Share

Secret Admirer (part 1)

 “Apa ada murid baru di sekolah kita?” Nira membuka suara gara-gara ia melihat pria itu

“Tidak.” Balas kedua temannya dan Nira menggukan kepalanya sebagai responnya

“Memangnya ada apa?” tanya Afriya menyelidik 

“Tidak ada apapun hanya bertanya.” Balas Nira sekenanya

“Kau tidak akan bertanya tanpa alasan bodoh, kami berdua tahu sifatmu.” Ucap Liza

“Si bijak memang yang terbaik.” Afriya memuji Liza karena ucapannya tadi

“Forget it.” Nira berjalan mendahului mereka dan duduk di bangkunya

Tidak ada bel yang berbunyi, tidak ada pelajaran yang memuakan dan hanya ada waktu luang yang menyenangkan. Nira membuka mulut dengan senyum lebarnya .

“Apa kalian tidak merasa bosan?” tanya Nira

“Tentu saja kami bosan bahkan sangat.” Balas Afriya

“Bagaimana dengan berkemah?” tanya Nira lagi

“Apa kau gila?” tanya Liza

“Tidak.” Balas Nira

“ Aku setuju dengan Nira tapi sepertinya orang tuaku tidak mengijinkannya.” Ucap Afriya sedih

“Oke, kita atur waktunya dan untukmu Afriya bagaimana kalau kau pura-pura menginap di rumah Nira?” ucap Liza membuat rencana

“Tidak, kita berdua akan menginap di rumah Liza karena orang tuamu yang terbaik.” Balas Nira

“Oke, setuju.” Tambah Afriya

“Tapi Nira bukankah tanganmu terluka bahkan di ikat seperti itu?” tanya Liza

“Tidak apa-apa Za, it’s ok I can handle it.” Balas Nira

“Tapi Nira, Liza. Apa hanya kita yang pergi berkemah?” tanya Afriya

“Maksudmu Afriya?” ucap Liza menanyakan kembali

“Apa kita akan baik-baik saja? kita seorang perempuan.” Afriya menjelaskan

“Kau benar Riya, aku lupa akan hal itu. Tapi tunggu, bagaimana dengan anggota basket? aku cukup yakin beberapa dari mereka akan setuju.” tambahnya

“ Apa kau yakin Ra?” tanya Liza

“ Tentu saja.” Balasnya

Tidak jauh dari meja mereka Megi, Arka dan Tao duduk di depan sana. Nira menghampiri mereka bertiga.

“Megi.” Panggil Nira

“Ya Nira?”

“Begini, aku, Liza dan Afriya ingin pergi berkemah. Afriya takut karena kami semua seorang perempuan bagaimana kalau kalian ikut? bukankah itu ide yang bagus?” Nira menjelaskan

“Kapan itu?” tanya Megi

“Lusa kami akan pergi Meg.” Balas Nira

“Sepertinya aku tidak bisa.” Sesal Megi

“Bagimana dengan kalian Tao, Arka? Aku harap kalian akan pergi dengan kami.” Tanya Nira berharap

“Baiklah tidak ada salahnya.” Ucap keduanya

“Terimakasih.” Nira tersenyum

“Tapi Nira apa aku boleh mengajak seseorang? dia temanku. Kalian mungkin tidak akan mengenalnya apa itu tidak apa-apa?” tanya Tao

“Tentu saja, banyak orang lebih baik.” Balas Nira

“ Okay. Dimana kita berkumpul?” tanya Tao

“ Di tempat yang akan digunakan kemah saja, pinus garden.” balas Nira

“Okay

Nira, Liza dan Afriya pergi berbelanja untuk kebutuhan mereka lusa, mereka mulai memasukan barang-barang yang akan mereka gunakan kedalam ransel khusus. Dengan semangat yang menggebu-gebu dan kebahagiaan tulus yang muncul bukan kebahagian terpaksa.

Nira, Afriya sudah menginap di rumah Liza untuk menunggu hari yang ditunggu-tunggunya. Ibu dan ayah Liza mengizinkannya karena kedua gadis itu sudah seperti keluarga mereka sendiri. Ayah dan Ibu Liza tahu jika mereka akan pergi berkemah, seperti dugaan mereka akan menyetujuinya hanya saja mereka harus bisa berhati-hati dan menjaga kesehatan. 

Waktu yang ditunggu pun tiba, mereka berangkat dengan baju training. Ketiganya berangkat menggunakan mobil milik keluarga Liza, “Sangat menyengkan jika mempunyai keluarga seperti ini dan keluarga yang menghawatirkanmu seperti keluarga Afriya.” Itulah yang dipikirkan Nira

Ketiganya turun di pintu masuk, kedua orang tua Liza berpesan untuk berhati-hati dan dengan senang hati mereka mengiyakannya. Mereka masuk dan di sana ada Tao, Arka dan seorang pria lain.

Ketiganya menyapa Arka, Tao dan seorang temannya. Nira cukup terkejut dengan teman Tao karena yang Tao katakan benar. Ia benar-benar jika pria yang ia perhatikan waktu itu adalah teman Tao. “Apakah ini sebuah takdir? atau hanya nasib baikku? apa Dewi Fortuna sedang berpihak kepadaku? tapi apapun itu aku sangat berterimakasih.” Pikir Nira

“Ohh ya, perkenalkan ini temanku Darrel.” Ucap Tao memperkenalkan

“Darrel perkenalkan ini Nira, member team basket kami dan itu Liza serta Afriya.” Tambahnya

“Hallo aku Darrel. Senang mengenal kalian.” Ucap Darrel

“Senang berkenalan denganmu juga.” Liza berucap dan dukungan senyuman kedua temannya

“Apa tidak ada yang akan memperkenalkanku juga?” Tanya Arka konyol

“Dasar bodoh, kami sudah mengenalmu.” Balas Nira

Mereka tertawa bersama sambil berjalan menuju tujuan mereka. Afriya jalan bersama Arka, Tao dengan Liza dan yang terakhir sudah pasti Nira dengan Darrel. Mereka melakukan itu agar tidak ada orang yang mengganggu teman perempuannya. Afriya dan Liza mengobrol dengan pasangan mereka dengan santai sedangkan Nira terlihat canggung. Mereka baru saja berkenalan dengannya bagaimana mungkin mereka bisa terlihat akrab, sampai akhirnya Darrel membuka mulutnya.

“Ada apa dengan pergelangan tangan kananmu?”

“Ini hanya luka kecil saat bermain basket beberapa hari yang lalu.”

“Ahh baikalah.” Awkward moment terjadi lagi, tak ada yang bertanya dan tak ada yang ingin memulainya. Nira sibuk dengan detak jantungnya yang bergetar berbeda dari biasanya sedangkan Darrel tidak tahu apa yang harus ditanyakannya lagi.

Butuh waktu 30 menit untuk sampai di sebuah lapangan yang luas di sana. Mereka duduk dan mengeluarkan tenda, Nira mengeluarkan tenda di ranselnya untuk digunakannya dengan teman-temannya sedangkan untuk pria tenda yang mereka gunakan di dalam tas Arka.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status