Home / Rumah Tangga / Kubalas Penghianatanmu Mass / Bab 2 Kedatangan Perusuh

Share

Bab 2 Kedatangan Perusuh

Author: Bijijeruk22
last update Last Updated: 2025-04-08 14:48:32

"Andiiinnn ndinnnn... " teriak Firman dari luar rumah

"Apasih mas datang datang langsung teriak, salam mas salam. Kalau masuk itu ucap salam"protes Andin pada Firman.

" Kamu kenapa kucel gini? Belum mandi kamu? Udah jam 5 sore begini belum mandi" jawab Firman setelah ia melihat istrinya dengan dandanan kumel. Rambut dicepol asal, daster sobek di bagian ketiak. Keringat dimana mana. Sumpah itu sangat membuat Firman mual. Lihat,belum lagi bekas jerawat dimana-mana .Mana istri cantiknya dulu yang sangat ia banggakan di depan teman temannya. Sekarang fisiknya sudah tak jauh dari seorang pembantu.

"Iya, aku belum mandi mas, baru selesai beres beres rumah" jawab Andin dengan malas.

"Hah sudahlah, aku mau ke kamar" jawab Firman yang langsung nyelonong masuk ke kamar.

"Kalau mau aku cantik kasih aku nafkah yang lebih mas. Lagian kamu seharian ini kemana sih, katanya cuma ke rumah ibu, tapi kok sampai hampir maghrib" omel Andin.

"Memang kenapa kalau aku lama di rumah ibu. Udah mending kamu siapkan makan malam yang banyak karena ibu dan Mulan mau kesini habis isya"

"Kenapa mas?"

"Kenapa apa maksudmu? Ibuku mau berkunjung kamu tidak suka?" sentak Firman.

"Suka mas, iya aku akan masak"

"Gitu aja harus pake protes"

"Sholat ashar dulu mas" Andin berusaha mengingatkan suaminya.

"Hmmm" Firman hanya berdehem saja.

_Habis Isya_

"Assalamu'alaikum. Fiirrr firmannnn, kemana sih masmu itu, istrinya juga kemana. Udah 10menit kita berdiri disini. Huh" keluh bu Winda.

"Gatau bu, lelet sekali istrinya mas Firman" saut Mulan.

"Walaikumsalam" jawab Andin dari dalam rumah.

"Ayo bu, Mulan masuk"

"Gitu kek dari tadi bukain pintu!" Sentak bu Winda pada menantunya.

"Mana Firman? " tanya bu Winda setelah masuk ke dalam rumah dan duduk di kursi ruang tamu.

Andin sempat terkejut saat melihat 2 koper lumayan besar yang dibawa ibu mertua serta adik iparnya. Apa mereka mau menginap? Batin Andin.

"Heh ngelamunnn" ucap bu Winda dengan keras.

"Eh maaf Bu. Ah mas Firman ada di kamar. Habis maghrib tadi tidur"jawab Andin dengan gugup.

"Oh ya udah biarin tidur. Udah masak kan kamu ndin? "

"Sudah Bu" jawab Andin.

"Yaudah yuk Mulan kita makan" ajak bu Winda pada anak perempuan nya.

"Ayo buuu" jawab Mulan.

Selesai makan, bu Winda dan Mulan bergegas menuju kamar tamu tanpa membersihkan bekas mereka makan. Andin yang melihat itu hanya tersenyum kecut.

Di dalam kamar ternyata Bu Winda dan Mulan sedan berbicara serius.

"Buu tadi setelah makan siang pas mau pulang dari kampus aku lihat mas Firman lagi gandeng perempuan Buu" ucap Mulan pada ibunya.

"Serius kamu? Siapa? Apa jangan2 masmu selingkuh? " balas bu Winda.

"Gatau aku bu, eh tapi perempuan ini cantik sekali Buu, bodynya baguss, pokoknya cantik lahh. Orang kaya kayanya Buu"

Tidak sadar si Mulan ini kalau Andin si kakak ipar dulunya juga cantik paripurna. Dasar.

"Kalau masmu selingkuh gimana dengan si Andin?"tanya bu Winda.

" Ya gatau bu, kalau aku nih, Biarin aja mas selingkuh. Lagian istrinya itu udah gendut, jelek bisanya ngabisin duit" omel Mulan.

"Iya juga ya. Yaudah besok tanya masmu aja"

"Iya bu, duuhh ini kamar sempit banget. Mana gada kipas. Ngapain sih bu pake nginep disini 3hari"

"Udah diam. Namanya juga rumah kontrakan. Mau ngerjain si Andin ibu ini"

"Ssstttt anak kecil jangan banyak tanya"

"Uda 22tahun aku buuu"

Begitulah perdebatan antara ibu dan anak di dalam kamar tamu rumah kontrakan Andin.

Selepas membersihkan dapur, Andin bergegas menuju kamar putrinya. Ia berniat melihat apakah putrinya sudah tidur atau belum.

"Loh cantiknya ibu kok belum tidur. Ada Pr ya nak? " tanya Andin pada putrinya

"Gada bu, masih pengen belajar saja" jawab Fara.

"Yasudah kalau gitu ibu tunggu disini ya. Kalau sudah mengantuk bilang sama ibu biar ibu temani sampai Fara tidur" jawab Andin seraya tersenyum.

Sedikit cerita tentang rumah yang ditempati Andin ini sebenarnya adalah rumah hadiah dari orangtua Andin sebagai kado pernikahannya. Lumayan luas rumah ini, dengan 2 kamar utama dan 1 kamar tamu. Dan kamar mandi di dalam kamar. Rumah inipun masih atas nama orangtua Andin. Namun Andin tak memberi tahu Firman bahwa rumah ini hasil pemberian orangtuanya. Firman tak mau tahu tentang bagaimana rumah ini berada. Yang ia mau hanya bagaimana ia bisa tinggal dengan nyaman di rumah yang lumayan besar ini. Saat menikah dengan Andin pun Firman sudah langsung menempati rumah ini. Jadi ya Firman fikir rumah ini adalah rumah Andin sendiri. Ia juga berfikir jika Andin membeli rumah ini atas namanya. Padahal yang sebenarnya terjadi, rumah ini masih atas nama orangtua Andin.

Walaupun orangtua Andin awalnya tidak menyetujui pernikahan putrinya, tetapi mereka tetap memberikan hadiah berupa rumah. Awalnya Andin akan diberikan rumah yang lumayan besar. Berupa 2 lantai. Namun Andin menolak dengan tegas. Betapa tidak punya malu ia jika menerima hadiah rumah besar dari orangtuanya. Karena ia sudah membangkang dengan tetap menikah dengan Firman.

Setelah Fara tertidur, Andin segera masuk ke dalam kamarnya sendiri.

Firman yang mengetahui istrinya masuk ke dalam kamar buru2 mematikan panggilan teleponnya dengan seseorang di sebrang telpon.

"Loh mas tadi bukannya udah tidur yaa? "Tanya Andin

" iya udah, sekarang kebangun pengen buang air "jawab Firman.

"Mas Firman kenapa langsung matiin HP ya? Duh jadi curiga, astagfirullah jangan su'udzon duh" batin Andin.

"Oh iya, besok kan hari minggu, aku mau ketemu temenku di luar besok" ucap Firman setelah keluar dari kamar mandi.

"Kenapa keluar sama temen mas? Kenapa ga ngajak Fara keluar. Hari minggu pasti Fara seneng di ajak keluar"

"Ehmmmm.. Gabisa aku, udah kadung janjian kemarin. Maaf Ndin. Yaudah aku mau tidur" jawab Firman dengan nada sedikit dilembutkan.

"Baiklah"

Hening. Setengah jam berlalu, namun diantara Andin dan Firman belum ada yang berniat untuk menyelami dunia mimpi.

"Mas, sudah 2bulan kamu tidak menyentuhku" ucap Andin tiba-tiba.

"Eeeh.. Maaf sayang akhir2 ini mas sangat kelelahan. Maaf yaa" ucap Firman sembari membelakangi Andin.

Andin hanya bisa menghela nafas.

_Keesokan harinya_

"Hoaaammmm... Mbakkk masak apa?" tanya Mulan pada Andin yang sedang menyapu halaman.

"Lihatlah sendiri Lan di meja" jawab Andin. Dia risih dengan belek di mata Mulan. Juga aroma tidak sedap adi adik iparnya itu.

"Lain kali kalau keluar kamar pastiin bersih dulu mata kamu, belek nya kemana-mana" ucap Andin sambil berlalu dari hadapan Mulan.

"Whattt??? Kurang ajarrr"gerutu Mulan tapi tak ayal ia segera masuk ke dalam kamar mandi dan cuci muka.

Sekarang semua anggota keluarga sudah berkumpul hendak menikmati sarapan yang sudah dibuat Andin.

" jangan banyak2 kamu ambil nasi Ndin, nanti tambah bengkak, tidak betah suamimu“ sindir bu Winda terang-terangan di depan Andin.

Firman dan Mulan hanya membelalakkan mata mendengar penuturan ibunya.

Andin hanya menarik nafas dan berkata "kalau aku tidak makan banyak nanti energiku cepat habis bu, mengurus pekerjaan rumah juga cepat capek"

"Halah alesan, ibu dulu juga ngurus rumah. Ga capek2 banget tuh"jawab bu Winda

Astagfirullah. Keluarga iniiii...

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kubalas Penghianatanmu Mass   bsb 82

    Berulang kali Retno terlihat menghela nafas berat. Pun dengan Bu Winda yang terlihat mengepalkan tangannya di atas paha. Karena waktu sudah menunjukkan hampir pukul 9 malam, Retno lebih memilih untuk menidurkan Chika terlebih dahulu. Karena sedari tadi putrinya itu bermain dengan Sugeng. Bagaimanapun, Chika tetap rindu dengan Sugeng. Karena yang ia tahu, dulu papanya adalah seorang papa yang sangat baik terhadapnya. Terlihat ia enggan beranjak dari pangkuan Sugeng, penampilan yang kumal tak membuat Chika menjauh. Justru karena rasa rindu itu membuat ia semakin tak mau lepas dari Sugeng."Mamaa, Chika nggak mau bobok. Chika may main sama Papa" tangis Chika menggema di malam yang sunyi ini."Chik! Nurut sama Mama. Tidur! Kalau enggak! " mata Retno terlihat melotot ke arah Chika yang meringkuk ketakukan dalam dekapan Sugeng."Retno Jangan" ucap Sugeng pelan."Apa kamu! Jangan ikut campur! Ini urusanku dengan putriku! ""Tapi dia juga putriku! ""Putri? Hah b*adab!! "Sebelum perdebatan m

  • Kubalas Penghianatanmu Mass   Bab 81 Bertemu lagi

    Mata sembab itu sangat kentara terlihat dari pandangan Andin. Ia tak peduli lagi dengan berbagai tatapan para pengunjung masjid yang melihatnya penuh kagum. Mengingat ia saat ini masih mengenakan gaun yang sejak sore tadi ia pakai. Hanya make up nya saya yang terlihat memudar karena sengaja ia hilangkan untuk ke absah an sholat.Kakinya melangkah pelan ke arah 2 manusia yang tampak meringkuk ketakutan. Tubuhnya terlihat bergetar di balik pilar masjid. Andin mengenali wajah mereka meskipun tersamarkan oleh berbagai noda serta pakaian kumal."Mulan? "Mulan yang merasa namanya dipanggil segera menoleh ke asal suara. Di depannya berdiri seorang wanita yang sangat cantik. Namun ia masih mengenali dengan baik siapa wanita cantik ini.Mbak AndinPerempuan yang dulu sering ia hina-hina. Hingga ia sering merendahkannya. Sekarang bediri bak seorang putri dari Kerajaan dongeng."Mbak Andin? " sapa Mulan lebih dulu dan menyentak lamunan Sugeng."Kalian ngapain di sini? " tanya Andin heran.Sugen

  • Kubalas Penghianatanmu Mass   Bab 80

    "Bu, ada paket untuk ibu" ucap Irish saat melihat Andin baru keluar dari lift."Paket? Dari siapa? ""Emm, ada namanya nanti di dalam bu""Terus dimana paketnya? ""Sudah saya letakkan di dalam bu" tunjuk Irish pada ruangan Andin.Setelah pintu terbuka, pandangan pertama Andin jatuh pada sebuah kotak berwarna putih dengan pita kecil si sudutnya. Terlihat cantik namun elegan. Ukuran kotak ini lumayan besar. Sampai-sampai Andin harus mengangkatnya dengan kedua tangan.Baru membukanya saja, aroma wangi yang tercium membuat Andin sedikit tersipu. Belum lagi sebuah kertas kecil yang menarik perhatiannya."Hai, udah buka kan? Inget nggak janjiku kemarin? Aku suruh kamu tunggu sampai sore ini? Dipake ya nanti! See you at 5p.m!Ttd AD""AD? " Andin berusaha mengingat siapa inisial nama yang ada di kertas kecil ini. Perlu beberapa menit hingga Andin menemukan siapa inisial nama tersebut."Alex? Astaga. Bisa so sweet juga dia hmm. Oke"Perlahan tangan Andin terulur membuka sebuah bingkisan yan

  • Kubalas Penghianatanmu Mass   Bab 79 Tranding Topic

    "S*alan kamu mas! "Prankk"M-marwah? "Lihat, aktifitas menjijikkan antara Bagaskara dan Shela seketika terhenti saat Bagaskara melihat sosok istrinya di ambang pintu kamar mandi. Tak salah lihat, setelah berulang kali ia mengucek mata, yang ia lihat sekarang memang istrinya. Dalam keadaan tubuhnya yang B*gil serta b*tang k*maluan yang masih menancap, Dengan segera ia melepas penyatuan mereka. Bagaskara sangat takut hingga kesulitan menemukan penutup untuk dirinya.Yang lebih memalukan, seorang OB tengah merekam aktivitas mereka. Dengan livestreaming!"Hei matikan ponselmu! " bentak Bagaskara pada OB tersebut."Heh b*ngsat! Sini kamu! " dengan brutal Marwah menarik lengan Bagaskara sekuat tenaga. Tubuhnya yang sebelumnya terasa sakit akibat meriang karena flu sudah tak ia rasakan. Baginya yang terpenting ia melampiaskan kemarahannya pada sang suami."K*rang aj*rrr!!Plak plak plak Bughh bugh bughBeberapa tamparan serta pukulan Marwah hadiahkan pada Bagaskara. Tak peduli sekarang sua

  • Kubalas Penghianatanmu Mass   Bab 78 Labrak

    Makan siang kali ini terlihat begitu mengesankan. Setelah pagi tadi ia berhasil menjinakkan Andin, Alex segera memperkenalkan dirinya yang menunggu di luar ruangan.Dan di sinilah mereka. Di sebuah restoran bintang 5. Alex membawa Andin beserta Aurel dan Irish. Semua ia lakukan demi membuat Andin merasa nyaman kembali dengannya.Selesai makan siang, Alex mengantarkan Andin serta Irish kembali ke kantor mereka. Sepanjang jalan, hanya keheningan yang tercipta. Andin yang tergolong perempuan yang banyak bicarapun sama sekali tak mengeluarkan sepatah kata."Andin" panggil Alex canggung."Hmm""Emm, sekali lagi aku minta maaf ya""Hmm"Sedangkan kedua perempuan yang berada di bangku belakang hanya saling pandang. Tak ikut berkomentar."Sampai jumpa besok sore Ndin" ucap Alex saat sampai di parkiran kantor Andin."Hmm""Assalamu'alaikum""Walaikumsalam"Tanpa menunggu mobil Alex keluar dari parkiran mobil, Andin segera masuk ke dalam kantor.Di dalam mobil, Aurel hanya bisa terdiam menyaksi

  • Kubalas Penghianatanmu Mass   Bab 77

    "Dari mana saja kamu hah? Biasanya kamu kalau dapat shift pagi pulang cuma sampai sore. Ini kenapa sampai malam hah? Kamu nggak lihat listrik kita mati?! " teriakan Bu Winda di tengah malam itu mampu membakar amarah Firman yang sebelumnya sudah reda."Ibu! Berisik! Malam ini biarkan gelap seperti ini. Aku capek! ""Firman! Kamu kenapa sih?! " Bu Winda yang kepalang marah menarik kerah baju Firman hingga terjerembab ke lantai."Akhhh ibu! ""Kenapa hah? Mau mukul ibu? Kamu ini aneh Firman! ""Ibu yang aneh! Aku habis dipecat bu! "Bola mata Bu Winda membola, bagaimana bisa, sebelumnya bahkan Firman sempat diberi bonus, ya meskipun 1 kali. Karena Firman banyak mendapat amarah dari pemilik restoran. Namun, kenapa sekarang tiba-tiba dipecat. Pasti anaknya ini membuat ulah."Bu! Aku dipecat! " sejenak semuanya kembali hening. Walau dalam keadaan gelap, Firman dapat melihat sekilas wajar terkejut Bu Winda."Hah apalagi ini Firman. Huhu. Kenapa kamu bercanda hmm? ""Bu aku nggak bercanda""

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status