Share

Bab 3 Pertemuan?

Author: Bijijeruk22
last update Huling Na-update: 2025-04-08 14:51:27

Minggu pagi,Andin memilih untuk bersantai di dalam rumah. Tentunya dengan semua pekerjaan rumah yang sudah selesai.

"Enak banget mba kamu ongkang2 kaki kaya gitu. Bagi duit dong" sambil mengadahkan tangan Mulan meminta uang pada Andin.

"Gada Lan, kamu kan tahu mba cuma dikasih uang 400ribu sama masmu. Itupun masih kurang buat kebutuhan rumah"

"Kurang apanya mbak. Tadi pagi saja sarapan cuma sama nasi goreng tidak ada campurannya. Udah pokonya aku minta duit!"tegas Mulan pada Andin.

"Ada apa sih teriak2. Masih pagi loh" saut bu Winda dari dalam kamar.

"Pagi menjelang siang buuu"bisik Mulan pada ibunya

"Ohya? Jam berapa ini? Kamu udah masak Ndin?"tanya bu Winda pada menantunya

"Sudah Buu, tapi ya seadanya. Karena uang dari mas Firman mau habis"

"Mau habis? Memang boros kamu ini. Harusnya kamu lebih bisa mengatur keuangan lah. Jangan boros boros jadi istri! " marah bu Winda pada Andin.

"Buu, uang 400ribu sebulan ya.. "

"Sudahh! Sini mana uangnya biar ibu saja yang mengatur semua pengeluaran termasuk uang belanja! Kamu tinggal memasak!" Ucap bu Winda sambil masuk ke ruang makan.

"Tapi buuu,, memangnya ibu mau menginap berapa hari?

"Suka suka saya mau nginap berapa hari. Mana uangnya!!" Tegas bu Winda

Akhirnya dengan berat hari Andin memberikan uang 300ribu untuk bu Winda.

"Kok cuma 300ribu? Mana yang seratus?"

"Buat belanja Buu. Sudah sekarang ibu atur saja bagaimana baiknya. Uang segitu apa yang mau direbutkan!"

Brakk. Andin membanting pintu kamar putrinya

"Huh dasar menantu kurang ajarin" omel bu Winda.

Sebenarnya bisa saja Andin mendebat ibu mertuanya, tetapi ia lebih memilih berlalu menuju kamar putrinya. Mungkin saja putrinya itu sudah bangun.

Uang 400ribu sebulan. Pasti kurang untuk kehidupan di kota zaman sekarang. Tanpa sepengetahuan Firman, Andin sering menulis novel yang bayarannya lumayan. Jadi ia sering menggunakan bayarannya tersebut untuk menutupi semua kekurangan biaya hidup.

Termasuk tagihan listrik dan lain-lain.

"Eh putri ibu sudah bangun. Mau mandi dulu atau sarapan dulu. Baiknya mandi dulu yaa"

Fara hanya menjawab dengan senyuman dan langsung meminta gendong pada ibunya.

"Buu, habis sarapan Jalan-jalan ke taman yuk? "

"Eh Fara mau ke taman? Bolehh" Selesai memandikan Fara, Andin segera mengajak putrinya untuk sarapan.

Namun, saat sampai di meja makan. Ia sungguh terkejut lantaran semua lauk yang ia masak sudah habis. Tanpa ia tahu pun suaminya sudah bangun saat ia memandikan Fara. Lalu ia ikut memakan sarapan yang Andin buat hingga menghabiskannya.

Tak memikirkan anaknya. Bapak laknat memang

"Mas, kok lauknya habis, anakmu belum sarapan loh" tanya Andin pada suaminya yang sedang merokok di depan TV.

"Eh maaf mas gatau. Yaudah kamu goreng telur saja buat Fara"sahut Firman tanpa menoleh pada istrinya.

Geram sekali Andin mendengar penuturan suaminya. Lauk segitu banyak mereka habiskan. Tanpa menyisihkan sedikit untuk anak dan cucu bu Winda. Astagfirullah.

"Buu, makan di luar aja yukk, Fara gapapa"ucap Fara tiba-tiba mengejutkan Andin.

"Eh iya sayang, ayo kita cari sarapan di luar saja"

Bu Winda yang mendengar menantu dan cucunya hendak makan di luar seketika merasa jengkel. "Jangan manja Fara, makan apa yang ada di rumah! Jangan boros-boros kamu! "

"Buuuu" adu Fara pada ibunya dengan menahan air mata.

"Buuu, Fara ini hanya mau makan di luar sekali. Bahkan selama ini sampai umurnya 8tahun ia sangaat jarang untuk makan di luar. Apa salahnya sekarang Andin menuruti kemauan Fara, lagipun makanan yg Andin masak sudah habis dimakan kalian!" Jelas Andin panjang lebar sembari melirik suaminya yang hanya diam saja melihat anaknya menangis karena ibunya.

"Sudah bu biarkan mereka makan di luar sekali kali" ucap Firman yang mengejutkan ibu serta adiknya.

"Firrr... "

"Sudah Buu" potong Firman pada ibunya mengedipkan mata pada ibunya

Andin dan Fara pun akhirnya bergegas keluar dari dalam rumah, tapi sebelum itu Andin mengambil jilbab instan yang tergantung di dalam kamar.

"Kamu ini apa-apaan Firman, istrimu itu jika dibiarkan pasti semakin boros! Harusnya kamu tahan" tahukah bu Winda.

..

..

"Enak bu pecel lelenyaa" celoteh Fara pada ibunya .

"Fara suka ya? Yasudah habiskan. Setelah ini mau kemana?" Tanya Andin pada putrinya

"Ke taman boleh bu? "

"Bolehh"

Selesai makan, Andin dan Fara berjalan menuju taman yang letaknya tidak jauh dari warung nasi pecel tempat mereka makan.

"Wahhh banyak anak2 seumuran Fara ya buuu"teriak Fara kegirangan

"Iya kak. Yasudah kamu main sana, ibu tunggu di sini"

Andin kemudian duduk di salah satu bangku taman sambil mengawasi putrinya bermain dengan anak2 lain.

Tak lupa ia mengecek HP nya karena dari pagi ia tidak membuka gawai pintarnya itu.

Kemudian fokusnya teralihkan saat ia melihat satu postingan di media sosial.

Disana ia melihat ada foto siluet seorang laki-laki bersama perempuan di sebuah cafe dengan memamerkan kemesraan mereka. Namun, Andin hanya terfokus pada pria di foto itu

"Kenapa mirip mas Firman, siapa perempuan ini?" Batin Andin

Tak mau berspekulasi yang buruk. Andin buru-buru mengecek daftar followers si perempuan.

Dan benar

Disana ada nama sang suami sedang memfollow akun si perempuan

"Ada apa ini mas? Kenapa perasaan ku tidak enak"lirih Andin.

Lamunannya buyar saat putrinya tiba-tiba mendekat dan meminta air untuknya minum.

" Ah ini sayang airnya. Maaf ibu melamun"

"Eh, kamu Andin ya? "

Tiba-tiba dari sampin kiri Andin muncul seorang wanita berparas cantik dengan rambut sebahu dan tubuh langsingnya.

"Eh iya, dengan siapa ya? " tanya Andin pada perempuan itu.

"Aku Diandra. Temen sma kamu dulu"

"Oh maaf Di aku lupa. Yaudah duduk yuk" tawar Andin pada Diandra untuk duduk di sebelahnya.

"Bagaimana kabarmu Ndin? Tamat SMA bukannya kamu meneruskan kuliah di LN ya? "

"Eh kamu tahu kabar itu? "

"Hehe tau dong. Kan aku orangnya sangat up-to-date hehe"

"Ahah iya dulu aku sempat kuliah di LN"jawab Andin sedikit ragu.

Andin memang selepas SMA dikuliahkan di Luar Negeri oleh orangtuanya. Ia lulus kuliah dengan IPK 4,00 dan hanya memakan waktu 3,5 tahun. Tergolong cerdas Andin ini, hingga orangtuanya berniat menjadikan Andin seorang manager keuangan kala itu di salah satu perusahaan orangtuanya.

Namun takdir berkata lain, saat Andin berniat refresing setelah lulus kuliah ia malah dipertemukan dengan Firman di pulau dewata yang saat itu Firman sendiri sedang ikut bosnya berlibur. Firman dulunya hanya seorang supir. Ia dan Firman bertemu di sebuah warung pinggir pantai.

Mulanya mereka hanya saling sapa lalu bertukar nomor dan akhirnya menjalin hubungan. Memang dasarnya si Firman  ini mata k*ranjang. Ia sangat terpesona dengan kecantikan Andin kala itu. Firman sendiri tergolong lumayan tampan, dengan kulit eksotisnya, rambut lurus lebat dan hidung bangir membuat Andin juga menyukai Firman.

Ia setuju menikah dengan Firman saat Firman mengutarakan niatnya meminang Andin. Namun, orangtua Andin kurang suka pada Firman. Karena Firman ini cenderung sedikit sombong.

Orangtua Andin sangat menentang pernikahannya dengan Firman, sehingga saat itu lantaran kecewa. Orangtua Andin tidak memberi modal sedikitpun pada Andin untuk menikah. Akhirnya Andin menikah dengan Firman hanya sekedar ijab kabul di masjid dekat rumah Firman.

Namun orangtua Andin tetap menghadiri pernikahan putrinya. Mereka hanya memakai pakaian sederhana dan menaiki sepeda motor. Tanpa mengundang kerabat Andin yang lain.

"Ngomong-ngomong kamu sekarang kerja dimana? Eh maaf menyinggung. Kok kamu sekarang sedikit.. " Diandra tak melanjutkan ucapannya. Ia hanya menggembungkan pipi pertanda bobot tubuh yang bertambah.

"Haha ini karena aku terlalu bahagia jadi bengkak deh. Aku udah ga kerja. Udah punya anak juga"

"Oh yaa mana anakmu? " tanya Diandra penasaran terhadap anak Andin.

"Itu lagi main di sana" tunjuk Andin pada Fara yang sedang bermain di perosotan. Diandra hanya menganggukkan kepala.

"Diandraaaaaaaa" tiba-tiba dari arah belakang mereka terdengar suara nyaring perempuan sedang memanggil Diandra.

Diandra dan Andin serempak menoleh pada asal suara.

Deghh

"Perempuan ini kan yang ada di foto bersama dengan laki-laki yang mirip mas firman" sejenak Andin membeku melihat perempuan yang tadi memanggil Diandra.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Kubalas Penghianatanmu Mass   bsb 82

    Berulang kali Retno terlihat menghela nafas berat. Pun dengan Bu Winda yang terlihat mengepalkan tangannya di atas paha. Karena waktu sudah menunjukkan hampir pukul 9 malam, Retno lebih memilih untuk menidurkan Chika terlebih dahulu. Karena sedari tadi putrinya itu bermain dengan Sugeng. Bagaimanapun, Chika tetap rindu dengan Sugeng. Karena yang ia tahu, dulu papanya adalah seorang papa yang sangat baik terhadapnya. Terlihat ia enggan beranjak dari pangkuan Sugeng, penampilan yang kumal tak membuat Chika menjauh. Justru karena rasa rindu itu membuat ia semakin tak mau lepas dari Sugeng."Mamaa, Chika nggak mau bobok. Chika may main sama Papa" tangis Chika menggema di malam yang sunyi ini."Chik! Nurut sama Mama. Tidur! Kalau enggak! " mata Retno terlihat melotot ke arah Chika yang meringkuk ketakukan dalam dekapan Sugeng."Retno Jangan" ucap Sugeng pelan."Apa kamu! Jangan ikut campur! Ini urusanku dengan putriku! ""Tapi dia juga putriku! ""Putri? Hah b*adab!! "Sebelum perdebatan m

  • Kubalas Penghianatanmu Mass   Bab 81 Bertemu lagi

    Mata sembab itu sangat kentara terlihat dari pandangan Andin. Ia tak peduli lagi dengan berbagai tatapan para pengunjung masjid yang melihatnya penuh kagum. Mengingat ia saat ini masih mengenakan gaun yang sejak sore tadi ia pakai. Hanya make up nya saya yang terlihat memudar karena sengaja ia hilangkan untuk ke absah an sholat.Kakinya melangkah pelan ke arah 2 manusia yang tampak meringkuk ketakutan. Tubuhnya terlihat bergetar di balik pilar masjid. Andin mengenali wajah mereka meskipun tersamarkan oleh berbagai noda serta pakaian kumal."Mulan? "Mulan yang merasa namanya dipanggil segera menoleh ke asal suara. Di depannya berdiri seorang wanita yang sangat cantik. Namun ia masih mengenali dengan baik siapa wanita cantik ini.Mbak AndinPerempuan yang dulu sering ia hina-hina. Hingga ia sering merendahkannya. Sekarang bediri bak seorang putri dari Kerajaan dongeng."Mbak Andin? " sapa Mulan lebih dulu dan menyentak lamunan Sugeng."Kalian ngapain di sini? " tanya Andin heran.Sugen

  • Kubalas Penghianatanmu Mass   Bab 80

    "Bu, ada paket untuk ibu" ucap Irish saat melihat Andin baru keluar dari lift."Paket? Dari siapa? ""Emm, ada namanya nanti di dalam bu""Terus dimana paketnya? ""Sudah saya letakkan di dalam bu" tunjuk Irish pada ruangan Andin.Setelah pintu terbuka, pandangan pertama Andin jatuh pada sebuah kotak berwarna putih dengan pita kecil si sudutnya. Terlihat cantik namun elegan. Ukuran kotak ini lumayan besar. Sampai-sampai Andin harus mengangkatnya dengan kedua tangan.Baru membukanya saja, aroma wangi yang tercium membuat Andin sedikit tersipu. Belum lagi sebuah kertas kecil yang menarik perhatiannya."Hai, udah buka kan? Inget nggak janjiku kemarin? Aku suruh kamu tunggu sampai sore ini? Dipake ya nanti! See you at 5p.m!Ttd AD""AD? " Andin berusaha mengingat siapa inisial nama yang ada di kertas kecil ini. Perlu beberapa menit hingga Andin menemukan siapa inisial nama tersebut."Alex? Astaga. Bisa so sweet juga dia hmm. Oke"Perlahan tangan Andin terulur membuka sebuah bingkisan yan

  • Kubalas Penghianatanmu Mass   Bab 79 Tranding Topic

    "S*alan kamu mas! "Prankk"M-marwah? "Lihat, aktifitas menjijikkan antara Bagaskara dan Shela seketika terhenti saat Bagaskara melihat sosok istrinya di ambang pintu kamar mandi. Tak salah lihat, setelah berulang kali ia mengucek mata, yang ia lihat sekarang memang istrinya. Dalam keadaan tubuhnya yang B*gil serta b*tang k*maluan yang masih menancap, Dengan segera ia melepas penyatuan mereka. Bagaskara sangat takut hingga kesulitan menemukan penutup untuk dirinya.Yang lebih memalukan, seorang OB tengah merekam aktivitas mereka. Dengan livestreaming!"Hei matikan ponselmu! " bentak Bagaskara pada OB tersebut."Heh b*ngsat! Sini kamu! " dengan brutal Marwah menarik lengan Bagaskara sekuat tenaga. Tubuhnya yang sebelumnya terasa sakit akibat meriang karena flu sudah tak ia rasakan. Baginya yang terpenting ia melampiaskan kemarahannya pada sang suami."K*rang aj*rrr!!Plak plak plak Bughh bugh bughBeberapa tamparan serta pukulan Marwah hadiahkan pada Bagaskara. Tak peduli sekarang sua

  • Kubalas Penghianatanmu Mass   Bab 78 Labrak

    Makan siang kali ini terlihat begitu mengesankan. Setelah pagi tadi ia berhasil menjinakkan Andin, Alex segera memperkenalkan dirinya yang menunggu di luar ruangan.Dan di sinilah mereka. Di sebuah restoran bintang 5. Alex membawa Andin beserta Aurel dan Irish. Semua ia lakukan demi membuat Andin merasa nyaman kembali dengannya.Selesai makan siang, Alex mengantarkan Andin serta Irish kembali ke kantor mereka. Sepanjang jalan, hanya keheningan yang tercipta. Andin yang tergolong perempuan yang banyak bicarapun sama sekali tak mengeluarkan sepatah kata."Andin" panggil Alex canggung."Hmm""Emm, sekali lagi aku minta maaf ya""Hmm"Sedangkan kedua perempuan yang berada di bangku belakang hanya saling pandang. Tak ikut berkomentar."Sampai jumpa besok sore Ndin" ucap Alex saat sampai di parkiran kantor Andin."Hmm""Assalamu'alaikum""Walaikumsalam"Tanpa menunggu mobil Alex keluar dari parkiran mobil, Andin segera masuk ke dalam kantor.Di dalam mobil, Aurel hanya bisa terdiam menyaksi

  • Kubalas Penghianatanmu Mass   Bab 77

    "Dari mana saja kamu hah? Biasanya kamu kalau dapat shift pagi pulang cuma sampai sore. Ini kenapa sampai malam hah? Kamu nggak lihat listrik kita mati?! " teriakan Bu Winda di tengah malam itu mampu membakar amarah Firman yang sebelumnya sudah reda."Ibu! Berisik! Malam ini biarkan gelap seperti ini. Aku capek! ""Firman! Kamu kenapa sih?! " Bu Winda yang kepalang marah menarik kerah baju Firman hingga terjerembab ke lantai."Akhhh ibu! ""Kenapa hah? Mau mukul ibu? Kamu ini aneh Firman! ""Ibu yang aneh! Aku habis dipecat bu! "Bola mata Bu Winda membola, bagaimana bisa, sebelumnya bahkan Firman sempat diberi bonus, ya meskipun 1 kali. Karena Firman banyak mendapat amarah dari pemilik restoran. Namun, kenapa sekarang tiba-tiba dipecat. Pasti anaknya ini membuat ulah."Bu! Aku dipecat! " sejenak semuanya kembali hening. Walau dalam keadaan gelap, Firman dapat melihat sekilas wajar terkejut Bu Winda."Hah apalagi ini Firman. Huhu. Kenapa kamu bercanda hmm? ""Bu aku nggak bercanda""

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status