Home / Romansa / Lagi-lagi Jatuh Cinta / bab 7 bertemu kembali

Share

bab 7 bertemu kembali

Author: Tini
last update Last Updated: 2025-03-28 07:04:25

Hari seleksi akhir wawancara pun tiba arya dengan stelan hitam dan kemeja coklatnya menambah kesan elegan dan memukau.

Wawancara pun segera dimulai dari perkenalan dan beberapa pertanyaan pada masing-masing kandidat. Ada sekitar 12 orang yang terpilih.

Para kandidat duduk berjajar dan berhadapan dengan para tokoh penting seperti manajer dan presdir.

Ada sedikit hal yang menarik saat setiap orang sedang memerhatikan keberlangsungan acara.

Tapi perhatian Arya sepenuhnya diberikan kepada seorang perempuan berambut cokelat yang duduk di tengah-tengah kandidat lain.

Arya menatapnya dengan tatapan tajam layaknya predator yang sedang memperhatikan mangsanya. Pergerakan Kania tidak akan luput dari penglihatannya.

Perempuan berambut cokelat yang tergerai indah itu adalah Kania, teman semasa SMA, teman yang beberapa tahun lalu begitu ia nanti kepulangannya dan berharap bisa bertemu lagi.

Arya berdecak kesal, membuat beberapa orang menatap cemas ke arahnya. Sebenarnya apa ada yang salah? Apa ada kesalahan yang mereka buat?

Arya menyadari keheningan yang ia buat tanpa sadar. "Lanjutkan," Arya membalut pinggangnya dengan handuk.

Ia berjalan santai ke koridor yang ada di kamarnya. "Kania Ayu Prasetya, apa yang kau pikirkan sehingga berani mencampakkan aku?"

Arya menghela napasnya. Ingatan kenangan masa lalu berkecamuk di dalam kepalanya. "Sebenarnya apa yang terjadi padanya?"

Di sisi lain, Kania baru saja selesai bersiap untuk pergi ke bar bersama teman-temannya. Ada acara reuni bersama teman-teman kuliahnya.

Kania berdandan sangat cantik, berbeda dengan dulu. Ia belum pandai merawat dan mempercantik diri, beda dengan sekarang.

Para pujangga banyak yang mengejarnya. Kania sampai di tempat bar dan masuk ke ruangan khusus yang sudah disiapkan sebagai tempat reuni.

"Nia! Sini sini," seorang teman melambaikan tangannya dan Kania menghampirinya dengan tersenyum.

"Nia, lo cantik banget, omg," pujian Alina membuat Kania merasa malu.

Teman pria yang akrab dengan mereka datang menghampiri setelah melihat kedatangan Kania.

"Hi, Nia! Kamu baru datang? Berangkat sama siapa, nih?" Sederet pertanyaan diberikan oleh Bima pada Kania.

Ya, semua orang hampir tahu dan sadar bahwa Bima menyukai Kania sedari dulu. Kania yang cantik dan pintar, lalu Bima yang tampan dan atlet basket yang populer.

"Aku naik taksi," jawab Kania dengan suara yang ditinggikan karena suara musik yang keras mengisi ruangan.

Bima tersenyum. "Kamu sangat menggemaskan dengan pita di rambutmu," ucap Bima.

Namun karena suaranya tak terdengar jelas oleh Kania, membuat Kania meminta untuk mengulangi kata-katanya.

Bima mendekat dan membisikkan kata-katanya secara langsung. "Kamu sangat menggemaskan dengan pita di rambutmu, Nia."

Suara Bima menari-nari di telinga Kania. Ada sedikit sensasi menggelitik pada telinganya. "Oh, makasih," balas Kania.

Pesta berlangsung lama. Kania merasa bosan dan memutuskan untuk pergi mencari udara segar.

Ia keluar dari bar dan menghirup udara malam yang menyejukkan. Jam sudah menunjukkan pukul 09:01 malam.

Biasanya setiap malam, ibu Kania akan menghubungi untuk memastikan keadaan putri sulungnya.

Kania berjongkok melihat orang-orang berlalu lalang. "Kania," seseorang memanggil namanya membuat Kania menoleh ke arah suara itu datang.

Kania merasa sedikit shock dengan pria jangkung yang berdiri di sampingnya. "Kamu?" Kania berdiri dan menatap Arya.

Arya menatap Kania dari bawah sampai atas. Arya juga bisa melihat perubahan yang ada pada Kania.

Ini pertemuan mereka yang kedua kalinya di hari ini. Namun saat di wawancara tadi siang, Kania tidak menyadari keberadaan Arya dan tidak mengenalinya karena jarak yang sedikit jauh.

"Sedang apa kamu di sini?" Tanya Arya dengan wajah datarnya. "Sudah pandai bergaul? Cih," cemooh Arya membuat Kania mengalihkan pandangannya.

Tak mau melihat Arya, "Aku akan kembali ke dalam," Kania hendak pergi dari sana, tapi Arya menahan pergelangan tangannya.

"Kania, jawab aku, untuk apa kau pergi ke tempat seperti ini?" Tanya Arya mengulangi kata-katanya.

Kania menghela napas. "Permisi, lepaskan tangan saya." Kania menepis tangan Arya.

"Aku pergi atau tidak itu bukan urusanmu." Kania pergi ke dalam bar meninggalkan Arya.

Arya menatap tangannya dan punggung kecil Kania yang menjauh. Arya cukup terheran-heran dengan sikap Kania yang berubah drastis.

"Sial," walau sudah bertahun-tahun Arya mencoba melupakan Kania, tapi rasanya itu tidak pernah terjadi, sedikit pun tidak pernah hilang.

Selama ini Arya menahan diri untuk tidak mencari Kania setelah mengetahui Kania pindah ke Jakarta bersama ibunya tanpa memberinya kabar sedikit pun.

Walau Arya memiliki perusahaan besar mengenai informasi, tapi ia tidak mau mencari informasi Kania, tepatnya ia menahan diri.

Arya menatap pintu bar, baru kali ini ia setelah sekian lama berani menyia-nyiakan waktunya hanya untuk melihat pintu bar.

Arya duduk di mobilnya dengan perasaan gelisah. Sampai seorang pria keluar bersama Kania, mereka terlihat akrab.

Arya melihat perhatian intens dari pria itu pada Kania, membuat Arya merasa tak enak hati. Pria itu memakai kemeja dan memberikannya pada Kania.

Gerak-gerik mereka tak luput dari pandangan Arya dengan tatapan tajam. Arya tidak memiliki niat untuk menahan Kania dan membiarkannya pulang bersama pria asing tadi.

"Sial," tanpa sadar, mobil Arya berjalan sendiri mengikuti mereka. Ah... Arya merasa tidak rela jika membiarkannya begitu saja.

Bagaimana pun dia tidak akan tenang jika tidak langsung melihatnya seperti ini. Kania keluar dari mobil setelah sampai di apartemennya.

"Makasih ya, Bim, hati-hati di jalan," Kania melambaikan tangannya seraya pergi ke dalam sana.

Tak lama kemudian, mobil itu pergi dan tak luput dari pandangan Arya. Mulai sekarang, Arya sudah menghafal beberapa pengetahuan baru.

Dari mulai pria itu yang memiliki wajah biasa saja, lalu lebih pendek dari Arya, suka tebar-tebar pesona, dan Arya juga menghafal plat nomor kendaraan mobil pria itu!

"Senopati Apartemen," Arya juga sudah menghafal di mana Kania tinggal. Arya melajukan mobilnya pergi dari sana dengan perasaan campur aduk.

Di tempat lain, Kania membaringkan tubuhnya dan menatap atap kamar. Ia menghela napas, menutup matanya sejenak, mengingat pertemuan dengan Zaki (Arya) setelah sekian lama tidak ada komunikasi.

Tak disangka mereka akan bertemu di tempat seperti itu. "Mungkin saja dia benar-benar sudah punya pacar atau bahkan sekarang mereka sudah bertunangan" ucap Kania di dalam hatinya.

Lalu Kania bangun dan mengganti pakaiannya, bersiap untuk tidur. Pagi hari yang cerah dengan suara nyanyian burung-burung yang bebas menari-nari dengan kedua sayap yang cantik.

Sinar matahari yang menembus sela-sela tirai menerpa pada wajah Kania, membuat sang empunya terbangun dari tidurnya. "Hooah!"

Kania bangun dan melihat sudah jam berapa sekarang. "06:40?" Hari ini di kantor ada pengumuman karyawan baru yang masuk, salah satunya di departemen desain.

Perhatian semua orang terhenti pada kedua perempuan yang terlihat memukau dan fresh, berjalan bersama ketua tim HRD.

Beberapa karyawan berbisik, terutama para pria. "Boleh juga nih buat cuci mata," bisik-bisik karyawan pria di sudut ruangan.

Tim HRD meminta perhatian pada semua karyawan untuk mengumumkan karyawan baru ini. "Dengan senang hati, kami mengumumkan kedatangan dua karyawan baru di departemen desain."

Bu Manajer mendatangi ketua HRD dan ikut memberi sambutan. "Perkenalkan mereka adalah karyawan baru yang akan masuk ke departemen kita."

"Samping saya adalah Bu Kania Ayu Prasetya, yang akan bergabung sebagai desainer grafis kita, dan di samping beliau adalah Tarisa Yuliani yang akan bergabung sebagai desainer web di departemen desain."

"Kami berharap Bu Kania dan Bu Tarisa dapat memberikan kontribusi yang berharga bagi tim kami dan membantu kami mencapai tujuan perusahaan," ucap ketua HRD mewakili Pak Presdir yang tak ikut menyambut.

bersambung..

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Yunita Ababil
seru nih lanjut ya kak
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Lagi-lagi Jatuh Cinta   Bab 20 kau akan jadi milikku kania ayu Prasetya.

    Kania menunduk sedikit, mendekatinya. Jemari lentiknya dengan hati-hati menyentuh rahang Arya, membuat pria itu menarik napas berat."Aku bisa bantu kamu," bisiknya. "Tapi kau harus membayar harga itu."Suara Kania bergetar samar, tapi sorot matanya menunjukkan tekad.Arya terpaku. Sekejap, ia menarik Kania kembali ke pangkuannya, dan sebelum Kania sempat berkata apa-apa, bibirnya sudah dicuri Arya—singkat, mengejutkan, namun penuh gejolak yang tak tertahan.Kania terhenyak, matanya membesar."Kau akan jadi milikku." bisik Arya tepat di telinganya, dengan nada rendah dan dalam.---Suara decitan ban mobil disusul benturan keras terdengar memecah suasana. "Brak!" Shelli terkejut, spontan menginjak rem. Matanya membelalak panik. “Gawat, aku menabrak seseorang…” gumamnya dengan suara gemetar, lalu menyembulkan kepala ke luar jendela. Tanpa pikir panjang, diliputi rasa takut dan ego, Shelli memilih kabur. Ia langsung tancap gas, meninggalkan lokasi kejadian.Tak disadari Shelli, aksi tab

  • Lagi-lagi Jatuh Cinta   Bab 19 gagal total

    Arya perlahan melepaskan cengkeramannya dari leher Shelli, menatap ke arah Kania yang masih berdiri terpaku. Kemarahannya tidak mereda — justru semakin membara.Tanpa berkata apa-apa, Arya berjalan cepat ke arah Kania. "Kenapa kau ada di tempat ini?!" tanyanya tajam dan penuh tekanan.Kania, yang masih terkejut, menatap Arya bingung. "Aku… aku cuma mengantar pesanan makanan,"ucapnya gugup, mencoba memahami situasi dirinya saat ini.Tangan Arya langsung meraih pergelangan tangan Kania dan menariknya menjauh dari lorong. "Hei! Lepaskan aku!" protes Kania, namun Arya tidak peduli.Tanpa menjelaskan apa-apa, Arya menyeret Kania ke sebuah kamar tamu VIP yang kosong di ujung lorong. Pintu terbuka dan keduanya masuk ke dalam — meninggalkan Shelli yang terpaku dengan wajah masam, dan lorong yang mulai terasa lebih dingin dari sebelumnya."Kau sangat beruntung!" Sahut Shelli dengan penuh amarah. Ia mengepalkan tangannya, berusaha menahan diri agar tidak bertindak lebih jauh. Namun, pikiran

  • Lagi-lagi Jatuh Cinta   Bab 18 memikul beban yang salah

    Setelah 1 jam berlalu Shelli akhirnya mulai merasa sangat bosan hanya berdiam diri di ruang medis. Ia akhirnya memilih keluar dan berjalan menuju kantin. Di lorong, ia tak sengaja berpapasan dengan Liam. Namun, Liam hanya memandangnya sekilas dengan tatapan acuh dan melanjutkan langkah. Shelli memperhatikan Liam yang menerima telepon beberapa langkah darinya. Telinganya menangkap sepenggal kalimat, _"Laporan kesehatan Kania akan sampai lima menit lagi, ada kendala teknis sedikit."_ Shelli refleks menutup mulutnya dengan tangan. “Kania? Kenapa harus Kania lagi…” gumamnya kesal. Tanpa pikir panjang, Shelli bergegas keluar kantor dan menunggu di depan gedung. Lima menit kemudian, sebuah motor berhenti di pelataran. Seorang kurir turun dengan membawa amplop cokelat di tangannya. Shelli segera menghampirinya. “Permisi, apa Anda mengantarkan dokumen data kesehatan atas nama Kania?” Kurir itu mengangguk. “Iya, saya diminta menyerahkannya langsung ke Pak Arya.” Shelli berpura-pura te

  • Lagi-lagi Jatuh Cinta   Bab 17 memberi shelli pelajaran, akal busuk shelli.

    Arya mengepalkan tangannya. Perasaannya belum sepenuhnya tersampaikan, namun Kania sudah pergi dengan sikap acuh. Dengan berat hati, Arya meninggalkan apartemen itu.Sesampainya di mobil, Arya menutup pintu dengan keras. Ia menghela napas panjang, lalu memukul setir mobilnya dengan frustasi.“Shelli... kau benar-benar harus diberi pelajaran!” geramnya sambil melajukan mobil dan menghilang di tengah lalu lintas kota.---*Keesokan harinya, di kantor Arya.*Arya memanggil Liam ke ruangannya dan memerintah dengan nada tegas, “Berikan semua pekerjaan Kania yang tertunda... kepada Shelli.”Liam hanya mengangguk singkat sebelum keluar dari ruangan dan menjalankan perintah atasannya.Tak lama, Shelli duduk di meja kerjanya dan terperanjat saat melihat setumpuk dokumen desain dengan nama Kania. Ia mengerutkan kening, lalu berdiri dengan wajah kesal. “Apa-apaan ini?!” serunya sambil menunjuk berkas-berkas itu, lalu menatap Liam tajam. “Aku nggak mau ngerjain ini!”Liam tersenyum tipis, tenang

  • Lagi-lagi Jatuh Cinta   16 Jangan salahkan aku..

    Sebelum Shelli sempat melakukan hal yang sama, pintu lift terbuka, menandakan bahwa mereka sudah sampai. Para karyawan lainnya berbondong-bondong keluar, begitu juga Arya yang segera berjalan cepat, meninggalkan Shelli tanpa peduli padanya. Shelli berdiri terpaku sejenak, lalu segera mengikuti langkah Arya.Setibanya di luar, Arya masuk ke dalam mobil dengan langkah cepat, tampak jelas sekali sedang tidak ingin diganggu. Shelli mengikutinya dan duduk di kursi belakang, lalu Arya duduk di kursi depan tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.Tiba-tiba, suara Arya memecah keheningan. "Tadi kau sengaja melakukan itu?" tanya Arya dengan nada datar, suaranya sedikit terdengar jengkel, namun dia masih fokus pada ponselnya.Shelli pura-pura tidak mengerti dan menyembunyikan senyum liciknya. "Melakukan apa? Maksud Anda, saat saya tidak meminta izin pada Anda?" jawabnya, berusaha terdengar polos.Arya mendengus dan hampir tidak sabar menjawab, "Kau jelas-jelas--"Namun, ucapan Arya terputus

  • Lagi-lagi Jatuh Cinta   Bab 15 permainan shelli

    Arya melangkahkan kakinya meninggalkan apartemen. Kania, yang masih berada di lantai atas, penasaran dan mengintip ke luar dari balkon. "Jadi dia masih berhubungan dengan Shelli, ya?" gumam Kania dalam hati, sedikit cemburu meski dirinya sendiri tidak yakin mengapa perasaan itu muncul. *Aku mengharapkan apa sih?* pikir Kania, mencoba menenangkan dirinya. Setelah itu, Kania masuk kembali ke kamar, meski perasaannya sedikit terganggu.Tak lama kemudian, suara ketukan pintu terdengar, mengalihkan perhatian Kania. Dia turun dari lantai atas untuk melihat siapa yang datang.Ternyata para pelayan sudah datang. "Nyonya, kami menerima perintah untuk membereskan buah-buahan," ucap salah satu pelayan.Kania menatap mereka dengan sedikit bingung. "Arya yang menyuruhnya?" tanya Kania, merasa sedikit cemas.Mereka mengangguk serentak. "Betul, Nyonya," jawab salah satu pelayan."Baiklah, masuklah. Bereskan semuanya, dan jika kalian ingin mengambil beberapa, silakan," kata Kania sambil membuka pintu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status