author-banner
Wisya Kiehl
Wisya Kiehl
Author

Novels by Wisya Kiehl

Takdir Cinta untuk Briella

Takdir Cinta untuk Briella

Briella Camelia seorang perempuan yang mengidap penyakit aritmia. Kesehariannya dihabiskan dengan kegiatan bekerja dan kontrol di rumah sakit. Tiada yang lebih penting baginya selain dirinya dan keluarganya. Namun satu yang takkan pernah terlupa, bahwa Briella telah memiliki calon suami. Namanya adalah Aden Sandero. Mereka berencana untuk melaksanakan pernikahan impian mereka. Namun, bisakah Briella bertahan hidup sampai di hari pernikahan itu? Ataukah justru Aden lah yang akan membatalkan pernikahan mereka?
Read
Chapter: Pembuktian Aden untuk Briella
Setelah mendengar kata-kata Aden, Briella bisa bernapas lebih lega. Tadi yang semula dadanya sesak bagaikan terikat oleh ucapan Gietta, kini menjadi leluasa dan ringan.Memang Aden adalah laki-laki yang bisa menjaga diri Briella agar tetap tenang seperti semula. Meskipun kadang Aden dapat membuat Briella merasa ragu akan cintanya karena perbuatan Aden sendiri."Aku juga tidak percaya sepenuhnya kepadamu, Aden. Bukankah kamu ini yang selalu membuatku bimbang dengan ketulusan cintamu," kata Briella."Kamu ini bagaimana sih, Briel. Kita ini sudah bertunangan, tetapi kamu masih meragukan diriku," kata Aden, tidak kalah sengit dari kata-kata Briella."Lalu apa aku harus mempercayai semua ucapanmu itu, Aden?" tanya Briella."Kamu percaya boleh, tidak juga tak masalah. Tapi satu yang perlu kamu ingat, Briel. Bahwa aku telah memilih kamu sebagai pasanganku," kata Aden."Itu tidak ada hubungannya dengan perkara saat ini," ujar Briella.Aden lantas mengalihkan perhatiannya dari Briella. Tatapan
Last Updated: 2025-05-25
Chapter: Pengakuan Gietta
Gietta hanya memasang senyum kaku setelah mendengar perkataan Briella. Terlihat dengan jelas bahwa saat ini teman lamanya itu sedang menunjukkan wajah yang kesal.Tetapi demikian, Gietta tidak tertawa untuk meluapkan perasaan puas yang dia rasakan. Kedua matanya masih tertuju ke Briella dan Aden secara bergantian."Aku tidak bermaksud untuk membuatmu jengkel, Briel. Tapi apa yang aku katakan memang benar, sekali-kali coba memahami Aden sebelum pasanganmu diambil perempuan lain," kata Gietta."Apa yang kamu bilang, Giet? Aku tidak ingin menentang kata-katamu. Apa yang kurang dariku, aku sudah mengerti Aden lebih dari yang kamu tahu, sudah bersabar untuk setiap kelakuannya," ujar Briella."Mungkinkah benar begitu? Ketika kulihat kamu dan Aden hampir setiap hari bertengkar karena masalah yang tidak terlalu penting," kata Gietta."Sebab aku ini jengkel, Giet. Kamu tahu tidak, kalau Aden ini terlalu menyepelekan perempuan-perempuan yang menyukai dia. Tentu semua gosip yang beredar tentang
Last Updated: 2025-05-09
Chapter: Menyambut Cinta
Setelah mengetahui apa yang dikatakan Aden adalah agar dirinya dapat mempersiapkan diri, Briella membulatkan mata. Tidak menyangka sedikitpun bahwa akan ada masa di mana mereka berdua tidak dapat menghabiskan waktu bersama.Briella sama sekali tidak menduga bahwa Aden memilih untuk menyibukkan diri di kantor, ketimbang bersamanya. Karena itulah, saat ini Briella hampir tidak akan menerima alasan apapun yang akan diucapkan Aden padanya."Jadi begitu kamu sekarang, Aden. Kamu lebih memilih untuk tidak menyisakan sedikitpun waktu bersamaku," kata Briella."Bukan begitu, Briell. Aku mendapat tugas untuk memeriksa seluruh perkembangan di kantorku. Tidak mungkin aku mengabaikan urusan penting semacam ini," kata Aden, menjelaskan yang terjadi sesungguhnya kepada sang tunangan.Meskipun Briella sudah mendengar alasan yang dikatakan Aden adalah benar, tetap saja hati perempuan itu tidak mau menerima. Rasanya dia masih tidak terima jika jatah waktu untuk bersama sang kekasih menjadi berkurang.
Last Updated: 2025-04-15
Chapter: Rasa Abai Aden kepada Gietta
Gietta mengangguk, tetapi dalam hatinya enggan untuk menggubris kata-kata Briella. Kedua matanya menjelajah ke seisi ruangan, seolah tidak bisa diam."Padahal aku sangat menantikan kedatangan Aden, Briel," kata Gietta."Kamu tunggu saja. Pasti nanti dia datang kemari," balas Briella.Gietta kemudian menunduk. Tangannya lekas menyodorkan sebungkus oleh-oleh yang sedari tadi dibawanya."Ini ada kue krim keju untukmu, Briel. Aku tadi sengaja mampir ke toko kue untuk membelikan ini," kata Gietta.Briella memandang ke arah bungkusan kue yang disodorkan Gietta. Tanpa banyak bicara, Briella pun lekas menerima bingkisan kue tersebut."Duduklah, Giet. Akan aku buatkan teh lemon untukmu," kata Briella.Gietta mengangguk setuju. Ia lantas duduk di sofa yang berada tidak jauh di belakangnya. Briella tersenyum, sesaat kemudian ia mulai berjalan menuju dapur.Ketika sampai di dapur, Briella membuka lemari pendingin dan mengambil racikan teh. Tangannya yang ramping dengan terampil meracik semua baha
Last Updated: 2025-04-10
Chapter: Belum Ingin Menikah
Mata Sandera mengekor pada kepergian Briella yang langsung masuk ke dalam kamar. Sandera hanya bisa menghela dengan kasar. Masih saja anak gadisnya satu itu tidak terketuk hati untuk segera melangsungkan pernikahan.Sandera berdiri dan menyusul Briella. Setelah tiba di depan pintu kamar Briella yang tertutup, Sandera mengetuk pintunya."Bukakanlah, Briel. Jangan membantah mama seperti ini," kata Sandera setengah berteriak agar Briella mendengar.Sandera masih mengetuk pintu kamar Briella. Hingga beberapa menit berlalu, Briella pun terusik dan membuka pintu kamarnya."Mari kita bicara. Ada banyak hal yang perlu kita bicarakan berdua," ujar Sandera.Meskipun awalnya Briella keberatan dan ingin menolak ajakan mamanya, tetapi Sandera langsung menarik lengan Briella. Inilah yang membuat Briella tidak punya pilihan lain selain mengikuti kemauan mamanya.Sandera mengajak Briella untuk duduk di tepi ranjang. Meskipun tampaknya wajah Sandera sangat tegas dan terlihat seolah akan membicarakan h
Last Updated: 2025-04-10
Chapter: Rencana Sandera
"Perihal nikahan kalian berdua," ucap Sandera.Sekejap saja Aden membelalakkan matanya. Tiada angin tak ada hujan, tiba-tiba Sandera menanyakan tentang pernikahan mereka.Wajar saja jika Aden kaget. Dia lantas menatap kaku ke arah Briella yang sama kagetnya dengan dirinya."Pernikahan kami, Ma?" tanya Briella."Ya. Nikahan kalian. Bagaimana? Apa sudah terencana?" tanya Sandera.Briella spontan langsung terdiam. Ia menoleh ke arah Aden dan menatap calon suaminya tersebut. Briella menggeleng pelan."Kami masih belum ada rencana ke sana, Tante," ucap Aden."Bagaimana bisa? Kalian kan sudah lama bertunangan. Masa iya belum merencanakan pernikahan sama sekali," kata Sandera.Aden langsung terdiam seketika. Bibirnya menutup rapat sama seperti Briella. Tampaknya Aden dan Briella sama sekali tidak menyangka jika Sandera akan menanyakan tentang hal ini."Kalau kalian belum merencanakannya, mari kita bicarakan. Kebetulan Mama ada waktu senggang untuk kalian," kata Sandera.Aden menggaruk kepala
Last Updated: 2025-04-10
30 Hari Menggapai Cinta

30 Hari Menggapai Cinta

Keluarga Anarta merupakan salah satu keluarga berada di Kota Suro. Mereka memiliki dua anak laki-laki, dengan si sulung bernama Wahyu Dwi Anarta dan anak bungsu bernama Grey Anarta. Wahyu yang telah menginjak usia 30 tahun dan menjadi anak sulung, ditunjuk menjadi pemimpin perusahaan keluarganya. Dia dituntut untuk bersikap dewasa agar dapat menjadi pewaris keluarga. Selasa siang, tepatnya di awal bulan April, Wahyu mendapat tugas dari perusahaan untuk menuju ke toko kain yang merupakan pemasok bahan utama perusahaannya. Di sanalah dia bertemu dengan Aprilia yang merupakan anak gadis dari pemilik toko kain. Wahyu merasa jatuh cinta pandangan pertama kepada April, begitupula sebaliknya. Namun sayangnya, kisah cinta mereka tidak berjalan dengan mulus karena kehadiran Anara sebagai pihak ketiga. Meskipun begitu, Wahyu tetap memilih April sebagai cintanya. Wahyu ingin memperjuangkan cintanya kepada April. Namun takdir berkata lain, penyakit Aritmia yang dideritanya menjadi semakin menjalar. Di saat Wahyu hendak melamar April di akhir bulan kelahirannya, April mendadak kolaps dan dilarikan ke rumah sakit. Di dalam perjalanan menuju rumah sakit, April mengembuskan napas terakhirnya. Cinta Wahyu yang bersemi indah pun berakhir di ujung bulan April. April telah menjadi sosok yang paling berharga di hati Wahyu. Dialah satu-satunya perempuan yang berhasil membuat dirinya jatuh cinta dan membuatnya berjuang untuk menggapai cintanya dalam 30 hari di bulan April.
Read
Chapter: Tahu Percakapan Bapak
Wahyu hanya memberi anggukan kecil untuk ucapan April. Tanpa sadar jika keduanya sudah terlalu serius untuk percakapan yang sederhana. April menatap mata Wahyu untuk beberapa saat lamanya, sebelum akhirnya Wahyu menggapai tangan April.“Ya sudahlah kalau kamu tidak mau. Aku tidak akan memaksa lagi,” kata Wahyu.“Maafkan aku. Mungkin aku hanya tidak ingin jika terlalu buru-buru,” ujar April.Pelayan kedai sudah datang dan membawakan pesanan mereka. Sesaat kemudian, pelayan itupun pergi menyisakan April dan Wahyu saja. April masih mengarahkan pandangannya pada Wahyu.“Tidak masalah. Lanjutkan saja makananmu. Nikmati, jangan sampai ucapan kita yang tadi merusak suasana hatimu,” kata Wahyu.April mengangguk. Setelahnya, mereka berdua berpaling dan saling menghadapkan pandangan pada makanan yang terletak tidak jauh dari mereka. April terlihat sedang menyantap makanan yang sudah dipesan, begitupula dengan Wahyu.Baik April maupun Wahyu melahap makanan dengan nikmat. Tak ada satupun dari mer
Last Updated: 2025-06-02
Chapter: Percakapan di Antara Kita
Wahyu mengangguk-angguk sambil tersenyum dengan kepuasan. Dirinya tak pernah sangka jika tempat duduk pilihannya akan disukai oleh April. Bagi perempuan itu, posisi duduk di sini sangat membuatnya betah.Tatapan mata Wahyu masih tertuju kepada sang kekasih. Tidak sedikitpun berpindah dari wajah manis April. Tampaknya Wahyu ingin memandangi April saja sampai jenuh kali ini.“Oh, ya. Kamu ajak aku ke sini karena untuk menghilangkan rasa lelah. Tidak sia-sia kurasa, karena setelah berada di dalam kedai ini aku menjadi sedikit lebih baikan,” kata April.“Memang aku mengajakmu kemari karena berencana untuk menyenangkan hatimu. Barangkali saja di cuaca panas seperti ini es krim bisa meredakan hati kita,” kata Wahyu.“Es krim jenis apa yang akan kamu pesan?” tanya April.Wahyu lantas mengerutkan kening. Ucapan yang sengaja dibuat sebagai pertanyaan oleh April terlihat sedikit membuat Wahyu menjadi berpikir. Sampai membuat Wahyu harus mencari-cari buku menu di kedai ini.“Kamu mau pesan es kr
Last Updated: 2025-05-23
Chapter: Keceriaan seperti Bunga Hati
Wahyu hanya melengkungkan senyuman tipis di bibir setelah mendengar ucapan April. Belum lama, lelaki itu sudah menggenggam tangan April dan mengelus-elusnya dengan lembut. Lantas diciumnya tangan April dengan kecupan yang sangat halus.“Aku akan kembali bekerja lagi setelah ini. Kuharap kamu masih mau menunggu,” kata Wahyu.“Pasti aku akan menunggu kamu di sini. Biar aku dan kamu bisa pulang bersama-sama,” ujar April.Percakapan mereka berdua terhenti setelah mendengar suara pintu yang dibuka. Rupanya Anara yang telah masuk ke dalam ruangan. Wahyu lantas saja mengalihkan pandangannya kepada sekretaris pribadi yang sudah membawa beberapa lembar kertas untuknya.“Selamat siang, Pak. Ini saya bawakan beberapa lembar dokumen untuk kamu baca,” kata Anara.“Berikan kepadaku. Aku akan mempelajarinya setelah ini,” kata Wahyu, memberi balasan.Anara tidak menjawab melainkan hanya memberi anggukan. Setelahnya, Anara memberikan beberapa lembar dokumen ke tangan Wahyu. Tentu Wahyu menerima lembar
Last Updated: 2025-05-21
Chapter: Kembali ke Rutinitas
April tertegun setelah mendengar bisikan dan suara lirih dari Wahyu. Betapa tidak sebab ucapan dari pria yang menjadi kekasihnya itu sangat menyentuh hati. Bahkan sebelum ini, belum pernah April menerima ucapan kasih sayang dari seorang laki-laki.Dengan bibir yang masih terdiam, April bahkan hampir tidak menyangka akan membalas seperti apa ujaran Wahyu. Bagi wanita itu, ungkapan semacam ini hanya sanggup untuk dia dengar.“Jadi tolong jangan kecewakan aku. Aku tidak sanggup apabila dikecewakan oleh orang yang paling aku sayangi,” kata Wahyu.April menoleh hanya untuk sekedar memandang pada Wahyu. Pria yang saat ini sedang mengarahkan pandangannya kepada April itu menunjukkan binar mata yang jernih. Seakan-akan menandakan bahwa setiap kata yang dia keluarkan adalah hal yang paling berarti.“Aku tidak akan membuat kamu kecewa, sayang. Aku akan usahakan apapun yang terbaik bagi kita berdua,” ujar April.“Jika memang seperti itu, aku akan senang mendengarkannya. Aku tidak akan meragukan
Last Updated: 2025-05-20
Chapter: Menghabiskan Saat Berdua
Wahyu masih mengarahkan pandangannya kepada April. Tak dia sangka jika perempuan itu akan memandangi minuman yang dia berikan. Tanpa sadar pula Wahyu melengkungkan senyuman di bibir karena ulah April yang terlihat menggelikan.“Minum saja, jangan hanya melihat pada bungkusannya. Aku jamin rasanya pasti enak,” kata Wahyu.“Ya, tentu. Sebentar lagi aku akan meminumnya,” ujar April, membalas kata-kata Wahyu.“Selamat minum es jeruk passionnya, sayang,” kata Wahyu, melembutkan suaranya untuk April.Wahyu lantas berpaling wajah dari April. Setelah tak lama, April lekas mendekatkan bungkusan es ke dalam mulut. April menyedot minuman dari sedotan plastik hingga terasa bahwa rasa jeruk dan buah passion terasa menyegarkan.April seakan ingin mencobanya lagi dan lagi. Baru sekali menyedot saja kerongkongannya sudah terasa dilegakan, apalagi kalau berulang kali. Rasanya tidak sia-sia jika Wahyu telah membelikannya minuman dengan rasa seperti itu.“Apa kamu menyukai es yang aku belikan untuk kamu
Last Updated: 2025-05-16
Chapter: Kencan setelah Bekerja
April terlihat masih sabar dalam menghadapi Wahyu. Ucapan kekasihnya yang baru saja dia dengar tidak dia masukkan ke dalam hati. Karena bagaimanapun Wahyu memang masih membutuhkan Anara dalam hal pekerjaan.“Aku tidak masalah jika kamu masih berurusan dengan wanita itu. Mungkin saja dia memang perempuan terbaik untuk menjadi sekretaris pribadi kamu,” kata April.“Benar seperti itu. Aku senang jika kamu bisa memahami kondisiku,” ujar Wahyu.“Iya, tak mengapa. Bukan masalah besar agar aku bisa mengerti kamu,” kata April.Wahyu lantas menunjukkan senyuman lebar di depan April. Tak menyangka jika April tidak ingin marah, melainkan membalas senyumannya dengan wajah yang penuh ketulusan.“Baiklah, berhubung sekarang aku tidak ada pekerjaan lagi. Tidak ada yang harus kuselesaikan secepat ini,” kata Wahyu.“Benarkah demikian? Jika memang begini, lebih baik kita pergi keluar sebentar dari ruangan ini,” ujar April, mencoba memberikan usulnya.“Kamu ingin cari udara segar?” tanya Wahyu.Secepatn
Last Updated: 2025-05-15
Krim Cupcake Penuh Cinta

Krim Cupcake Penuh Cinta

Nala Prasasatya merupakan wanita muda yang sangat menyukai cupcake. Kue berbentuk cup kecil itu memiliki rasa yang manis dan menggugah selera. Bentuknya yang mungil dan berwarna-warni menjadi pemikat tersendiri bagi Nala. Kecintaannya pada cupcake inilah yang membuat Nala sering mendatangi toko yang menjajakan beraneka ragam rasa dan warna kue cup ini. Siapa sangka karena kunjungannya ke toko cupcake itulah Nala bertemu dengan sang pemilik toko yang beridentitas sebagai pria single. Pemilik toko cupcake itu rupanya sedang mencari seorang wanita yang siap untuk menjadi calon istrinya. Laki-laki itu adalah Sandrio Dinanta, yang biasa dipanggil dengan Sandrio. Akankah perjalanan cinta Nala dan Sandrio semanis rasa krim cupcake kesukaan mereka? Simak kelanjutannya di sini.
Read
Chapter: Perkenalan Singkat
Sandrio telah lama memperhatikan Nala kali ini. Meskipun perempuan itu sedang meminum jus jeruk dingin darinya tetapi wajahnya tetap menawan. Tak terlihat sama sekali jika Nala sedang menyesuaikan diri dengan lingkungan di sekitarnya.Setelah Nala selesai minum, barulah perempuan itu menaruh segelas yang sudah kosong ke atas meja kembali. Dengan kesadaran penuh, Sandrio menuang lagi jus jeruk dari teko ke dalam gelas kosong tersebut."Jadi dari keluargaku, mereka sudah menyetujui jika kita menjalin hubungan mesra bersama," kata Sandrio.Sontak seluruh keluarga menoleh kepada Sandrio seakan-akan ada sesuatu hal yang terlewatkan. Bukan tanpa main, sebab Nala sendiri terhitung masih baru di dalam keluarga ini. Tentu saja ibunda hingga bapak kandung Sandrio merasa masih enggan untuk menerima Nala. Utamanya sang bapak, tentunya harus lebih bisa mengenali Nala sebagai pasangan dari si putra tunggal."Bolehkah kutahu, siapa namamu sebenarnya?" tanya bapak kandung."Saya Nala Prasasatya. Pan
Last Updated: 2025-05-27
Chapter: Menjalin Hubungan Asmara
"Jadi karena itu kamu datang kemari," kata ibunda Sandrio.Suaranya terdengar begitu sinis, dan terkesan tidak ramah. Apalagi saat Nala memperhatikan wajah ibu kandung dari Sandrio, tentunya sangat tidak bersahabat.Meskipun begitu, Nala tetap berusaha untuk bersikap baik di hadapan ibu kandung Sandrio. Nala tetap menunjukkan senyum di bibir, dan pandangannya masih tampak sabar dalam menghadapi perilaku tidak menyenangkan dari ibunda Sandrio."Sandrio yang memiliki rencana untuk mempertemukan aku dengan Tante dan keluarga," kata Nala, mengungkapkan kejadian yang sebenarnya.Ibunda Sandrio tidak memberi tanggapan atas perkataan Nala. Tetapi lebih memilih untuk membuang wajah. Sekarang perhatiannya tertuju kepada pria yang menjadi putra kesayangan."Lalu apa maksudmu aku akan memberikan izin kepada perempuan ini untuk kalian menjalin asmara bersama?" tanya sang ibunda kepada Sandrio.Setelah mendengar perkataan dari sang ibunda, Sandrio mengangguk dengan yakin. Tidak ada keraguan lagi d
Last Updated: 2025-04-08
Chapter: Restu dari Keluarga
Sandrio mengangguk, lantas bibirnya melengkungkan senyum dengan sempurna. Laki-laki dengan pakaian berjenis kemeja linen lengan panjang berwarna hijau itu tampak serasi dengan Nala yang mengenakan dress midi tosca.Saat ini wajah sepasang kekasih yang baru menjalin hubungan itu sedang bahagia. Nala terlihat senang dengan pipi merona merah, sedangkan Sandrio terlihat tersenyum lebar karena senang bisa mendapatkan pasangan seperti Nala.Sandrio masih memegang kendali atas kemudi mobil. Hingga tiga puluh lima menit kemudian, Sandrio menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah dengan bangunan yang megah dan besar. Rumah yang terlihat begitu anggun itu didominasi oleh cat berwarna putih dan kuning."Ayo turun, kita sudah sampai di depan rumahku," kata Sandrio.Nala terperanjat ketika Sandrio mengucapkan bahwa bangunan besar dan megah, berlantai tingkat dua itu adalah rumahnya. Tatapan mata Nala kini tertuju kepada bangunan dengan pagar besi yang menjulang tinggi. Sungguh berbeda dengan rum
Last Updated: 2025-04-08
Chapter: Membuka Kesempatan
Nandea mengangguk, ia lantas mengarahkan pandangan kepada kakak perempuannya, Nala. Sembari menikmati cupcake rasa raspberi, Nandea memperhatikan wajah Nala yang berseri."Lantas, kak? Kenapa kakak tiba-tiba cerita tentang pemilik toko cupcake itu," ujar Nandea."Pemilik toko cupcake itu sekarang sudah menjadi pasanganku. Baru saja dia dan aku meresmikan hubungan kami," kata Nala.Seketika itupula Nandea terperanjat. Matanya membulat seketika, dan hampir saja dirinya tersedak. Jika bukan karena ucapan kakaknya, mungkin Nandea tidak akan minum air saat ini.Nandea mengarahkan tatapan matanya kepada Nala, sekali lagi. Setelah berhasil meneguk beberapa air, Nandea mengatur napas."Jadi kakak sekarang punya hubungan mesra dengan si pemilik toko cupcake langganan kakak?" tanya Nandea masih tidak percaya."Ya, dan besok adalah kencan pertama kami. Sebenarnya aku sedikit gugup, kamu kan tahu sendiri jika aku tidak pernah berkencan dengan lelaki sebelumnya," ujar Nala.Nandea manggut-manggut,
Last Updated: 2025-04-08
Chapter: Jadi Sepasang Kekasih
"Hebat sekali Bapak. Sudah mengurus toko, tetapi masih harus meluangkan waktu untuk memeriksa kualitas tepung. Pantas saja jika tidak punya waktu untuk memikirkan pasangan," kata Nala."Ya, tetapi di usia sekarang sepertinya yang saya butuhkan adalah seorang wanita yang mau memahami saya. Seorang wanita yang mampu mengerti kesibukan saya dan kekurangan saya yang tidak bisa mengatur waktu dengan baik," balas Sandrio.Nala pun tersenyum ketika mendengar balasan dari Sandrio. Laki-laki dengan rambut yang tersisir rapi itu ternyata sudah cukup matang untuk menimang-nimang sesuatu. Bahkan jika dilihat, Sandrio bukan termasuk laki-laki yang banyak tingkah dalam urusan percintaan."Jika tidak ada kriteria khusus untuk menjadi pendamping hidup Bapak, bolehlah jika aku menjadi pasangan bapak," ujar Nala.Meskipun wajahnya terlihat serius, tetapi sebenarnya wanita itu hanya bercanda. Nala tidak benar-benar meniati ucapan yang baru saja keluar dari bibirnya. Perkataan itu semata-mata diucapkanny
Last Updated: 2025-04-08
Chapter: Pelanggan Toko Cupcake
Seorang wanita cantik dan berparas lembut sedang berjalan menelusuri jalanan kota Kembang. Pakaian maxi dress motif bunga merahnya mengembang karena tertiup angin. Namanya adalah Nala Prasasatya, usianya terbilang masih muda.Wanita yang kerap dipanggil Nala itu hendak menuju ke toko cupcake yang berada di pinggiran mall perkotaan. Kaki jenjangnya melangkah dengan tegak mengikuti arah jalan. Sekitar beberapa menit berjalan, akhirnya wanita muda itu memutuskan untuk berbelok dan masuk ke dalam sebuah toko dengan dominan merah jambu.Toko yang dicat dengan nuansa feminine itu merupakan tempat ia bisa menemukan beraneka macam cupcake kesukaannya. Mulai dari rasa durian, bluberi, cokelat, hingga stroberi semuanya tersedia lengkap. Ibarat sebuah toko yang menjadi surganya cupcake.Nala meneruskan langkahnya untuk melewati pintu masuk toko cupcake. Toko yang bertuliskan Sandrio's Sweets itu selalu tampak ramai jika di jam-jam menjelang siang. Kebanyakan dari pengunjungnya berasal dari kalan
Last Updated: 2025-04-08
You may also like
My Hot Supervisor
My Hot Supervisor
Young Adult · Rayana Lovely
25.4K views
I WAS NEVER YOURS
I WAS NEVER YOURS
Young Adult · Rose Marberry
24.6K views
FREL.
FREL.
Young Adult · malapalas
24.4K views
My Step Brother
My Step Brother
Young Adult · Retno Setiawati
23.9K views
Can You See Me?
Can You See Me?
Young Adult · Sellova96
21.1K views
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status