Hari Minggu ini cerah sekali, cocok untuk jalan-jalan sehat sambil mencari sarapan. Semalam, ia sudah merencanakannya dengan Kyra, dan ia jadi bersemangat sekali sampai sulit tidur semalaman. Ia benar-benar seperti orang kasmaran. Ia jadi tak bisa berhenti memikirkan Kyra. Rasanya, Raka bisa gila karena Kyra. Entah sejak kapan ia jadi seperti ini. Ia sampai tak sabar untuk segera menikahi Kyra dan menghabiskan banyak waktu dengan Kyra."Nunggu lama, Kak?" tanya Kyranyang baru saja keluar dari unitnya.Raka menggeleng. "Yuk." Ia meraih tangan kanan Kyra dan menggandengnya, lalu mengajaknya berjalan menuju elevator. Ia tak boleh menatap wajah Kyra terlalu lama, atau ia tak akan mampu mengontrol ekspresinya. "Katanya, Vino dan Jess agak telat. Jadi, kita langsung ketemuan di CFD. Kamu jalan kaki nggak apa-apa, 'kan?Kyra mengangguk. "Nggak apa-apa. Aku biasa jalan kaki jauh, kok. Mungkin kondisiku akhir-akhir ini nggak begitu stabil, tapi hari ini aku merasa sangat seh
Raka ingin membalikkan meja yang ada dihadapannya ketika melihat Kyra dipeluk begitu saja oleh laki-laki bernama Gilang. Ia cemburu, tentu saja. Ada laki-laki yang tidak ia kenal datang menyapa tunangannya, lalu memeluk tunangannya begitu saja. Siapapun akan marah jika tunangannya dipeluk orang tidak dikenal.Memang secepatnya Kyra mendorong tubuh lelaki itu, tetapi tentu saja Raka tetap marah dan kesal. Namun, untuk mempertahankan kewarasan dan sikap dewasanya, Raka hanya bisa diam dan mengamati dengan tatapan membara. Ia tak marah pada Kyra, tapi pada lelaki bernama Gilang itu. Kalau ini bukan tempat umum, Raka sudah menghajar wajah lelaki itu."Kakak, kok, di Bandung? Bukannya Kakak tinggal di Inggris?" tanya Kyra. Ia lebih kesal lagi karena Kyra menatap lelaki itu dengan berbinar-binar. "Iya, lagi ada urusan keluarga, jadi pulang dulu. Dua hari lagi udah harus balik ke Inggris," jawab lelaki itu. Lalu, Raka bertemu tatap dengannya. "Ah, sorry. Gue ganggu acara
Tegang. Begitulah suasana yang Kyra rasakan pada acara makan siang ini. Bukan karena dirinya dan Raka, tapi karena Raka dengan Gilang. Walaupun Kyra sudah menjelaskan, tapi Raka tetap menatap Gilang dengan tajam dan sinis, sementara Gilang bersikap riang seakan tidak tahu apa-apa. Dan, Kyra tahu bahwa Gilang sengaja untuk mengerjai Raka."Jadi, Kyra," panggil Gilang. "Kenapa lo mau bertunangan dengan Raka? Murni perasaan , atau pemaksaan ayah dan bunda lo?"Kyra tahu bahwa itu akan menjadi pertanyaan pertama yang akan keluar dari mulut Gilang, karena pertanyaan itulah akar ketegangan ini. "Awalnya perjodohan untuk kepentingan bisnis.""Awalnya?" tanya Gilang.Kyra mengangguk. "Sekarang, setelah aku mengenal Kak Raka, aku suka sama dia," lanjut Kyra. "Memang, aku mau bebas, nggak mau hidup aku ditentukan dan dikekang. Tapi, Kak Raka mau menjamin kebebasanku melalui pernikahan ini. Aku akan mendapatkan Mahesa, lalu aku akan memberikannya ke Kak Raka setelah dia me
Setelah mendengar cerita dari Gilang, Raka tidak bisa berhenti memikirkan Kyra. Ia semakin mengkhawatirkan perempuan yang tak bisa hilang dari pikirannya. Selama ini, Raka terus datang ke unit Kyra untuk berduaan atau makan bersama, tanpa ia sadari dirinya telah banyak mengganggu waktu bekerja Kyra sebagai hacker Mahesa. Pantas ia sering mendapati laptop dan tablet Kyra dalam keadaan aktif, terutama ketika ia datang tiba-tiba. Ia yakin, ialah yang telah membuat kondisi Kyra menurun belakangan ini. Ia yang membuat Kyra bekerja hingga larut bahkan mungkin dini hari.Hari ini adalah jadwal fitting baju pernikahan mereka. Jadi, sejak jam 7 pagi tadi, mereka sudah meninggalkan apartemen menuju Jakarta. Nirmala dan Tika yang mengatur baju pernikahan mereka, dan mereka hanya menunggu jadi saja. Mereka tak banyak melakukan sesuatu, karena Nirmala dan Tika yang sangat bersemangat menyiapkan pernikahan mereka. Apalagi, pernikahan ini memang direncanakan oleh orang tua mereka.Kyr
Raka tampak kacau. Begitulah yang terlihat di mata Kyra. Lelaki yang selama ini selalu bersikap tenang dan menenangkan di hadapannya, ternyata bisa menunjukkan ekspresi seperti orang yang kehilangan harapan. Kyra bukan orang yang pandai menghibur seseorang, ia hanya bisa diam dan bersikap sebagai pendukung di sisi Raka.Setelah mereka menyelesaikan fitting lebih cepat, mereka langsung kembali ke Bandung. Padahal, mereka seharusnya pergi mencicipi makanan untuk acara pernikahan mereka nanti. Tapi, hal itu tidaklah penting saat ini. Bagi Kyra, Tika bukan sekedar ibu mertua, tapi sudah ia anggap sebagai ibunya sendiri, apalagi setelah ia menghabiskan waktu berdua dengan Tika. Ia akan melakukan segala cara untuk menyelamatkan Tika.Tuuut... Tuuut..."Halo?" sapa Pratama."Ayah," panggil Kyra. Saat ini, ia sedang pergi ke kamarnya untuk mengganti pakaian yang lebih santai sambil mengambil barang-barangnya untuk dibawa turun ke ruang tengah, tempat Raka berada. "Ayah
"Uhuk! Uhuk!"Entah sudah berapa jam Kyra mengalami batuk-batuk menyesakkan itu. Sesekali tangannya mengelus dada, tapi mata dan wajahnya sama sekali tak teralihkan dari layar laptop dan tablet. Mata yang berkantung gelap itu bahkan seperti tak berkedip, benar-benar tidak ada hal yang dapat mengalihkan Kyra.Sejak tiga jam lalu, jam 12, Raka tertidur di sofa belakang Kyra, tidak bergerak, tidak terusik meski Kyra batuk-batuk terus. Suara nafas Raka yang tenang berhembus lembut di punggungnya. Awalnya ia geli dan risih, tapi lama-lama ia terbiasa dan bisa membiarkannya. Malah, Kyra merasa tenang karena Raka ada di dekatnya.Pekerjaan Kyra hampir selesai. Ia sudah menemukan banyak sekali bukti yang membuktikan bahwa Tika tidak bersalah, bahkan ia bisa menunjukkan bukti-bukti kuat yang menunjukkan bahwa Stary Entertainment yang melakukannya. Banyak sekali bukti penyuapan Stary Ent. pada beberapa artis yang terlibat untuk menjebak Tika. Bahkan, kasus prostitusi itu terj
Tiga hari setelahnya, Kyra datang ke pengadilan atas panggilan untuk menjadi saksi yang dipanggil oleh pihak Tika. Pengadilan itu berjalan dengan lancar dan sukses. Awalnya, banyak yang tak percaya bahwa pihak Mahesa menyerahkan Kyra dan mengumumkan secara jelas bahwa Kyra adalah hacker dan pengembang sistem keamanan siber Mahesa Group. Bahkan, semua informasi yang ditemukan Kyra dianggap manipulasi untuk mendukung Tika karena hubungan pernikahannya dengan Raka. Tapi, ketika dikonfirmasi lagi, ternyata semua informasi itu benar. Meski baru 20% terungkap, tapi persidangan memang belum berakhir. Kyra yakin mereka akan menang.Ketika kembali ke kampus, tentu saja menjadi gempar. Kecepatan media massa menemukan informasi memang tidam bisa dipungkiri lagi. Satu kampus langsung ramai oleh posting berbada media massa di berbagai platform media sosial, yaitu tentang jasa seorang Kyrana Azaria, Sang Dewi Matahari dari jurusan DKV. Bahkan, media massa sampai mengelu-elukannya sebagai
Ada dua calon Direktur Utama yang sudah hadir dalam pertemuan dengan jajaran direksi, yaitu orang-orang yang sebenarnya tidak Kyra kenal. Satu orang adalah Wakil Direktur Operasional, Hisyam. Dia berumur 30 tahun, berpengetahuan luas, memiliki jiwa kepemimpinan, dan disukai oleh banyak karyawan. Dan, calon lainnya adalah Brandon, anak dari Direktur Keuangan Ainun. Dengan adanya masalah, jelas Brandon akan ikut dikualifikasi, karena apa yang Kyra temukan melibatkannya. Jadi, saingan Kyra kini hanya Hisyam.Kyra akui, Hisyam memang lebih layak dan pantas untuk menjadi DIrektur Utama. Tapi, tentunya dia punya kekurangan. Dia tidak bisa mengontrol emosi dan sering terjebak dalam sebuah masalah karena mudah teralihkan. Meski hal itu bisa ditutupi, tapi Kyra tidak akan membiarkan Hisyam mendapatkan posisi Direktur Utama."Kamu memang pemegang semua rahasia perusahaan, tapi kamu nggak akan bisa mendapatkan dukungan dari semua karyawan. Kamu tahu, 'kan, kalau pemilihan Direktur