Lara Dan Rasa

Lara Dan Rasa

Oleh:  Lara Sandyakala  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
3 Peringkat
12Bab
1.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Pada awalnya, hidupku baik-baik saja. Hidup berjalan semestinya, semesta seakan mendukung apa yang aku inginkan. Namun, semua berubah begitu saja. Semesta tiba-tiba bercanda dengan hidupku. Tiba-tiba saja aku menjadi saksi bisu melihat kekasihku selingkuh. Udah gitu, selingkuhnya di tempat kita biasa bertemu. Di tempat itu, aku dan dia memulai pdkt, di situ kami resmi berpacaran, dan sialnya, aku melihatnya selingkuh di tempat itu. Penderitaanku belum cukup sampai disitu… Tak berselang lama, tepatnya satu bulan kemudian. Ia resmi menikah, dan melupakanku dengan hadiah luka terdalam yang pernah aku rasakan seumur hidupku. Begitu kejadian yang pernah ku rasakan… Sekarang… Saat ini tepat satu tahun setelah kejadian itu. Aku sudah membaik. Namun, sebatas itu ; membaik tanpa pulih seutuhnya. Setahun ini perjuanganku untuk bangkit seakan-akan tidak ada gunanya. Hidupku masih berantakan, dan masih belum bisa melupakan kenangan manis bersamanya. Aku pun berjanji dengan diriku sendiri,"Aku akan membuktikan bahwa aku bisa bangkit dengan hobi, dan prestasi untuk kehidupan yang lebih baik lagi." Aku pun memulai untuk maju selangkah demi selangkah tanpa keraguan demi kehidupan yang lebih indah, dan aku yakin aku bisa berdamai bersama luka. Berawal dari lara, lalu berjuang tanpa rasa untuk mencapai kehidupan mendatang penuh warna, dan penuh rasa yang lebih indah… Itulah kisahku, kisah cinta beranjak dewasa penuh drama. Drama percintaan kehidupanku, Cahaya Putri.

Lihat lebih banyak
Lara Dan Rasa Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Nona_happy
harus dilanjut ini. novelnya enak dibaca, bahasanya ringan. cus lanjod dong thor.
2024-01-21 09:05:43
0
user avatar
HENY PU
Cahaya ....
2022-02-26 10:36:28
0
user avatar
Hakayi
Semangat untuk melanjutkan ceritanya ya... Ini bagus...
2021-10-08 21:38:22
2
12 Bab
Bagian 1
Bagian 1   Cahaya, Aku lihat pacarmu berduaan sama cewek lain, nih!" Baru saja kubaca pesan masuk dari Yulia, Sahabatku.   "Sekarang kamu di mana?" balasku cepat. "Basecamp… Kedai Kopi AH," pungkasnya.   Tanpa banyak berfikir, aku langsung bergegas ke sana untuk memastikan apakah pesan dari sahabatku itu benar adanya, atau hanya prank semata?? Sesampainya di sana, aku berlari menuju rooftop yang berada
Baca selengkapnya
Bagian 2
SEKARANG DAN NANTI   Setelah Mama pergi dari kamar, ku coba sandarkan setengah badan ke ujung spring bed dengan mata dan isi kepala yang belum sadar sepenuhnya. Aku tetap di posisi ini 'tuk berfikir apa yang sebenarnya terjadi?   "Kenapa ya? Kok mimpi itu datang lagi?" gumamku dalam hati, "Kenapa sih mimpinya selalu sama!?Bikin bad mood pagi-pagi!!"   "Astagfirullah Al-Azim. Bukannya mandi malah bengong! Mandi sana, lihat itu sudah jam berapa?" tunjuk Mama ke arah jam dinding di pojok kamar dekat jendela besar dengan
Baca selengkapnya
Bagian 3
BAGIAN 3   -Cling-   “Siang ini. Saya ada kegiatan rapat di luar kampus, untuk siapapun yang ingin bimbingan, saya tunggu sampai waktu makan siang."   Ku buka pesan itu, dan langsung berlari melewati lorong kampus menuju gedung pimpinan kampus berada.   tok-tok-tok “Assalamualaikum.”   “Waalaikumsalam. Silahkan masuk, pintunya tidak dikunci,” ujar Bu dosen yang langsung menyapa, ”Cahaya toh. Langsung duduk saja.”   “Iya, terima kasih, Bu.”   Ibu dosen pembimbing masih sibuk berkutak depan layar monitor, seakan meng
Baca selengkapnya
Di BALIK ALASAN
Lantai 1Ketika sampai di lantai 1, yuli dan cahaya menuju kursi depan meja bar. Mereka duduk untuk mengobrol dengan brian, yang kebetulan sedang sendiri di bar. “Silahkan duduk, sudah di siapkan bangku khusus depan bar untuk kalian,” sambutan hangat brian. Mereka berdua sudah duduk sebelum brian selesai berbicara. Cahaya langsung bicara, “brian, gua pengen beans yang itu tuh,” sambil menunjuk ke arah rak penyimpanan beans di samping alat penggiling biji kopi(grinder). “Ini, ‘kan?” brian memegang beans Brazilia Santos dengan tingkat kematangan tidak terlalu gelap(medium roasting), dan menunjukkannya ke arah cahaya. “Iya bener! Gw nggak pengen bikin sendiri. Hari ini maunya dibuatin yang hot. Pokoknya harus enak!”Ucap cahaya dengan lu
Baca selengkapnya
HARU DAN BIMBANG
"Halo semuanya! I'm coming," teriaknya keras mengejutkan kita semua. “Gua bawa hadiah untuk kalian semua loh," tambahnya. Ia mendekat menuju meja bar, dan menunjukkan plastik hitam besar berukuran 5 liter dengan wajah riang penuh gembira.  Dibuka secara perlahan namun pasti dengan penuh keyakinan.  Ia berujar, "Are you ready guys? Tiga, dua, satu, dan ..."  Cahaya, Yulia terkejut melihat isi plastik tersebut. Ternyata... Hanya berisi kopi mentah(green beans) sebanyak tiga kilo untuk brian.   Yulia terlihat sangat marah, melihat kelakuan orang tersebut. “Aya!!! Temen SMA lo tuh nyebelin banget anjir kelakuannya kaya elu sumpah! Gw nyesel kenal sama kalian berdua pokoknya! Udah penasaran. Kirain duit segepok hasil rampokannya, eh ternyata cuman kopi tiga kilo. Udah gitu mentah lagi! Emang nggak punya adab!” yulia mulai panas menghadapi sahabat cahaya zaman SMA yang kelakuannya sebelas
Baca selengkapnya
KEPUTUSAN
Cahaya memulai dengan segelas air putih sebelum berbicara,”Oke, gua tuh bingung tau, kuliah kan dua minggu lagi ujian, terus kalau latihan kompetisi emang cukup dua minggu?” “Kalau ragu-ragu mending gausah, buang-buang duit, buang-buang waktu, nyusahian brian yang ngelatih lu!”“Elu yakinin diri lu, bikin keputusan matang.”“Katanya lu nggak mau ngabisin uang buat nongkrong kagak jelas, ini kesempatan buat lu ngebuktiin.”“Gitu aja bingung, aneh lu.”Ucapan to the point di sampaikan alex yang mengejutkan cahaya. “Alex, sumpah mulut lu nggak punya saringan apa,” miya mulai geleng-geleng.“Alex benar juga sih, tetapi nggak gitu juga kali. Sekalinya ngomong nyakitin,” yulia ikut-ikutan. Cahaya menanyakan kepada brian. “Brian, pendaftarannya gimana? Buka pendaftaran kapan? Batas pen
Baca selengkapnya
PERLAHAN TAPI PASTI
POV CahayaPertama, aku gigit terus kunyah kopinya, biar ada gambaran suhu air, dan gilingannya seperti apa.“Aduh, gimana ya? belum pernah bikin kopi kaya gini lagi.”“Tenang cahaya, pelan-pelan pikirin.”Aku terus bertengkar dengan logika. “91… eh 92 deh… bentar takut kurang tinggi… 95 aja deh, sekali kali coba ah, orang ini terang banget kopinya” aku bergugam sendiri, untuk menentukan langkah menyeduh kopi.Aku langsung menimbang biji kopi di timbangan(scale), memasukkan kopi di grinder, kemudian mengatur tingkat kekasaran ke tingkat medium(menengah) di nomor 3,5 dari 7.ku giling kopi, lalu ku masukkan ke dalam gelas plastik, tak lupa ku tutup tissue. Selanjutnya ku ambil air, memanaskan sampai mencapai suhu 95 derajat, menggunakan teko(kettle) dengan suhu digital
Baca selengkapnya
MENCOBA DAN TERUS BELAJAR
Bagian 8. Mencoba Dan Terus Belajar Cahaya sudah membuat kopi dua kali, dan sekarang giliran brian yang menyimpulkan hasil latihan hari ini.Disaat yang sama ; cahaya sangat murung. Cahaya sepertinya kecewa karena gagal memenuhi ekspetasi rekan-rekannya yang tinggi terhadap dirinya. Cahaya mengatakan, “maaf kak brian. Seduhanku kurang maksimal.” Brian hanya diam setelah mendengar ungkapan maaf dari cahaya ; alex pun tertawa terbahak-bahak melihat cahaya. Alex menyindir cahaya, “Minta maaf mulu! Lebaran masih jauh,” alex meminum kopi cahaya perlahan dan melanjutkan ucapannya, “Salah boleh! Minta maaf boleh! Kalo salah mulu namanya kebangetan! Udah gitu salahnya sama terus! Kebangetan namanya.” Alex mengakhiri ucapannya dengan mimik wajah datar tanpa ekspresi penuh tatapan tajam melihat cahaya. Cahaya cemas melihat ekspresinya
Baca selengkapnya
RENCANA
Bagian 9. Rencana  Cahaya pun kembali ke rumah dengan wajah ceria yang terpancar cerah depan kedua orang tuanya, ia memberi salam, mencium tangan, dan tak lupa berpamitan menuju kamar seperti wanita pada umumnya. Papa dan mama yang melihatnya seakan merasa cahaya baik-baik saja tanpa ada beban ataupun masalah yang ia alami. Cahaya bergegas menuju kamar di lantai 2, mengunci kamar rapat-rapat. POV Cahaya“Aku jenuh…”“Aku muak…”“Aku benci keadaan…”“Kenapa aku harus bertingkah marah depan mereka semua, aku benci sama diriku sendiri yang disindir dikit aja langsung nangis…” Aku hanya menangis memeluk boneka yang lusuh dengan erat. Aku hanya bisa melakukan ini, karena aku lemah tak punya siapa-siapa untuk bercerita!? Beberapa jam kemudian…
Baca selengkapnya
REFLEKSI DIRI
Bagian 10. Refleksi Diri Berjalan perlahan menuju meja belajar kamar untuk duduk sejenak, dan membuka buku harian. Ia terlihat bingung memandangi buku tanpa melakukan apapun ; hanya diam membeku. Cahaya pun mengambil pena kemudian mulai menuliskan kata per kata dengan wajah serius tak bergeming, Sudah beberapa halaman yang ditulis hingga air matanya menngalir deras membasahi buku catatan hariannya. Tanpa dihiraukan ; ia melanjutkan menulis di buku yang terlihat basah karena air mata. Cahaya mengakhiri tulisannya, dan membacakan isi tulisannya seraya menyeka air mata.“ Catatan harian hari ini. Aku menulis dengan pelan sebuah kisah nyata yang ku alami. Setelah sekian lama aku putus dari bima, aku merasa lebih baik daari yang seharusnya. Sekarang aku sudah bisa mengobrol dengan lawan jenis, aku juga bisa lebih fokus pada hobiku kini.” “Aku yang
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status