Share

5. Kesempatan bagus

Author: Nur hikmah
last update Last Updated: 2024-07-04 06:31:34

Dengan bantuan rencana Samudra dan Gendhis, mereka menghubungi Raka dan mengabarkan keberadaan Anaya yang dirawat di rumah sakit.

Mereka sengaja mengabarkannya keesokan hari karena mempersiapkan kamar untuk Anaya di rumah sakit terlebih dahulu semalam.

Anaya juga sudah dijadwalkan untuk melakukan operasi pada pagi hari jam delapan. Raka yang dikabarkan langsung pergi ke rumah sakit tanpa memberitahu Mamanya karena masih tidur.

"Pak Raka, saya Samudra! Maaf karena kami baru bisa mengabari Anda!" panggil Samudra sembari meminta maaf pada Raka.

"Tidak masalah, Pak Samudra! Saya mengerti karena istri saja sebatang kara, dan saya bersyukur Anda sekeluarga mau membantu istri saya yang bukan siapa-siapa kalian!" jawab Raka tidak mempermasalahkannya.

Ia bersyukur ada yang menemukan istrinya saat pingsan. Ia menyalahkan dirinya sendiri karena tidak tahu kalau istrinya sedang sakit.

"Mari, Pak, saya antar ke ruangan istrinya karena istri saya ada di sana!" ajak Samudra sembari berjalan menuju lift.

Raka mengikutinya dari belakang dan mereka menaiki lift menuju lantai tiga ruangan VVIP.

Begitu memasuki kamar rawat, hati Raka terenyuh saat melihat wajah pucat dan sembab istrinya. Ia sedih, pasti istrinya syok dan menangis mengetahui jika ia harus di operasi.

"Sayang,"

"Mas,"

Ucap mereka berdua barengan dengan wajah sama-sama sedih.

Raka sedih karena mengira sang istri syok tahu dirinya sakit. Sedangkan Anaya sedih karena teringat perbuatan Ibu mertuanya yang membuat ia seperti ini.

Terbesit dendam di hati Anaya, namun karena rasa cintanya pada Raka, ia berusaha menghilangkan perasaan itu.

"Maafkan Mas yang tidak tahu tentang penyakitmu! Mas benar-benar tidak berguna sebagai seorang suami!" ucap Raka dengan wajah benar-benar menyesal.

"Tidak apa-apa, Mas! Aku juga tidak tahu jika punya penyakit ini. Aku kira selama ini aku baik-baik saja, tetapi nyatanya tidak!" sahut Anaya dengan wajah sendu.

Melihat Anaya sudah ada yang menjaga, Samudra dan Gendhis pun pamit pulang. Raka memutuskan untuk menunggu Anaya saat istrinya dioperasi nanti. Namun karena jam operasi masih dua jam lagi, Raka memutuskan untuk pulang dahulu karena ia belum mandi.

"Mas pulang dulu ya, sayang! Mas mau mandi dan akan bawa baju-baju kamu ke sini!" pamit Raka dengan memberikan kecupan di kening Anaya.

Anaya mengangguk kecil dan kembali memejamkan mata begitu pintu ruangannya tertutup.

"Darimana saja kamu, Raka! Subuh-subuh sudah pergi kelayapan!" tegur Bu Yati saat melihat Raka memasuki rumah.

Ia terbangun saat mendengar suara mobil Raka keluar dari pekarangan rumah. Hal itu membuat wanita paruh baya itu heran, kemana anaknya pagi-pagi buta.

"Nanti Raka jelasin Ma, Raka mau mandi dulu!" jawab Raka dengan melewati Mamanya.

Bu Yati sungguh kesal dengan sikap Raka yang semakin sulit untuk diatur. Lagi-lagi ia menyalahkan Anaya atas sikap Raka padanya.

"Dasar perempuan sial! Gara-gara menikah dengannya Raka berubah seperti ini! Awas kau Anaya, akan aku buat hidupmu menderita menjadi menantuku jika kau masih bersikeras untuk tetap menjadi istrinya Raka!" maki Bu Yati dengan hati diselimuti niat buruk.

Ia pun pergi ke dapur untuk membuat sarapan, meskipun hatinya kesal dan marah, ia tidak mungkin membiarkan anak kesayangannya kelaparan.

Raka keluar kamar dengan pakaian santai, dan membawa travel bag berisi perlengkapan Anaya.

"Mau kemana kamu dengan penampilan yang seperti itu? Memangnya kamu gak kerja?" tanya Bu Yati dengan tatapan menyelidik.

"Aku mengajukan cuti beberapa hari ini, Ma! Anaya sakit dan akan dioperasi pagi ini, jadi aku akan menemaninya beberapa hari selama aku cuti!" jawab Raka sembari menyuapkan nasi goreng ke dalam mulutnya.

"Oh, jadi sudah ketemu perempuan itu? Cih, sudah mandul, penyakitan lagi! Jadi karena itu kamu keluar pagi-pagi buta! Dasar menantu tidak berguna, menyusahkan saja!" omel Bu Yati tanpa ada perasaan kasihan sedikitpun.

Raka geleng-geleng mendengar omelan kasar sang Mama pada istrinya. Tidak ingin bertengkar dengan Mamanya, Raka diam saja dan tetap melanjutkan makannya.

Ia langsung pamit begitu selesai sarapan tanpa menghiraukan panggilan Mamanya yang selalu membuat telinganya sakit.

"Dasar anak kurang ajar! Bisa-bisanya bersikap seperti itu pada perempuan yang telah melahirkannya ke dunia ini!" umpat Bu Yati sambil menahan kesal.

Tiba-tiba ia tersenyum menyeringai melihat ada kesempatan bagus. Ia langsung mengutak-atik ponselnya menghubungi seseorang dengan tersenyum licik.

Begitu selesai berbincang dengan seseorang yang ia panggil tadi, Bu Yati cepat-cepat membersihkan diri dan bersiap karena ia ada janji temu dengan seseorang di sebuah kafe.

"Sebentar lagi aku akan bisa menyingkirkan perempuan sialan itu dari sisi Raka!" gumamnya dengan tersenyum miring.

Satu jam kemudian, Bu Yati sudah rapi dengan dandanan yang melebihi umurnya. Tidak henti-hentinya senyum tersungging dari wajahnya yang berseri-seri membayangkan Anaya akan tersingkir dari kedudukannya menjadi istri Raka.

"Amira/Tante!" seru Bu Yati dan seorang gadis dengan penampilan seksi di sebuah kafe.

Mereka berdua cipika-cipiki dan duduk di meja yang sudah gadis itu reservasi.

"Amira, ini kesempatan bagus untuk kita melakukan rencana yang selama ini kita bicarakan! Perempuan mandul itu lagi sakit dan hari ini dia akan dioperasi! Raka sekarang ada di rumah sakit menunggui perempuan sialan itu! Kita harus bergerak cepat selagi perempuan itu tidak bisa ngapa-ngapain!" ucap Bu Yati penuh semangat untuk menyingkirkan Anaya.

"Benarkah itu Tan? Kalau begitu, rencana kita akan aku percepat selagi perempuan itu sakit! Aku sudah tidak sabar ingin menjadi istri Raka dan menantu Tante!" sahut perempuan itu dengan mata berbinar.

"Tante juga tidak sabar pengen jadi mertua perempuan cantik dan modis seperti kamu!" puji Bu Yati yang membuat Amira semakin besar kepala.

Amira Putri Kurniawan, teman masa kecilnya Raka saat mereka tinggal di Bandung. Perempuan itu sedari kecil sudah menaruh hati pada Raka, namun karena ia mengira cintanya hanya cinta monyet saja, perempuan itu mengabaikannya hingga mereka lulus SMA.

Tamat kuliah mereka dipertemukan lagi bekerja ditempat yang sama, dan perasaan cinta itu kembali lagi. Lagi-lagi Amira kecewa dan patah hati saat Raka menikah dengan perempuan lain yang ia temui saat mereka kuliah.

Pertemuannya setahun lalu dengan ibunya Raka membuat Amira semakin senang karena ibunya Raka membenci Anaya menantunya. Ia semakin berambisi untuk memiliki Raka dan berusaha membuat laki-laki itu jatuh dalam pelukannya dengan bantuan ibunya Raka.

"Kabari Tante saat kamu sudah siap dengan rencanamu, Tante akan melakukan bagian Tante untuk menjauhkan Raka dari perempuan itu pada hari tersebut!" ucap Bu Yati mengingatkan Amira.

"Tenang saja, Tante! Semuanya sudah beres, tinggal pelaksanaan eksekusinya saja! Hahahaha, jadi tidak sabar untuk memiliki Raka!" jawab Amira dengan tertawa bahagia.

Bersambung...

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kurebut istri yang kau selingkuhi   7. Kebahagiaan Bu Yati dan Amira

    Raka termenung dengan pikiran yang bercabang antara rela dan tidak rela membiarkan Anaya diluar sana tanpa dirinya. Dua tahun hidup bersama membuat Raka merasa jika ini permintaan pertama istrinya selama mereka menikah. Hal itu menjadi salah satu alasan pria itu terpaksa memberikan izin Anaya untuk pergi menenangkan diri sejenak dari rutinitasnya selama ini. "Hah, semoga saja setelah kembalinya kamu dari menenangkan diri, kehidupan kita menjadi lebih baik lagi. Tidak peduli kita punya anak sendiri ataupun tidak, aku hanya ingin hidup bersamamu, Anaya! Yah, meskipun ada sedikit rasa ingin memiliki anak sendiri bersamamu, tetapi jika kau menjauh semuanya tidak ada artinya!" gumam Raka dengan lirih sembari terus menatap wajah lelap Anaya dari kejauhan. Pria itu memang sangat mencintai Anaya, tetapi tuntutan dan keinginan ibunya terkadang membuat ia seringkali menjadi berat sebelah membela keduanya, walaupun terkadang ia lebih memilih membela Anaya jika dihadapan ibunya. Keesokan pagin

  • Kurebut istri yang kau selingkuhi   6. Niat Anaya

    Anaya masih tertidur lelap saat Raka kembali ke rumah sakit dengan membawa baju ganti sang istri. Ia membetulkan selimut sang istri yang melorot sambil melabuhkan kecupan hangat di keningnya. "Cepat sembuh, sayang! Mas sedih lihat kamu lemas begini," bisik Raka sebelum beranjak menuju sofa yang ada di kamar rawat tersebut. Raka memutuskan untuk mengerjakan pekerjaannya di rumah sakit sambil menunggu istrinya. Baru beberapa menit fokus berkutat dengan laptopnya, ponsel Raka berbunyi nyaring dan pria itu menghela napas panjang saat melihat nama sang Mama yang tertera di layar. Ia menghidupkan mode senyap agar tidak mengganggu tidur Anaya, tetapi ganguan itu tidak kunjung reda karena ponselnya terus bergetar. Di rumahnya, Bu Yati mencak-mencak karena sedari tadi panggilannya tidak dijawab oleh sang anak. "Perempuan sialan! Pasti dia yang sengaja meminta Raka untuk tidak menjawab panggilanku!" umpat Bu Yati langsung menuduh sang menantu dengan muka merah padam. Pikiran buruk d

  • Kurebut istri yang kau selingkuhi   5. Kesempatan bagus

    Dengan bantuan rencana Samudra dan Gendhis, mereka menghubungi Raka dan mengabarkan keberadaan Anaya yang dirawat di rumah sakit. Mereka sengaja mengabarkannya keesokan hari karena mempersiapkan kamar untuk Anaya di rumah sakit terlebih dahulu semalam. Anaya juga sudah dijadwalkan untuk melakukan operasi pada pagi hari jam delapan. Raka yang dikabarkan langsung pergi ke rumah sakit tanpa memberitahu Mamanya karena masih tidur. "Pak Raka, saya Samudra! Maaf karena kami baru bisa mengabari Anda!" panggil Samudra sembari meminta maaf pada Raka. "Tidak masalah, Pak Samudra! Saya mengerti karena istri saja sebatang kara, dan saya bersyukur Anda sekeluarga mau membantu istri saya yang bukan siapa-siapa kalian!" jawab Raka tidak mempermasalahkannya. Ia bersyukur ada yang menemukan istrinya saat pingsan. Ia menyalahkan dirinya sendiri karena tidak tahu kalau istrinya sedang sakit. "Mari, Pak, saya antar ke ruangan istrinya karena istri saya ada di sana!" ajak Samudra sembari berja

  • Kurebut istri yang kau selingkuhi   4. Fakta yang menyakitkan

    Raka tidak berhasil menemukan istrinya yang tidak kunjung pulang. Ia bahkan tidak bisa mencarinya ke sekolah tempat istrinya bekerja karena hari sudah malam. Saking sibuk dengan dunianya, Raka juga tidak tahu apakah istrinya punya teman dekat apa tidak. "Gimana, ketemu? Bagus deh kalau dia kabur. Jadi Mama bisa carikan kamu istri yang subur, yang bisa ngasih Mama cucu!" ucap Bu Yati dengan pedas. Raka tidak menjawab ucapan Mamanya yang selalu menyakitkan hati. Ia lebih memilih memasuki kamarnya karena tubuh dan pikirannya saat ini benar-benar kacau. Sementara itu, Bu Darwin dan Gendhis anaknya menjadi syok dan geram mendengar cerita Anaya yang menceritakan apa yang ia alami hingga down seperti ini. "Mertua kamu benar-benar gila, Nay! Bisa-bisanya dia melakukan hal yang jahat seperti itu pada menantunya sendiri! Ini sudah termasuk tindakan kriminal, Mbak gak nyangka ada orang yang mempunyai pikiran jahat dan licik seperti mertuamu!" ucap Gendhis dengan sangat geram. "Ken

  • Kurebut istri yang kau selingkuhi   3. Hancur tidak tersisa

    Bu Yati yang terkejut mendengar suara dari luar rumah langsung mematikan ponselnya. Ia membuka pintu dan mencari siapa yang memecahkan pot bunga hingga hancur. Meong... Meong... Seekor kucing hitam keluar dari salah satu pot bunga dan berlari ke jalan. "Ck, kucing itu membuatku kaget saja! Aku kira ada orang tadi yang dengar obrolan aku dengan Amira!" sungut wanita paruh baya itu dengan kesal. Ia lalu menutup pintu dan menguncinya. Ayana yang bersembunyi tak kuasa menahan laju air matanya. Perasaannya saat ini sungguh hancur berkeping-keping. Dengan langkah gontai kakinya melangkah pergi dari rumah itu menuju motor yang ia parkirkan di depan lahan kosong tak jauh dari rumahnya. Ayana menaiki motornya dengan pikiran kosong, sehingga ia melaju tidak tentu arah alias kearah yang berbeda dari tempat ia mengajar. Sementara itu, Daisy yang menunggu kedatangan Anaya di sekolah menjadi gelisah tidak menentu. "Anaya kok jam segini belum datang sih? Padahal dia yang pali

  • Kurebut istri yang kau selingkuhi   2. Hancurnya hati Anaya

    Anaya langsung menutup pintu mobil dan kembali masuk rumah dengan membawa tas kerja Raka dan lipstik yang ia genggam di tangan kanan. Baru mau melangkahkan kaki menuju kamar mereka, sayup-sayup Anaya mendengar pembicaraan Raka dengan ibunya di dapur. "Ma, mau sampai kapan Mama bersikap begini sama Anaya?" tanya Raka dengan wajah frustasi. "Sampai kamu memberikan Mama cucu!" jawab Bu Yati santai. "Ya ampun Ma, cucu lagi yang dibicarakan! Kami baru dua tahun Ma menikah, bukan puluhan tahun sampai Mama bersikap begini! Masih banyak di luaran sana yang belum punya anak hingga sepuluh tahun pernikahan santai-santai aja tuh, kenapa Mama malah yang misuh-misuh seperti itu?" ucap Raka tidak habis pikir. "Itu orang lain Raka, bukan Mama! Mama saja dulu tiga bulan nikah langsung Mama hamil kamu, jadi wajar Mama menuntut cucu pada Anaya yang sudah menikah dua tahun masih belum hamil juga!" sahut Bu Yati tidak mau kalah. Raka sampai menghela napasnya dengan kasar karena tidak tahu lag

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status