“Apakah kau sudah jatuh cinta padaku hingga tidak mau jauh dariku?” tanya Diego yang bingung karena Rose masih berada di ruang perawatannya.“Janga ke ge-eran. Darius mengancamku agar merawatmu sampai sembuh” jawab Rose ketus.“Oh. Dia memang sangat pengertian” kata Diego sambil tertawa, namun dia langsung meringis saat lukanya sakit karena dia tertawa. Sekarang dia tahu mengapa wanita itu tidur disini semalam dan dia bersyukur akan hal itu. Karena sulit baginya melawan Volter saat kondisinya masih lemah akibat obat bius pasca operasi.Rose hanya melirik Diego sebentar lalu kembali melihat ponselnya lagi. Dia sedang mencari berita mengenai kasus di tol semalam, tapi sepertinya sudah tidak ada berita apapun selain iklan Volle Entertainment yang sedang promosi besar besaran untuk film terbarunya. Dia meringis membayangkan besarnya kesulitan yang dia berikan pada keluarga Morin, dia nanti akan berterima kasih dan meminta maaf secara pribadi.Tok tokDarius dan Morin masuk membuka pintu i
Mereka sekarang sedang dalam perjalanan pulang, Darius sesekali melirik Morin yang duduk tenang di sebelahnya sambil bermain ponsel. Dia khawatir karena gadis itu sekarang masih murung. “Morin” panggilnya.“Iya om” jawab Morin tanpa menoleh yang membuatnya kembali melirik gadis itu. Dalam kondisi normal, gadis itu pasti akan langsung menoleh padanya dan tersenyum.“Apa ada masalah?” tanya Darius.“Tidak” jawab Morin singkat.Dan keheningan kembali menyelimuti mereka. Darius memang menyukai ketenangan, namun kenapa sekarang rasanya ada yang salah? Sepengetahuannya, Morin selalu mengatakan apa yang dia inginkan dan yang dia tidak suka. Jadi jika gadis itu mengatakan tidak ada masalah bukankah seharusnya memang tidak ada masalah kan. Tapi kenapa dia merasa ada masalah?Darius kembali mengabaikan pikirannya dan tetap berpikir kalau Morin sedang kelelahan mental dan fisik. Apalagi semalam dia bermimpi tentang Jeffry Wirawan lagi.Setelah satu hari berlalu dan Morin masih bersikap sama, Da
“Aku tidak mau! Aku tidak mau menikah dengan om kecuali om juga mencintaiku!” teriak Morin sambil berlari keluar kamar. Darius terkejut karena penolakan Morin. Dia mengacak rambutnya dengan emosi lalu keluar untuk mengejar Morin. Namun dia sudah tidak melihat gadis itu dimanapun. Dia hanya melihat ayahnya yang menatapnya datar dan ibunya yang menghela nafas. “Dimana anak itu?” Tanya Darius. “Sepertinya pulang” jawab Rosaline sambil menunjuk pintu keluar yang terbuka. “Dia keluar sendiri?” tanya Darius panik. “Jaya langsung mengikutinya tadi” jawab Rosaline lagi. Darius langsung berlari keluar rumah untuk ke rumah adiknya yang hanya beberapa rumah dari rumah Rosaline. “Lemotnya dia lebih parah darimu” kata Rosaline sambil menatap suaminya pasrah. Setidaknya dulu saat dia diculik, suaminya akhirnya menyadari perasaannya. Lah yang ini, Morin hampir mati saja si muka datar itu tidak sadar juga! Darius memang panik dan khawatir setengah mati, tapi mengartikan kekhawatirannya itu sebag
Hari hari selanjutnya berjalan seperti biasa. Morin juga sudah tidak ngambek pada Darius, tapi dia juga menjaga jarak dari pria itu. Dia sudah tersenyum saat dipanggil, tapi dia membatasi sentuhan fisik diantara mereka. Jika sebelumnya dia suka bergelayut manja di tangan omnya, maka sekarang dia sama sekali tidak menyentuh omnya. Dia juga tidak kembali menginap di rumah omahnya.Dia berusaha bersikap biasa saja walaupun dalam hatinya masih terluka. Malam itu omnya bahkan tidak menjawab kalau pria itu akan berusaha untuk mencintainya. Apakah begitu sulitnya untuk mencoba mencintainya? Padahal omnya bilang mau menikahinya.Dia menyadari kalau mereka akan segera berpisah lagi dan mungkin baru akan bertemu lagi saat dia akan mulai kuliah nanti. Seharusnya dia mempergunakan waktu sebaik baiknya untuk terus bersama omnya. Tapi dia takut, dia takut omnya akan menyakiti hatinya lagi dengan perkataannya atau bahkan keterdiaman pria itu. Dia sekarang hanya ingin melindungi hatinya. Ternyata me
Morin sedang menemani kedua adiknya bermain puzzle sambil meratap. Sudah satu minggu lebih sejak omnya pergi ke London dan omnya tidak mengabarinya sama sekali. Apa masalahnya sangat besar ya hingga omnya terlalu sibuk? Dia sengaja tidak mencari omnya karena penasaran apakah omnya akan mencarinya terlebih dahulu? dan ternyata tidak. Hal itu membuat moodnya jelek hampir seminggu ini.“Kak Morin. Pasangannya bukan disana” kata Donika, adik perempuannya yang berusia lima tahun. Anak itu mirip sekali dengan papa, yang mirip mama hanya hidung dan rambutnya saja.Morin memperhatikan adiknya itu sambil memikirkan kalau dia dan om Darius memiliki anak apakah akan mirip seperti Donika? Secara papa dan Om Darius sebenarnya mirip. Mereka terlihat berbeda karena ekspresi mereka, yang satu ramah dan suka tertawa, satunya lagi kurang ekspresi seperti kanebo kering.“Kak Morin bengong terus ih” komplain Donika saat melihat kakaknya diam lagi. “Ka Molin benong teyus ih” Erika mengulang perkataan kak
Hari hari terus berlalu dan tanpa terasa sudah satu minggu lagi terlewat. Morin masih dalam pengawasan ketat walaupun hanya untuk ke sekolah. Dia juga jarang berkomunikasi dengan omnya karena sepertinya omnya sedang sibuk, terkadang dalam satu hari omnya bisa berpindah tiga negara. Jadi mereka hanya sesekali berbalas chat yang sudah pasti sangat tidak memuaskan untuk Morin dan membuat moodnya jelek lagi. Sepertinya dia mempunyai kebiasaan baru, yaitu ngedumelin omnya sebelum tidur. Yang paling malang ada bantalnya yang suka dianggap sebagai pengganti omnya, jadilah si bantal dipukuli dan diomel omelin.Saat pulang sekolah, dia menemukan Diego dan Rose di ruang tamunya. Ternyata pria itu datang untuk pamit karena mau memulihkan diri di salah satu pulau pribadinya. Pria itu membawakan sebuah boneka kelinci berwarna abu untuknya, katanya Darius menitipkan boneka untuknya. Morin sedikit bingung tapi dia tetap menerimanya. Tapi yang membuatnya lebih bingung adalah Rose yang masih mengikut
“Hei muka datar. Kemana pemilikmu? Tidak pernah menelepon. Bahkan dia memberikan boneka dengan wajah sama kakunya dengan dirinya”“Tahu tidak, aku kan kangen. Bahkan mendengar suaranya sebentar saja sudah cukup”“Awas saja jika nanti bertemu lagi. Akan kubuat dia tidak bisa jauh jauh dariku. Kalau perlu aku cari dukun pelet paling ampuh! Ki Gandang kek, Ki Jojo kek, atau si Eang Bubur yang udah aki aja bininya puluhan. Kalau satu resep takut kurang karena si om terlalu kaku, sekalian kupakai tiga resep sekaligus. Pasti manjur!” Dasar bego! lu pikir ke dokter apa dapetnya resep? Lagian lu mau melet atau bunuh orang? Bisa mati si om dikasih tiga dosis pelet, beda empunya pula! Begitulah kira kira kalau si kelinci bisa jawab.Morin masih sibuk mengumpati omnya sambil terus menyentil boneka kelinci abu malang itu tanpa dia ketahui kalau di mata kelinci itu ada kamera yang merekam kegiatannya sejak tadi dengan kualitas gambar HD terbaik, bagian dalamnya ada lapisan waterproof sehingga tah
Adrian Lewis mengantar Morin kembali ke rumah jam lima sore, dimana jam enam sore Morin sudah akan berangkat untuk makan malam dengan dengan keluarganya. Adrian menyempatkan diri untuk bertegur sapa lagi dengan Donny dan Monika sebelum pamit.Morin langsung masuk ke kamarnya setelah pria itu pulang. Dia mandi dan berganti pakaian untuk pergi makan bersama keluarganya. Saat dia duduk di meja rias untuk berdandan, dia menyadari ada sebuah kotak perhiasan cantik berwarna hitam. Dengan penasaran dia membuka kotak itu, berpikir kalau ayah atau ibunya memberikannya hadiah lagi. Dia terdiam saat melihat cincin di dalam kotak itu. Di dalam kotak itu ada sebuah cincin berlian solitaire, di cincin itu ada ukiran namanya dan tanggal ulang tahunnya, dengan sebuah kartu bertuliskan selamat ulang tahun.Otaknya langsung memutar memori saat dia meminta cincin sebagai hadiah ulang tahunnya. Ternyata omnya ingat permintaannya.“Iya. Cincin sebagai hadiah ulang tahunku dari om, yang harus om pilih send