kalau kalian tidak keberatan kami menjalin ikatan cinta bersama," kata Nala.

Ibu kandung Sandrio hanya memberi anggukan kecil. Setelahnya, wanita parubaya itu memalingkan pandangan dari Nala. Perhatiannya lebih tertuju kepada kue-kue ringan yang menjadi cemilan untuk mereka saat ini.

"Katakan padaku, sekarang kesibukanmu apa?" tanya ibu kandung Sandrio.

"Aku sesekali datang ke toko cupcake untuk membeli kue cangkir kesukaanku. Sisanya, aku mengurus pekerjaan di kafe," kata Nala.

"Oh, jadi apa kamu di kafe?" tanya ibunda.

"Aku menjadi seorang pelayan di sana. Kafe yang berada di sebelah perempatan jalan pusat kota," kata Nala, memberi balasan untuk pertanyaan ibu kandung Sandrio.

"Jauh juga dari sini. Biasanya naik apa ke toko cupcake?" ucap ibu kandung Sandrio, melontarkan pertanyaan lagi.

Nala berhenti mengunyah. Pandangannya tertuju kepada ibu Sandrio, tetapi rasa hausnya mengalahkan dia untuk membalas pertanyaan itu.

"Kamu haus, sayang?" tanya Sandrio.

"Iya, sedikit. Aku butuh minum," kata Nala, menjawab kekasihnya.

Tanpa berbasa-basi lagi, Sandrio mengambilkan Nala segelas jus jeruk dingin untuk dia minum. Setelah menerima segelas jus jeruk, Nala lekas meneguknya dengan cepat.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Krim Cupcake Penuh Cinta   Menjalin Hubungan Asmara

    "Jadi karena itu kamu datang kemari," kata ibunda Sandrio.Suaranya terdengar begitu sinis, dan terkesan tidak ramah. Apalagi saat Nala memperhatikan wajah ibu kandung dari Sandrio, tentunya sangat tidak bersahabat.Meskipun begitu, Nala tetap berusaha untuk bersikap baik di hadapan ibu kandung Sandrio. Nala tetap menunjukkan senyum di bibir, dan pandangannya masih tampak sabar dalam menghadapi perilaku tidak menyenangkan dari ibunda Sandrio."Sandrio yang memiliki rencana untuk mempertemukan aku dengan Tante dan keluarga," kata Nala, mengungkapkan kejadian yang sebenarnya.Ibunda Sandrio tidak memberi tanggapan atas perkataan Nala. Tetapi lebih memilih untuk membuang wajah. Sekarang perhatiannya tertuju kepada pria yang menjadi putra kesayangan."Lalu apa maksudmu aku akan memberikan izin kepada perempuan ini untuk kalian menjalin asmara bersama?" tanya sang ibunda kepada Sandrio.Setelah mendengar perkataan dari sang ibunda, Sandrio mengangguk dengan yakin. Tidak ada keraguan lagi d

  • Krim Cupcake Penuh Cinta   Restu dari Keluarga

    Sandrio mengangguk, lantas bibirnya melengkungkan senyum dengan sempurna. Laki-laki dengan pakaian berjenis kemeja linen lengan panjang berwarna hijau itu tampak serasi dengan Nala yang mengenakan dress midi tosca.Saat ini wajah sepasang kekasih yang baru menjalin hubungan itu sedang bahagia. Nala terlihat senang dengan pipi merona merah, sedangkan Sandrio terlihat tersenyum lebar karena senang bisa mendapatkan pasangan seperti Nala.Sandrio masih memegang kendali atas kemudi mobil. Hingga tiga puluh lima menit kemudian, Sandrio menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah dengan bangunan yang megah dan besar. Rumah yang terlihat begitu anggun itu didominasi oleh cat berwarna putih dan kuning."Ayo turun, kita sudah sampai di depan rumahku," kata Sandrio.Nala terperanjat ketika Sandrio mengucapkan bahwa bangunan besar dan megah, berlantai tingkat dua itu adalah rumahnya. Tatapan mata Nala kini tertuju kepada bangunan dengan pagar besi yang menjulang tinggi. Sungguh berbeda dengan rum

  • Krim Cupcake Penuh Cinta   Membuka Kesempatan

    Nandea mengangguk, ia lantas mengarahkan pandangan kepada kakak perempuannya, Nala. Sembari menikmati cupcake rasa raspberi, Nandea memperhatikan wajah Nala yang berseri."Lantas, kak? Kenapa kakak tiba-tiba cerita tentang pemilik toko cupcake itu," ujar Nandea."Pemilik toko cupcake itu sekarang sudah menjadi pasanganku. Baru saja dia dan aku meresmikan hubungan kami," kata Nala.Seketika itupula Nandea terperanjat. Matanya membulat seketika, dan hampir saja dirinya tersedak. Jika bukan karena ucapan kakaknya, mungkin Nandea tidak akan minum air saat ini.Nandea mengarahkan tatapan matanya kepada Nala, sekali lagi. Setelah berhasil meneguk beberapa air, Nandea mengatur napas."Jadi kakak sekarang punya hubungan mesra dengan si pemilik toko cupcake langganan kakak?" tanya Nandea masih tidak percaya."Ya, dan besok adalah kencan pertama kami. Sebenarnya aku sedikit gugup, kamu kan tahu sendiri jika aku tidak pernah berkencan dengan lelaki sebelumnya," ujar Nala.Nandea manggut-manggut,

  • Krim Cupcake Penuh Cinta   Jadi Sepasang Kekasih

    "Hebat sekali Bapak. Sudah mengurus toko, tetapi masih harus meluangkan waktu untuk memeriksa kualitas tepung. Pantas saja jika tidak punya waktu untuk memikirkan pasangan," kata Nala."Ya, tetapi di usia sekarang sepertinya yang saya butuhkan adalah seorang wanita yang mau memahami saya. Seorang wanita yang mampu mengerti kesibukan saya dan kekurangan saya yang tidak bisa mengatur waktu dengan baik," balas Sandrio.Nala pun tersenyum ketika mendengar balasan dari Sandrio. Laki-laki dengan rambut yang tersisir rapi itu ternyata sudah cukup matang untuk menimang-nimang sesuatu. Bahkan jika dilihat, Sandrio bukan termasuk laki-laki yang banyak tingkah dalam urusan percintaan."Jika tidak ada kriteria khusus untuk menjadi pendamping hidup Bapak, bolehlah jika aku menjadi pasangan bapak," ujar Nala.Meskipun wajahnya terlihat serius, tetapi sebenarnya wanita itu hanya bercanda. Nala tidak benar-benar meniati ucapan yang baru saja keluar dari bibirnya. Perkataan itu semata-mata diucapkanny

  • Krim Cupcake Penuh Cinta   Pelanggan Toko Cupcake

    Seorang wanita cantik dan berparas lembut sedang berjalan menelusuri jalanan kota Kembang. Pakaian maxi dress motif bunga merahnya mengembang karena tertiup angin. Namanya adalah Nala Prasasatya, usianya terbilang masih muda.Wanita yang kerap dipanggil Nala itu hendak menuju ke toko cupcake yang berada di pinggiran mall perkotaan. Kaki jenjangnya melangkah dengan tegak mengikuti arah jalan. Sekitar beberapa menit berjalan, akhirnya wanita muda itu memutuskan untuk berbelok dan masuk ke dalam sebuah toko dengan dominan merah jambu.Toko yang dicat dengan nuansa feminine itu merupakan tempat ia bisa menemukan beraneka macam cupcake kesukaannya. Mulai dari rasa durian, bluberi, cokelat, hingga stroberi semuanya tersedia lengkap. Ibarat sebuah toko yang menjadi surganya cupcake.Nala meneruskan langkahnya untuk melewati pintu masuk toko cupcake. Toko yang bertuliskan Sandrio's Sweets itu selalu tampak ramai jika di jam-jam menjelang siang. Kebanyakan dari pengunjungnya berasal dari kalan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status