Share

59. Tidak Butuh Maafmu

Tidak Butuh Maafmu

****

Alya sedikit menjauh dariku begitu dia mendengar apa yang baru saja dikatakan Sania. Bahkan Alya yang tadi terlihat santai saat turun dari mobil, kini terlihat tegang. Dia terlihat sekali sedang menahan amarah, kedua tangannya terkepal.

Melihat hal itu, aku merasa tidak enak hati dengan Alya. Karena akulah yang memintanya bahkan bisa dibilang sedikit memaksa untuk menemaniku ke sini.

"Sania, jangan seperti itu. Kedatangannya ke sini bermaksud baik, dia turut prihatin atas apa yang menimpamu," ucapku berusaha membuat Sania tenang.

“Andra….” Seorang wanita paruh baya muncul dari dalam rumah dan berjalan mendekatiku.

“Tante Muti,” ucapanku sambil tangannya bermaksud menyalaminya.

Wanita paruh baya itu menyambut uluran tangan meski sedikit enggan.

"Bicaralah di dalam, jangan di luar seperti ini. Meskipun rumah kami tidak lagi sebagus dan semewah dulu, kami tetap ingin menghargai tamu yang datang," ucap Tante Muti sinis. Entah apa tujuannya berkata seperti itu, mung
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status