"Andiiinnn ndinnnn... " teriak Firman dari luar rumah
"Apasih mas datang datang langsung teriak, salam mas salam. Kalau masuk itu ucap salam"protes Andin pada Firman. " Kamu kenapa kucel gini? Belum mandi kamu? Udah jam 5 sore begini belum mandi" jawab Firman setelah ia melihat istrinya dengan dandanan kumel. Rambut dicepol asal, daster sobek di bagian ketiak. Keringat dimana mana. Sumpah itu sangat membuat Firman mual. Lihat,belum lagi bekas jerawat dimana-mana .Mana istri cantiknya dulu yang sangat ia banggakan di depan teman temannya. Sekarang fisiknya sudah tak jauh dari seorang pembantu. "Iya, aku belum mandi mas, baru selesai beres beres rumah" jawab Andin dengan malas. "Hah sudahlah, aku mau ke kamar" jawab Firman yang langsung nyelonong masuk ke kamar. "Kalau mau aku cantik kasih aku nafkah yang lebih mas. Lagian kamu seharian ini kemana sih, katanya cuma ke rumah ibu, tapi kok sampai hampir maghrib" omel Andin. "Memang kenapa kalau aku lama di rumah ibu. Udah mending kamu siapkan makan malam yang banyak karena ibu dan Mulan mau kesini habis isya" "Kenapa mas?" "Kenapa apa maksudmu? Ibuku mau berkunjung kamu tidak suka?" sentak Firman. "Suka mas, iya aku akan masak" "Gitu aja harus pake protes" "Sholat ashar dulu mas" Andin berusaha mengingatkan suaminya. "Hmmm" Firman hanya berdehem saja. _Habis Isya_ "Assalamu'alaikum. Fiirrr firmannnn, kemana sih masmu itu, istrinya juga kemana. Udah 10menit kita berdiri disini. Huh" keluh bu Winda. "Gatau bu, lelet sekali istrinya mas Firman" saut Mulan. "Walaikumsalam" jawab Andin dari dalam rumah. "Ayo bu, Mulan masuk" "Gitu kek dari tadi bukain pintu!" Sentak bu Winda pada menantunya. "Mana Firman? " tanya bu Winda setelah masuk ke dalam rumah dan duduk di kursi ruang tamu. Andin sempat terkejut saat melihat 2 koper lumayan besar yang dibawa ibu mertua serta adik iparnya. Apa mereka mau menginap? Batin Andin. "Heh ngelamunnn" ucap bu Winda dengan keras. "Eh maaf Bu. Ah mas Firman ada di kamar. Habis maghrib tadi tidur"jawab Andin dengan gugup. "Oh ya udah biarin tidur. Udah masak kan kamu ndin? " "Sudah Bu" jawab Andin. "Yaudah yuk Mulan kita makan" ajak bu Winda pada anak perempuan nya. "Ayo buuu" jawab Mulan. Selesai makan, bu Winda dan Mulan bergegas menuju kamar tamu tanpa membersihkan bekas mereka makan. Andin yang melihat itu hanya tersenyum kecut. Di dalam kamar ternyata Bu Winda dan Mulan sedan berbicara serius. "Buu tadi setelah makan siang pas mau pulang dari kampus aku lihat mas Firman lagi gandeng perempuan Buu" ucap Mulan pada ibunya. "Serius kamu? Siapa? Apa jangan2 masmu selingkuh? " balas bu Winda. "Gatau aku bu, eh tapi perempuan ini cantik sekali Buu, bodynya baguss, pokoknya cantik lahh. Orang kaya kayanya Buu" Tidak sadar si Mulan ini kalau Andin si kakak ipar dulunya juga cantik paripurna. Dasar. "Kalau masmu selingkuh gimana dengan si Andin?"tanya bu Winda. " Ya gatau bu, kalau aku nih, Biarin aja mas selingkuh. Lagian istrinya itu udah gendut, jelek bisanya ngabisin duit" omel Mulan. "Iya juga ya. Yaudah besok tanya masmu aja" "Iya bu, duuhh ini kamar sempit banget. Mana gada kipas. Ngapain sih bu pake nginep disini 3hari" "Udah diam. Namanya juga rumah kontrakan. Mau ngerjain si Andin ibu ini" "Ssstttt anak kecil jangan banyak tanya" "Uda 22tahun aku buuu" Begitulah perdebatan antara ibu dan anak di dalam kamar tamu rumah kontrakan Andin. Selepas membersihkan dapur, Andin bergegas menuju kamar putrinya. Ia berniat melihat apakah putrinya sudah tidur atau belum. "Loh cantiknya ibu kok belum tidur. Ada Pr ya nak? " tanya Andin pada putrinya "Gada bu, masih pengen belajar saja" jawab Fara. "Yasudah kalau gitu ibu tunggu disini ya. Kalau sudah mengantuk bilang sama ibu biar ibu temani sampai Fara tidur" jawab Andin seraya tersenyum. Sedikit cerita tentang rumah yang ditempati Andin ini sebenarnya adalah rumah hadiah dari orangtua Andin sebagai kado pernikahannya. Lumayan luas rumah ini, dengan 2 kamar utama dan 1 kamar tamu. Dan kamar mandi di dalam kamar. Rumah inipun masih atas nama orangtua Andin. Namun Andin tak memberi tahu Firman bahwa rumah ini hasil pemberian orangtuanya. Firman tak mau tahu tentang bagaimana rumah ini berada. Yang ia mau hanya bagaimana ia bisa tinggal dengan nyaman di rumah yang lumayan besar ini. Saat menikah dengan Andin pun Firman sudah langsung menempati rumah ini. Jadi ya Firman fikir rumah ini adalah rumah Andin sendiri. Ia juga berfikir jika Andin membeli rumah ini atas namanya. Padahal yang sebenarnya terjadi, rumah ini masih atas nama orangtua Andin. Walaupun orangtua Andin awalnya tidak menyetujui pernikahan putrinya, tetapi mereka tetap memberikan hadiah berupa rumah. Awalnya Andin akan diberikan rumah yang lumayan besar. Berupa 2 lantai. Namun Andin menolak dengan tegas. Betapa tidak punya malu ia jika menerima hadiah rumah besar dari orangtuanya. Karena ia sudah membangkang dengan tetap menikah dengan Firman. Setelah Fara tertidur, Andin segera masuk ke dalam kamarnya sendiri. Firman yang mengetahui istrinya masuk ke dalam kamar buru2 mematikan panggilan teleponnya dengan seseorang di sebrang telpon. "Loh mas tadi bukannya udah tidur yaa? "Tanya Andin " iya udah, sekarang kebangun pengen buang air "jawab Firman. "Mas Firman kenapa langsung matiin HP ya? Duh jadi curiga, astagfirullah jangan su'udzon duh" batin Andin. "Oh iya, besok kan hari minggu, aku mau ketemu temenku di luar besok" ucap Firman setelah keluar dari kamar mandi. "Kenapa keluar sama temen mas? Kenapa ga ngajak Fara keluar. Hari minggu pasti Fara seneng di ajak keluar" "Ehmmmm.. Gabisa aku, udah kadung janjian kemarin. Maaf Ndin. Yaudah aku mau tidur" jawab Firman dengan nada sedikit dilembutkan. "Baiklah" Hening. Setengah jam berlalu, namun diantara Andin dan Firman belum ada yang berniat untuk menyelami dunia mimpi. "Mas, sudah 2bulan kamu tidak menyentuhku" ucap Andin tiba-tiba. "Eeeh.. Maaf sayang akhir2 ini mas sangat kelelahan. Maaf yaa" ucap Firman sembari membelakangi Andin. Andin hanya bisa menghela nafas. _Keesokan harinya_ "Hoaaammmm... Mbakkk masak apa?" tanya Mulan pada Andin yang sedang menyapu halaman. "Lihatlah sendiri Lan di meja" jawab Andin. Dia risih dengan belek di mata Mulan. Juga aroma tidak sedap adi adik iparnya itu. "Lain kali kalau keluar kamar pastiin bersih dulu mata kamu, belek nya kemana-mana" ucap Andin sambil berlalu dari hadapan Mulan. "Whattt??? Kurang ajarrr"gerutu Mulan tapi tak ayal ia segera masuk ke dalam kamar mandi dan cuci muka. Sekarang semua anggota keluarga sudah berkumpul hendak menikmati sarapan yang sudah dibuat Andin. " jangan banyak2 kamu ambil nasi Ndin, nanti tambah bengkak, tidak betah suamimu“ sindir bu Winda terang-terangan di depan Andin. Firman dan Mulan hanya membelalakkan mata mendengar penuturan ibunya. Andin hanya menarik nafas dan berkata "kalau aku tidak makan banyak nanti energiku cepat habis bu, mengurus pekerjaan rumah juga cepat capek" "Halah alesan, ibu dulu juga ngurus rumah. Ga capek2 banget tuh"jawab bu Winda Astagfirullah. Keluarga iniiii...Angin malam yang berhembus lembut membuat jilbab Andin berkibar dengan anggunnya. Ia yang 1 jam lalu telah sampai di tanah Bali tidak bisa menahan diri untuk segera menapaki pantai. Meski malam, pantai di sini masih saja membuat matanya terpesonaKebetulan, sang kakak memang sengaja membuat rumah yang jaraknya tak begitu jauh dari pantai. Tepatnya pantai Kuta. Hanya bermodal jalan kaki, Andin sudah berhasil menapakkan kakinya di pesisir pantai yang masih saja ramai meski malam hari.Setelah melepas rindu dengan kakak serta kakak iparnya dan kedua ponakannya, Andin yang merasa sedikit jenuh segera pamit untuk pergi ke pantai. Sendiri, karena Fara yang kelelahan memilih untuk tidur lebih awal.Meski sudah beberapa kali ia berkunjung ke sini, namun suasana pantai masih saja membuat Andin terpesona. Banyak warung-warung pinggir pantai yang menyajikan berbagai kuliner khas Bali. Hingga kuliner kekinian yang orang menyebutnya makanan Gen Z. Andin tertawa getir membayangkan banyaknya nama-n
"Ba-bagaimana Dok hasilnya?? " tanya Mulan berhati-hati. Ia sempat menangkap perubahan ekspresi sang dokter. Entah mengapa firasatnya mengatakan akan ada hal buruk terjadi. Tangan yang ia letakkan di atas pahanya di genggam hangat oleh Sugeng yang juga penasaran dengan hasil tes.Sang dokter membetulkan letak kacamatanya sebelum mengucapkan hal yang mungkin akan merubah nasib pasutri yang ada di depannya saat ini."Ekhm. Sebelumnya saya mau bertanya kepada bapak dan ibu. Pekerjaan bapak dan ibu apa ya? "Sugeng maupun Mulan menjawab dengan ragu, mereka merasa malu dengan pekerjaan yang mereka geluti. Bahkan saat sudah menikah pun, kebiasaan untuk tidur dengan lawan jenis lain masih berlangsung. Mereka baru berhenti Akhir-akhir ini karena tubuh mereka yang drop."Emm itu Pak. Pekerjaan kamii... ""Baiklah kalau ibu bapak tidak mau bilang sama saya tidak apa-apa. Namun ada yang perlu and garis bawah i. Bahwa penyakit yang kalian derita itu bukan penyakit sepele""Jelaskan saha dok. Jang
Setelah ruang sidang kembali hening. Andin yang duduk seorang diri hanya bisa memijat kepalanya pelan. Berbagai tumpukan kertas yang tersusun rapi di depannya semakin membuatnya gusar. Belum selesai dengan masalah pribadinya, muncul lagi masalah kantor yang lagi-lagi berurusan dengan uang."Haaahhhhh" hembusan nafas kasar dari mulut Andin menandakan berapa dirinya saat ini sedang kalut. Perlahan, ia beranjak dari duduknya, bermaksud untuk kembali ke ruangannya. Karena 2 jam lagi waktu pulang kantor. Sebelum itu, sempat ia mampir sebentar ruangan milik Pak Rudi.Tangannya terulur mengetuk pintu ruangan. Beberapa detik kemudian tampak pintu dibuka pelan dari dalam. Wajah pucat Pak Rudi terlihat pertama kali."B-Bu Andin" sapanya gugup."Boleh saya masuk? ""S-silahkan bu"Kursi empuk yang berhadapan tepat di depan Pak Rudi menjadi pilihan Andin untuk mendudukkan b*kongnya. Matanya terpaku pada kertas yang berserakan di meja. Sekaligus layar laptop yang masih menyala. Tentu ia tahu apa y
"S*alan udah hampir 2 minggu gue kaya gini. Uhukkk" omel Sugeng yang masih saja merasakan tubuhnya tidak Fit. Batuk pilek serta meriang yang ya berlangsung hampir 2 minggu. Namun sama sekali ia belum memeriksakan diri ke dokter."Tau mas, kenapa kita jadi kaya gini ya. Apa kita ke dokter aja? Aduhh kepala aku sakit bangett" sahut Mulan yang merasakan sakit juga di tubuhnya. Belum lagi is yang selalu menggaruk kem*luannya."Kamu kuat bawa mobil hah? ""Gak kuat mas. Kita pesen taksi online aja"Akhirnya Mulan serta Sugeng memutuskan untuk memesan taksi online untuk mengantar mereka ke rumah sakit. Mulan sempat curiga dengan penyakit yang ia derita namun ia menepis semua pikiran buruk itu. Ia yakin jika sakitnya hanya kurang istirahat. Mengingat seminggu yang lalu ia benar-benar tak istirahat. Satu minggu full ia digempur habis-habisan oleh banyak pira hidung belang. Bahkan bisa sehari ia melayani 2 sampai 3 pria. Sungguh perkasa batinnya.Tak menunggu waktu lama. Sekitar 30 menit taksi
Dengan sengaja Andin melangkah mengikuti kedua insan yang sepertinya terlihat bahagia masuk ke dalam toko make up.Namun tentu sebelumnya ia pamit terlebih dahulu kepada putrinya yang tengah asyik bermain seluncuran.Mulutnya berdecak kagum melihat berbagai pajangan make up yang tertata rapi. Andin yang setelah berpisah dari Firman menjadi wanita yang kembali gemar dengan sesuatu hal yang berbau kecantikan sejenak lupa dengan tujuannya ke sini.Matanya memindai setiap pengunjung yang hadir. Yang kebanyakan adalah kaum hawa.Dan Bingo, kedua sosok yang tengah Andin cari berdiri memilih sebuah alat make up yang Andin yakini adalah cushion. Ya, ia sekarang menjadi sangat tahu dengan semua alat make up. Bahkan jika dilihat dari jarak jauh saja Andin sudah hafal nama alat make up tersebut.Kakinya ia biarkan melangkah menyusul mereka. Tanpa aba-aba. Ia berdiri tepat di sebelah sangat pria."An-andin? " sang pria yang tak lain adalah Alex sedikit terkejut. Terlihat dari ucapannya yang terbat
"Kita pulang! " ajak Andin tegas."Wait.Kamu siapa? Kenapa ngajak Dewa kaya gitu. Istrinya? Kenalin aku temen SMA nya dulu. Jennie" wanita itu mengenalkan dirinya pada Andin. Ia mengulurkan tangan mulusnya ke hadapan Andin. Berharap mendapat sambutan baik."Istri kak Dewa baru saja ME LA HIR KAN! anak kedua mereka. Dan aku adalah adik kandungnya" sengaja Andin membalas ukuran tangan wanita itu dengan sedikit meremasmya kuat."Awww kenapa sih? Tenaga kamu kuat banget. Kaya hulk""Terus. Kamu anggota black pink hah? Punya nama kok Jennie"Mata Jennie juga Dewa membelalak lebar. Ia tak menyangka adiknya sekarang berubah menjadi wanita bar-bar sekali. Apalagi dengan orang yang baru ia kenal."Dek" panggil Dewa memperingati."Kita pulang kak" ajak Andin menarik paksa tangan Dewa. Namun di luar dugaan, tangan Dewa yang sebelah kiri juga ditarik oleh wanita siluman tadi."Heh lepasin tangan kakakku ""Nggak bisa gitu dong. Dewa kan lagi asyik ngobrol sama aku. Masa tiba-tiba mau pergi""Sorr