Share

berita

"Mbak, Bang Ashraf belum datang ya?" tanyaku yang hampir saja menangis. Jika tidak teringat Hari ini adalah hari bahagiaku tentu aku sudah menangis karena lelah menunggu kabar dari calon suamiku.

"Mungkin sebentar lagi."

Suara pemandu acara sudah terdengar. Rangakaian Acara demi acara sudah dibacakan dan saat pengenalan calon mempelai pria aku benar-benar merasa bersyukur karena terdengar suara Bang Ashraf yang sudah datang di tempat acara.

Rasa cemas dan khawatir yang tadi sempat tersemat kini berubah menjadi bahagia. Mbak Amelia menunjukkan video ucapan ijab kabul yang dilakukan oleh Bang Ashraf di depan penghulu, membuat air mataku akhirnya jatuh juga.

"Duh, kok nangis? Tahan ya?" MUA pun panik melihatku menangis. Aku tidak bisa mendung rasa sedih ini sehingga akhirnya merepotkan para penata rias. Setelah reda aku pun mengucap rasa syukur, akhirnya ijab kabul terlaksana.

"Kita harus turun dan menemui para tamu. Semoga calon suamimu siap melihatmu yang cantik bak bidadari ini,"
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status