Share

Bagian 3

BAGIAN 3

-Cling-

“Siang ini. Saya ada kegiatan rapat di luar kampus, untuk siapapun yang ingin bimbingan, saya tunggu sampai waktu makan siang."

Ku buka pesan itu, dan langsung berlari melewati lorong kampus menuju gedung pimpinan kampus berada.

tok-tok-tok

“Assalamualaikum.”

“Waalaikumsalam. Silahkan masuk, pintunya tidak dikunci,” ujar Bu dosen yang langsung menyapa, ”Cahaya toh. Langsung duduk saja.”

“Iya, terima kasih, Bu.”

Ibu dosen pembimbing masih sibuk berkutak depan layar monitor, seakan mengabaikanku yang sabar menunggu kesibukannya mereda. 

“Cahaya, sekarang tunjukkan hasil revisi untuk maju seminar dua minggu lagi.”

“I…I…Ini, Bu.”

“Oke, Bab satu, bab dua kamu sudah aman, Ya!? Permasalahan utamanya adalah bab tiga, punya lima sub-bab, dan kamu baru menyelesaikan dua Sub-bab.”

"I...I...Iya Bu. Apakah saja bisa maju seminar?"

Ibu dosen terdiam, melirik tajam ke arah wajahku yang datar, kemudian merunduk, seperti menunjukkan rasa takut jika harus revisi kembali.

“Jadi, saya sebenarnya kecewa karena kamu gagal sidang seminar pada semester tujuh, dan perkembangan kamu sangat lamban."

"Pengajuan skripsi dua minggu lagi, dan minggu depan waktu bimbingan terakhir dari saya. Kalau sampai kamu gagal. Maka sudah jelas kamu harus mengulang di semester 9. Dimana, artinya kamu harus menambah semester kembali.”

Ibu Dosen berhenti sejenak, meminum air hangat yang berada di atas meja persis di samping laptop miliknya.

“Sekarang, Kamu selesaikan di ruangan aula kampus, Ini subbab ketiga harus selesai siang ini, tinggal kamu rapikan sedikit, dan kamu harus tunjukkan progres revisian subbab ketiga siang ini, agar subbab empat, dan lima bisa selesai minggu depan.”

"Baik, Bu… Saya ke aula dahulu menyelesaikan permintaan ibu."

Langkahku sayu menuju aula kampus, di gedung prodi(program studi) yang memang di sini tersedia fasilitas meja besar, beserta sinyal Wi-Fi berkecepatan tinggi khusus diperuntukkan untuk mahasiswa semester akhir."

Aku oun langsung menuju subbab yang harus di revisi siang ini, aku mulai mengejarnya, dengan mengganti kata-kata yang harus dirubah, mencari bahan lain yang seharusnya di gunakan untuk menyempurnakan subbabku ini,

Sudah satu jam disini, aku sudah menyelesaikan sebagian subbab tiga yang dosen pembimbingku minta, aku mulai kembali melanjutkannya, perlahan ku perbaiki, sampai akhirnya selesai.

Aku pun kembali menuju ruangan dosen pembimbingku, untuk menginformasikan mengenai hasil revisianku yang sudah ku perbaiki.

Tok-tok-tok 

Permisi bu

“Ibu saya sudah menyelesaikan bagian yang harus di revisi,”

“Coba saya lihat laptopmu.”

“Oke, subbab tiga sudah saya approve, sekarang kamu lanjutkan metodologi skripsi kamu untuk subbab 4 dan 5. Minggu depan kalau belum selesai, saya tidak akan memberi approve kamu untuk sidang. Saya minta harus selesai, atau kamu akan mengulang seminar di tiga bulan kedepan, dan artinya mengulang skripsi di semester depan.

Oke saya mau pergi , silakan kamu lanjut, ya.

Aku pun terdiam terlebih dahulu, dan merasakan badanku yang sudah lelah menghadapi tekanan batin yang amat berat hari ini. 

Aku pun langsung bergegas menuju kantin untuk melanjutkan skripsi, dan dengan segelas minuman dingin yang bisa membantu ku menyelesaikan revisian ini dengan cepat.

Aku memulai kembali membuka laptopku dengan melanjutkan apa yang harus ku selesaikan,

“Cie.. Lagi sibuk??” Suara lantang yang mengagetkanku.

"Iya, lupa kalo dua minggu lagi batas pendaftaran sidang seminar proposal." Balasku

Yulia:"Ayolah semangat, kita bertiga harus lulus bareng-bareng."

Anastasya:"Gue aja yang pea udah seminar. Masa lo yang pinter belom seminar!? Gimana sih lo, Ay??

Yulia:"Anjir, jangan jujur amat lo jadi orang. Parah anjir mulut lo."

"Bacot lo semua," teriakku, "Gua juga nggak mau gagal lulus tepat waktu! Gua nggak mau di nikahin sama cowok yang nggak gua kenal!!"

"What!!?" Serempak mereka menjawab.

Aku pun diam sejenak, dan mulai bercerita kepada mereka berdua, "Seriusan ege, tadi pagi gue di panggil bokap nyokap, 'kalo gagal lulus tepat waktu, mau di nikahin' dan gue nggak tau sama siapa?"

Anastasya:"Yaudah nikah aja. Pasti orang kaya, pasti pebisnis kaya bokap lo! Udah terima aja ege. Kapan lagi lo laku!!"

Yulia:"Ih… Jangan mau di jodohin lah, kalo dia jahat kaya di tipi-tipi gimana?? Kan elo nggak tau karakternya dia? 

Aku hanya diam saja melihat ocehan mereka berdua, aku tetap fokus di depan laptop, dan berfikir apakah aku bisa menyelesaikan skripsianku dalam waktu 3 bulan lagi, dengan menyelesaikan tambahan 3 bab.

"Bacot ah!! Gue Pusing anjir!" Teriakku

Anastasya:"Nge-gas mulu lo Ay, jangan marah-marah mulu napa!"

Aku:"Gimana nggak kesel! Gue cuman punya waktu tiga bulan buat menyelesaikan skripsi kalau gue bisa kelarin seminar dua minggu lagi!?

Yulia:"Yaelah ngapain dipikirin? Jalanin aja, ntar juga kelar!!!"

Di saat kita ribut di kantin, dan suasana yang sedang memanas. Tiba-tiba datanglah seseorang cowok dengan kaos hitam tak lupa celana hitam dengan robekan di sisi lutut yang identik dengan style mahasiswa teknik pada umumnya. 

"Ayo sayang kita jalan, tinggalin dua jomblo kaga jelas!" ucapnya. 

"Skuy, capek gue ngomong sama jomblo kek mereka! Bye-bye Guyssss" ucap Anastasya yang langsung meninggalkan kita berdua, tak lupa dengan toss-an tangan yang menandakan perpisahan kami saat ini.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status