Share

Bab 8

Orang berbadan besar, kekar menyergah jalanya sepeda Adzanna.

Shitt .... suara rem dadakan seperti tahu bulat ini hampir nyaris membuat Adzanna terpental.

"Mau kemana gadis cantik? ikut Abang, yuk," ajaknya dengan penuh rayuan.

Adzanna mengerutkan kening, turun dari sepeda nya, menengok ke belakang. Azka belum juga menampakan batang hidungnya.

Azka menerima telepon dari sang Ayah terlebih dahulu, oleh sebab itu dia tertinggal jauh.

Tidak ada raut wajah takut sedikit pun dari Adzanna dia sudah biasa menghadapi preman-preman brutal penagih utang. Namun, kali ini Adzanna nampak gelisah takut akan preman-preman itu yang jumlahnya lebih banyak dari hari-hari sebelumnya, membuat kewalahan untuk menghadapi.

Adzanna berkacak pinggang menantang preman itu. "Lo Mau Nyari mati lagi?" ketus nya. "Sini maju kalau berani," ucapnya lagi menantang preman itu.

kheemm! Deham seseorang dari arah kanan tak lain adalah pak Baskoro seorang rentenir penagih hutang, Boss dari preman itu, rupanya mereka sekongkol untuk menjebak Adzanna di tempat yang sepi.

"Jadi kapan utang Lo mau bayar," bentak Pak Baskoro.

"2 Minggu lagi akan saya bayar kok", 

"Tinggal nunggu doang apa susah nya, sih", gumamnya yang tak terdengar oleh telinga mereka.

"Kamu ikut saya sekarang!" perintah pak Baskoro dengan nada yang tinggi.

"Saya Ngga mau ikut, Bapak," elaknya. Dengan berjalan pelan kebelakang.

Rupanya bodyguard yang di bawa oleh pak Baskoro tidaklah sedikit, mampu membuat Adzanna menggelitikan punggungnya.

"Ayo, ikut!" seraya menarik tangan Adzanna untuk di bawa kemobil.

Empat preman dengan tubuh besar dan kekar membawa Adzanna untuk masuk ke dalam mobil, Adzanna merasa terkalahkan oleh mereka karena Empat-empatnya memegangi 2 tangan dan kaki Adzanna sehingga Azdanna tidak bisa melawannya.

"Tolong!!!" teriaknya dengan sangat keras. Namun, sayang tidak ada seorang pun yang mendengar.

Suara deru motor Azka rupanya dekat.

Mata Azka mebelalak, melihat Adzanna di seret oleh orang berbadan kekar yang jumlahnya lebih dari 2.

"Adzanna!" teriak Azka.

"Ka. Tolongin gue," perintah Adzanna.

Azka menggigit bibir bawahnya, modal tampan doang tapi nyali cuma sebiji semangka bahkan lebih kecil, wajahnya terpampang kebingungan,

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status