Home / Pendekar / Lahirnya Legenda Ksatria Abadi / Bab 5. MENYATRONI MARKAS PERAMPOK

Share

Bab 5. MENYATRONI MARKAS PERAMPOK

Author: MN Rohmadi
last update Last Updated: 2025-10-02 16:03:02

Bab 5. MENYATRONI MARKAS PERAMPOK 

       Tidak berapa lama pria misterius itu sudah kembali dengan dua ekor ayam hutan yang sudah dibersihkan bulu dan isinya dengan air hujan.

     “Siapa itu?!” kata Nimas Ayunina saat melihat bayangan orang memasuki gua tempat dia berada.

      Sepertinya dia belum sadar, kalau dia saat ini sedang berada didalam gua milik orang lain.

      “Ini saya,” kata pria misterius itu sambil melangkah masuk kebagian dalam gua.

       Rasa panik Nimas Ayunina seketika menghilang ketika mendengar suara dan penampilan orang yang baru saja masuk kedalam gua dengan dua ekor ayam hutan di tangannya. Sekarang dia baru tersadar, kalau sedari tadi pria misterius itu belum masuk ke dalam gua. 

        Kemudian Nimas Ayunina melihat pria yang penampilannya sangat aneh ini mulai menusuk kedua ayam hutan itu dengan ranting, kemudian menggantungnya di atas api unggun.

       Kriuk… kriuk…

      Tak lama kemudian bau harum dari ayam bakar diatas api unggun mulai tercium sebagai tanda kalau dagingnya sudah mulai masak, seketika cacing-cacing yang ada di perut Nimas Ayunina langsung berontak minta diberi makan.

        Mendengar nyanyian para cacing di perut wanita di depannya, pria misterius itu segera mengangsurkan satu ayam bakar kepadanya. Dengan cepat Nimas Ayunina segera menerima ayam bakar itu dan segera memakannya dengan lahap, melupakan rasa panas dari ayam bakar yang baru diangkat dari atas perapian. 

        Sementara  pria misterius itu terlihat tetap santai setelah melihat Nimas Ayunina menerima ayam bakar pemberiannya.

        Dia memakan ayam bakar di tangannya dengan lahap juga, tanpa memperdulikan Nimas Ayunina. Tak lama kemudian rasa kantuk mulai menghampiri Nimas Ayunina setelah perutnya kenyang terisi satu ekor ayam bakar. 

        Awalnya dia mulai memejamkan matanya sambil duduk menekuk lututnya di depan api unggun, hingga akhirnya tanpa sadar dia sudah berbaring di lantai gua yang sudah menjadi hangat terkena pancaran panas api unggun.

       Pria misterius itu tampak begitu santai memakan ayam bakar di tangannya, bahkan ketika Nimas Ayunina sudah menghabiskan satu ekor ayam bakar dia baru menghabiskan separuhnya.

       Akhirnya nafas Nimas Ayunina mulai lembut dan teratur sebagai pertanda kalau tidurnya sudah nyenyak, perlahan pria misterius itu berdiri dan keluar dari dalam gua.

       Hujan masih turun dengan lebatnya ketika dia keluar dari dalam hutan, kemudian tubuhnya meloncat ke atas dahan pohon dan berlari dengan cepat dari satu pohon ke dahan pohon yang lainnya menuju arah dimana Nimas Ayunina berasal.

       Tak lama kemudian sampailah pria misterius itu depan rombongan kereta juragan Atmaja atau ayahnya Nimas Ayunina.

        Saat ini pria misterius itu melihat rombongan kereta itu sudah mulai bergerak meninggalkan lokasi tempat sebelumnya rombongan kereta itu berhenti.

      Pria misterius ini tidak tahu, kalau sebelumnya Warok Buto Kolo dan anak buahnya tidak bisa bergerak dan berubah menjadi patung saat dia meniup serulingnya. Akan tetapi setelah dia berhenti meniup serulingnya karena menolong Nimas Ayunina, maka secara otomatis efek dari alunan seruling nya pun menghilang dan para perampok itu kembali bisa menggerakkan tubuhnya.

       Dari atas pohon pria misterius itu bisa melihat ada puluhan mayat yang tergeletak di sembarang tempat dengan darah membasahi tubuhnya.

      “Sepertinya ini rombongan kereta milik wanita itu yang katanya sedang dirampok,” kata Pria misterius itu dalam hatinya.

       Pria misterius itu tidak langsung bergerak, akan tetapi mengikuti jalannya rombongan kereta itu. Tubuhnya yang ringan di tambah dengan suasana hutan yang sangat gelap serta hujan sedang turun dengan derasnya, sehingga kehadirannya tidak diketahui Warok Buto Kolo yang ada di dalam kereta yang sebelumnya ditempati Nimas Ayunina.

       Hingga akhirnya dia melihat rombongan kereta itu memasuki sebuah perkampungan yang ada di tengah hutan, pria misterius itu tidak menyangka kalau di tengah hutan yang sangat lebat ini ada sebuah perkampungan yang cukup besar.

      “Sepertinya tempat ini adalah markas para perampok ini? Baiklah, sekarang saya akan mulai bergerak,” kata pria misterius ini sambil memetik segenggam daun yang ada di dekatnya.

        Wuss.. wuss… wuss…

Kemudian daun-daun kecil yang baru di petiknya dilemparkan ke arah rombongan perampok yang sedang turun dari dalam kereta.

       Daun-daun itu seketika berubah menjadi lempengan besi yang menembus derasnya hujan yang jatuh dari langit, ketika dilemparkan pria misterius itu.

      “Argh… argh… argh…”

Jeritan kematian seketika terdengar ketika puluhan daun yang dilemparkan pria misterius itu menembus leher para perampok yang ada di barisan paling belakang.

        Jeritan kematian tertahan oleh daun yang menembus tenggorokan mereka, ditambah dengan derasnya hujan yang jatuh dari langit, sehingga kematian mereka tidak diketahui rekannya yang ada di depan.

        Mereka mati tanpa sempat berteriak, memberitahukan rekan-rekannya kalau ada orang yang menyerang.

        Pria misterius itu terus berloncatan di antara dahan pohon, pandangan matanya melihat penampilan orang-orang yang ada di kampung ini, seketika pikirannya melayang ke kenangan memilukan sepuluh tahun yang lalu.

      “Apakah tempat ini markas Warok Suromenggolo yang sudah membunuh Romo dan Simbok ku?” gumam pria misterius itu sambil mengencangkan gigi gerahamnya menahan amarah yang terpendam.

       Tentu saja gerombolan perampok ini, bukan gerombolan Warok Suromenggolo yang sudah membantai warga kampung Waru, sepuluh tahun yang lalu.

        Hanya saja pakaian para Warok golongan hitam, menyukai pakaian dengan model dan type yang sama, sehingga jika orang tidak mengenalnya dengan seksama, akan mengira mereka satu kelompok.

        Pria misterius ini adalah anak kecil yang berhasil melarikan diri dari kejaran anak buah Warok Suromenggolo, sepuluh tahun yang lalu.

        Siapa lagi anak kecil itu kalau bukan Jaka Tole yang kini sudah berubah menjadi seorang pendekar sakti.

       “Saya harus menangkap pemimpinnya untuk menuntut balas. Baiklah, sebaiknya mereka segera dieksekusi,” gumam Jaka Tole yang segera berlari diantara pucuk-pucuk daun dan meloncat ke atas atap rumah paling besar yang ada di tengah perkampungan.

       “Brengsek, kalian ini benar-benar tidak becus bekerja. Saya sudah perintahkan kalian untuk menangkap wanita itu, kenapa bisa lolos?”

        Terdengar suara berat dari dalam rumah paling besar, yang saat ini Jaka Tole mengintai dari atap.

        Terlihat puluhan pria berbadan kekar sedang menundukkan wajahnya dengan ekspresi bersalah, tidak berhasil menangkap Nimas Anjani.

        Dari sela-sela genteng, Jaka Tole memperhatikan wajah-wajah para Warok di dalam rumah ini. Sepasang mata Jaka Tole menatap tajam kearah semua orang, akan tetapi ekspresi kecewa terlihat jelas di raut wajahnya.

       “Sepertinya mereka bukan gerombolannya Warok Suromenggolo. Baiklah, meskipun mereka bukan gerombolannya, tapi saya harus menghukum mereka,” kata Jaka Tole yang segera menerobos atap rumah menghancurkan genteng dengan sekali injak.

        Brak….!!

        Semua orang yang ada di dalam rumah sangat terkejut, ketika tiba-tiba saja ada bayangan orang yang turun dari atap rumah. 

       “Siapa kau? Berani-beraninya masuk tanpa izin di tempat ini? Kamu sudah bosan hidup…!” bentak Warok Buto Kolo yang wajahnya memerah menahan emosi, melihat ada orang yang berani menerobos markasnya.

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Sitie khotimah
hebat.. mulai menegangkan
goodnovel comment avatar
MN Rohmadi
selamat menikmati membaca kisah Jaka Tole ini
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Lahirnya Legenda Ksatria Abadi   Bab 70. JURUS TARING MAUNG MENGOYAK MANGSA

    Bab 70. JURUS TARING MAUNG MENGOYAK MANGSA Kedatangan Jaka Tole segera membuat situasi berubah, para murid yang sebelumnya sangat terdesak seketika menghela nafas lega. Mereka langsung bisa menghirup nafas lega, kepala mereka segera mendongak ke langit. Mata mereka langsung membelalak lebar, ekspresi mereka menggambarkan seperti ekspresi orang yang melihat hantu. Tentu saja para murid senior sangat mengenali sosok pemuda yang sedang melayang di langit sambil mengayunkan dua buah golok besar, ke segala arah. Kini dalam sekejap ribuan pasukan golongan hitam sudah tergeletak tanpa nyawa, tersambar angin sabetan sepasang golok besar milik Jaka Tole. Ki Braja, sesepuh, tetua dan para guru tampak gembira melihat ada pendekar yang membantu mereka. “Siapa pendekar itu? Syukurlah dengan kedatangannya, kita bisa bernafas lega,” gumam Ki Braja sambil terus bertarung dengan pimpinan golongan hitam yang juga sudah mencapai alam Kaisar. Den

  • Lahirnya Legenda Ksatria Abadi   Bab 69. JAKA TOLE TURUN TANGAN

    Bab 69. JAKA TOLE TURUN TANGAN “Apa? Mereka sudah menerobos penghalang pertama? Baiklah, semuanya mari kita bendung dan hancurkan pasukan hitam yang menyerang Padepokan kita. Semua murid baru segera siaga dan bersiap menghadapi serbuan musuh, ketika mereka berhasil melewati kita.” Ki Braja segera memberi perintah kepada para sesepuh dan tetua Padepokan Maung Siliwangi untuk ikut menahan serbuan musuh, agar mereka tidak sampai ke puncak, tempat markas utama Padepokan berada. “Baik ketua!” Semua orang segera keluar dari Paseban Agung menuju pintu masuk Padepokan yang berada di lereng gunung Maung. Pasukan Padepokan Maung Siliwangi yang awalnya terdesak oleh serbuan pasukan hitam, kini bisa sedikit bernafas lega, setelah para sesepuh dan tetua Padepokan ikut turun tangan menghadang para penyerang. Suara jeritan kesakitan bercampur dengan teriakan penyemangat berbaur menjadi satu, membuat suasana di gunung Maung benar-benar sangat mengerikan.

  • Lahirnya Legenda Ksatria Abadi   Bab 68. PADEPOKAN MAUNG SILIWANGI DISERANG PENDEKAR GOLONGAN HITAM

    Bab 68. PADEPOKAN MAUNG SILIWANGI DISERANG PENDEKAR GOLONGAN HITAM Dan sebelum Jaka Tole mencerna apa sebetulnya yang sedang terjadi pada tubuhnya, tiba-tiba saja sebuah telapak tangan sudah mendarat di kepalanya. Kemudian sebuah energi hangat langsung memasuki tubuhnya beserta sebuah ingatan tentang jurus-jurus silat dan ajian tingkat tinggi. Dari gambaran yang masuk kedalam tubuhnya, Jaka Tole bisa melihat kalau sebagian besar jurus silat itu menyerupai jurus silat yang pernah dipelajari di Padepokan Maung Siliwangi. Hanya saja jurus silat ini terlihat lebih kuat dan bertenaga. “Sekarang kamu bisa keluar dari ruangan ini dan pelajari ilmu yang saya berikan.” Begitu energi hangat yang memasuki kepalanya terhenti, tiba tiba-tiba saja tubuh Jaka Tole terlempar dari ruang rahasia ini. Dan kembali ke ruangan sebelumnya dia bersemedi. Setelah itu pintu ruang rahasia kembali tertutup. “Eh… kenapa saya keluar? Saya belum me

  • Lahirnya Legenda Ksatria Abadi   Bab 67. PERTAPA

    Bab 67. PERTAPA Klik Terdengar suara aneh saat Jaka Tole berusaha mencabut batu hitam yang menonjol itu. Awalnya Jaka Tole menarik kemudian menekan dan memutar batu itu, dan disaat dia berusaha memutar batu sebesar kepalan tangan itu, tiba-tiba saja terdengar suara aneh. Drrttt… Setelah terdengar suara klik, tiba tiba-tiba saja terasa sebuah getaran di didinding gua yang disentuhnya. Secara reflek Jaka Tole berusaha menjauh, sebuah pemandangan yang sangat menakjubkan seketika terpampang di depan matanya. Debu beterbangan ketika dinding gua bergerak masuk ke dalam seperti ada yang menariknya. Jaka Tole semakin waspada dan berusaha menanamkan matanya untuk melihat isi dibalik dinding gua. Setelah debu yang berterbangan mereda, dihadapan Jaka Tole kini terlihat sebuah ruangan lagi, akan tetapi anehnya ruangan ini cukup terang. “Ruangan apa ini? Kenapa ada ruangan lain di dalam gua ini?” gumam Jaka Tole sambil mel

  • Lahirnya Legenda Ksatria Abadi   Bab 66. TOMBOL MEKANIS

    Bab 66. TOMBOL MEKANIS Jaka Tole yang fokus bersemedi sudah berada di titik, dimana keadaan sekelilingnya sudah terasa hampa, dia seakan sedang duduk sendirian di sebuah dimensi hampa yang tidak ada orang yang menemaninya. Sementara itu pemandangan di langit diatas puncak gunung Maung sudah mulai terlihat kembali cerah, bintang dan bulan mulai menampakkan senyumnya. Tentu saja awan hitam yang baru saja membawa ujian kesengsaraan bagi Jaka Tole langsung menghilang, setelah petir kesengsaraan menyambar tubuhnya sebanyak sembilan kali. Petir kesengsaraan sepertinya mempunyai indera dan pemikiran sendiri, buktinya dia bisa memasuki bagian terdalam gua dan langsung menembakkan petirnya ke Jaka Tole. Padahal gua keramat sangatlah rapat, sama sekali tidak ada lobang yang bisa membuat cahaya matahari masuk. Hanya lorong tempat Jaka Tole masuk sajalah yang dia tahu adanya lobang di tempat ini. Akan tetapi dia tidak tahu dimana letak masuknya udara segar

  • Lahirnya Legenda Ksatria Abadi   Bab 65. TIDAK MUNGKIN

    Bab 65. TIDAK MUNGKIN Ki Braja menatap Ki Supa dengan tatapan tajam, dari ekspresi wajahnya saja bisa di lihat kalau ketua Padepokan Maung Siliwangi merasa kesal dengan Ki Supa yang tidak melaporkan keberadaan orang asing di puncak gunung Maung. Ki Supa segera menangkupkan kedua telapak tangannya di depan kepala kearah ketua Padepokan Maung Siliwangi, sambil tetap duduk bersila di tempatnya. “Hormat ketua, sebelumnya semua orang di Padepokan juga sudah tahu siapa orang yang baru-baru ini berada di puncak gunung Maung.” “Semua orang sudah tahu? Ki Supa kalau bicara itu yang jelas, jangan berputar-putar. Coba kamu sebutkan siapa orangnya yang sudah berani memasuki puncak gunung Maung tanpa sepengetahuanku?” kata Ki Braja sambil menatap kearah Ki Supa dengan tatapan tajam dan penuh wibawa. Sekali lagi Ki Supa menangkupkan kedua tangannya di depan kepala sebelum menjawab pertanyaan Ki Braja. “Ketua, apakah ketua masih ingat dengan pertandingan y

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status