Beranda / Romansa / Kutukan Mantan Terindah / Jeruji Rasa dan Luka

Share

Jeruji Rasa dan Luka

Penulis: Syamwiek
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-26 20:00:53

Tiga hari sejak kejadian percobaan bvnuh diri, ruang isolasi di rumah sakit metropolitan dijaga ketat oleh dua petugas kepolisian. Satu di kanan pintu, satu lagi tak jauh dari ruang perawat. Dan di dalamnya, terbaring seorang perempuan yang tak lagi setenang dulu.

Aisha.

Tubuhnya pucat, kedua matanya sayu tapi tetap menyiratkan perlawanan. Tangannya terikat lembut oleh tali pengaman medis karena dia terus-menerus mencoba mencabut infus di punggung tangannya.

“Kak Aletta ambil semuanya, Amma,” gumam Aisha lirih.

“Kak Aletta nggak ambil apa-apa, Sayang. Dia cuma kembali mengambil hidupnya sendiri,” bisik Amma Gista dengan suara parau.

Aisha menggeleng, berlinang air mata. “Kenapa semua orang ninggalin aku? Zain, Appa, bahkan Amma pun mulai menyerah.”

Amma Gista tersentak. Ingin menyangkal, tapi suara anaknya terlalu rapuh.

“Amma nggak pernah ninggalin kamu, Aisha. Tapi Amma juga nggak bisa membenarkan semua kesalahan kamu.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (19)
goodnovel comment avatar
Dilla dilawan
setuju sama apa yg dokter bilang. aisha emang harus di bawa kesana. jiwa nya tuh harus segera di obati karna udah membahayakan jiwa orang di sekitarnya.bahkan jiwanya sendiri. eh aisha jgn kamu tanya kenapa zura bisa merebut perhatian orang. harusnya kamu nanya zura itu hatinya bisa bersih pake apa
goodnovel comment avatar
Yhara_18
kasian juga Gista ya punya anak kok rada2 aneh gitu. semoga Aisha mendapat hidayah ya biar taubat.
goodnovel comment avatar
Odelia HerRa
km ga salah zura..ingat ini bukan salahmu, ini salahnya aisha sndiri knp memupuk penyakit hati semakin dalam sehingga bisa menghancurkan hidup dia kapanpun,
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Kutukan Mantan Terindah   Ketahuan Mecum

    “Zain Virendra Juhar!”Suara berat Papi Barra menggema dari ruang tengah, membuat semua yang ada di ruang makan kediaman Juhar langsung diam. Termasuk Mami Narumi yang sedang menyuapi Zura dengan potongan buah mangga segar.Zain, yang tadi sedang asyik menyelipkan bantal tambahan di kursi roda Zura dengan dalih ‘biar lehernya nggak pegal’, sontak menegakkan badan dan menoleh dengan wajah seperti anak kecil yang ketahuan mencuri coklat.“Pi—” Zain tertawa kaku. “Ada apa?”“Ke ruang kerja sekarang,” kata Papi Barra dengan nada tak bisa dibantah.Zain pun mengangguk cepat, lalu berbisik pada Zura yang mendadak tampak bingung. “Kalau aku nggak balik dalam sepuluh menit, selamatkan aku, ya. Pakai puppy eyes kamu.”Zura mengernyitkan kening. “Memangnya kamu bikin salah?”Zain hanya bisa meringis sambil berjalan menuju ruang kerja Papi Barra. Dan begitu pintu tertutup…“Jadi, kamu pikir Papi nggak lihat?” tanya Papi Barra sambil menyilangkan tangan. Wajahnya tenang, tapi mata tajamnya menata

  • Kutukan Mantan Terindah   Semakin Runyam

    Suara teriakan itu kembali menggema. Mengiris langit-langit pusat rehabilitasi jiwa Serenity Hill yang tenang. Beberapa suster berlari kecil, mencoba masuk ke kamar isolasi bernomor 307, membawa peralatan medis dan obat penenang di tangan.“AISHA! JANGAN—!”DUK!Bunyi benturan keras terdengar. Kepala Aisha sekali lagi menghantam dinding berlapis busa empuk yang tetap saja tak cukup menahan intensitas amarahnya. Gadis itu menggigil, rambutnya berantakan, mata merah dan sembab. Nafasnya berat, seperti sedang melawan sesuatu yang tak kasat mata.“Aku benci kalian—aku benci kalian semua! Zura mencuri semuanya dari aku!”Dua suster mencoba mendekat.“Aisha, kami akan menyuntik obat penenang, ya? Kamu harus tenang, Nak—”“JANGAN SENTUH AKU!!” teriaknya, mendorong kasar tangan suster hingga wanita paruh baya itu tersungkur.Appa Gio berdiri di balik kaca satu arah, menyaksikan kejadian itu dengan tangan terkepal. Rahan

  • Kutukan Mantan Terindah   Sekutu dalam Dendam

    Angin pegunungan Bandung berhembus lembut, membawa aroma pinus dan tanah basah ke dalam pelataran sebuah villa mewah yang berdiri megah di atas bukit. Dari kejauhan, bangunan itu tampak seperti tempat peristirahatan eksklusif para bangsawan. Tapi siapa sangka, di balik dinding batu abu-abu elegan dan jendela-jendela besar berhias tirai renda putih itu—tersimpan bara dendam yang belum pernah padam.Sebuah mobil hitam berhenti tepat di depan pintu utama.Seorang pria paruh baya, mengenakan jas gelap dan sorot mata tajam turun dari dalam mobil. Langkahnya cepat, rahangnya mengeras. Wajahnya jelas menampakkan beban yang tak main-main.Pintu besar villa itu terbuka pelan, seolah sudah menunggunya.Di baliknya berdiri seorang wanita paruh baya, dengan penampilan anggun dan riasan yang nyaris sempurna. Rambutnya disanggul setengah, mengenakan gaun satin biru tua yang membalut tubuh langsingnya dengan angkuh. Garis wajahnya masih menawan, namun ada kilata

  • Kutukan Mantan Terindah   Surat Peringatan

    Surat peringatan itu baru saja mendarat di meja kerja Om Andrian ketika dia membanting ponselnya ke lantai, membuat sekretaris di luar ruangan terlonjak kaget.Wajahnya merah padam, mata menyipit seperti hendak menerkam siapa saja yang lewat.“Kurang ajar! Baru juga dapat ancaman, dia sudah berani menggertak balik!”Surat dari Juhar Group bukan surat sembarangan. Ditandatangani langsung oleh Papi Barra, bertuliskan nada tajam soal penindasan, teror, dan tindakan kriminal terhadap salah satu anggota keluarga mereka—Zura.Om Andrian tahu, saat nama Juhar ikut turun tangan, berarti perang sudah dimulai.Selama ini, dia menganggap Zura hanya remahan kecil yang bisa dihancurkan dengan gosip atau muslihat kecil. Tapi kini, Zura tak lagi sendiri. Dia berada di bawah lindungan orang-orang paling berpengaruh di negeri ini—dan lebih berbahaya lagi, punya niat membalas.Om Andrian langsung menekan interkom.“Panggil Bram! Sekarang!

  • Kutukan Mantan Terindah   Pengakuan Yang Terlambat

    Lantai tertinggi kantor pusat Juhar Group pagi ini dipenuhi aroma kopi hangat dan ketegangan yang samar. Baru saja Papi Barra menandatangani beberapa dokumen penting ketika sekretaris pribadinya mengetuk pintu.“Pak, ada tamu. Bapak Giovanni Kenzo Valley. Katanya ada hal penting dan pribadi yang harus dibahas.”Papi Barra mendongak, wajahnya berubah datar. “Suruh masuk.”Pintu terbuka perlahan, menampilkan sosok Appa Gio—dengan raut wajah lelah, rambut sedikit berantakan, dan mata yang tampak lebih tua dari usianya.“Barra,” ucapnya singkat, suaranya serak.“Duduk.” Papi Barra menunjuk kursi di seberang meja, lalu melipat kedua tangan di atas meja kaca. “Kalau kamu datang ke sini buat membela kedua saudaramu, sebaiknya kamu pergi sekarang juga.”“Aku nggak datang buat bela siapa-siapa,” sahut Appa Gio lirih. Dia duduk, menunduk sebentar sebelum mengangkat kepalanya. “Aku datang karena aku nggak tahu harus percaya siapa lagi.”

  • Kutukan Mantan Terindah   Mulai Terkuak

    Ruang tamu kediaman Juhar dipenuhi atmosfer tegang pagi itu. Bagas, datang dengan pembawaan tenang, duduk bersandar pada punggung sofa, menatap serius ke arah Papi Barra, Mami Narumi, dan Zain yang duduk bersisian. Zura, dengan wajah pucat tapi tenang, berada di kursi rodanya, diam menyimak. “Aku akan langsung ke poin utamanya,” ujar Bagas, membuka map coklat di tangannya. “Hasil investigasi sementara dari kepolisian dan pemadam menyimpulkan bahwa kebakaran rumah Zura disebabkan oleh bahan bakar cair yang disiram di dua titik, lalu disulut dengan korek api. Ada saksi kunci—anak kecil bernama Kimi.” Wajah Zain menegang. “Kimi? Anak kecil yang sering dibantu Zura itu?” “Ya,” Bagas mengangguk. “Anak itu sudah diamankan. Tapi mohon catat, dia bukan dalangnya. Dia hanya pelaku lapangan, disuruh oleh seseorang.” Zura menggigit bibir bawahnya. Tangannya mengepal pelan. “Aku tahu Kimi nggak mungkin melakukan itu sendiri. Dia bahkan masih belum bisa mengeja namanya dengan benar.” Baga

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status